SEMAKIN LAMA MENGAJI, SEMAKIN BURUK AKHLAKNYA
Ketika seseorang baru mengenal sunnah atau manhaj salaf, semangat menghadiri majlis ilmu luar biasa. Namun setelah lama berinteraksi dengan para ikhwan, mulailah ada sedikit masalah, mulailah ada gesekan, percekcokan dan perdebatan dengan ikhwan yang lain, yang kadang ikhwan yang berselisih dengannya tidak memiliki akhlak yang baik.
Akhirnya dia pun mulai malas menghadiri taklim, bukan karena tidak butuh ilmu, namun malas berjumpa dan melihat ikhwah yang berselisih dengannya.
Seharusnya ikhwan yang sudah mengaji, semakin baik akhlaknya dan semakin lembut sikapnya dengan saudaranya sesama kaum muslimin, terlebih khusus terhadap keluarganya dan sesama ikhwah yang lain. Inilah ciri seorang mukmin sejati.
Allah Ta'ala berfirman :
مُحَمَّدٌ رَسُولُ اللَّهِ وَالَّذِينَ مَعَهُ أَشِدَّاءُ عَلَى الْكُفَّارِ رُحَمَاءُ بَيْنَهُمْ.
Muhammad itu adalah utusan Allah dan orang-orang yang bersama dengan dia adalah keras terhadap orang-orang kafir, tetapi berkasih sayang sesama mereka…. (QS. al Fath 29).
Berkata Ibnu Katsir rahimahullah :
وهذه صفة المؤمنين أن يكون أحدهم شديدا عنيفا على الكفار ، رحيما برا بالأخيار ، غضوبا عبوسا في وجه الكافر ، ضحوكا بشوشا في وجه أخيه المؤمن
Inilah sifat orang-orang mukmin, seseorang dari mereka bersikap keras terhadap orang-orang kafir, tetapi lemah lembut terhadap sesamanya lagi kasih sayang. Dia bersikap pemarah dan bermuka masam di hadapan orang-orang kafir, tetapi murah senyum dan murah tertawa di hadapan orang-orang mukmin saudara seimannya. Tafsir Ibnu Katsir.
Berkata Al-Hasan Al-Bashri rahimahullah :
يا أهل السنة ترفقوا رحمكم الله فإنكم من أقل الناس
“Wahai Ahlus Sunnah, bersikap lemah lembutlah diantara kalian, semoga Allah merahmati kalian, karena sesungguhnya kalian adalah manusia yang paling sedikit (jumlahnya).” ( Syarhu Ushuli I’tiqodi Ahlis Sunnati Wal Jama’ah, karya Al-Lalaka’i I/57 no.19).
Janganlah semakin lama mengaji, semakin keras dan membatu hatinya. Tidak ramah, tidak ada senyum, buang muka, tidak salam dan tidak menjawab salam, tidak tawadhu dan prilaku buruk lainnya.
Berkata Asy-Syaikh Muhammad bin Shaalih Al-'Utsaimiin rahimahullah :
.
بعض طلاب العلم الآن أجفى من الأعراب لا عنده بشاشة ولا تسليم ولا تواضع بل بعض الناس كلما ازداد علماً يزداد كبراً والعياذ بالله والعالم حقاً هو الذي إذا ازداد علماً ازداد تواضعاً
.
"Sebagian penuntut ilmu zaman sekarang lebih kasar dibandingkan orang Badui. Tidak memilki keramahan wajah, tidak ada ucapan salam, dan tidak ada ketawadluan. Bahkan sebagian orang ketika bertambah ilmunya, bertambah pula kesombongannya. Wal-'iyaadzubillah. Seorang 'alim yang hakiki adalah orang yang ketika bertambah ilmunya, bertambah pula ketawadluannya" [Liqaa Baabil-Maftuuh, hal 232].
AFM