MAKANAN POKOK
Imam Al-Albani -rahimahullaah- ditanya tentang bagaimana menggabungkan antara fokus beliau dalam menuntut ilmu dan kesibukan beliau memperbaiki jam serta menjualnya. Maka beliau menjawab:
"Hal itu benar, dan di antara taufik Allah dan karunia-Nya atasku adalah: Allah mengarahkanku sejak awal masa mudaku untuk mempelajari pekerjaan ini, hal itu karena pekerjaan ini bebas dan tidak bertentangan dengan usahaku dalam ilmu Sunnah.
Aku telah memberikan dari waktuku setiap hari untuk pekerjaan ini: tiga jam saja -selain hari Selasa dan Jum'at-. Waktu ini memungkinkanku untuk mendapatkan makanan pokok yang dharuri bagiku dan bagi keluargaku serta anak-anakku, dengan ala kadarnya tentunya, karena termasuk do'a Nabi -'alaihish shalaatu was salaam-: "Ya Allah, jadikanlah rezeki keluarga Muhammad itu makanan pokok." HR. Al-Bukhari dan Muslim.
Sisa waktuku aku gunakan untuk menuntut ilmu, menulis dan mempelajari kitab-kitab hadits; khususnya "makhthuuthaat" (tulisan tangan) yang ada di maktabah Zhahiriyyah. Oleh karena itulah aku menetapi maktabah ini layaknya pegawainya, bervariasi waktu yang saya habiskan di dalamnya antara 6 sampai 8 jam setiap harinya sesuai perbedaan aturan musim panas dan dingin untuk bisa tinggal di dalamnya." ["Al-Imaam Al-Albaani, Duruus wa Mawaaqif wa 'Ibar" (hlm. 25)]
-diterjemahkan oleh: Ahmad Hendrix