Na'am. Terlebih jika celaan terbuka tersebut diarahkan atau sengaja membuat kesan terarah ke sesama Ahlus Sunnah, yang justru terbit dari ketergesaan atau kesalahfahaman atau hal lain.
Syaikh Ubaid Al-Jabiri -waffaqahul maula- menyatakan di dalam kitab “Ushul Wa Qawaid Fi Manhaj Salafi” ;
“Apabila orang yang menyimpang ini ushulnya sunnah, dakwahnya sunnah dan semua yang datang dari dia merupakan sunnah. Maka kesalahannya dibantah dan tidak boleh ditelisik-telisik ketergelincirannya, dan harus dijaga kehormatannya.
Namun jika ia merupakan orang ahli bid’ah yang sesat, tidak mengetahui kadar sunnah dan tidak menjadikan sunnah sebagai pondasi. Ia membangun pondasinya di atas kesesatan.
Maka orang seperti ini dibantah seperti layaknya membantah ahli bid’ah yang sesat. Dihadapi dengan Zajr, Ighladz serta tahdzir. Kecuali jika mengakibatkan munculnya kerusakan yang lebih besar dari diberlakukannya tahdzir ini.”
✍🏻 Syaikh Ali bin Hasan bin Ali Al-Halabi Al-Atsari-
📚(Manhaj Salafus Shalih Fi Ushulin Naqdi Wal Jarhi Wan Nasho’ih : 61-65).
Copas dan kutipan dari status Ust. Abul Aswad al Bayati