JANGAN SAMAKAN DUA JENIS KHILAF INI !!!
⏺️ Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin rahimahullahu berkata ketika menjelaskan tentang adab penuntut ilmu agama:
1. Hendaknya dia lapang dada dalam permasalahan-permasalahan khilaf yang bersumber dari ijtihad (ijtihad para ulama bukan yg jahil kuadrat bin nglama').
Dan yang aku maksudkan disini adalah masalah (fiqih ijtihadi) yang memang masih ada ruang untuk berpendapat dan ada kelonggaran untuk adanya khilaf (seperti khilaf antara Abdullah bin Mas'ud dan Utsman bin Affan Radhiyallahu 'anhuma ketika shalat di Mina).
2. Adapun orang yang menyelisihi jalan salaf seperti dalam masalah (ushul) aqidah (atau dalam hal yang memang tidak terbuka pintu ijtihad), maka ini tidak bisa diterima (ditoleransi) dari siapapun yang menyelisihi aqidah (dan manhaj) salafush shalih.
(Diringkas dari Kitab Al-'Ilmi hal. 30 oleh Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin rahimahullahu)
⏺️ Syaikh Shalih Alu Asy-Syaikh hafizhahullahu berkata:
Berkata salah seorang guru dari Imam As-Suyuthi dalam qashidah tentang sebagian bidang ilmu Al-Quran:
لَيْسَ كُلُّ خِلَافٍ جَاءَ مُعْتَبَرًا
إِلَّا خِلَافٌ لَهُ حَظٌّ مِنَ النَّظَرِ
Tidak setiap khilaf/perselisihan itu bisa ditoleransi
Melainkan perselisihan yang memang memiliki dalil yang kuat.
Apabila terjadi khilaf maka ada dua jenis khilaf: Khilaf yang kuat dan khilaf yang lemah.
- Khilaf yang kuat adalah khilaf dalam masalah memahami dalil dan tidak ada penguat (bagi salah satu pendapat).
- Khilaf yang lemah adalah khilaf yang ada penyelisihan terhadap dalil atau adanya gagal paham dalam memahami dalil (seperti Khawarij yang gagal paham memahami tafsir Al-Maidah: 44, hingga mengkafirkan yang tidak berhukum dengan hukum Allah secara mutlak).
- Khilaf yang kuat seperti yang tersebut, tidak perlu ada pengingkaran. Jika ada masalah khilaf yang kuat maka tidak tercela -secara asal- bagi yang memilih salah satu pendapat, baik dia memilih pendapat yang ini atau yang itu. Ini masalah yang ada keleluasaan (untuk berijtihad)
- Adapun khilaf yang lemah maka perlu adanya pengingkaran.
(Syarah Al-Aqidah Ath-Thahawiyah 1/723 oleh Syaikh Shalih Alu Asy-Syaikh)
Makanya beda sikap Abdullah bin Mas'ud radhiyallahu 'anhu (yang mentoleransi khilaf) diatas dengan sikap beliau ketika mendapati orang-orang yang berbuat bid'ah (berdzikir jamaah). Beliau dengan keras mengingkarinya seraya berkata: Hitung kejelekan-kejelekan kalian...alangkah cepat kebinasaan kalian....Kalian merasa lebih mendapat petunjuk daripada Nabi Muhamad ﷺ atau sengaja membuka pintu kesesatan. (HR. Ad-Darimi 210)
* Demikian pula dengan Abu Bakrah Radhiyallahu 'anhu ketika melihat seseorang mencaci maki pemimpin kaum muslimin, maka beliau pun mengingkarinya seraya berkata: Diam engkau, karena aku mendengar Rasulullah ﷺ bersabda: Barangsiapa yang menghina pemimpin kaum muslimin maka Allah akan menghinakannya. (HR. Tirmidzi)
* Dan kisah Umar bin Khaththab Radhiyallahu 'anhu yang mencambuk Subaigh bin 'Islin karena menyebarkan syubhat tentang Al-Quran yang sudah masyhur. (Al Ibanah Ash-Shughra poin 61 hal. 53)
* Demikian pula dengan Imam Malik yang memvonis sesat bahkan mengusir orang yang menebar syubhat dengan pertanyaannya: Bagaimana Allah istiwa'?. (Aqidah Salaf Wa Ashabil Hadits hal. 183 oleh Imam Ash-Shabuni rahimahullahu).
Dan masih banyak lagi contoh pengingkaran salaf terhadap khilaf yang lemah atau dalam masalah ushul aqidah yang tidak terbuka pintu ijtihad di dalamnya.
Syaikh Muhammad bin Shalih Al Utsaimin rahimahullahu berkata: Maka perhatikan perbedaan ini (jangan disamakan). Karena memahami perbedaan-perbedaan antara yang mutasyabihat (ada kemiripan atau kesamar-samaran) merupakan semulia-mulia bentuk ilmu dan dengannya akan hilang kebanyakan dari permasalahan/kerancuan.
(Al-Qawa'id Al-Mutsla hal. 76 oleh Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin rahimahullahu)
Imam Ibnu Al-Qayyim rahimahullahu berkata dalam Qashidah Nuniyah bait 774-775:
عليك بالتفصيل والتبيين فال
إجمال والإطلاق دون بيان
قد أفسدا هذا الوجود وخبطا ال
أذهان والآراء كل زمان
- Wajib bagimu untuk memperinci dan menjelaskan, karena
menyebutkan (lafazh tertentu) secara global dan pemutlakan tanpa perincian
- Itu merusak dan membuat kerancuan/kesesatan pemikiran dan akal di setiap zaman
Hati-hati dengan syubhat dan ahli syubhat !!!
Ustadz abdurahman thoyib