Sabtu, 30 Januari 2021

Menuntut Ilmu Jalan Menuju Surga

Menuntut Ilmu Jalan Menuju Surga

Imam Ibnul Qoyyim membawakan sebuah Hadist tentang keutamaan menuntut ilmu di kitab Miftah Daris Saadah, hal 194 cet. Dar Alam Fawaid :

 من سلك طريقا يلتمس فيه علما سهل الله به طريقا إلى الجنة
" Barangsiapa yang berjalan dalam rangka menuntut ilmu, maka Allah akan mudahkan jalan baginya menuju surga" (HR. Muslim)

Dan ini merupakan keutamaan yang sangat besar dalam Menuntut ilmu.

Kita sangat yakin bahwa orang yang beriman pasti berkeinginan masuk ke dalam surga, yang di dalamnya terdapat segala macam kenikmatan.

Maka cara agar kita dapat masuk surga, dengan menuntut ilmu dan mengamalkannya, agar mendapat ridho dan rahmat Allah Ta’ala.

Dalam sebuah Hadist yang lain, Nabi Muhammad salallahu alaihissalam bersabda :
من خرج في طلب العلم فهو في سبيل الله حتى يرجع
" Barangsiapa keluar untuk menuntut ilmu maka dia berada di jalan Allah sampai dia kembali" (HR. Tirmidzi)

Kenapa menuntut ilmu dikatakan fi Sabilillah (berada di jalan Allah)?
Imam Ibnul Qoyyim menjawab : Karena tegaknya agama itu dengan Ilmu dan Jihad.

Jihad ada dua :
A. Jihad dengan tangan dan pedang (perang) - semua orang bisa berpartisipasi - 
B. Jihad dengan hujjah dan penjelasan (dakwah), ini jihad yang khusus oleh pengikut Nabi (Ulama), jihadnya para imam. Dan Jihad  ini sangat mulia karena sangat besar manfaatnya, besar biayanya (butuh kerja keras) , dan yang pasti adalah banyak musuhnya.

Apakah kajian online masuk dalam keumuman Hadist hadist tentang berjalan menuntut ilmu?

Kalau kita lihat asalnya, bahwa menuntut ilmu itu ya datang bertemu dengan guru. Lihat bagaiamana Al-Khatib Al-Baghdadi menulis buku tentang bagaiamana para ulama " Rihlah Menuntut Ilmu Hadist".

Syaikh Sholeh Al-Ushoimy Hafidzahullahu Ta'ala berkata dalam Syarh Tadzkirtus Sami' halaman 400 :
فإن الذي يسمع الدرس في التسجيل، و لا يحضر مجالسه بمنزلة  من يأكل العظام دون لحم

" Orang yang hanya dengarkan rekaman, tidak hadir langsung dalam kajian itu, ibarat makan tulang tanpa daging".

Naam, orang yang mendengarkan lewat rekaman dia akan mendapatkan ilmu, tapi dia terlewatkan banyak hal yang lain, seperti naungan malaikat, turun rahmat dan lainnya. (Syarh Tadzkirtus Sami hal 400).

Tentunya hal ini bukan menjadikan kita malas dari mendengarkan rekaman (online), karena kata para ulama
ما لا يدرك كله لا يترك جله
" Kalau belum bisa melakukan dengan sempurna, maka jangan tinggalkan semua"

الجزاء من جنس العمل
 "Balasan sesuai dengan amalannya"

Kalau memang dimudahkan untuk datang kajian secara tatap muka maka afdhol, namun jika ada hajat, halangan dan tidak ada kemampuan maka silahkan dengan rekaman/ online.

Intinya gunakan segala wasilah kemudahan dalam Menuntut ilmu yang diberikan oleh Allah dengan baik.

Dan pada intinya, hakikat ilmu itu adalah takut kepada Allah Ta’ala.

Imam Ahmad bin Hanbal pernah mengatakan, disebutkan Syaikh Sholih Al-Ushoimy Hafidzahullahu Ta'ala di kitab Khulashoh Ta'dzhimi Al Ilmi

أصل العلم خشية الله
" Hakikat Ilmu itu adalah rasa takut kepada Allah"

Hendaklah semakin kita menuntut ilmu, maka harus semakin takut kepada Allah, bukan semakin durhaka kepada Allah Ta’ala. Allahul Mustaan

✍️Markiz Darul Quran was Sunnah Lipatkain

~Abu Yusuf ~