Allah menghendaki kebaikan bagi hamba hambaNya.
Dan Allah menghendaki kebaikan itu bukan dengan diberikan harta, jabatan atau ketenaran.
Tapi Allah menghendakinya dengan cara diberi ilmu agama dan dipahamkannya.
Dari Mu’awiyah radhiallahu’anhu, beliau berkata, Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda:
مَن يُرِدِ اللهُ به خيرًا يُفَقِّهْه في الدينِ
“Barangsiapa yang Allah kehendaki kebaikan padanya, niscaya Allah akan jadikan ia faham dalam agama” (Muttafaqun ‘alaihi)
Tidak bisa kita katakan tentang orang yang kaya raya, punya jabatan, terkenal, ladangnya luas, rumahnya megah, mobilnya mewah, istrinya cantik....lalu kita bilang dia diberi kebaikan oleh Allah , tidak bukan itu.
Tapi jika ada seseorang yang tadinya tidak paham agama ,lalu dia belajar dan menjadi paham, tidak bisa baca Alquran lalu belajar dan mulai bisa membacanya, yang tadinya tidak tahu cara sholat yang benar ,lalu dia belajar dan memahaminya, yang tadinya tidak paham tauhid lalu dia mulai memahaminya.....seterusnya seperti itu dalam agama.
Maka inilah yang bisa kita katakan, orang ini sedang dihendaki kebaikan oleh Allah
Dari sini kita pun bisa tahu tandanya, yakni jika ada seseorang yang mau belajar agama, datang ke majelis ilmu ,itu tanda kebaikan Allah datang pada dirinya,
Dan sebaliknya ,jika ada seseorang yang malas belajar, enggan datang di majelis ilmu,itu tanda kebaikan menjauh darinya, dan bisa jadi dia akan ditelantarkan oleh Allah....
Waliyyadzu Billah.
Asy-Syaikh Abdul Aziz bin Baz rahimahullah berkata:
«من لم يتفقه في الدين فذلك مخذول لم يرد الله به خيرا، ولا حول ولا قوة إلا بالله»
“Barangsiapa yang tidak mahu mempelajari ilmu agama, maka dia dia adalah seorang yang terlantar yang Allah tidak menginginkan kebaikan untuknya, laa haula wa laa quwwata illa billah.”
(Majmu’ul Fatawa, jilid 7 hlm. 230)
Ust Yahya darussalaam binbaz IX
_______________________________