HAL PALING BERHARGA SETIAP ORANG ADALAH AQIDAH.
Syaikh Tarhib bin Rabi'an Ad-Dausari dalam Muqaddimah Risalah Fil Ushul yang dibuat khusus untuk dauroh Batu, beliau menjelaskan tentang thoriqoh/metode ulama dalam penulisan Ushul Fiqh, beliau -hafidzahullah- berkata:
PERTAMA: Metode Syafi'iyyah (pengikut Imam Asy-syafi'i) atau Metode Ahli kalam.
Metode ini, berfokus untuk mengkonsep kaidah-kaidah dan permasalahan ushul dan mengaplikasikannya secara teori mantiq tanpa fanatik kepada salah satu madzhab itu sendiri. Dan metode ini sangat condong kepada istidlal (cara berdalil) secara akal dan dialogis; maka para penganut metode ini menetapkan apa yang ditetapkan dalil -menurut mereka- dan menafikan apa yang dinafikan dalil untuk mencapai kepada kaidah yang paling kuat dan paling tepat.
Metode ini, pembahasannya tidak hanya terbatas pada pembahasan sebelumnya, bahkan disusupi kedalamnya banyak sekali permasalahan kalam yang berkaitan dengan aqidah yang menyimpang, dan pembahasan ilmu mantiq dan filsafat; yang demikian karena kebanyakan kitab-kitab metode ini setelah masa Imam Asy-Syafi'i dan murid-murid aslinya mereka adalah ulama kalam. Dan mereka memiliki tulisan yang banyak dalam Aqidah. Maka mereka berusaha untuk menyusupkan pembahasan aqidah kedalam pembahasan ushul; karena HAL YANG PALING BERHARGA BAGI SESEORANG ADALAH AQIDAHNYA, sebagaimana bahwa sebagian dari ilmu ushul fiqh bersumber dari ilmu aqidah seperti yang ditetapkan dalam kitab-kitab Ushul fiqh.
Kemudian beliau menyebutkan ulama ushul mutakalimin yang hampir semua menulis kitab Aqidah sesuai firqoh mereka, diantaranya:
1. Abdul Jabbar bin Ahmad Al-Hamadzani, ulama mu'tazilah, kitab ushulnya adalah Al-Umad dan kitab aqidahnya adalah Al-Mughni fii abwabit tauhid wal adl
2. Al-Baqilani ulama Asy'ari, kitab ushulnya adalah At-Tamhid dan kitab Aqidahnya adalah Al-Muqaddimaat fii ushuul fiqh wa Haqooiq Al-Kalam.
3. Al-Juwaini Al-Asy'ari, kitab ushulnya al-Burhan dan kitab Aqidahnya Adalah al-Irsyad fii Ushulud dinn.
4. Al-Ghozali, kitab ushulnya adalah Al-mushtashfa, dan kitab aqidahnya adalah al-Iqtishod fiil i'tiqad.
5. Ar-Rozi, kitab ushulnya Al-Mahsul, dan kitab aqidahnya adalah Asaasut taqdiss.
Dan selain mereka.
[Lihat Risalah fil ushul, Syaikh Tarhib, hal 4-5, secara ringkas]
Dari sini bisa kita ambil pelajaran bahwa:
1.Siapapun mereka, maka hal yang paling berharga untuk diperjuangkan adalah Aqidah.
2. Dan bagi para penuntut ilmu yang menggali ilmu dari kitab-kitab mereka hendaknya berhati-hati dalam syubhat aqidahnya.
3. Bagi mereka yang bermudah-mudahan dalam belajar langsung kepada ahli bid'ah hendaknya mereka mengetahui, walaupun ilmu yang dipelajari dari mereka, bukanlah dalam masalah aqidah, akan tetapi mereka tetap akan berusaha menyusupkan kesetatan dalam pembelajaran mereka, dan hal ini tidak bisa dipungkiri. Sudah ada contoh langsung secara waqi' kesesatan seseorang yang belajar kepada ahli bid'ah. Awalnya hanya belajar fiqh, atau qiroah kepada ahli kalam, kemudian muncul lama kelamaan dihatinya bahwa ahli kalam dari asy'ariyyah adalah ahlus sunnah, sama dengan atsariyyah, akan tetapi ia masih mempertahankan aqidahnya. Kemudian lama kelamaan aqidahnya menjadi Asy'ari ahli kalam bahkan membantah aqidah salaf ahlus sunnah.
لا حول ولا قوة إلا بالله
Dika Wahyudi Lc.
Batu 11 Agustus 2022