Membongkar kedok dukun adalah sebuah tuntutan bahkan bisa menjadi suatu hal yang wajib.
Diperbolehkan mendatangi dukun dan menanyakannya beberapa hal guna mengujinya untuk membongkar kedustaan dan kelemahannya.
Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin
mengungkapkan:
ﺃﻥ ﻳﺴﺄﻟﻪ ﻟﻴﻈﻬﺮ ﻋﺠﺰﻩ ﻭﻛﺬﺑﻪ ﻓﻴﻤﺘﺤﻨﻪ ﻓﻲ ﺃﻣﻮﺭ ﻳﺘﺒﻴﻦ ﺑﻬﺎ ﻛﺬﺑﻪ ﻭﻋﺠﺰﻩ ﻭﻫﺬﺍ ﻣﻄﻠﻮﺏ
ﻭﻗﺪ ﻳﻜﻮﻥ ﻭﺍﺟﺒﺎ
“(Diperbolehkan) untuk menanyakan dukun guna menampakkan kelemahan dan kebohongannya. Dia menguji sang dukun dengan beberapa hal yang mampu membongkar kedok dan kelemahannya. Ini adalah sebuah tuntutan (tuntutan syar’i -ed) dan terkadang bisa menjadi wajib.”[1]
Tindakan ini tidaklah termasuk dalam hadits:
ﻣﻦ ﺃﺗﻰ ﻋﺮﺍﻓﺎ ﻓﺴﺄﻟﻪ ﻋﻦ ﺷﻲﺀ ﻓﺼﺪﻗﻪ ﺑﻤﺎ ﻳﻘﻮﻝ ﻟﻢ ﺗﻘﺒﻞ ﺻﻼﺗﻪ ﺃﺭﺑﻌﻴﻦ ﻳﻮﻣﺎ
“ Orang yang menemui dukun lantas menanyainya lalu meyakini apa yang diungkapkan sang dukun maka shalatnya
selama 40 hari tidak diterima .”[2]
■Sebuah contoh aplikatif
Sekitar pertengahan November lalu, akun facebook seorang ikhwah dari Khurthum, Sudan, menuliskan kisah syaikh Al Albani rahimahullah dengan seorang dukun.
Berikut ini kisahnya:
Ada kabar yang didengar oleh Syaikh Al Albani bahwa salah seorang tokoh spiritual mampu menghadirkan dan
mendatangkan roh.
Untuk menghilangkan dan mengingkari kesyirikan, Syaikh pun menemui tokoh tersebut. Gemetarlah sang tokoh karena kedatangan syaikh.
Syaikh mengatakan:
ﺃﺭﺟﻮ ﺃﻥ ﺗﺤﻀﺮ ﻟﻲ ﺭﻭﺣﺎ
“Aku harap engkau menghadirkan ruh seseorang untukku.”
Dukun:
“Ruh siapa yang kamu inginkan?”
Syaikh menjawab:
ﺃﺭﻳﺪ ﺭﻭﺡ ﺍﻟﺒﺨﺎﺭﻱ
“Aku ingin ruh imam al-Bukhariy”
Dukun:
“Apa yang kamu inginkan dari Bukhariy?”
Syaikh menjawab:
ﺃﻧﺎ ﻋﻨﺪﻱ ﺃﺷﻴﺎﺀ ﺃﺳﺄﻟﻬﺎ ﻟﻠﺒﺨﺎﺭﻱ
“Ada hal-hal yang ingin kutanyakan kepada imam Bukhariy”
Dukun menjawab:
“Hari ini ruh-ruh terhenti (waktu pemanggilan ruh telah usai -ed). Datanglah kembali hari Senin”.
Syaikh pun mendatanginya hari Senin. Ternyata tokoh spiritual tersebut kabur dan tempat praktiknya pindah ke tempat lain.
Syaikh paham bahwa sang dukun adalah pendusta ulung. Mereka akan berpura-pura bahwa roh masuk ke tubuh anggota timnya yang dianggap sebagai mediator. Mediator inilah yang akan berbicara seolah-olah roh yang telah dipanggil lah yang sedang berbicara.
Mengetahui bahwa sang mediator tak mungkin memahami ilmu hadits sebagaimana pemahaman imam Al Bukhari maka Syaikh Albaniy pun sengaja meminta agar roh imam Bukhariy dihadirkan guna menanyakan tentang ilmu hadits. Maka tentu sang dukun tak akan mampu bersandiwara dan akhirnya berkilah: “waktu pemanggilan roh telah usai”.
●Faidah:
1. Terkadang wajib mendatangi dan menguji/menantang dukun guna membongkar kedustaannya sebagai salah satu ekspresi mengingkari kemungkaran.
2. Aktifitas ini tidak tergolong dalam ancaman mendatangi dukun.
3. Gigihnya para ulama dalam mengingkari kesyirikan.
---
■Catatan kaki
[1] Qaul al-Mufid , hal 341, Dar Ibnul Jauziy, Kerajaan Saudi Arabiah.
[2] Riwayat Muslim tanpa ungkapan “ fashaddaqahu”
___
Penyusun: Yani Fahriansyah
Artikel Muslim.or.id