TREN MENOLAK MI'RAJ
Lagi tren menolak mi'raj. Dari mulai mantan Kiyai ngaN-U, anak Kiyai sampai yang ingkar sunnah.
Yang menolak mi'raj atau menolak isro mi'raj, pada hakikatnya sama saja menolak dalil Shahih tentang peristiwa itu. Peristiwa ini dijelaskan panjang lebar dalam hadist imam Muslim. Silahkan baca di link ini :https://m.facebook.com/story.php?story_fbid=1394138004258796&id=100009878282155&ref=opera_for_android_speed_dial
Bagaimana hukum orang yang menolak peristiwa mi'raj Nabi Shalallahu alaihi wasallam ? Apakah dia kafir atau tidak?
Syekh Bin Baaz rahimahullah ditanya :
: يوجد بعض الناس الذين يقولون: بأن الرسول ﷺ أسري به ولم يعرج به إلى السماء، وذلك لأن الإسراء ذكر في القرآن الكريم والمعراج لم يذكر ما هو توجيه سماحتكم جزاكم الله خيراً؟
Ada sebagian manusia yang mengatakan bahwasanya Rasulullah shalallahu alaihi wasallam isro dan tidak mi'raj ke langit. Karena sesungguhnya isro disebutkan dalam alquranulkarim dan mi'raj tidak disebutkan, bagaimana nasehat dan sikap Antum, jazakumullohu khoiron ?
الإسراء ثابت بالقرآن والسنة، والمعراج ثبت بالسنة المتواترة عن النبي عليه الصلاة والسلام أنه عرج به إلى السماء،
Al Isro terdapat dalam alquran dan assunnah dan mi'raj terdapat dalam sunnah yang mutawatir dari Nabi shalallahu alaihi wasallam, bahwasanya dia mi'raj ke langit.
وجاوز السبع الطباق، وجاوز السماء السابعة حتى صار إلى موضع يسمع فيه صريف الأقلام، وسمع من ربه جل وعلا فرضية الصلوات الخمس،
Dan Dia (Rasulullah) melewati tujuh lapis, dan setelah melewati langit ke tujuh, sampai Dia mendatangi ke suatu tempat, dimana Dia mendengar padanya bunyi goresan pena-pena dan Dia mendengar Rabbnya Jalla Wa Ala (memerintahkan) shalat fardhu yang lima waktu.
فمن أنكر ذلك يعرف ويبين له الأدلة الشرعية، فإذا أصر وأنكرها كفر نسأل الله العافية، نعم
Maka barangsiapa yang mengingkari yang demikian itu setelah diberitahu dan dijelaskan padanya dalil-dalil syar'iyyah, maka apabila dia bersikeras dan mengingkarinya, dia kafir, nasalullah al'afiyah, na'am. Sumber :https://binbaz.org.sa/fatwas/9793/حكم-من-ينكر-المعراج-لانه-لم-يذكر-في-القران
Berkata Syekh Utsaimin rahimahullah :
نحكم على من أنكر المعراج بأنه إن كان قد تبين له الحق وعلم ما جاء به من النصوص من السنة الصريحة ومن ظاهر القرآن الكريم فإنه يكون بذلك كافراً؛ لأنه يكون مكذباً لله ورسوله.
Kami menghukumi atas orang yang mengingkari mi'raj, sungguh jika sudah dijelaskan kepadanya kebenaran dan dia telah mengetahui apa yang datang diantara nash dari sunnah yang shorih dan dari yang tampak dalam alquranulkarim maka sesungguhnya yang demikian itu dia kafir, karena sesungguhnya dia mendustakan Allah dan RasulNya.
وإن كان لديه شبهات في هذا الأمر فإنه يجب أن ترفع عنه الشبهة حتى يتبين له الحق، ثم إذا أصر بعد زوال الشبهة حكم بكفره أيضاً...
Dan jika ada padanya syubhat di dalam perkara ini, maka sesungguhnya wajib diangkat darinya syubhat sampai tampak jelas padanya kebenaran. Kemudian apabila dia tatap bersikeras setelah hilangnya syubhat, dia dihukum kafir juga. Sumber : https://binothaimeen.net/content/8107
Orang-orang yang menolak mi'raj di zaman sekarang, tidak jauh berbeda dengan orang-orang kafir quraisy yang tidak mempercayai peristiwa isro mi'raj. Tidak seperti Abu Bakar Ash Shiddiq radhiyallahu, beliau langsung mempercayai, bahkan lebih aneh dari itu dia juga yakin dan percaya.
Dari Aisyah radhiyallahu ‘anhu berkata,
لَمَّا أُسْرِيَ بِالنَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِلَى الْمَسْجِدِ الأَقْصَى أَصْبَحَ يَتَحَدَّثُ النَّاسُ بِذَلِكَ ، فَارْتَدَّ نَاسٌ مِمَّنْ كَانُوا آمَنُوا بِهِ وَصَدَّقُوهُ ، وَسَعَوْا بِذَلِكَ إِلَى أَبِي بَكْرٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ ، فَقَالُوا : هَلْ لَكَ فِي صَاحِبِكَ ؟ يَزْعُمُ أَنَّهُ أُسْرِيَ بِهِ فِي اللَّيْلِ إِلَى بَيْتِ الْمَقْدِسِ ، قَالَ : أَوَ قَالَ ذَلِكَ ؟ قَالُوا : نَعَمْ ، قَالَ : لَئِنْ كَانَ قَالَ ذَلِكَ لَقَدْ صَدَقَ ، قَالُوا : وَتُصَدِّقُهُ أَنَّهُ ذَهَبَ اللَّيْلَةَ إِلَى بَيْتِ الْمَقْدِسِ ، وَجَاءَ قَبْلَ أَنْ يُصْبِحَ ؟ قَالَ : نَعَمْ ، إِنِّي لأُصَدِّقُهُ بِمَا هُوَ أَبْعَدُ مِنْ ذَلِكَ : أُصَدِّقُهُ بِخَبَرِ السَّمَاءِ فِي غُدْوَةٍ أَوْ رَوْحَةٍ ، فَلِذَلِكَ سُمِّيَ أَبُو بَكْرٍ الصِّدِّيقَ
“Ketika Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam isra ke masjdil Aqsha, pada pagi harinya beliau sampaikan hal itu kepada orang-orang. Lalu ada sebagian orang yang telah beriman menjadi murtad padahal sebelumnya telah beriman dan membenarkannya. Mereka segera menemui Abu Bakr dan bertanya: ‘Apakah engkau telah mendengar sahabatmu yang mengaku telah diperjalankan ke Baitul Maqdis malam tadi?’ Abu Bakar bertanya: ‘Betulkah ia mengatakan hal itu?’ Mereka mejawab: ‘Ya, betul.’ Lalu kata Abu Bakar: ‘Jika ia yang mengatakan hal itu, pasti benar’. Mereka berkata: ‘Kamu membenarkannya telah pergi malam tadi ke Baitul Maqdis kemudian sebelum subuh sudah tiba kembali?’ Kata Abu Bakar: ‘Sesungguhnya aku telah membenarkan yang lebih aneh dari itu, aku membenarkannya telah menerima berita dari langit, ketika pagi atau sore.’ Karena itulah ia digelari Abu Bakar ash Shiddiq.” (Lihat: Tafsir Ibnu Katsir , Juz 5, hal. 26, 38; Ad-Dalail, Juz 2, hal. 106, Musnad Ahmad dan Al-Hakim dalam Al-Mustadrak, 3:65. Al-Hafizh Adz-Dzahabi dalam At-Talkhish mengatakan bahwa hadits ini sahih).
AFM
Copas dari berbagai sumber