KEADAAN MENYEDIHKAN PENUNTUT ILMU YANG PATUT DITANGISI
Syaikh Tarhib bin Rabi'an Ad-Dausiri -hafidzahullah- dalam setiap pelajaran yang disampaikan sangat menekankan pemahaman para peserta, bahkan toriqoh (cara) beliau dalam mengajar terhitung unik, karena peserta tidak dibolehkan mencatat dalam pemaparan beliau, para peserta dibimbing untuk bisa memahami pelajaran ushul dengan berfikir, dan menganalisa setiap pembahasan, sehingga tanpa disadari semua penjelasan ilmu ushul bisa dipahami dengan mudah bahkan dihafal.
Diantara nasehat beliau -hafidzahullah-:
العلم في يومنا يسير ولكن فينا الكسل
"Ilmu di zaman kita mudah di dapat, akan tetapi dalam diri kita ada kemalasan."
Seharusnya seorang penuntut ilmu meningkatkan derajat keilmuannya dalam belajar.
1. Ia memulai pada tingkat mubtadiin (pemula dalam belajar)
2. Kemudian ia meningkat kepada tingkat di atas mubtadiin.
3. Kemudian ia meningkat pada tingkat mutawashith (pertengahan)
4. Kemudian ia meningkat pada tingkat di atas mutawashit.
5. Kemudian ia meningkat pada tingkat muntahi (puncak) dalam menuntut ilmu.
6. Dan di atas tingkat muntahi adalah tingkatan ulama.
Sekarang, para penuntut ilmu sudah merasa besar dengan hanya membaca kutayib (bukan merendahkan kitab kecil, akan tetapi hal ini untuk pelajar tingkat pemula). Dan yang lebih menyedihkan kebanyakan gaya tholib tingkat ini, seperti tingkat muntahi (puncak).
Spontan, sebagian peserta tertawa, kemudian Syaikh berkata: "Hal ini lebih patut ditangisi dibanding ditertawai".
Musykilah para penuntut ilmu zaman sekarang seperti ini, adalah kemalasan, tidak paham, serta ilmunya tidak meningkat kepada tingkatan berikutnya.
Betapa banyak ceramah dan pelajaran para ulama dan masyaikh dalam video dan website mereka, yang kita bisa ikuti dengan serius, mencatat dengan kitab!!!.
Betapa seharusnya kita, beranjak untuk menyelesaikan kitab-kitab besar, sampai pada derajat muntahi dalam tholabul ilmi, tapi kita masih ingin nyaman dengan kutaibat karena malas dan ingin terus nyaman dengan aktivitas lain.
اللَّهُمَّ إِنِّى أَعُوذُ بِكَ مِنَ الْعَجْزِ وَالْكَسَلِ وَالْجُبْنِ وَالْهَرَمِ وَالْبُخْلِ وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ وَمِنْ فِتْنَةِ المحيا والممات
Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari kelemahan, rasa malas, rasa takut, kejelekan di waktu tua, dan sifat kikir. Dan aku juga berlindung kepada-Mu dari siksa kubur serta bencana kehidupan dan kematian
اللهم إني أعوذ بك أن أكون عند الناس كبيرا وعند الله صغيرا
Ya Allah aku berlindung kepada-Mu dari menjadi besar dalam pandangan manusia sedangkan tidak berharga disisi-Mu.
Faidah Dauroh batu
Selasa 9 Agustus 2022
11 Muharram 1444 H.
Dika Wahyudi Lc.