SUMBER FITNAH DAN TANDUK SYETAN DI NAJD SAUDII ARABIA ?
Orang-orang KAFIR, AHLUL BID'AH, RAFIDHAH dan kelompok menyimpang lainnya, senantiasa mempropagandakan bahwa munculnya banyak fitnah dan tanduk syetan itu di Najd Saudi Arabia, tempat kelahirannya Syekh Muhammad Bin Abdul Wahab rahimahullah.
Mereka sengaja mengambil dalil tidak seutuhnya atau tidak menyertakan dalil yang lain yang menerangkan tentang dalil tersebut.
Sangat wajar mereka berbuat seperti itu dan menghalalkan segala cara, karena memang tujuan mereka adalah membuat fitnah dan membuat berita palsu untuk membendung pengaruh dakwah Syeikh Muhammad Bin Abdul Wahab rahimahullah ke seluruh penjuru dunia.
Atau sebagian yang lain, mereka memahami hadits mengekor dengan konco mereka orang-orang kafir kolonial inggris yang mengatakan bahwa NAJD yang dimaksud adalah tempat kelahirannya Syekh Muhammad Bin Abdul Wahab rahimahullah. Tidak seperti halnya yang para ulama salaf pahami, bahwa NAJD yang dimaksud adalah disebelah timur MADINAH, yakni IRAK.
Nabi sallallahu alaihi wa sallam bersabda:
اللَّهُمَّ بَارِكْ لَنَا فِي شَأْمِنَا وفِي يَمَنِنَا . قَالُوا : وَفِي نَجْدِنَا ؟ قَالَ : اللَّهُمَّ بَارِكْ لَنَا فِي شَأْمِنَا وفِي يَمَنِنَا ، قَالُوا : وَفِي نَجْدِنَا ؟ قَالَ : هُنَاكَ الزَّلاَزِلُ وَالْفِتَنُ ، وَبِهَا يَطْلُعُ قَرْنُ الشَّيْطَانِ (رواه البخاري، 1037 و مسلم، رقم 2905 واللفظ للبخاري)
“Ya Allah berkahilah kepada kami negara Syam dan Yaman kami. Mereka mengatakan, di Najd kami? Nabi Mangatakan, “Ya Allah berkahi kepada kami negara Syam dan Yaman kami. Mereka mengatakan, “Di negara Najd kami? Beliau mengatakan, “Disana ada gempa dan fitnah. Dari sana akan keluar tanduk setan.” (HR. Bukhari, 1037 dan Muslim, 2905. Redaksi dari Bukhari).
Dari Abdullah bin Umar radhiallahu anhuma berkata;
رَأَيْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُشِيرُ إِلَى المَشْرِقِ فَقَالَ: هاَ إِنَّ الفِتْنَةَ هَا هُنَا ، إِنَّ الفِتْنَةَ هَا هُنَا ، مِنْ حَيْثُ يَطْلُعُ قَرْنُ الشَّيْطَانِ (رواه البخاري، رقم 3279 ومسلم 2905)
“Saya melihat Rasulullah sallallahu alaihi wa sallam menunjuk ke arah timur dan mengatakan, sesungguhnya fitnah dari arah sini, sesungguhnya fitnah dari sini. Yaitu saat muncul tanduk setan.” (HR. Bukhari, 3279 dan Muslim, 2905)
Najd yang di maksud disini adalah suatu daerah pedalaman di Irak. Karena memang sejak dulu fitnah selalu muncul disana. Diantaranya ada nabi palsu Musailamah al Kadzab yang ditumpas Abu Bakar Ash Shiddiq radhiyallahu anhu, terbunuhnya orang yang mulia Hussein Bin Ali Bin Abu Thalib radhiyallahu anhuma. Gerombolan Syiah dan Khawarij terus membuat fitnah dan kekacauan di Irak sampai sekarang. Sedangkan Najd yang di Saudi, aman-aman saja dan tidak pernah ada fitnah dan kekacauan dari dulu sampai sekarang.
Berkata Ibnu Hajar rahimahullah tentang penjelasan hadits diatas:
نجد من جهة المشرق، ومن كان بالمدينة كان نجده بادية العراق ونواحيها وهي مشرق أهل المدينة، وأصل نجد ما ارتفع من الأرض وهو خلاف الغور فإنه ما انخفض منها، وتهامة كلها من الغور ومكة من تهامةِ
Najd Itu berada disebelah timur. Siapapun yang berada di Madinah, maka najdnya adalah pedalaman Iraq dan sekitarnya. Itulah sebelah timur Madinah. Asal kata Najd adalah tanah yang meninggi, berbeda dengar ghaur yang berarti tanah yang rendah. Seluruh Tihamah merupakah Ghaur dan Mekkah termasuk bagian Tihamah. (Fathul Bari).
Berkata Al-Khaththaabiy rahimahullah :
نجد: ناحية المشرق، ومن كان بالمدينة كان نجده بادية العراق ونواحيها، وهي مشرق أهلها، وأصل النجد: ما ارتفع من الأرض، والغور: ما انخفض منها، وتهامة كلها من الغور، ومنها مكة، والفتنة تبدو من المشرق، ومن ناحيتها يخرج يأجوج ومأجوج والدجال، في أكثر ما يروى من الأخبار
“Najd adalah arah timur. Dan bagi Madinah, najd-nya sahara/gurun ‘Iraaq dan sekelilingnya. Itulah arah timur bagi penduduk Madinah. Asal makna dari najd adalah : setiap tanah yang tinggi; sedangkan ghaur adalah setiap tanah yang rendah. Seluruh wilayah Tihaamah adalah ghaur, termasuk juga Makkah. Fitnah muncul dari arah timur; dan dari arah itu pula akan keluar Ya’juuj, Ma’juuj, dan Dajjaal sebagaimana terdapat dalam kebanyakan riwayat” [I’laamus-Sunan, 2/1274]
Berkata Ibnu Taimiyyah rahimahullah:
ولا ريب أن من هؤلاء ظهرت الردة وغيرها من الكفر، من جهة مسيلمة الكذاب وأتباعه وطليحة الأسدي وأتباعه، وسجاح وأتباعها، حتى قاتلهم أبو بكر الصديق ومن معه من المؤمنين، حتى قتل من قتل، وعاد إلى الإسلام من عاد مؤمنا أو منافقا
Tidak diragukan lagi bahwa disana muncul kemurtadan dan hal-hal lain yang termasuk kekufuran, diantaranya Musailamah al Kadzab dan para pengikutnya, Thalihah al Asadiy dan para pengikutnya, Sujah dan para pengikutnya hingga mereka diperangi oleh abu Bakar as Shiddiq dan orang-orang mukmin yang bersama beliau. Ada yang terbunuh dan ada yang kembali sebagai mukmin maupun Munafiq. (Bayan Talbis Jahmiyah 1/17-24).
Ada sebuah hadits yang sangat jelas menunjukkan bahwa sumber fitnah itu di Irak. Dan sejarah telah membuktikan bahwa di Irak dari dulu sampai sekarang senantiasa bergejolak api fitnah.
Berkata Yusair bin Amru rahimahullah, aku bertanya kepada Sahal bin Hunaif radhiyallahu anhu;
هَلْ سَمِعْتَ النَّبِيَّ صلى الله عليه وسلم يَقُولُ فِي الْخَوَارِجِ شَيْئًا قَالَ سَمِعْتُهُ يَقُولُ ـ وَأَهْوَى بِيَدِهِ قِبَلَ الْعِرَاقِ ـ " يَخْرُجُ مِنْهُ قَوْمٌ يَقْرَءُونَ الْقُرْآنَ لاَ يُجَاوِزُ تَرَاقِيَهُمْ، يَمْرُقُونَ مِنَ الإِسْلاَمِ مُرُوقَ السَّهْمِ مِنَ الرَّمِيَّةِ "
"Apakah engkau mendengar Nabi sollallahu 'alaihi wasallam bersabda tentang Khawarij?' Ia menjawab; aku mendengar beliau bersabda; - sambil beliau arahkan tangannya menuju IRAK, "Dari sanalah muncul sekelompok kaum yang membaca al Qur`an tidak melebihi kerongkongan mereka, mereka keluar dari Islam sebagaimana anak panah keluar dari busurnya." [HR. al-Bukhari 6934]
Berkata Ibnu Umar radhiyallahu anhuma,
أن النبي صلى الله عليه وسلم قال : اللهم بارك لنا في شامنا، اللهم بارك في يمننا، فقالها مراراً، فلما كان في الثالثة أو الرابعة، قالوا: يا رسول الله! وفي عراقنا؟ قال: إنّ بها الزلازل والفتن، وبها يطلع قرن الشيطان
Bahwasannya Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda : “Ya Allah, berikanlah barakah kepada kami pada Syaam kami dan Yamaan kami”. Beliau mengatakannya beberapa kali. Saat beliau mengatakan yang ketiga kali atau keempat, para shahabat berkata : “Wahai Rasulullah, dari juga IRAK kami ?”. Beliau bersabda : “Sesungguhnya di sana terdapat bencana dan fitnah. Dan di sana lah muncul tanduk setan” [Al-Mu’jamul-Kabiir, 12/384 no. 13422].
Kita AHLUSSUNNAH lebih percaya dengan hadits-hadits Nabi shallallahu alaihi wa sallam yang shahih dan perkataan para ulama salaf, tidak seperti halnya AHLUL BID'AH dan RAFIDHAH yang lebih percaya dengan berita orang-orang kafir yang memusuhi dakwah Syeikh Muhammad Bin Abdul Wahab rahimahullah.
Para penjajah kafir kolonial sangat ketakutan dengan dakwah salaf yang mereka sebut wahabi, karena banyak perlawanan dinegeri-negeri jajahan bangkit berjihad karena pengaruh dakwah ini.
Mereka tidak takut dengan ahlul bid'ah dan rafidhah, karena mereka merupakan teman setia. Sejarah telah membuktikan, masuknya orang-orang kafir ke negeri-negeri islam, berkat andil besar mereka, sejak dulu sampai sekarang. Lihatlah jatuhnya Irak dan Afghanistan di zaman kita sekarang ini, itu berkat andil besar orang-orang ahlul bid'ah dan Syiah, mereka bekerjasama dan membuka masuknya orang-orang kafir ke negeri-negeri islam.
Berkata Ibnul-Jauziy rahimahullah :
قال أبو الوفاء علي بن عقيل الفقيه : قال شيخنا أبو الفضل الهمداني : مبتدعة الإسلام، والوضاعون للأحاديث أشد من الملحدين؛ لأن الملحدين قصدوا إفساد الدين من الخارج، وهؤلاء قصدوا إفساده من الداخل؛ فهم كأهل بلد سعوا في إفساد أحواله، والملحدون كالمحاصرين من الخارج، فالدخلاء يفتحون الحصن؛ فهم شر على الإسلام من غير الملابسين له
“Abul-Wafaa’ ‘Aliy bin ‘Aqiil Al-Faqiih berkata : Telah berkata syaikh kami Abul-Fadhl Al-Hamdaaniy : ‘Mubtadi’ (ahli bid’ah) dalam Islam dan para pemalsu hadits lebih berbahaya dibandingkan orang-orang mulhid (atheis/kafir), karena orang-orang mulhid ingin merusak agama dari luar, sedangkan mereka ingin merusak Islam dari dalam. Mereka itu seperti penduduk negeri yang berusaha merusak keadaan mereka sendiri. Adapun orang-orang mulhid seperti orang yang melakukan pengepungan dari luar, sedangkan orang-orang yang berada di dalam (yaitu ahli bid’ah dan para pemalsu hadits) membukakan gerbang bentengnya. Oleh karena itu, mereka (ahli bid’ah) lebih jelek terhadap Islam daripada orang-orang yang terang-terangan memusuhi Islam” [Al-Maudluu’aat, 1/51].
Berkata al-‘Allamah asy-Syaikh Rabi’ bin Hadi al-Madkhali hafizhahullah:
“قال السلف وكثير منهم : إن أهل البدع أضر على الإسلام من الأعداء الخارجين، لماذا؟ لأن هذا يخرب من الداخل، وبعد ذلك يفتح الباب للعدو يقول له: ادخل!”
المجموع الرائق – ص39
Para Salaf dan banyak dari mereka mengatakan, bahwa AHLUL BID'AH LEBIH BERBAHAYA terhadap Islam daripada musuh-musuh dari luar (orang-orang kafir). Kenapa?
Karena Ahlul Bid’ah ini menghancurkan Islam dari dalam, kemudian setelah itu dia membukakan pintu untuk musuh dan mengatakan kepadanya, ‘masuklah!’ “ )al-Majmu’ ar-Ra’iq, 39).
Berkata bnu Katsir rahimahullah :
Runtuhlnya Daulah ‘Abbasiyah melalui tangan mereka. Semua ini terjadi karena ulah seorang Syiah Rafidhah yang bernama Muhammad bin al-‘Alqami ar-Rafidhi. Ketika itu, pertikaian antara Ahlus Sunnah dengan Syiah sangat kuat. Ibnu al-‘Alqami dan Nashiruddin at-Thusi ar-Rafidhi yang berhasil masuk dalam pemerintahan Bani Abbasiyah dan menjadi menteri kepercayaan, menyimpan dendam terhadap Ahlus Sunnah.
Ketika itu, pemerintahan dipimpin oleh Khalifah al-Musta’shim Billah. Sebelum terjadinya tragedi tersebut, Ibnul ‘Alqami berusaha memperkecil jumlah pasukan pemerintahan kekhilafahan Abbasiyah. Sebelumnya pada masa al-Muntashir, tentara di Baghdad berjumlah seratus ribu orang prajurit perang, di antaranya ada para panglima perang. Ibnul ‘Alqami terus melakukan pengurangan hingga berjumlah kurang lebih sepuluh ribu orang prajurit. Setelah itu, dia mengirim surat kepada Tartar dan memberi kemudahan kepada mereka untuk menguasai Baghdad sambil mebeberkan kondisi sebenarnya pemerintahan Abbasiyah. Semua ini ia lakukan dengan tujuan melenyapkan Sunnah secara menyeluruh, menghidupkan bid’ah Rafidhah, mengangkat khalifah dari kalangan Fathimiyah, dan membunuh para ulama serta ahli fatwa.
Masuklah bangsa Tartar dari Mongol yang dipimpin oleh Hulagu Khan bersama pasukan yang berjumlah kurang lebih dua ratus ribu orang prajurit. Berdasarkan arahan Ibnul ‘Alqami dan Nashiruddin ath-Thusi ar-Rafidhi, pada 10 Muharram, mereka mengepung kota Baghdad dari arah barat dan timur. Pasukan Baghdad sendiri sangat sedikit jumlahnya dan sangat lemah kekuatan persenjataannya. Khalifah yang sudah semakin terjepit kekuasaannya berusaha melakukan genjatan senjata dengan Hulagu Khan dengan memberikan berbagai jenis harta yang melimpah, berupa emas, perhiasan, mutiara, dan barang-barang berharga lainnya. (al-Bidayah wa an-Niyahah jilid 1, hlm. 356—364, Ibnu Katsir. Majalah Asy Syariah).
Dalil, pendapat ulama dan fakta sejarah membuktikan bahwa NAJD TANDUK SYETAN DAN SUMBER FITNAH yang dimaksud adalah NAJD di IRAK. Jangan lagi tertipu dengan AHLUL BID'AH DAN SYIAH, yang hobinya memang memfitnah dan membuat fakta palsu, atau mereka mengambil berita dan fakta dari musuh-musuh islam.
AFM
Copas dari berbagai sumber