PENGARUH ISTRI TERHADAP PEKERJAAN SUAMI .
Dari Kholid bin Yazid, ia berkata : Hasan al-Bashri رحمه الله berkata:
"Aku datang kepada seorang pedagang kain di
Makkah untuk membeli baju, lalu si pedagang mulai memuji-muji dagangannya dan bersumpah, lalu akupun meninggalkannya dan aku katakan,
"Tidaklah layak beli dari orang semacam itu", lalu aku pun beli baju dari pedagang yang lain.
Dua tahun setelah itu aku (pergi untuk menunaikan ibadah) haji, dan aku bertemu lagi dengan orang itu, tapi aku tidak lagi mendengarnya memuji-muji dagangannya dan bersumpah. lalu aku bertanya kepadanya : "Bukankah engkau orang yang dulu pernah berjumpa denganku beberapa tahun lalu?"
Ia menjawab : "Ya benar!"
Aku bertanya lagi : "Apa yang membuatmu berubah seperti sekarang?! Aku tidak lagi melihatmu memuji-muji dagangan mu dan (mengumbar) sumpah!"
Lantas ia pun bercerita : "Dahulu aku mempunyai istri yang jika aku datang kepadanya dengan sedikit rejeki, maka ia meremehkannya, dan jika aku datang kepadanya dengan rejeki yang banyak maka ia (akan) menganggapnya sedikit. Lalu Allah mewafatkan istriku tersebut, dan akupun menikah lagi dengan seorang wanita. Yang jika aku hendak pergi ke pasar, ia memegang bajuku lalu berkata :
'Wahai suamiku, bertakwalah kepada Allah, jangan engkau beri makan aku melainkan dengan yang thoyyib (halal), dan jika engkau datang kepadaku dengan sedikit rejeki, aku akan menganggapnya banyak. Dan jika engkau tidak dapat apa-apa, (maka) aku akan membantumu memintal (kain).'"
[Al-Mujaalasah wa Jawaahirul ‘Ilm (V/252) karya Abu Bakr Ahmad bin Marwan bin Muhammad ad-Dainuri al-Qodhi al-Maliki]
Sungguh begitu berpengaruhnya tabiat seorang istri dalam rumah tangga terhadap pekerjaan sang suami, lihat tak jarang kita saksikan ada seorang suami yg rela melakukan korupsi, menipu, mencuri, terlilit hutang riba, semua itu terkadang karena desakan kebutuhan yg berlebihan dari sang istri atau demi menyenangkan gaya hidup sang istri.
Dan sebaliknya ada pula seorang suami yg tetap sabar mencari penghasilan yg halal, walau pun gajinya kecil, karena berkat dukungan dan pesan dari sang istri agar ia senantiasa membawa harta yg halal untuk dirinya dan anak-anaknya.
Maka dari sinilah betapa pentingnya sifat qonaah dan ketaqwaan seorang istri, sebab hal itu juga dapat memberi pengaruh terhadap bagaimana pekerjaan sang suami.
Dan hendaknya seorang istri tidak menuntut suami melebihi kemampuannya, sebab dalam islam seorang suami memang di wajibkan oleh Allah Ta'ala agar memberikan nafkah sesuai kemampuannnya bukan berdasarkan banyaknya kebutuhan istri.
Semoga dari kisah ini kita dapat mengambil pelajaran dan menjadikan bekal dalam mengarungi kehidupan berumahtangga.
✍ Habibi Quotes, 07 September 2014.
Ig - www.instagram.com/habibiequotes_
Tg - https://t.me/habibiequotes