Sanggahan Terhadap Pernyataan Kufur Pembenci Nabi Shalallahu Alahi Wassallam
Oleh: Amir As-Soronji
Pertama: Tidak ada budak Nabi shalallahu alahi wassallam yang bernama Maryam.
Kedua: Pernikahan Nabi shalallahu alahi wassallam dengan Zainab bin Jahsy itu adalah perintah Allah, bahkan Allah sendiri yang bertindak sebagai walinya. (Lihat Q.S Al-Ahzab: 37). Hal itu untuk menghapus adat jahiliyyah yang sudah mendarah daging yaitu masalah adopsi anak. Anak adopsi memiliki kehormatan dan hak yang sama dengan anak kandung. Prinsip ini telah mengakibatkan banyak kerusakan dan kekejian di mana Islam datang untuk menghapusnya.
Ketiga: Rasulullah menikahi Aisyah binti Abu Bakar untuk meperkuat hubungan beliau dengan Abu Bakar yang terkenal perjuangan dan pengorbanannya untuk Islam pada masa-masa krisis yang melanda perjalanan perjuangan Islam.
Keempat: Siapa saja yang memperhatikan kehidupan Rasulullah shalallahu alahi wassallam, niscaya ia akan mengetahui bahwa poligami yang beliau lakukan mempunyai tujuan-tujuan mulia dan agung, diantaranya:
● Untuk memperkuat hubungan beliau dengan keluarga-keluarga wanita yang beliau nikahi. Orang-orang Arab mempunyai adat kebiasaan di mana mereka sangat memuliakan ikatan perkawinan. Menurut mereka ikatan perkawinan merupakan salah satu pintu dari pintu-pintu yang mengakrabkan antara kabilah-kabilah yang berbeda. Mereka memandang memerangi orang-orang yang berada dalam ikatan perkawinan merupakan perbuatan tercela dan aib bagi diri mereka. Maka dengan menikahi banyak wanita, Rasulullah shalallahu alahi wassallam ingin memutus bentuk permusuhan kabilah-kabilah terhadap Islam dan meredam ketajaman kebencian mereka.
1. Ummu Salamah misalnya, ia berasal dari Bani Makhzum kerabat Abu Jahal dan Khalid bin Walid. Ketika Rasulullah shalallahu alahi wassallam menikahinya, maka Khalid bin Walid tidak lagi bersikap keras terhadap kaum muslimin sebagaimana sikap kerasnya dalam perang Uhud, bahkan tidak lama kemudian ia masuk Islam.
2. Ummu Habibah binti Abi Sufyan. Setelah Rasulullah shalallahu alahi wassallam menikahinya, Abu Sufyan tidak pernah memerangi Rasulullah dengan peperangan apapun.
3. Juwairiyah binti al-Harits pemimpin Bani Musthaliq. Begitu Rasulullah shalallahu alahi wassallam menikahinya, Bani Musthaliq tidak lagi meneror dan memusuhi beliau.
4. Demikian pula Bani Nadhir tidak pernah meneror dan memusuhi Nabi shalallahu alahi wassallam setelah beliau menikahi Shafiyyah binti Huyai bin Akhthab, putri pemimpin Bani Nadhir.
● Untuk menyucikan dan mendidik para wanita di mana kebutuhan untuk mendidik mereka sangatlah besar. Maka Nabi shalallahu alahi wassallam memilih wanita-wanita yang umur dan latar belakang mereka berbeda-beda yang dapat memenuhi tujuan tersebut. Kemudian beliau menyucikan, mendidik, dan mengajarkan hukum-hukum syar'i kepada mereka, dan membekali mereka dengan pengetahuan Islam. Beliau mempersiapkan mereka untuk mendidik para wanita; wanita-wanita Badui, wanita-wanita berbudaya, wanita-wanita tua, maupun yang masih muda. Istri-istri Rasul mempunyai jasa besar dalam menyampaikan kepada manusia tentang keadaan-keadaan Rasul di rumah.
Diringkas dari Kitab ar-Rahiq al-Makhtum, karya Syaikh Shafiyyurrahman al-Mubarakfuri, hal. 476-482
Ustadz Amir as soronji lc Mpdi