Rabu, 19 Oktober 2022

pertikaian antara suami dan istri

Kekeliruan istri atau problem sebelumnya yang asal muasalnya -mungkin- bersumber dari kekeliruan istri dan itu telah diselesaikan dan dibicarakan dengan baik dan tuntas tak perlu diungkit-ungkit dan dibahas-bahas hari ini. Apa yang menjadi sepotong kemelut kemarin hari tak perlu menjadi benih keributan hari ini dan esok. Melupakannya adalah kebaikan dan akan melahirkan kebaikan, jika memang istri telah berupaya memperbaiki diri. Ini adalah salah satu prinsip utama dalam bersikap ketika -mungkin- ada problem baru. Silakan selesaikan problem baru namun jangan pernah mengungkit problem sebelumnya yang sudah dikubur sedalam-dalamnya.

Inilah al-Qur'an mengajarkan itu semua. Allah berfirman:

فَإنْ أطْعَنْكم فَلا تَبْغُوا عَلَيْهِنَّ سَبِيلًا إنَّ اللَّهَ كانَ عَلِيًّا كَبِيرًا

“… Jika mereka (istri-istrimu) mentaatimu maka jangan kalian mencari jalan untuk menyusahkan mereka. Allah sejatinya Maha Tinggi dan Besar” (QS an-Nisa: 34)

Ayat ini berbicara tentang wanita yang sekiranya membangkang suami. Jika mereka ini kembali taat pada suami, Allah melarang suami mencari jalan untuk menyakiti, menyusahkan, dan mendzalimi pasangan karena memang mereka sudah kembali taat dan merubah diri. Di antara bentuk dzalim dalam hal ini adalah mengungkit-ungkit apa yang telah terjadi di kemarin hari. 

Syaikh as-Sa’diy memberikan komentar terhadap ayat di atas:

 فقد حصل لكم ما تحبون فاتركوا معاتبتها على الأمور الماضية، والتنقيب عن العيوب التي يضر ذكرها ويحدث بسببه الشر

“Apa yang kalian -wahai suami- harapkan telah tercapai. Karena itu tinggalkan saja sikap mencela pasangan terkait perkara yang telah berlalu, demikian pula sikap mengungkit/menggali aib-aib yang memunculkan dan melahirkan mudharat dan kerusakan/problematika jika disebut-sebut.” 

Allah tekankan hal ini pada suami walaupun istri juga mesti bersikap yang sama. Penekanan tema ini tertuju pada suami karena memang realitanya suamilah yang begitu sering mengungkit problem-problem yang ada padahal sudah diselesaikan bersama. Wallahu a'lam.
__
Yani Fahriansyah