KiSAH WAFATNYA AL-MUHADDITS ASY-SYAIKH MUQBIL BIN HADI AL-WADI'I rahimahullah (Pendiri Darul Hadits Dammaj)
Sungguh, Beliau memiliki ketabahan yang luar biasa saat menghadapi sakit dan kepayahan. Dalam kondisi sakit, Beliau tetap berakhlak mulia, mengajar, mengulang pelajaran, dan tetap tersenyum. Orang yang melihatnya akan menyangka bahwa Beliau sehat-sehat saja.
Jika ditanya tentang keadaannya yang sedang sakit, Beliau berkata, “Segala puji hanya bagi Allah. Kami tidak dapat menghitung pujian terhadap Allah.”
Beberapa dokter mengatakan, “Sungguh, kalau penyakit ini menimpa selain Beliau, pasti orang itu sudah jatuh di atas ranjang (harus berbaring dan tidak dapat bangkit).” Ini merupakan berkah Ilahi, karena bekal kebaikan dan ilmu yang bermanfaat ketika sakitnya.
Sementara itu, beberapa dokter mengingatkan agar Beliau tidak sering berbicara dan membebani diri. Akan tetapi, permintaan tersebut tidak Beliau penuhi. Di antara sebab wafat Beliau adalah penyakit liver. Awalnya ringan, namun Beliau tidak memperhatikannya. Beliau lebih menyibukkan diri belajar dan mengajar. Sampai pada Rabi’ul Awwal 1421 H, beliau jatuh sakit dan dibawa ke RS as-Salam, Sha’dah Yaman.
Mempertimbangkan kondisi yang agak membahayakan, tim medis menyarankan agar Beliau segera dibawa ke Shan’a. Kemudian Beliau dirawat di RS ats-Tsaurah, setelah menghubungi Mayjen Muhammad Abdullah Shalih rahimahullah. Beliaulah yang memerintahkan agar Asy-Syaikh Muqbil dirawat di rumah sakit tersebut, bahkan menjamin biaya perawatannya.
Akhirnya, dengan karunia Allah semata, kondisi beliau membaik dan sembuh dari sakit yang dideritanya.
Setelah dirawat sekitar 12 hari di RS ats-Tsaurah, Shan’a, Asy-Syaikh Muqbil rahimahullah disarankan pergi berobat ke luar negeri. Beliau rahimahullah memilih berobat ke Arab Saudi.
Beliau pun safar ke Riyadh. Sesampainya di sana, Beliau disambut oleh Kementerian Dalam Negeri Kerajaan Arab Saudi, semoga Allah memberi balasan yang baik kepada mereka.
Di Riyadh Beliau berkunjung kepada Yang Mulia Mufti Umum Kerajaan Arab Saudi, Asy-Syaikh Abdul ‘Aziz Alu asy-Syaikh. Setelah itu, Beliau masuk RS al-Malik Faishal, yang merupakan rumah sakit paling lengkap di Kerajaan Arab Saudi. Beliau dirawat di sana selama sepekan. Setelah pemeriksaan medis lengkap, dikabarkan bahwa Beliau mengalami kegagalan fungsi dan pembengkakan hati, serta harus menjalani operasi.
Setelah keluar dari rumah sakit, Beliau tinggal di Jeddah. Beliau bertemu dengan Yang Mulia Gubernur Nayif bin Abdul Aziz. Atas persetujuannya, akhirnya beliau berobat ke Amerika Serikat, tepatnya pada hari Kamis, 23 Jumadil Akhir 1421 H.
Setelah beberapa hari di Amerika, pada Senin 5 Rajab, Beliau masuk rumah sakit yang paling canggih di Los Angeles kurang lebih selama 10 hari. Beberapa waktu kemudian Beliau menjalani operasi dan berjalan lancar. Walhamdulillah.
Akhir bulan Syawwal, Beliau kembali ke Arab Saudi untuk menunaikan ibadah haji dan umrah. Sementara itu, Beliau juga telah dijadwalkan untuk kembali ke Amerika. Akan tetapi, Allah menghendaki hal itu tidak terjadi.
Hari demi hari, kondisi kesehatan Beliau tampak semakin buruk. Beliau pun kembali disarankan untuk berobat keluar negeri. Karena menolak kembali ke Amerika Serikat, akhirnya pada Kamis 7 Rabi’ ats-Tsani 1422 H Beliau diberangkatkan ke Jerman untuk menjalani perawatan di sebuah rumah sakit di Bonn.
Hasil pemeriksaan menunjukkan bahwa kondisi kesehatan asy-Syaikh Muqbil tidak memungkinkan untuk menjalani operasi. Sebab, sudah terjadi pembengkakan yang cukup besar pada liver-nya.
Akhirnya, Beliau dibawa kembali ke Arab Saudi dan dirawat di RS al-Malik Faishal.
Memasuki pagi hari, Rabu 26 Rabi’u ats-Tsani, beliau mulai tidak sadar (koma). Dalam kondisi kritis tersebut, hadirlah sejumlah ulama dan penuntut ilmu, di antara mereka adalah asy-Syaikh Rabi’ bin Hadi Al-Madkhali hafizhahullah. Bahkan, Beliau berkata, “Duhai, seandainya Saya yang menempati kedudukannya (yang sedang sakit), karena posisi Beliau jauh lebih bermanfaat bagi kaum muslimin daripada diri Saya.”
Dalam keadaan sakaratul maut,
Asy-Syaikh Abdul ‘Aziz al-Juhani mentalqinkan syahadatain di telinga Beliau. Bergeraklah lisan Beliau mengucapkannya dan tampak tersenyum cerah. Yang hadir menyangka bahwa Beliau akan berkata sesuatu, tetapi ternyata nafas Beliau tinggal satu-satu. Setelah itu, berangkatlah ruh Beliau rahimahullah.
Tepat setelah terbenam matahari, malam Ahad permulaan bulan Jumadil ‘Ula 1422 H, Beliau wafat dalam usia kurang dari 70 tahun.
Setelah itu, Beliau dimandikan dan dikafani serta dishalatkan di Makkah, di Baitullah al-Haram setelah shalat subuh. Di antara yang ikut serta menyalatkan Beliau ialah Asy-Syaikh Rabi’ bin Hadi, Asy-Syaikh az-Zahrani, Asy-Syaikh Shalih bin ‘Abdullah bin Humaid, dan Asy-Syaikh Muhammad bin Abdur Rahman al-Banna. Beliau dikebumikan di pemakaman al-’Adl (Mekkah).
Allah Subhanahu wa Ta’ala memberikan taufik kepada Beliau rahimahullah sebelum meninggal untuk berwasiat. Di antara salah satu wasiat beliau adalah agar Beliau dimakamkan di pemakaman al-‘Adl, di sebelah makam gurunya, asy-Syaikh Ibnu Baz, asy-Syaikh ‘Abdullah bin Humaid, dan asy-Syaikh Ibnu ‘Utsaimin. Semoga Allah merahmati mereka semuanya.
Asy-Syaikh Muqbil adalah salah seorang ulama yang meninggal dunia dalam masa yang berdekatan dengan meninggalnya beberapa Masyayikh Ahlus Sunnah lainnya.
Beliau pernah berkata ketika mendengar berita wafatnya asy-Syaikh al-Albani, “Tahun ini teranggap sebagai tahun-tahun kematian para ulama.” Beliau pun menyebut sejumlah ulama dan memulai dengan Yang Mulia asy-Syaikh Ibnu Baz dan asy-Syaikh Hammad al-Anshari. Tampak dari wajah beliau rasa pilu dan duka.
Duka cita beliau semakin bertambah tatkala sampai kepada beliau—yang ketika itu masih berobat di Amerika—berita wafatnya asy-Syaikh Ibnu ‘Utsaimin, seorang ulama besar abad ini, pada Rabu 15 Syawwal 1421 H.
___________________________
Semoga Bermanfaat ! Baarakallahufiikum..
Sumber:
-Mausu’ah Muallafat wa Rasail wa Fatawa Asy-Syaikh Rabi’ al-Madkhali.
-Maqtal Asy-Syaikh Jamilur Rahman al-Afghani
-Nubdzah Mukhtasharah min Nasha’ih Walidi al-Allamah Muqbil bin Hadi al-Wadi’i wa Siratuhu al-‘Athirah.
📲 https://t.me/MadzhabSalafy