Penceramah kok cabul dan porno.
Bukan rahasia lagi, sebagian orang yang dianggap sebagai ahli agama dan diundang ke sana sini berceramah laris manis karena kata katanya yang lucu bahkan beraroma cabul .
Walau tanpa dalil yang penting gayeng.
Walau cabul dan porno yang penting sudah dianggap “ahli agama” maka tetap saja dianggap sebagai pengajian dan dakwah.
Kok bisa demikian ya?
Itulah hukum pasar, ada permintaan dan produsen alias supply and demand.
Jadi siapa yang salah?
Produsen atau konsumen?
Pasar atau pedagangnya?
Atau “mr x” yang membiarkan keduanya bahkan turut menikmatinya?
Coba bandingkan dengan ceramah dan kajian kajian yang ada di media media salafy? Bisa coba chanel tv satelit semisal : fatwatv, insantv, al imantv, rodjatv dll…isinya dalil, ilmu, hukum, dan yang jelas no pornografi, no cabul dan no asal gayeng dll.
لَيْسَ الْمُؤْمِنُ بِالطَّعَّانِ وَلَا اللَّعَّانِ وَلَا الْفَاحِشِ وَلَا الْبَذِيءِ =رواه الترمذي واحمد=
Tidak pantas bagi Orang beriman untuk hobi mencela, melaknat serta bicara jorok dan kotor.” (Ahmad dan at Tirmidzi)
Ustadz Dr muhammad arifin badri Ma