Jumat, 22 Januari 2021

AQIDAH SYAIKH ABDUL QADIR AL-JAELANI RAHIMAHULLAH (Wafat Tahun 561 H) TENTANG SIFAT-SIFAT ALLAH (EDISI 1)

AQIDAH SYAIKH ABDUL QADIR AL-JAELANI RAHIMAHULLAH (Wafat Tahun 561 H) TENTANG SIFAT-SIFAT ALLAH (EDISI 1)

Syaikh Abdul Qadir Al-Jaelani rahimahullahu berkata:
1. Dan Dia (Allah) tinggi di atas ‘Arsy, Dia meliputi kekuasaan-Nya dan ilmu-Nya mencakup segala sesuatu. 

إِلَيۡهِ يَصۡعَدُ ٱلۡكَلِمُ ٱلطَّيِّبُ وَٱلۡعَمَلُ ٱلصَّٰلِحُ يَرۡفَعُهُ
“Kepada-Nya-lah naik perkataan-perkataan yang baik dan amal yang shalih Dia akan menaikkannya.” (QS. Fâthir: 10) 

يُدَبِّرُ ٱلۡأَمۡرَ مِنَ ٱلسَّمَآءِ إِلَى ٱلۡأَرۡضِ ثُمَّ يَعۡرُجُ إِلَيۡهِ
“Dia mengatur urusan dari langit ke bumi, kemudian (urusan) itu naik kepada-Nya” (QS. As-Sajdah: 5)

2. Dia tertawa (HR. Bukhari 2826 & Muslim 1890)
- Bergembira (HR. Bukhari 6308)
- Mencintai (QS. Al-Baqarah: 195)
- Membenci/ يكره (QS. At-Taubah: 46)
- Membenci/ يبغض (HR. Muslim 2637)
- Meridhai (QS. At-Taubah: 100)
- Murka  (QS. An-Nisâ': 93) 
- Membenci/ يسخط (QS. Muhammad: 28)
- Merahmati (QS. Al-A'râf: 156)
- Mengampuni (QS. Az-Zumar: 53)
- Memberi dan mencegah (HR. Bukhari 7292)

3. Dan Dia memiliki dua tangan dan kedua tangan-Nya itu kanan. Allah berfirman: 
وَٱلسَّمَٰوَٰتُ مَطۡوِيَّٰتُۢ بِيَمِينِهِۦ
“dan langit digulung dengan tangan kanan-Nya.” (QS. Az-Zumar: 67)

Nabi ﷺ bersabda: "Orang-orang yang adil pada hari kiamat berada di atas mimbar-mimbar dari cahaya di samping tangan kanan Allah dan kedua tangan Allah itu kanan". (HR. Muslim 1827)
Dan Allah menciptakan nabi Adam dengan tangan-Nya sesuai dengan bentuknya. Dan hati-hati anak Adam ada di antara dua jemari dari jemari-jemari Ar-Rahman. Dialah yang membolak-balikkannya sesuai dengan kehendak-Nya.” (HR. Muslim 2654)

4. Dan Dia meletakkan telapak kaki-Nya di neraka Jahanam hingga sebagian dari neraka jahanam merapat kepada sebagian yang lainnya hingga jahanam mengatakan: cukup cukup. (HR. Bukhari 6661 & Muslim 2848 )

5. Penduduk surga melihat kepada wajah Allah dan mereka melihatnya tanpa berdesakan. 

لِّلَّذِينَ أَحۡسَنُواْ ٱلۡحُسۡنَىٰ وَزِيَادَةٞۖ
“Bagi orang-orang yang berbuat baik, ada pahala yang terbaik (surga) dan tambahannya.” (QS. Yûnus: 26) dikatakan bahwa arti Al-Husna adalah surga dan tambahannya adalah melihat kepada wajah-Nya yang mulia.

 وُجُوهٞ يَوۡمَئِذٖ نَّاضِرَةٌ   إِلَىٰ رَبِّهَا نَاظِرَةٞ   
“Wajah-wajah (orang-orang mukmin) pada hari itu berseri-seri. Kepada Rabb-nyalah mereka melihat.” (QS. Al-Qiyâmah 22-23)

6. Allah disucikan dari penyerupaan terhadap makhluk-Nya. Tidak ada tempat yang tidak diliputi oleh ilmu-Nya. Tidak boleh menyifatkan Allah bahwa Dia ada dimana-mana. Bahkan (harus) dikatakan bahwa Allah di atas langit di atas ‘Arsy. Sebagaimana yang Allah firmankan: 

 ثُمَّ ٱسۡتَوَىٰ عَلَى ٱلۡعَرۡشِۖ ٱلرَّحۡمَـٰنُ 

“kemudian dia tinggi di atas 'Arsy. (Dialah) Yang Maha Pengasih”. (QS. Al-Furqan: 59). 

Nabi ﷺ menghukumi seorang budak wanita masuk Islam ketika beliau bertanya kepadanya: Dimana Allah. Sang budak kemudian mengisyaratkan ke atas langit (Di dalam riwayat Muslim sang budak menjawab: Di atas langit).
Maka wajib untuk memutlakkan sifat istiwa'/tinggi tanpa ditakwil (dengan takwil yang batil) yaitu bahwasanya Allah tinggi dengan Dzat-Nya di atas ‘Arsy. Bukan bermakna duduk dan menempel seperti yang diucapkan oleh kelompok mujassimah karamiyah. Dan bukan bermakna tinggi (kedudukan-Nya) seperti yang diucapkan oleh kelompok Asy'ariyah. Serta bukan bermakna menguasai seperti yang diucapkan oleh kelompok Mu'tazilah. Karena syariat Islam tidak pernah mengajarkan (takwil-takwil tersebut) dan tidak pula dinukilkan dari seorang pun dari sahabat Nabi, para tabi'in dari para salafush shalih dari ashabil hadits.

7. Kita tidak boleh (menyimpang) keluar dari Al-Quran dan As-Sunnah. Kita membaca Al-Quran dan Hadits (yang shahih) dan kita mengimani apa yang ada di dalamnya. Dan kita serahkan bagaimananya sifat Allah kepada ilmunya Allah.

8. Dan bahwasanya Allah turun ke langit dunia setiap malam (sepertiga malam terakhir seperti dalam Shahîh Bukhâri 1145 dan Shahîh Muslim 758) sesuai dengan kehendak-Nya. Dan yang turun bukan rahmat dan pahala-Nya seperti yang dikatakan oleh kelompok Mu'tazilah dan Asy'ariyah.

(Diringkas dari Al-Ghunyah Li Thâlibî Tharîqi Al-Haq hal. 84 - 88 cetakan pertama 2012 M/1433 H Dâr Ihya' At-Turats Al-'Arabi Beirut Lebanon oleh Syaikh Abdul Qadir Al-Jaelani rahimahullahu)

Link PDF: http://bit.ly/3c1k0yN