Senin, 31 Agustus 2020

Jangan Hardik Anakmu Saat Ia Menangis...

#Jangan Hardik Anakmu Saat Ia Menangis...

- Syaikh Ibnu Utsaimin rahimahullah berkata:

" Termasuk adab dalam mentarbiyyah anak, jika sang anak ingin menangis, maka biarkanlah ia menangis sebentar, agar ia dapat mengekspresikan kesedihannya, karena ia sedang meluapkan apa yang ada dalam hatinya, namun jika engkau menghardiknya, maka ia akan syok dan akan tertekan jiwanya..."

Kitab Syarhul Mumti' Ala Zaadil Mustaqni' (5/393)
Ust rudi abu aisyah 

Minggu, 30 Agustus 2020

Lembar Jawaban Evaluasi Pekan Pertama dan Kedua*( _ralat nomor 9_ )1. Kitab at-Tadzkirah

*Lembar Jawaban Evaluasi Pekan Pertama dan Kedua*
( _ralat nomor 9_ )
1. Kitab at-Tadzkirah adalah kitab dalam bidang *mushtolah hadits*
2. Pengarang kitab at-Tadzkirah adalah *Ibnu Mulaqqin*
3. Nama asli pengarang at-Tadzkirah adalah *Umar bin Ali bin Ahmad Al Misri*
4. Tahun lahir pengarang at-Tadzkirah adalah *723* H
5. Tahun wafat pengarang at-Tadzkirah adalah *804* H

6. Hadis musnad adalah hadis yang bersambung sanadnya kepada nabi muhammad

7. Hadis marfu' adalah hadisnyang disandarkan kepada nabi
Hadis muttasil adalah hadis yang bersambung sanad nya 

8. Contoh hadis mauquf adalah semua perkataan sahabat, perbuatan, dan pengakuan sahabat.
قال علي حدثوا الناس بما يعلمون
Dan masih banyak lagi perkataan dan perbuatan sahabat

9. Hadis munqoti' adlaah hadis yang terputus sanad nya
Maqtu' adalah hadis yg disandarkan kepada tabi'in.

10. Hadis mursal adalah hadis yang terputus sanad nya pada sahabat, tabiin langsung meriwayatkan ke nabi, tanpa perantara sahabat.
Mursal khofi adalah hadis yang diriyatkan oleh seorang rawi yang semasa dengan gurunya, akan tetapi belom pernah bertemu dengan guru tersebut.

Al HALLAJ itu Manusia Kafir Zindiq, Dia penentang Alquran, Aqidahnya wihdatul wujud yaitu keyakinan Allah bersatu dengan dia, Tukang sihir dan Sulap, penipu ulung. Dan segala kekafiran yang dia lakukan.

Al HALLAJ  itu Manusia Kafir Zindiq, Dia penentang Alquran, Aqidahnya wihdatul wujud yaitu keyakinan Allah bersatu dengan dia, Tukang sihir dan Sulap, penipu ulung. Dan segala kekafiran yang dia lakukan. 

Itu kata imam ibnu katsir dalam Kitabnya Bidayah wa Nihayah juz 11 hal 131 -142 di kejadian Th 309 H. cet darul hadist kairo. 

Ibnu katsir menceritakan kehidupan al hallaj sebanyak 12 halaman yaitu perihal kesesatan dan kekafirannya, tidak pantas seorang ngaku2 Ahli sunnah Tapi menjadi pengagum Al hallaj laknatullah alaihi.
Ust Atori Husen

Ada yang pernah bertanya kepada al-Imam asy-Syafi'i :"Mengapa engkau selalu membawa tongkat, padahal engkau bukan orang yang lemah?."

Ada yang pernah bertanya kepada al-Imam asy-Syafi'i :
"Mengapa engkau selalu membawa tongkat, padahal engkau bukan orang yang lemah?."
Al-Imam rahimahullah menjawab : "ini agar mengingatkanku bahwasanya aku adalah seorang musafir -di dunia ini-.
‏abu Sa'id Neno Triyono 

AKHLAK PENDUDUK DUNIA YANG PALING UTAMA

🖇 *AKHLAK PENDUDUK DUNIA YANG PALING UTAMA* 

🎙 ```Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah rahimahullah mengatakan,``` 

 _“Derajat kesantunan dan kesabaran menghadapi gangguan serta memaafkan kedzhaliman adalah akhlak penduduk dunia dan akhirat yang paling afdhal.”_ 

-------------
درجـة الحِلم ، والصبر على الأذى ، والعفو عن الظلم ؛ أفـضل أخـلاق أهـل الـدنيا والآخرة.

📚  Ash-Sharim, hlm. 234
==================
Sumber :

📲 Kampung Fuyusy Group ٢
https://chat.whatsapp.com/F8F4kpGm9WjLpbNAFQR6B2

📲 Facebook
https://www.facebook.com/111754757239371?referrer=whatsapp

📲 Instagram
https://www.instagram.com/kampungfuyusy?r=nametag

```Semoga bermanfaat dan silahkan dibagikan dengan tanpa merubah isi teks dan tetap menyertakan sumber.```


Kampung Fuyush - Yaman

Para Ahli ilmu atau Ulama Ulama Ahli Sunnah IJMA' ‏Bahwa Allah Istawa di Atas ArasNya di atas Langit LangitNya. ‏Itu lah yang di katakan oleh imam al ajuri Asysyafii RH ‎( 280 ‏H- 360 ‏H) ‏Ulama yang sezaman dengan imam Al asyari ‎رحمه الله . ‏

Para Ahli ilmu atau Ulama Ulama Ahli Sunnah IJMA' Bahwa Allah Istawa di Atas ArasNya di atas Langit LangitNya. 

Itu lah yang di katakan oleh imam al ajuri Asysyafii RH  ( 280 H- 360 H) Ulama yang sezaman dengan imam Al asyari رحمه الله . 

Beliau berkata dalam kitabnya Asysyari'ah Hal 132-133 Bab  Tahdzir dari mazhab2 Hululiyyah. Cet darul hadist Kairo.

والذي يذهب إليه أهل العلم : أن الله عز وجل سبحانه على عرشه فوق سماواته وعلمه محيط بكل شيئ، قد أحاط علمه فى جميع ما خلق فى السموات العلا وبجميع ما فى سبع أرضين وما بينهما وما تحت 
ثرى .. الخ.. 

" Dan Aqidah Yang di Imani oleh Para Ahli Ilmu ialah : "Sungguhnya Allah azza wa jalla Istawa di Atas ArasNya Di atas Langit2Nya dan IlmuNya meliputi segala sesuatu, Sungguh IlmuNya meliputi semua apa yang telah Dia ciptakan di Langit langit yang atas dan di semua apa yang ada di Tujuh Lapis Bumi dan apa yang ada di antara keduanya dan apa yang ada di dasar Bumi, Dia mengetahui apa yang tersembunyi dan Dia mengetahui lirikan mata dan apa yang tersembunyi dalam hati, dan Dia mengetahui kata hati, dan  bisikan jiwa, Dia mendengar dan melihat, tidak ada yang terhalang dari Allah Azza wa jalla walau seukuran zarrah pun di langit dan di bumi dan di antara keduanya kecuali sungguh Ilmu Allah telah meliputinya. 
فهو على عرشه سبحانه العلى الاعلى 
Maka Dia ISTAWA DI ATAS ARASNYA Maha Suci Allah yang Maha Tinggi. Dst..! 

Dan di antara Ahli ilmu itu ialah imam malik رحمه الله yang beliau nukilkan di kitab nya, imam malik berkata : 

الله عز وجل فى السماء وعلمه فى كل مكان 

"Allah Azza wa Jalla di Langit dan IlmuNya di semua tempat". Asysyari'ah hal 233 no 695. 

Wallahu a'lam. 

#cuma_Nukil.!
Ust Atori Husen 

Sabtu, 29 Agustus 2020

JANGAN HAPUS NAMAKU

JANGAN HAPUS NAMAKU

Suatu hari datang seseorang kepada Ibrohim bin Adham -rahimahullah- ingin memberinya 10 ribu dirham (sekitar 40 juta), akan tetapi beliau menolaknya sehingga orang tersebutpun memaksanya, lantas Ibrohim bin adham berkata padanya :

"Apakah kamu ingin menghapus namaku dari daftar orang - orang miskin dengan 10 ribu dirham itu?"

"Sehingga engkau menahanku untuk memasuki surga mendahului orang kaya 500 tahun lamanya?"

"Tidak.. aku tidak akan pernah menerima itu selamanya"

[Kumpulan Nasihat Ibrohim bin Adham]
ust Nurhadi Nugroho 

Untuk melanggengkan kekuasaannya, Kekhalifahan Turki menghilangkan pembahasan bab imaamah (kepemimpinan) dari beberapa kitab aqidah yang ditulis oleh para ulama

KEKUASAAN - Untuk melanggengkan kekuasaannya, Kekhalifahan Turki menghilangkan pembahasan bab imaamah (kepemimpinan) dari beberapa kitab aqidah yang ditulis oleh para ulama. (Faidah dari SyaikhAl Ma'shumy).

Kenapa? Mereka bisa kehilangan legalitas karena di dalam hadits disebutkan al imaamatu fi Quraisy.. Kepemimpinan (tertinggi) itu pada orang-orang Quraisy. Sedangkan Turki, jangankan Quraisy, Arab pun mereka bukan.

Hal yang sama aneh juga dilakukan oleh sebagian gerakan Islam. Untuk menguatkan kepempinan sebagian kelompok, mereka membuat aturan-aturan yang bertentangan dengan hadits.

Kelompok mujahidin di Afghanistan misalnya, yang sebenarnya multibangsa, jadi terpecah-belah karena Thaliban menerapkan peraturan "Pemimpin Mujahidin haruslah seorang Afghani".
Ustadz Wira mandiri bachrun 
Turki Utsmani, jangankan Quraisy, Arab saja bukan..

Jumat, 28 Agustus 2020

MASUK ISLAM KARENA PROSESI PEMAKAMAN

MASUK ISLAM KARENA PROSESI PEMAKAMAN

Saya punya kawan orang Afro Amerika dari Atlanta, Georgia.

Pertama kali berkenalan dia menyebutkan bahwa Coca Cola berasal dari kota kelahirannya. Demikian juga kota kelahirannya ini pernah menjadi tempat penyelenggaraan olimpiade.

Dia masuk Islam ketika masih jadi mahasiswa. Sekarang dia tinggal di salah satu negeri Timur Tengah.

Ada kisah menarik bagaimana kawan ini bisa menarik ibunya masuk Islam.

Awalnya sang ibu tidak terlalu peduli dengan agama yang dianut putranya tersebut. Di Amerika Serikat yang sekuler, agama itu urusan personal. Orang tua tidak peduli anaknya pindah agama, bahkan kalau anaknya jadi atheis atau agnostic pun mereka biasa biasa saja.

Sampai suatu ketika, salah seorang putra sang ibu, kakak dari teman saya, sekarat karena over dosis pemakaian narkoba. Banyak orang Afro Amerika yang terpaksa terlibat kejahatan karena demikian kuatnya diskriminasi di sana. Tidak mudah bagi sebagian mereka terkadang untuk mendapatkan pekerjaan yang layak. Mereka pun hidup dari jalanan. Terkadang tekanan hidup yang kuat membuat mereka terjatuh menjadi pecandu narkoba.

Demikianlah sang kakak, dia sekarat di pembaringannya karena narkoba. 

Kawan saya ini kemudian berusaha mengajak kakaknya masuk Islam, berdialog sampai kemudian sang kakak pun mengucapkan syahadat di akhir hayatnya.

"Mom, abang meninggal dalam keadaan Islam, so i will bury him in Islamic way"

Beliau bukan pakai bahasa anak Jakarta Selatan, aslinya full Inggris.

Ibunya kawatir, biaya yang biasa dihabiskan untuk pemakaman sekitar US$ 5000-6000 ketika itu. Ada biaya sewa hearse (mobil jenazah), pembalseman, suit, peti mati, ceremony, dll. Kalau sekarang saya googling, habisnya bisa 8000 s.d 12.000.

Jenazah sang kakak kemudian dimandikan, dikafani, dishalatkan lalu dimakamkan.

Ibunya bertanya, "Berapa habisnya untuk biaya pemakaman ?"

Kawan saya bilang, "Cuma 200 dollar ma."

"What? You only spent 200 dollars on your brother's funeral? What kind of religion are you in?"

Sejak itu Momma tertarik mempelajari Islam dan akhirnya mengucapkan syahadat.
Ustadz Wira mandiri bachrun 

Senyuman dari Al imam Al muwaffaq Al Faqih Al Mujtahid Al Mufti Al Baari' Az-zaahid Al waari' ash-shoolih Syaikhul Islam 'Abdullah bin Ahmad bin Muhammad bin qudaamah bin miqdaam bin Nashr bin Abdullah Al maqdisi ad-dimasyqy atau yang ma'ruf dengan nama ibnu qudaamah wafat tahun 620 H Rohimahullah

Senyuman dari Al imam Al muwaffaq Al Faqih Al Mujtahid Al Mufti Al Baari' Az-zaahid Al waari' ash-shoolih Syaikhul Islam 
'Abdullah bin Ahmad bin Muhammad bin qudaamah bin miqdaam bin Nashr bin Abdullah Al maqdisi  ad-dimasyqy atau yang ma'ruf dengan nama ibnu qudaamah wafat tahun 620 H Rohimahullah 
seorang Ulama besar kaum muslimin dan juga memiliki kedudukan spesial didalam madzhab Hambali serta pendapatnya sering dinukil dan dijadikan rujukan oleh orang2 didalam maupun diluar madzhab Hambali,

Sebagaimana yang disebutkan oleh Al imam Al haafidz Abdurrohman bin Ahmad bin Rojab (Abdurrohman) bin Hasan bin Muhammad bin abul barokaati mas'uud Al Baghdaadi as-salaami ad-dimasyqy atau yang lebih masyhur dengan nama Ibnu Rojab Al Hambali wafat tahun 795 H rohimahullah,
Didalam kitabnya adzzailu 'ala thobaqooti al hanaabilah ketika menceritakan tentang Ibnu qudaamah rohimahullah.

Bahwasanya beliau (Ibnu qudaamah) apabila didebati oleh seseorang, beliau tersenyum,
Hingga sebagian orang berkata:
 "Syaikh ini (yaitu Ibnu qudaamah) membunuh lawannya dengan Senyumannya.
.
.
Aduhai senyuman itu,
Julian Akbar bin syarqowi

sesuai kadar takut mu pada Allah begitulah wibawamu di hadapan manusia

Kamis, 27 Agustus 2020

orang yang sibuk mengurusi aib-aib orang lain, ia akan kelelahan.

Sibukkan diri anda mengurusi aib-aib anda, dan bersihkan diri anda dari aib-aib tersebut semaksimal kemampuan anda. Dan hendaknya anda memperhatikan aib anda secara khusus. Karena orang yang sibuk mengurusi aib-aib orang lain, ia akan kelelahan.

- Syaikh Muhammad bin Shalih Al Utsaimin, dalam Syarah Iqtidha Shiratil Mustaqim, hal. 92

@fawaid_kangaswad

hakekat Zuhud

ucapan imam Ahmad bin hanbal : Adapun sekte Khawarij, maka mereka menamakan Ahl al-Sunnah wal-Jama'ah dengan Murjiah. Khawarij itu dusta. Bahkan mereka lah Murjiah

Saya meyakini bahwa tiap muslim, termasuk saya, berkewajiban untuk mengikuti metode Ahli Sunnah dalam mengaplikasikan Islam. Meskipun faktanya tentu saya punya banyak sekali kekurangan dalam pelaksanaan kewajiban tersebut. 

Jika kita yakin bahwa pendapat yang kita pegang merupakan pendapat Ahli Sunnah, tapi kemudian justru dituduh sebagai Murjiah, maka tidak perlu risau. Ingatlah ucapan yang cukup populer dari Imam Ahmad berikut: 

وأما الخوارج فإنهم يسمون أهل السنة والجماعة مرجئة، وكذبت الخوارج، بل هم المرجئة يزعمون أنهم على إيمان -دون الناس- ومن خالفهم كفار

"Adapun sekte Khawarij, maka mereka menamakan Ahl al-Sunnah wal-Jama'ah dengan Murjiah. Khawarij itu dusta. Bahkan mereka lah Murjiah. Mereka mengklaim di atas keimanan--tanpa pihak-pihak lainnya. Sehingga siapa pun yang menyelisihi mereka (dianggap) kafir." [Nukilan Imam Harb al-Kirmani dalam 'Aqidah-nya, dari Imam Ahmad, via situs islamqa.com] 

Namun demikian, bukan berarti kita jadi lantas gampang menuduh persona-persona tertentu dengan Khawarij. Bukan itu yang saya maksud. Tapi setidaknya dari kutipan itu dipahami bahwa di antara ciri dan indikasi sekte Khawarij adalah menuduh Ahli Sunnah, yang tidak sepaham dengan mereka, sebagai Murjiah. 

Ustadz adni Kurniawan 

Kalaulah sekiranya bukan karena ilmu, sudah barang tentu menusia layaknya binatang ternak

“Kalaulah sekiranya bukan karena ilmu, sudah barang tentu menusia layaknya binatang ternak.”

Al-Hasan Al-Bashri
Al akh abu razin taufiq thulabil ilmi darul hadist Yaman 

selamatnya akidah adalah perkara yg paling penting dan kewajiban yg paling besar

Ust abu mujahid 

Tentang Jima' Di Surga

Tentang Jima' Di Surga

Dalam tafsir Syaikh Utsaimin terhadap satu ayat yang terdapat dalam surat Albaqarah ; 25 disebutkan diantara faidahnya bahwa ;  

* Ditetapkannya adanya pasangan pasangan di surga nanti, dan ini termasuk kesempurnaan nikmat. Maka berdasarkan hal ini berarti di surga pun ada jima', akan tetapi berbeda tidak sebagaimana jima' yang di rasakan seseorang dengan wanita di dunia. Tidak ada air mani, baik yang laki laki maupun yang wanita. Sedangkan air mani yang di ciptakan di dunia itu hanya dalam rangka keberlangsungan keturunan nasab,..dan di surga mereka tidak membutuhkan hal itu,.." (Tafsirul Quranil karim, Syaikh Utsaimin jilid 1 halaman 95 Dar Ibnul Jauzi)

Adapun tentang kekuatan  jima' di surga disebutkan dalam satu riwayat ; 

وعن زيد بن أرقم أن رسول الله صلى الله عليه وسلم قال : " إِنَّ الرَّجُلَ مِنْ أَهْلِ الْجَنَّةِ يُعْطَى قُوَّةَ مِائَةِ رَجُلٍ فِي الأَكْلِ وَالشُّرْبِ وَالشَّهْوَةِ وَالْجِمَاعِ ." رواه أحمد برقم 18509 ، والدارمي برقم 2704 .

"Dari zaidi bin Arqam bahwasanya Rasululloh Shalallohu alaihi wa sallam bersabda ; Sesungguhnya seseorang laki laki dari kalangan ahli surga nanti diberikan  kekuatan seperti kekuatan seratus (100) orang lain laki dalam hal makan, minum dan JIMA'"  (HR Ahmad 18509, dan Ad Darimi 2704)
Ustadz Setyo Susilo 

Fawaid Fawaid

Ustadz abu mujahid 

Da'i Penyeru Jahannam



Da'i Penyeru Jahannam

Syaikh Shalih Al-Ushaimi Hafidzahullah Ta'aala berkata : 

للجنَّة أبوابٌ وللنَّار أبوابٌ؛ وعلى الأبواب دعاةٌ، فأجيبوا دعاة الجنَّة، وفرُّوا من دعاة جهنَّم.

"Surga memiliki pintu-pintu, Neraka juga demikian. dan setiap pintu ada penyerunya, jawablah ajakan para penyeru Surga dan larilah menjauh dari para penyeru Jahannam"
Ustadz Adityatria bahari

IMAM ABU HANIFAH(Sisi Negatif Yang Patut Diketahui)

IMAM ABU HANIFAH
(Sisi Negatif Yang Patut Diketahui)

Kemarin ada teman saya yang termasuk dalam salahsatu asatizah barisan Faksi Golbing digelari dengan Irja'/Murjiah oleh seorang netizen, menurut saya ini suatu kesalahan. Uniknya, mengetahui hal ini, saya jadi teringat dengan Imam Abu Hanifah yang pernah digelari Murjiah juga. 

Dalam Maqalat Al-Islamiyyin, Imam Al-Asy‘ari mengklasifikasi sekte Murjiah menjadi 12 kelas. Dari kelas² tersebut, yang menarik untuk diperhatikan adalah kelas ke-9 yang bertepatan pada hal. 219, Imam Al-Asy‘ari menerangkan:

الحنفية:
والفرقة التاسعة من المرجئة (أبو حنيفة وأصحابه)...

Dari keterangan diatas sangat jelas bahwa Imam Abu Hanifah dan para pengikutnya termasuk dalam barisan sekte Murjiah, penilaian ini benar karena terdapat beberapa ulama lain yang turut menilai seperti itu berdasarkan i‘tiqad yang pernah dipegang oleh Imam Abu Hanifah.

Lebih menarik lagi, yang juga penting kita ketahui adalah, (disamping digelari Murjiah) Imam Abu Hanifah juga pernah digelari Jahmiyyah. Sebagaimana disebutkan dalam kitab Al-Ma‘rifah wat-Tarikh, Tarikh Bagdad, dll bahwa Imam Abu Yusuf pernah ditanya:

أكان أبو حنيفة جهمياً ؟ قال: نعم. قلت: أكان مرجئاً ؟ قال: نعم.

Dalam kitab As-Sunnah karya ‘Abdullah bin Ahmad diriwayatkan:

حدثني محمود بن غيلان ، حدثنا محمد بن سعيد بن سلم ، عن أبيه ، قال : سألت أبا يوسف وهو بجرجان عن أبي حنيفة ؟ فقال : وما تصنع به مات جهمياً.

حدثني إسماعيل بن إسحاق الأزدي القاضي ، حدثني نصر بن علي ، حدثنا الأصمعي ، عن سعيد بن سلم ، قال : قلت لأبي يوسف : أكان أبو حنيفة يقول بقول جهم ؟ فقال : نعم.

Riwayat² senada masih banyak yang bisa kita jumpai dalam kitab² para ulama, silakan searching sendiri. Yang penting adalah hendaknya Anda berhati-hati dalam menukil qawl Imam Abu Hanifah untuk menguatkan pendapat akidah yang anda pegang, bisa jadi data yang anda nukil itu benar tapi itu salah. Kenapa salah? Karena yang anda nukil adalah qawl Imam Abu Hanifah ketika tergelincir.

Begitu juga berhujah dengan kitab² yang dinisbatkan kepada Abu Hanifah, harus hati² dan waspada juga, teliti dulu kesahihan penisbatan tersebut. Dan bandingkan kandungannya dengan Ushul Akidah Ahlussunnah,  bisa jadi kitab itu disusun atau dihimpun dari qawl Abu Hanifah ketika tergelincir.

Contohnya, tempo hari ada yang berhujah dengan Qawl Abu Hanifah bahwa Kalam Allah tanpa huruf (aw kama qaal), untuk menguatkan pandangan mazhab akidahnya yanh dianut. Hujah seperti ini kan aneh bin lucu, nampak tidak paham sejarah firaq.

Yang jelas, berdasarkan tahkikan para Ulama, keadaan akhir Abu Hanifah disimpulkan merupakan salahsatu Imam Besar Ahlussunnah sebagaimana yang kita kenal sekarang, meski Sang Imam pernah tergelincir. Oleh karena itu, berhati² dan waspadalah dalam menukil. Semoga berfaedah.

Salam Hati² & Waspada,
Alfan Edogawa

Menurut Abu Hanifah ‎رحمه الله ‏kedua ortu Nabi ‎صلى الله عليه وسلم ‏meninggal dalam kedaan Kafir.!! ‏

Menurut Abu Hanifah رحمه الله kedua ortu Nabi صلى الله عليه وسلم meninggal dalam kedaan Kafir.!! 

Selama ini mereka suka menuduh bahwa orang wahhabi suka mengkafirkan Ortu Nabi صلى الله عليه وسلم, padahal itu ungkapan para ulama,.
Oke biar jelas, di sebutkan dalam fiqih akbar riwayat hammad bin abu hanifah رحمهما الله bahwa abu hanifah meyakini :

"Kedua ortu Nabi meninggal dalam keadaan kafir begitu juga paman beliau ". 

Fiqhul akbar hal 281 cet maktabah arrusyd riyad. Tahqiq prof, Dr. Muhammad bn abdurrohman al khumaisi.

#tidak_perlu_ribut
#Ane_cuma_nukil.
Ust Atori Husen hafidahullah

Rabu, 26 Agustus 2020

Luasnya Ampunan dan Kasih sayang Allah Azza wa Jalla terhadap Hamba-Nya

Luasnya Ampunan dan Kasih sayang Allah Azza wa Jalla terhadap Hamba-Nya

_قال ابن مسعود : " ليغفرنّ الله عز وجل يوم القيامة مغفرةً لم تخطر على قلب بشر ".

 الزهد لابن المبارك

Ibnu Mas'ud Radhiyallahu Anhu berkata : “Sungguh Allah Azza wa Jalla pasti akan memberikan ampunan pada hari kiamat yang tidak pernah terlintas di dalam hati manusia.”

Az-Zuhd karya Ibnul Mubarak
Al akh abu razin taufiq

Pengaruh Penguasa Terhadap Rakyatnya

Pengaruh Penguasa Terhadap Rakyatnya
وقال ابن جرير: حدثني عمر ثنا علي - يعني ابن محمد المدائني - قال: كان الوليد بن عبد الملك عند أهل الشام أفضل خلائفهم، بنى المساجد بدمشق (2)، ووضع المنائر، وأعطى الناس، وأعطى المجذومين، وقال لهم: لا تسألوا الناس، وأعطى كل مقعد خادما، وكل ضرير قائدا (3)، وفتح في ولايته فتوحات كثيرة عظاما، وكان يرسل بنيه في كل غزوة إلى بلاد الروم، ففتح الهند والسند والاندلس وأقاليم بلاد العجم، حتى دخلت جيوشه إلى الصين وغير ذلك، 
Ibnu Jarir mengutip perkataan Ali bin Muhammad al Madaini yang mengatakan, "al Walid bin Abdul Malik menurut pandangan penduduk Syam adalah penguasa mereka yang terbaik. Beliaulah yang membangun berbagai masjid di kota Damaskus, membangun berbagai menara, memberi rakyat yang perlu bantuan financial dan menggaji bulanan para penyandang lepra dan berkata kepada mereka, para penyandang lepra, "Janganlah kalian mengemis". Beliau memberikan kepada setiap orang yang lumpuh pelayan dan kepada setiap orang yang buta penuntun. Ketika beliau berkuasa beliau menaklukkan banyak negeri-negeri kafir. Beliau kirimkan semua anak laki-lakinya dalam setiap peperangan dengan Romawi. Beliau berhasil menaklukkan India, Spanyol dan berbagai negeri non arab. Pasukan beliau bahkan sudah memasuki Cina dan selainnya. 
قال: وكان مع هذا يمر بالبقال فيأخذ حزمة البقل بيده ويقول: بكم تبيع هذه ؟ فيقول: بفلس، فيقول: زد فيها فإنك تربح.
وذكروا أنه كان يبر حملة القرآن ويكرمهم ويقضي عنهم ديونهم، 
Meski demikian, suatu ketika beliau melewati penjual sayur mayor lantas beliau mengambil satu ikat sayuran dengan tangannya lalu bertanya kepada penjual, "Berapa harganya?". "Satu fulus", jawab sang penjual sayur. Beliau kemudian mengatakan, "Tambahi sayurannya karena engkau terlalu untung dengan harga tersebut". 
قالوا: وكانت همة الوليد في البناء، وكان الناس كذلك يلقى الرجل الرجل فيقول: ماذا بنيت ؟ ماذا عمرت ؟ 
Para pakar sejarah mengatakan bahwa obsesi al Walid bin Abdul Malik adalah membangun. Rakyatnya pun demikian. Jika ada seseorang bertemu kawannya maka pertanyaan yang terlontar, "Apa yang telah kaubangun saat ini? Kau makmurkan dengan bangunan apa tanah yang kau miliki?"
وكانت همة أخيه سليمان في النساء، وكان الناس كذلك، يلقى الرجل الرجل فيقول: كم تزوجت ؟ ماذا عندك من السراري ؟ 
Sedangkan obsesi saudaranya, Khalifah Sulaiman bin Abdul Malik adalah perempuan sehingga rakyatnya pun demikian. Jika ada seseorang bertemu dengan kawannya maka yang pertama kali ditanyakan, "Berapa kali engkau menikah? Berapa budak perempuan yang kau gauli?"
وكانت همة عمر بن عبد العزيز في قراءة القرآن، وفي الصلاة والعبادة، وكان الناس كذلك، يلقى الرجل الرجل فيقول: كم وردك ؟ كم تقرأ كل يوم ؟ ماذا صليت البارحة ؟ والناس يقولون: الناس على دين مليكهم، إن كان خمارا كثر الخمر.
Sedangkan obsesi Umar bin Abdul Aziz adalah membaca al Qur'an, shalat dan ibadah. Kondisi rakyat di masa beliau seperti itu. Jika ada seorang bersua dengan kawannya maka pertanyaan yang pertama kali terlontar adalah "Berapa rakaat shalat malam yang kau rutinkan? Berapa lembar mushaf al Qur'an yang kau baca setiap harinya? Shalat apa yang kau kerjakan semalam?".
Banyak orang mengatakan, "Rakyat itu mengikuti agama atau ketaatan penguasanya. Jika sang penguasa hobi negak khamr maka akan banyak khamr yang beredar di masyarakat".
وإن كان لوطيا فكذلك وإن كان شحيحا حريصا كان الناس كذلك، وإن كان جوادا كريما شجاعا كان الناس كذلك، وإن كان طماعا ظلوما غشوما فكذلك، وإن كان ذا دين وتقوى وبر وإحسان كان الناس كذلك وهذا يوجد في بعض الازمان وبعض الاشخاص، والله أعلم.
Jika penguasa memiliki penyimpangan seksual berupa homoseksual maka kondisi rakyat juga demikian. Jika penguasa itu pelit dan rakus dengan harta maka kondisi rakyat juga demikian. Namun jika penguasa dermawan dan berjiwa sosial tinggi maka kondisi rakyat juga serupa. Jika penguasanya rakus dan suka bertindak kezaliman maka kondisi rakyat juga demikian. Jika penguasa adalah seorang yang bagus agamanya, bertakwa, suka berbuat baik dan menolong maka kondisi rakyat juga demikian. Pengaruh penguasa semacam ini dijumpai pada sebagian masa pada sebagian person penguasa tertentu [Bidayah wan Nihayah karya Ibnu Katsir 9/186]
Ustadz Aris Munandar hafidahullah

At Tabligh Khalfal Imam

At Tabligh Khalfal Imam

Kalau pernah ikut shalat berjama'ah di Masjidil Haram al Makki atau di Masjid Nabawi, atau mungkin pernah mendengar via youtube, biasanya setiap imam bertakbir, tasmi' atau salam, kemudian sang muadzin mengulangi ucapan imam. 

Praktek ini disebut "at tabligh khalfal imam". Tabligh artinya menyampaikan, karena di sini ucapan imam disampaikan kepada para makmum. Biasanya dilakukan ketika makmum sangat banyak, untuk membantu imam agar ucapan-ucapannya tersampaikan ke seluruh makmum. 

Syaikh Muhammad bin Shalih Al Utsaimin menjelaskan :

التبليغ؛ يعني أن يكبر أحد المأمومين مع الإمام، وهو لا بأس به، إذا دعت الحاجة إليه فقد ثبت عن النبي صلى الله عليه وعلى آله وسلم أنه خرج إلى الناس، وهو في مرضه ووجد أبا بكر يصلي فيهم يصلي بهم وجعل إلى يسار أبي بكر، ثم جعل يصلي وأبو بكرٍ يبلغ الناس تكبيره، أما إذا لم يكن له حاجة، إذا لم يكن لذلك حاجة، فلا يبلغ؛ بل يكتفى بصوت الإمام

"At Tabligh di sini maksudnya salah seorang makmum mengucapkan takbir seperti (suara) imam. Hukumnya tidak mengapa, jika memang ada kebutuhan untuk itu. Terdapat hadits shahih dari Nabi Shallallahu'alaihi Wasallam bahwa beliau keluar untuk shalat bersama orang-orang ketika beliau sedang sakit. Dan Nabi mendapati Abu Bakar ada di sana sedang shalat. Nabi pun lalu menempatkan diri di sebelah kiri Abu Bakar, dan Abu Bakar mengikuti Nabi dan melakukan tabligh (menyampaikan) takbir Nabi kepada orang-orang. 

Adapun jika tidak ada kebutuhan, maka tidak perlu tabligh. Cukup dengan suara imam" 

Sumber: https://binothaimeen.net/content/10820

Syaikh Abdul Aziz bin Baz mengatakan :

إذا كان الجماعة يسمعون صوت الإمام، ولا يخفى عليهم فلا حاجة إلى التبليغ، أما إذا كان قد يخفى على بعضهم كالصفوف المؤخرة فإنه يستحب التبليغ. وقد صلى النبي ﷺ ذات يوم في مرضه وكان صوته ضعيفًا فكان الصديق  يبلغ عنه عليه الصلاة والسلام، فهذا لا بأس به.

"Jika jama'ah mendengar suara imam dan tidak samar suaranya, maka tidak perlu tabligh. Adapun jika suara imam terdengar samar bagi sebagian makmum, misalnya terdengar samar oleh orang-orang di shaf terakhir, maka dianjurkan untuk melakukan tabligh. Nabi Shallallahu'alaihi Wasallam pernah shalat dalam keadaan sedang sakit, sehingga suara beliau lemah. Maka Abu Bakar Ash Shiddiq melakukan tabligh untuk beliau. Ini tidak mengapa".

فإذا احتيج إلى التبليغ لسعة المسجد وكثرة الجماعة أو لضعف صوت الإمام لمرض أو غيره فإنه يقوم بعض الجماعة بالتبليغ، أما إذا كان الصوت واضحًا للجميع ولا يخفى على أحد في الأطراف، بل علم أن الجميع يسمعه فليس هناك حاجة للتبليغ ولا يشرع

"Maka jika memang dibutuhkan untuk tabligh, karena sangat luasnya masjid dan banyaknya jama'ah, atau karena lemahnya suara imam disebabkan sakit atau yang lainnya, maka sebagian jama'ah boleh melakukan tabligh. Adapun jika suaranya jelas untuk semua makmum, dan tidak samar bagi siapapun di semua bagian shaf, bahkan telah dipastikan semua makmum bisa mendengar, maka tidak ada kebutuhan untuk tabligh dan tidak disyariatkan"

Sumber: Majmu' Fatawa wal Maqalat Mutanawwi'ah libni Baz (12/154).

Contoh praktek tabligh di Masjidil Haram al Makki :
https://www.youtube.com/watch?v=o-VJvOcnVE8

Semoga bermanfaat.

@fawaid_kangaswad

Minggu, 23 Agustus 2020

Yahya bin Mu'adz rahimahullahu berkata: "Jadikan pada dirimu bagian dari hak orang beriman tiga perkara:

Yahya bin Mu'adz rahimahullahu berkata: "Jadikan pada dirimu bagian dari hak orang beriman tiga perkara: 

Pertama, jika engkau tidak memberi manfaat baginya, jangan datangkan mudharat atasnya. 
Kedua, jika engkau tidak bisa membuatnya gembira, jangan buat dia bersedih. 
Ketiga, jika engkau tidak memujinya, maka jangan mencelanya".

Tanbih Al Ghafilin, 1/178.
Ust rappung Samsudin lc Ma 

Sabtu, 22 Agustus 2020

Beginilah Wanita Muslimah Menjaga Kehormatannya

🌹 Beginilah Wanita Muslimah Menjaga Kehormatannya 🌹

Ibrahim Al-Mazini (wafat 1368 H) menyebutkan di dalam kitab Al-Basya'ir hal. 34, pada saat beliau melakukan perjalanan dan melewati kota Yanbu', Saudi Arabia, beliau berkata, “Aku tidak melihat wanita maupun gadis kecil .... dan diceritakan kepadaku, “Sesungguhnya para wanita tidak keluar dari rumah-rumah mereka”.”

💐Keteladanan Fathimah binti Al-Aththar, seorang wanita dari Baghdad rahimahallah

Saudaranya berkata, “Sesungguhnya dia keluar rumah hanya tiga kali; hari saat ia menikah, hari saat ia menunaikan ibadah haji dan hari saat ia meninggal dunia.”
[Tarikh Al-Islamy, 40/126 karya Imam Adz-Dzahabi]

💐Keteladanan Fathimah putri Imam Al-Birzali rahimahallah

Beliau meninggal dunia di usia 24 tahun. Beliau telah hafal Al-Qur'an, berangkat haji ke Baitullah al-haram dan mendengarkan hadits dari banyak guru. Jumlah Syuyukh/guru beliau dalam ilmu hadits adalah 185 guru. Beliau menulis naskah lengkap dari Shahih Al-Bukhari dengan tangannya.

Imam Ash-Shafadi rahimahullah menyebut naskah tulisan tangan beliau dan berkata, “Naskah miliknya berada di kota Dimasyq termasuk diantara naskah yang dijadikan sandaran(rujukan) dan dinukil darinya.”

Imam Al-Birzali membicarakan anaknya (Fathimah) ;

1. Dia merupakan wanita yang diberkahi dan menjaga ibadah yang wajib dan yang Sunnah

2. Dia memilihi kesungguhan dan semangat dalam mengamalkan kebaikan

3. Dia telah menikah selama lima tahun dan tidak pernah keluar dari rumah

4. Aku tidak melihat darinya kecuali apa yang menyenangkanku

5. Jika aku melihatnya sedang shalat, aku bahagia dan aku berharap dia akan memberikan manfaat bagiku(pada hari kiamat). Sesungguhnya dia shalat dengan sempurna dan bersungguh-sungguh dalam berdoa.

6. Dia sama sekali tidak pernah meminta kepadaku dari perkara dunia dan tidak pula memintaku membelikan kebutuhannya.

[A'yanul 'Ashr wa A'wanun Nashr, 4/30-31 karya Imam Ash-Shafadi]

Alih bahasa : Abu Razin Taufiq
Thalib darul hadist fiyus Yaman 

pertanyaan nya apakah benar bahwa kitab sudah di rubah oleh Wahabi ?

Pertanyaan? 
Afwan ustadzi,bagaimana pendapat Antum tentang klaim sebagian saudara kita yg mengatakan bahwa kitab tersebut telah di tahrif,sebagian isinya disisipin  aqidah palsu WAHABI yg dinisbatkan kpd beliau,sebagai mana kebiasaan mereka yg membawa hujjah bahwa sebagian kitab2 yg beraqidah asy’ariyah dipalsukan oleh WAHABI ?
Jazakallahu khayran 
Jawaban 
Abu Mujahid Abdulloh 

1) Periwayat manuskrip kitab itu hidup jauh sebelum wahhabi muncul, macam mana wahhabi bisa menahrif?

2) Imam Asy-Sya‘rani dan Imam Al-Haytami tidak mampu memberikan bukti bahwa kitab tsb sdh mengalami perubahan/penambahan, hanya berdasarkan praduga lemah karena mengkritik mazhab Asya'irah.

3) Akidah Imam Al-Jaylani yg termaktub dalam Al-Ghunyah tsb juga dinukil oleh ulama lain spt Adz-Dzahabi dan Ibnu Rajab 

Wallahu a'lam
Ust Alfan edogawa 

Sulṭānul-Awliyā’‘ABDUL-QĀDIR AL-JAYLĀNĪ(Akidah dan Sikapnya terhadap Asyā‘irah)

Sulṭānul-Awliyā’
‘ABDUL-QĀDIR AL-JAYLĀNĪ
(Akidah dan Sikapnya terhadap Asyā‘irah)

Al-Imām Al-‘Ārif Billāh ‘Abdul-Qādir Al-Jaylānī (w. 561 H) merupakan ulama sufi-salafi yang sangat terkenal di zamannya hingga kini, karamahnya banyak dan tidak diragukan oleh siapapun. Sebagaimana diriwayatkan oleh Imam Syamsuddīn Aż-Żahabī Asy-Syāfi‘ī (w. 748 H) dari Al-Ḥāfiẓ Syarafuddīn Abul-Ḥusayn Al-Yūnīnī (w. 701 H), yang mendengar langsung dari Sulṭānul-‘Ulamā’ ‘Izzuddīn Ibnu ‘Abdis-Salām Asy-Syāfi‘ī (w. 660 H) tentang karamah Sulṭānul-Awliyā’, berikut ini:

قال شيخنا الحافظ أبو الحسين علي بن محمد: سمعت الشيخ عبد العزيز بن عبد السلام الفقيه الشافعي يقول: ما نقلت إلينا كرامات أحد بالتواتر إلا الشيخ عبد القادر، فقيل له: هذا مع اعتقاده، فكيف هذا؟ فقال: لازم المذهب ليس بمذهب.
Mahaguru kami [Al-Ḥāfiẓ Abul-Ḥusayn ‘Alī bin Muhammad] berkata: Aku mendengar Syekh ‘Abdul-‘Azīz bin ‘Abdus-Salām Al-Faqīh Asy-Syāfi‘ī] mengatakan: “Tidak dinukilkan kepada kami karamah siapapun dengan mutawatir kecuali Syekh ‘Abdul-Qādir”. Beliau ditanya, “Ini disamping akidahnya, kok bisa begitu?”. Beliau menjawab: “Kelaziman suatu mazhab bukan mazhab itu sendiri.” [Siyar A‘lām An-Nubalā’, 20/443; dan Al-Wāfī bil-Wafayāt karya Imam Ṣalāḥuddīn Aṣ-Ṣafadī, 19/27]

Disamping berbicara tentang karamah yang dimiliki oleh Sulṭānul-Awliyā’, keterangan diatas juga memiliki pesan tersurat lainnya, yakni si penanya merasa aneh kenapa dan bagaimana Sulṭānul-Awliyā’ bisa memiliki karamah dan/ mendapat kemuliaan seperti itu, padahal Sulṭānul-Awliyā’ tidak berakidah Asy‘ariyyah sebagaimana Sulṭānul-‘Ulamā’!

Sudah menjadi rahasia umum bahwa Sulṭānul-Awliyā’ bermazhab Ḥanbali dalam fikih sekaligus akidah (salafi), serta gigih mempertahankan akidah Salaf. Misalnya sifat istiwā’, Beliau menerangkan dalam Al-Gunyah li-Ṭālibī Ṭarīq Al-Ḥaq (hal. 124):

وينبغي إطلاق صفة الاستواء من غير تأويل، وأنه استواء الذات على العرش لا على معنى القعود والمماسة كما قالت المجسمة والكرامية، ولا على معنى العلو والرفعة كما قالت الأشعرية، ولا معنى الاستيلاء والغلبة كما قالت المعتزلة، لأن الشرع لم يرد بذلك ولا نقل عن أحد من الصحابة والتابعين من السلف الصالح من أصحاب الحديث ذلك، بل المنقول عنهم حمله على الإطلاق
“Dan sudah seharusnya untuk memutlakkan sifat istiwā’ (bagi Allah) tanpa takwil. Bahwasanya Zat Allah ber-istiwā’ diatas Arasy, bukan dengan makna duduk dan menyentuh Arasy sebagaimana yang telah dilontarkan oleh sekte Mujassimah dan Karrāmiyyah. Sifat istiwā’ tersebut juga bukan maknanya al-‘uluww (ketinggian) dan ar-rif‘ah (keagungan) sebagaimana telah dikatakan oleh kaum Asy‘ariyyah (aliran tafwīḍ). Bukan pula maknanya al-istīlā’ (menguasai) dan al-galabah (mengalahkan yang lain) sebagaimana yang dilontarkan sekte Muktazilah (dan Asyā‘irah aliran takwil) karena syarak tidak mendatangkan keterangan tentang hal tersebut, juga tidak terdapat keterangan satu pun dari kalangan sahabat, tabiin dari kalangan para imam salafsaleh dari para ulama ahli hadis. Bahkan yang dikutip dari mereka adalah memahami nas ayat tersebut secara mutlak”.

Dari keterangan diatas sangat jelas bahwa Sulṭānul-Awliyā’ menolak pandangan akidahnya Mujassimah, Karrāmiyyah, Muktazilah, dan Asyā‘irah, tentang sifat istiwā’. Perihal ini juga dijelaskan panjang-lebar oleh Sulṭānul-Awliyā’ dalam kitabnya yang lain, Tuḥfatul-Mutqīn wa Sabīlul-‘Ārifìn.

Bukan hanya itu, Sulṭānul-Awliyā’ juga meyakini bahwa kalam Allah dengan suara seperti keyakinan Imam Ahmad, ini bertentangan dengan keyakinan mazhab Asy‘ariyyah dan bahkan Sulṭānul-Awliyā’ membidahkannya:

وهذه الآيات والأخبار تدل على أن كلام اللّه صوت لا كصوت الآدميين، كما أن علمه وقدرته وبقية صفاته لا تشبه صفات الآدميين، كذلك صوته.
وقد نص الإمام أحمد رحمه اللّه على إثبات الصوت في رواية جماعة من الأصحاب رضوان اللّه عليهم أجمعين.
خلاف ما قلت الأشعرية من أن كلام اللّه معنى قائم بنفسه، واللّه حسيب كل مبتدع ضال مضل،
“Ayat² dan khabar² ini menunjukkan bahwa kalam Allah ‘azza wa jalla ada suara yang tidak seperti suara manusia, sebagaimana Ilmu-Nya, Kekuasaan-Nya, dan Sifat-Nya (yang lain) tidak serupa dengan sifat manusia, (maka) demikian juga Suara-Nya.
Dan sungguh nas Imam Aḥmad tentang isbat suara dalam riwayat jamaah aṣḥāb riḍwān Allah ‘alayhim ajma‘īn.
Bertentangan dengan yang dilontarkan oleh Asy‘ariyyah bahwa kalam Allah adalah makna yang berdiri sendiri, dan Allah akan menghukum setiap mubtadi‘ (pelaku bidah) yang sesat lagi menyesatkan,...” [Al-Gunyah, hal. 131]

Keterangan diatas sangat jelas menyebutkan bahwa akidah Asyā‘irah yang menyebutkan bahwa kalam Allah tanpa suara dan/ qā’im bi-nafsih itu sesat lagi menyesatkan, karena bertentangan dengan ayat² dan khabar² yang ada. Sehingga amat wajar apabila Sulṭānul-Awliyā’ menyatakan tidak ada wali Allah yang tidak berakidah seperti akidah Imam Aḥmad, sebagaimana disebutkan oleh Al-Ḥāfiẓ Zaynuddīn Ibnu Rajab Al-Ḥanbalī (w. 795 H) dalam Aż-Żayl ‘alā Ṭabaqāt Al-Ḥanābilah (2/200):

وذكر الشيخ أبو زكريا يحيى بن يوسف الصرصري، الشاعر المشهور، عن شيخه العارف علي بن إدريس: أنه سأل الشيخ عبد القادر، فقال: يا سيدي، هل كان للّه ولي على غير اعتقاد أحمد بن حنبل. فقال: ما كان، ولا يكون.
Disebutkan oleh Syekh Abū Zakariyyā Yaḥya bin Yūsuf Aṣ-Ṣarṣarī, seorang Penyair terkenal, dari Mahagurunya Al-‘Ārif ‘Alī bin Idrīs: bahwasanya ia bertanya kepada Syekh ‘Abdul-Qādir: “Wahai Sidi, apakah ada Wali Allah yang tidak berakidah Imam Aḥmad bin Ḥanbal?”. Maka Sulṭānul-Awliyā’ menjawab: “Tidak pernah ada dan tidak akan ada”.

Dikitab yang sama (2/202) juga disebutkan:

ونقلت من خط السيف بن المجد الحافظ: سمعت الشيخ الزاهد علي بن سلمان البغدادي، المعرف بالخباز برباطه بالجانب الغربي من بغداد، يحكي عن الشيخ عبد القادر الجيلي، وناهيك به، فإنه صاحب المكاشفات، والكرامات التي لم تنتقل لأحد من أهل عصره، أنه قال: لا يكون وليّ لله تعالى إلا على اعتقاد أحمد رضي الله عنه.
...bahwa Sulṭānul-Awliyā’ berkata: “Tidak akan ada Wali Allah taala kecuali berada diatas i‘tiqād (akidah) Imam Aḥmad raḍiyallāhu ‘anhu”.

Dengan kata lain, Sulṭānul-Awliyā’ hendak mengatakan bahwa boleh jadi ada ulama yang keilmuannya diakui umat namun tidak berakidah Imam Aḥmad, akan tetapi tidak pernah ada dan tidak akan ada yang mencapai level Wali Allah.

Demikianlah Akidah Sulṭānul-Awliyā’ dan sikapnya terhadap mazhab Asyā‘irah, agar menjadi perhatian dan renungan kita bersama. Semoga Allah merahmati para ulama yang disebutkan diatas dan mengampuni ketergelinciran para ulama yang teperdaya dengan Ilmu Kalam dalam memahami Akidah Islam, amīn.

Sekian dulu, semoga berfaedah.

Semangat Hari Raya Jumat,
Alfan Edogawa

Al-Imam ibnu Qudâmah rahimahullah berkata

Al-Imam ibnu Qudâmah rahimahullah berkata : "dulu ada seorang yang sholih jika memiliki keinginan untuk bermaksiat, maka ia mengeluarkan sebuah kartu dari kantongnya yang tertulis padanya :
"Dan bersabarlah dalam menunggu ketetapan Tuhanmu, maka sesungguhnya kamu berada dalam penglihatan Kami." (QS. Ath-Thûr : 48).
‏abu said neno triyono

Jumat, 21 Agustus 2020

NIKAHKANLAH DENGAN SEORANG PENUNTUT ILMU..

NIKAHKANLAH DENGAN SEORANG PENUNTUT ILMU....

🎙️Asy-Syaikh Muqbil bin Hadi Al-Wadi'i rahimahullah

"Demi Allah, sekiranya engkau menikahkan saudarimu atau putrimu dengan seorang penuntut ilmu, maka itu lebih baik bagimu daripada kamu mendapatkan dunia beserta segala isinya."

📋Al-Basyair fi as-Sima' al-Mubasyir, no 13
-----------------------------------------
🧿 Rabu, 29 dzulhijjah 1441 H / 19 Agustus 2020 M. 

Sumber :

☎️ Telegram

Kampung_fuyusy_channel
https://t.me/kampung_fuyusy_yaman

📲 Instagram

Kampung Fuyusy
https://www.instagram.com/kampungfuyusy?r=nametag

🖥️ Facebook
https://www.facebook.com/111754757239371?referrer=whatsapp

📹 Youtube
https://www.youtube.com/channel/UCO4hOcHdxTjp1ovROj3Yjww?app

Semoga bermanfaat dan silahkan dibagikan dengan tanpa merubah isi teks dan tetap menyertakan sumber.

Kampung Fuyush - Yaman

Kamis, 20 Agustus 2020

Allah Ta'ala di atas ‘Arsy, di atas langit dan terpisah dari makhluk-Nya. Dia tidak terlingkupi oleh langit, alam semesta dan makhluk apapun.

Allah Ta'ala di atas ‘Arsy, di atas langit dan terpisah dari makhluk-Nya. Dia tidak terlingkupi oleh langit, alam semesta dan makhluk apapun. 

* * * * * 

Beberapa hari lalu saya menyampaikan suatu masukan ke sebuah grup WA yang para anggotanya umumnya adalah dai dan ustaz (kecuali semisal saya yang bukan ustaz, tentunya). 

Masukan itu terkait dengan keyakinan “Allah di atas ‘Arsy, di atas langit”, sebagaimana disebutkan dalam Quran, Sunnah dan pernyataan Salaf, yang sudah banyak disampaikan oleh para ustaz. Alhamdulillah. 

Hanya saja, saya lihat masih belum banyak yang menyampaikan penjelasan lebih lanjut bahwa maksud “di atas langit” itu jangan sampai disalahpahami dengan bertempat di dalam langit dan terlingkupi olehnya. Namun maksudnya adalah "terpisah dengan makhluk-Nya" (alam semesta), sebagaimana dijelaskan oleh ulama, yang akan dikutipkan sebagiannya. 

Karena kurangnya penjelasan tersebut, saya lihat masih terjadi kesalahpahaman, terutama di kalangan awam. Bahkan di kalangan ustaz pun saya sempat lihat terjadi pula kesalahpahaman semacam itu. 

Penjelasan tentang ketinggian Allah dan penjelasan tentang keterpisahan Allah dengan makhluk-Nya idealnya dijadikan satu paket pembahasan. Nukilan redaksi dari Salaf tentang keduanya juga disebutkan beriringan. 

Abu al-Qasim al-Lalakai (w. 418 H, dengan mem-fathah-kan “lam”, bukan kasrah, sebagaimana disebutkan oleh al-Sam’ani dalam “al-Ansab” vol. XIII, hlm. 459; tidak sebagaimana yang dilafalkan oleh banyak orang) menyebutkan dengan sanadnya dalam “Syarh Ushul I’tiqad Ahl al-Sunnah” (vol. I, hlm. 197), tentang akidah Abu Hatim, Abu Zur’ah dan para ulama Ahli Sunnah: 

وَأَنَّ اللَّهَ عَزَّ وَجَلَّ عَلَى عَرْشِهِ بَائِنٌ مِنْ خَلْقِهِ 

“Allah Ta’ala di atas ‘Arsy-Nya, terpisah dari makhluk-Nya.” 

Al-Lalakai juga meriwayatkan dengan sanadnya dari Imam Ahmad, bahwa beliau ditanya, 

اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ فَوْقَ السَّمَاءِ السَّابِعَةِ عَلَى عَرْشِهِ بَائِنٌ مِنْ خَلْقِهِ وَقُدْرَتِهِ وَعِلْمِهِ فِي كُلِّ مَكَانٍ؟ قَالَ: نَعَمْ عَلَى الْعَرْشِ وَعِلْمُهُ لَا يَخْلُو مِنْهُ مَكَانٌ

“Allah ‘Azza wa Jalla di atas langit ketujuh, di atas ‘Arsy-Nya, terpisah dari makhluk-Nya, dan ilmu serta kekuasaan-Nya meliputi setiap tempat?” Imam Ahmad menjawab, “Benar. Allah di atas ‘Arsy dan ilmu-Nya meliputi setiap tempat.” [Syarh Ushul I’tiqad Ahl al-Sunnah, vol. III, hlm. 445.] 

Intinya sekali lagi, keyakinan “Allah di atas ‘Arsy, di atas langit” itu (seharusnya) sejalan dengan keyakinan “Allah terpisah dari seluruh makhluk-Nya” (makhluk mencakup: alam semesta, langit, bumi dan seterusnya). 

Adapun jika seorang sampai berkeyakinan bahwa Allah bertempat di dalam makhluk-Nya (termasuk: langit dan semesta), atau sebaliknya, bahwa makhluk menempati-Nya, maka ia terjatuh dalam kesalahan fatal yang menyelisihi akidah Ahli Sunnah. 

Syaikh al-Albani dalam beberapa kesempatan menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan tempat adalah alam semesta yang puncaknya adalah ‘Arsy. Setelah ‘Arsy tidak lagi disebut sebagai tempat. 

Beliau berkata dalam salah satu ceramah dan diskusinya, 

فإذن العقيدة الصحيحة عقلاً ونقلاً إنما هي عقيدة السلف الصالح لأنهم لم يجعلوا الله في مكان كما تزعمون لأنه لا مكان هناك وراء العرش إنما هو العدم المحض إلا الله تبارك وتعالى

“Jika demikian, maka akidah yang benar secara akal dan teks-teks keagamaan adalah akidah Salaf yang salih. Mereka tidaklah menjadikan Allah berada di suatu tempat, sebagaimana yang kalian sangka. Sebab, tiada lagi yang disebut tempat setelah ‘Arsy. Di atas ‘Arsy adalah ketiadaan belaka, kecuali Allah Tabaraka wa Ta’ala." [Mausu'ah al-Albani fi al-'Aqidah, vol. VIII, hlm. 54.] 

[Catatan: Sebagai tambahan informasi, al-Hafizh Ibn Hajar dalam Fath al-Bari, vol. VI, hlm. 291, menyampaikan pandangan tentang tidak tertutupnya kemungkinan sebagian makhluk di atas 'Arsy, di sisi Allah, seperti al-Lauh al-Mahfuzh.]

Demikian, semoga bermanfaat. Allahu a’lam.  

1 Muharram 1442 H, atau 20 Agustus 2020 
Adni Abu Faris

Rabu, 19 Agustus 2020

DOA PENUNTUT ILMU UNTUK DIBERIKAN RIZKI OLEH ALLAH TEMAN DUDUK YANG SHALIH

DOA PENUNTUT ILMU UNTUK DIBERIKAN RIZKI OLEH ALLAH TEMAN DUDUK YANG SHALIH

Sebagian salaf berdoa kepada Allah agar diberikan rizki teman duduk yang shalih -yaitu orang yang berilmu dan mengamalkan ilmunya-, agar mendapatkan ilmu yang bermanfaat, amal sholih dan pengaruh yang baik dari mereka. Diantara mereka ada yang dikabulkan oleh Allah apa yang dimintanya, lalu diberikan sesuai apa yang mereka minta.

Alqamah bin Qais an-Nakhoiy berkata : "aku mendatangi Syam, lalu sholat dua rakaat, kemudian aku berdoa : "Yaa Allah mudahkan untukku teman duduk orang yang shalih".
Lalu aku mendatangi suatu kaum, aku duduk bersama mereka, kemudian datang seorang Syaikh yang duduk disampingku, aku bertanya : "siapa ini?", Mereka menjawab : "Abu Darda radhiyallahu anhu." (Shahih Bukhari, V/25).

Harîts bin Qabîshah berkata : "aku mendatangi Madinah, lalu aku berdoa : "Yaa Allah mudahkan aku teman duduk yang shalih."
Lalu aku pun duduk bersama Abu Hurairah radhiyallahu anhu. (Sunan Tirmidzi, I/535).

Khaitsamah bin Abi Sabrah berkata : "aku mendatangi Madinah, lalu aku berdoa kepada Allah untuk memudahkanku diberikan teman duduk yang shalih. Maka Allah mudahkan untukku Abu Hurairah radhiyallahu ahnu, aku duduk bersama bersama beliau, lalu aku berkata : "aku memohon kepada Allah agar dimudahkan teman duduk yang shalih, maka aku mendapatkan engkau untukku."
Abu Hurairah radhiyallahu anhu berkata : "dari mana engkau?".
Kujawab : "dari penduduk Kufah, aku datang untuk mencari kebaikan yang aku menginginkannya." (Sunan Tirmidzi, VI/153).
Ust Abu Sa'id Neno Triyono 

Doa orang yang jujur untuk minta bantuan dalam menuntut ilmu yang menunjukkan motivasinya yang kuat untuk mendapatkan ilmu yang bermanfaat dan amal yang shalih. Wallahu A'lam.

semangat menuntut ilmu

Ustadz Aris Munandar hafidahullah

Tempat shalat ied menurut Syafiiyyah

Tempat shalat ied menurut Syafiiyyah
واعلم أن الصلاة تجوز في الصحراء فإن كان بمكة فالمسجد الحرام أفضل قطعا. وألحق به الصيدلاني بيت المقدس. وإن كان في غير مكة: فإن كان عذر كمطر فالمسجد أفضل وإن لم يكن عذر فإن ضاق المسجد فالصحراء أولى بل يكره فعلها في المسجد وإن كان المسجد واسعا فالصحيح أن المسجد أولى والله أعلم
“Ketahuilah bahwa shalat hari raya di tanah lapang hukumnya boleh.  Jika di Mekkah, shalat hari raya di Masjidil Haram itu jelas yang lebih afdhol. Ash-Shaidalani berpendapat bahwa Baitul Maqdis dalam masalah ini dianalogkan dengan Masjidil Haram.
Untuk luar Mekkah, jika ada kendala semisal hujan maka shalat hari raya di dalam masjid itu yang lebih afdhol. Jika tidak ada kendala ada dua rincian. Apabila masjid sempit (sehingga jamaah meluber sampai halaman masjid) maka lebih baik shalat hari raya dilaksanakan di tanah lapang bahkan ngotot dilaksanakan di masjid hukumnya makruh. Namun jika masjid luas (sehingga semua jamaah tertampung di dalam bangunan masjid) maka pendapat yang benar (menurut Syafiiyyah) shalat di dalam masjid itu yang lebih utama” [Kifayatul Akhyar hal 200 cetakan Darul Minhaj Jeddah].
Ternyata:
Sholat Ied di tanah lapang itu tidak makruh menurut Syafiiyyah namun mubah.
Bahkan shalat Ied di masjid itu bisa makruh jika masjid tidak cukup menampung jamaah.
Ustadz Aris Munandar hafidahullah

MARKIZ ATAU MARKAZ ??BENAR YANG MANA??

🔰 MARKIZ ATAU MARKAZ  ??
BENAR YANG MANA?? 

Jawabannya :

Keduanya Adalah Suatu Kata Yang Dikenal Dalam Pembahasan Ilmu Shorof Dengan Nama "Isim Makan".
 
Isim Makan adalah :
" Suatu Kata Yang Menunjukkan Atas Tempat Terjadinya Perbuatan/Kejadian."
 (Unwan Adz Dzorf Fi Ilmi Ash Shorf. Hal. 35)

Penjelasan :

- Markiz : مَرْكِزٌ
Jika Di Kasrah Huruf Kaf Nya, Maka Dia Berwazan مَفْعِلٌ, Dan Dia (Isim Makan) Yang Terpecah Dari Bab Yang Berwazan : 
Fa'ala - Yaf'ilu /فَعَلَ - يَفْعِلُ
Rakaza - Yarkizu / رَكَزَ - يَرْكِزُ

- Markaz : مَرْكَزٌ
Jika Di Fathah Huruf Kaf Nya, Maka Dia Berwazan مَفْعَلٌ, Dan Dia (Isim Makan) Yang Terpecah Dari Bab Yang Berwazan : 
Fa'ala - Fa'ulu / فَعَلَ - يَفْعُلُ
Rakaza - Yarkuzu / رَكَزَ - يَرْكُزُ

Kedua Kata Tersebut (Markiz/Markaz) Itu Telah Datang Dari Lisan Orang Arab, Namun Kata Yang Pertama (Markiz) Itu Lebih Masyhur (Terkenal) Dari Sisi Penggunaan dibanding Kata Yang Kedua (Markaz). 

Jadi Boleh Saja Kita Mengatakan : 
"Markaz Daarul Hadits, Atau Markiz Daarul Hadits".

Ingat Kaedah :

لا مشاحة في الاصطلاح
"Tidak Ada Pertentangan Terkait Dengan Istilah."

Allahu 'Alam. 

✏️ Thuwailbul 'Ilmi Al Bughisy 
🕌 Markiz / Markaz Daarul Hadits Fiyusy -حرسها الله-
ust Abul Qosim najieb

Selasa, 18 Agustus 2020

Cinta Tanah Air Bagian Dari Iman?*

*Cinta Tanah Air Bagian Dari Iman?*

Pada sebuah kesempatan, Syaikh Abdullah bin Abdul Aziz Al ‘Aqil rahimahullah, seorang ulama besar dari Unaizah (salah satu daerah di negeri Saudi Arabia-ed), ditanya:

Bagaimana dengan ungkapan yang banyak tersebar di masyarakat, yaitu:

 حب الوطن من الإيمان

“Cinta tanah air adalah bagian dari iman.” Apakah ungkapan ini adalah sebuah hadits yang shahih?

*Syaikh Abdullah bin Abdul Aziz Al ‘Aqil rahimahullah, menjawab:*

Al Ajluni dalam kitab _Kasyful Khafa_ berkata: “Hadits ini dikatakan oleh As Shaghani sebagai hadits maudhu (palsu)”. Al Ajluni juga berkata dalam kitab _Al Maqashid_ : “Aku tidak ragu bahwa hadits ini palsu, namun maknanya benar”. 

Pernyataan Al Ajluni yang menyatakan bahwa makna hadits ini benar, disanggah oleh Al Qaari, ia berkata: “Pernyataan ini sungguh aneh! Karena antara cinta tanah air dengan keimanan sama sekali tidak ada kaitannya.” Kemudian Al Qaari berdalil dengan ayat:

وَلَوْ أَنَّا كَتَبْنَا عَلَيْهِمْ أَنِ اقْتُلُوا أَنْفُسَكُمْ أَوِ اخْرُجُوا مِنْ دِيَارِكُمْ مَا فَعَلُوهُ إِلَّا قَلِيلٌ مِنْهُمْ ۖ

_“Seandainya Allah memerintahkan mereka untuk membunuh diri mereka atau memerintahkan mereka untuk keluar dari negerinya, maka mereka tidak akan patuh, kecuali sedikit orang saja.”_ (Qs. An Nisa: 66).

Ayat ini dalil bahwa mereka mencintai negeri mereka padahal mereka tidak memiliki iman karena yang dimaksud ‘mereka’ dalam ayat ini adalah orang-orang munafik (orang yang mengaku iman di lisan namun tidak dihatinya, pent).

Akan tetapi, sebagian ulama menyanggah Al Qaari dengan menyatakan bahwa yang dimaksud hadits ini bukanlah orang yang cinta tanah air itu pasti beriman. Melainkan maksudnya adalah bahwa ‘cinta kepada tanah air tidak menafikan iman’.

Menurutku, andaikan hadits ini shahih, bisa dibenarkan jika _wathon_ kita artikan sebagai:
* *Surga*, karena surga adalah negeri pertama bagi keturunan Adam ‘ alaihissalam.
* *Mekkah*, karena Mekkah adalah Ummul Quraa (Ibu kota dari semua kota) dan kiblatnya orang alim.
* *Negeri* yang baik, namun dengan syarat cinta kepada negeri dikarenakan adanya itikad untuk menyambung silaturahim, atau berbuat baik kepada penduduk negeri tersebut, misalnya kepada orang fakir dan anak yatim (bukan karena semangat nasionalisme, pent).

Sehingga pemaknaan yang benar adalah tidak menghubungkan adanya cinta tanah air dengan keimanan, juga tidak memutlakkan, namun dimaknai secara umum saja. Perhatikanlah hadits:

حسن العهد من الإيمان، وحب العرب من الإيمان

_“Menepati janji adalah bagian dari iman dan mencintai bangsa Arab adalah bagian dari iman.”_

Padahal orang kafir pun ada yang menepati janji dan mencintai bangsa Arab.

[Demikian penjelasan Syaikh Abdullah bin Abdil Aziz Al ‘Uqail, dikutip dari Fatawa Mawqiul Islam, fatwa no. 15]

Ulama pakar hadits abad ini, Muhammad Nashiruddin Al Albani rahimahullah berkata dalam _Silsilah Ahadits Adh Dhaifah_ : “Hadits ini adalah *hadits palsu*. As Shaghani dan ulama yang lain berkata: ‘Makna hadits ini tidak benar. Karena kecintaan kepada tanah air seperti mencintai diri sendiri, mencintai harta, dan semacamnya. Ini semua merupakan sifat-sifat manusiawi sehingga seseorang yang mencintai hal-hal tersebut tidak serta-merta dipuji. Oleh karena itu, mencintai tanah air bukan bagian dari iman. Bukankah anda melihat bahwa semua manusia memiliki sifat ini? Baik yang mu’min maupun yang kafir tanpa terkecuali.’ ( _Silsilah Ahadits Adh Dhaifah_, 36).

*Nasionalisme yang Dibenarkan Islam*

Dari penjelasan-penjelasan di atas, semoga pembaca dapat memahami bahwa semangat nasionalisme tidak sesuai dengan ajaran Islam karena semangat nasionalisme mendahulukan dan mengutamakan persaudaraan antara orang-orang sebangsa daripada persaudaraan Islam. Semangat nasionalisme juga menempatkan kecintaan terhadap tanah air melebihi cinta kepada Allah dan Rasul-Nya, sehingga ia rela melakukan hal yang bermanfaat bagi negerinya meskipun itu mendurhakai Allah dan Rasul-Nya. Namun cinta tanah air tidak selamanya keliru.

Berbicara tentang cinta tanah air, memang benar bahwa mencintai tanah kelahiran adalah hal yang manusiawi. Sebagaimana Rasulullah _shallallahu ‘alaihi wa sallam_ pun mencintai tempat kelahiran beliau, Makkah. Sampai-sampai beliau bersabda:

ما أطيبكِ من بلد، وأحبَّكِ إليَّ، ولولا أن قومي أخرجوني منكِ ما سكنتُ غيركِ

_“Wahai Makkah, tidak ada negeri yang lebih baik dan lebih kucintai dari pada engkau. Andai kaumku tidak mengusirku darimu, aku tidak akan pernah tinggal di negeri lain.”_ (HR. At Tirmidzi no.3926, di-shahih-kan Al Albani dalam Shahih At Tirmidzi).

Beliau mencintai Makkah bukan karena semata-mata tempat kelahiran, namun karena Makkah adalah negeri kaum muslimin, negeri tauhid yang diwariskan Ibrahim ‘Alahissalam. Oleh karena itu, beliau pun mencintai Madinah, yang juga negeri kaum muslimin, walaupun bukan tempat kelahiran beliau. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda ketika peristiwa hijrah ke Madinah:

اللهم حبب إلينا المدينة كحبنا مكة أو أشد

_“Ya Allah, berikanlah kami rasa cinta terhadap Madinah sebagaimana kami mencintai Makkah, atau bahkan cinta yang lebih besar dari itu.”_ (HR. Bukhari no.6372)

Maka nasionalisme yang benar adalah nasionalisme yang didasari rasa cinta kepada Allah Ta’ala. Yaitu mencintai negeri tempat kelahiran kita yang merupakan negeri kaum muslimin, karena Islam ditegakkan di dalamnya. Syaikh Abdul Aziz bin Baz menjelaskan: “ *Tanah air dicintai jika ia merupakan negeri kaum muslimin*. Setiap orang wajib bersemangat untuk berbuat kebaikan di negerinya, juga di negeri lain yang merupakan negeri kaum muslimin. Setiap orang juga wajib mengusahakan keluarga dan kerabatnya tinggal di negeri kaum muslimin.” ( _Fatawa Wal Maqalat Mutanawwi’ah_ , Juz 9).

Selain itu, sebagaimana dijelaskan Syaikh Al 'Aqil, semangat cinta tanah air dapat dibenarkan jika diniatkan dalam rangka ingin berbuat baik kepada masyarakatnya. Dengan kata lain, ia mencintai negerinya karena orang-orang yang ia sayangi berada di negeri tersebut, dan ia ingin berbuat baik kepada mereka. Karena memang Islam mengajarkan untuk mendahulukan orang-orang terdekat dalam berbuat kebaikan. Allah Ta’ala berfirman:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا قُوا أَنْفُسَكُمْ وَأَهْلِيكُمْ نَارًا

“Wahai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka.” (Qs. At Tahrim: 5)

Allah Ta’ala juga berfirman:

وَاعْبُدُوا اللَّهَ وَلَا تُشْرِكُوا بِهِ شَيئًاۖ وَبِالْوَالِدَيْنِ إِحْسَانًا وَبِذِي الْقُرْبَىٰ

“Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatupun. Dan berbuat baiklah kepada kedua orang tua, karib-kerabat…” (Qs. An Nisa: 36)

Oleh karena itu, kami mengajak kaum muslimin sekalian untuk meninggalkan semangat nasionalisme jahiliyyah dan beralih kepada semangat nasionalisme di dasari rasa cinta kepada Allah Ta’ala. Mari kita bersama membangun negeri kita ini dalam setiap aspek kehidupan, sehingga kaum muslimin kuat dan kokoh. Mari kita dukung program-program pemerintah yang sejalan dengan nilai-nilai Islami, dan mari unggulkan negeri kita ini dalam hal kebaikan dan ketaqwaan. Kemudian, ikatlah persaudaraan yang erat antara kaum muslimin dimana pun berada, selama ia mencintai Allah dan Rasul-Nya. Sungguh persaudaraan karena Allah itu sangat indah.

Mudah-mudahan Allah menjadikan negeri kita ini sebagai negeri yang diridhai-Nya. Semoga pada negeri ini diturunkan rahmah serta keberkahan Allah di dalamnya. Semoga Allah menjadikan penduduknya menjadi orang-orang yang bertaqwa kepada Allah serta bersatu-padu menjalin persaudaraan yang kuat dan kokoh karena-Nya. Wallahul musta’an.

Join channel telegram @fawaid_kangaswad
Ust Yulian purnama

seorang maSyaikh menangis burung kesayangannya mati di terkam kucing nya

Seorang syaikh mengajarkan tauhid dan akidah kepada para muridnya. Beliau mendidik mereka kalimat tauhid dan menjelaskan maknanya dengan panjang lebar disertai keteladanan dalam rangka meneladani apa yang telah dilakukan Rasulullah shallallahu 'ajaihi wasallam.

Para muridnya tahu dengan baik bahwa guru mereka itu begitu senang memelihara burung dan kucing. Karena itu, saat baru saja durus (pelajaran harian) usai, salah seorang murid menghadiahkan seekor burung beo kepada guru tercinta. 

Hari terus berlalu. Bertambahlah kecintaan sang syaikh kepada burung beonya itu. Beliau kerap kali mengajak hewan yang pandai meniru suara itu dalam majelis beliau. Hingga pada akhirnya sang burung begitu mahir mengucapkan kalimat la ilaha illallah. 

Burung beo mengucapkan kalimat itu siang dan malam. 

Suatu ketika, tiba-tiba syaikh menangis dan ini menjadikan para muridnya heran lantas bertanya alasannya.

Syaikh menjawab:

"Seekor kucing menyerang dan mencakar burung beo hingga mati."

"Apakah anda menangis hanya gara-gara ini wahai syaikh? Kalau anda berkenan, kami bisa memberikan burung beo lain yang lebih bagus." 

"Sungguh bukan itu. Ada hal lain yang membuatku menangis pilu. Si beo, ketika diterkam kucing, begitu menjerit dan terus menjerit kesakitan hingga mati tanpa mengucapkan apapun padahal selama hidupnya begitu sering mengucapkan kalimat tauhid. Ia lupa kalimat tauhid itu karena selama ini si beo hanya mengucapkannya di semata lisan saja, tak menghujam dalam jiwa.

Aku begitu takut kita mengalami seperti beo ini di penghujung senja umur kita. Kita hidup di dunia dan mengucapkan la ilaha illallah dengan lisan kita namun ketika malaikat maut hadir kita lupa dan tidak mengingatnya sama sekali karena hati kita belum mengetahui makna kalimat tauhid." Ujar Syaikh.

Para murid syaikh pun menangis karena takut akan ketiadaan kejujuran hati tentang kalimat la ilaha illallah.

-----
Diterjemahkan dan diadaptasi dari pesan WA syaikh Abdul Wahhab al-Hakamiy, seorang dosen LIPIA berkebangsaan Saudi Arabia.

Sumbawa, 14 Syawwal 1435 H/11 Agust. 2014 M
Ust yani fahriansyah 

Dalam ayat tsb (QS Yusuf:76) ada pelajaran bahwa seorang mukmin yang bertawakkal kepada Alloh, jika ditipu daya oleh makhluk maka Alloh akan membalas tipu dayanya, memenangkannya tanpa ada daya dan kekuatan dari diri orang tersebut.

Berkata Ibnu Taimiyyah rohimahulloh: 
"Dalam ayat tsb (QS Yusuf:76) ada pelajaran bahwa seorang mukmin yang bertawakkal kepada Alloh, jika ditipu daya oleh makhluk maka Alloh akan membalas tipu dayanya, memenangkannya tanpa ada daya dan kekuatan dari diri orang tersebut." 
(al Fatawa al Kubro 6/132)
Al hujjah 

Segala sesuatu yg tidak lillah, tdk akan bermanfaat dan langgeng

Berkata Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah rohimahulloh: 
"Segala sesuatu yg tidak lillah, tdk akan bermanfaat dan langgeng." 

[al Aqidah at Tadmuriyah 232]
Al hujjah 

Muhammad bin Abdurrahman bin Abi Laila berfatwa dengan fatwa-fatwa Abu Hanifah. Artinya, permusuhan itu tak lantas membuat fatwa-fatwa beliau salah semua di mata seorang Muhammad bin AbdurRahman

Boleh jadi orang yang seringkali membullymu menyimpan kekaguman pada dirimu!

Dalam buku "Al-Jawahir Al-Mudhiyyah" yang menghimpun para figur ulama Mazhab Hanafi di setiap era itu, Sang Penulis Imam Abdul-Qadir Al-Hanafiy rahimahullah menyebutkan bahwa di antara ulama yang menjadi rival dan musuh Abu Hanifah rahimahullah lantaran perbedaan beberapa pandangan adalah Al-Qadhi Muhammad bin Abdurrahman bin Abi Laila rahimahullah. 

Namun Sang Penulis menyingkap satu hal indah dari penukilan permusuhan mereka berdua itu, yaitu: meskipun mereka berdua saling bermusuhan, tapi ternyata Muhammad bin Abdurrahman bin Abi Laila berfatwa dengan fatwa-fatwa Abu Hanifah. Artinya, permusuhan itu tak lantas membuat fatwa-fatwa beliau salah semua di mata seorang Muhammad bin AbdurRahman:

"محمد بن عبد الرحمن بن أبي ليلى قاضي الكوفة: كان يفتي بقوله (أي بقول أبي حنيفة) مع عداوته له." (الجواهر المضية في طبقات الحنفية: ٢/٥٤٧).
"Muhammad bin Abdurrahman bin Abi Laila, hakim Kufah. Dahulu ia berfatwa dengan pendapat-pendapat Abu Hanifah, padahal ia memusuhinya."

رحمهم الله جميعا...
Ust mualana 

Senin, 17 Agustus 2020

Murid Besar Imam Asy-Syafi'iy"

"Murid Besar Imam Asy-Syafi'iy"

Salah satu murid luar biasa Imam Asy-Syafi'iy yang paling setia mengikuti beliau adalah Abdullah bin Az-Zubair Al-Humaidiy. Al-Humaidiy ini adalah imamnya para ulama hadis di Mekah sepeninggal Imam Sufyan ibnu 'Uyainah.

Kesetiaan dan kecintaan Al-Humaidiy pada Imam Asy-Syafi'iy sangat luar biasa, sampai-sampai membuat beliau hijrah dari Mekah ke Mesir demi menemani Imam Asy-Syafi'iy. Beliau tidak meninggakan Mesir kecuali setelah Sang Imam wafat.
 
Kemuliaan Al-Humaidiy ini membuat Imam Al-Bukhariy mendahulukan penyebutan Al-Humaidiy dalam Shahihnya dibandingkan dengan guru-gurunya yang lain. Yaitu, dalam hadis "Amalan itu tergantung niatnya."

Selain sebagai gurunya para imam sekaliber Imam Al-Bukhariy, Al-Humaidiy juga memiliki buku hadis yang sangat luar biasa, yang populer dengan nama "Musnad Al-Humaidiy."

Juga, Al-Humaidiy memiliki buku ringkas tentang akidah beliau yang sesuai dengan akidah para salaf dan akidah Imam Asy-Syafi'iy, yaitu "Ushul As-Sunnah".

Rahimahumullah rahmatan wasi'ah.
(Lihat: As-Siyar: 10/616 dan Tarikh Al-Islam; 15/212)
Ust Maulana la eda

Akan datang satu masa atas manusia, mereka berkumpul dan shalat di dalam masjid namun tidak ada di antara mereka yang mukmin

"Akan datang satu masa atas manusia, mereka berkumpul dan shalat di dalam masjid namun tidak ada di antara mereka yang mukmin." 

- Hadits Mauquf riwayat Ibnu Abi Syaibah dalam kitab Al-Iman, dari Abdullah bin 'Amr,  Al-Albani menilai sanadnya shahih. -

[عن خيثمة بن عبدالرحمن:] عن عبد اللهِ بنِ عَمرو قال: يأتي على الناس زمانٌ، يجتمِعون ويُصلُّون في المساجدِ، وليس فيهم مؤمنٌ

الألباني (ت ١٤٢٠)، الإيمان لابن أبي شيبة ١٠١  •  إسناده موقوف صحيح على شرط الشيخين
Ust musamulyadi luqman 

Sufyan ats tsaury

Kapan saja engkau merasa hatimu tidak hadir dalam sholat maka ketahuilah penyebabnya adalah lemahnya iman, maka bersungguhlah untuk menguatkannya."

Berkata Ibnu Qudamah rohimahulloh: 
"Kapan saja engkau merasa hatimu tidak hadir dalam sholat maka ketahuilah penyebabnya adalah lemahnya iman, maka bersungguhlah untuk menguatkannya." 

[Mukhtashor Minhajil Qoshidin hal. 30]
Al hujjah
 

Jika kamu mempelajari agama Allah apa yang engkau mampu, lalu kamu ajarkan pada isterimu dan anak-anakmu, maka sungguh kamu dapat setiap pahala mereka dan anak keturunan mereka walau hingga ratusan tahun

*Untaian Nasehat Ulama*

Ajarilah Anak-anak kalian"

🌸 علموا أولادكم.. 

➠ قال الشيخ العلامة عبيد بن عبد الله الجابريّ :

 فاذا تعلّمتَ دين الله ما أمكنكـ و علّمتَ زوجتك و أولادك , فان لكـ أجر هؤلاء ما تناسلت الأجيال و لو مئات السنين . 

📓📔 تنبيه ذوي العقول السليمة (صـ٤٩)].

Berkata Syaikh 'Ubaid bin Abdillah Al Jaabiriy : 

"Jika kamu mempelajari agama Allah apa yang engkau mampu, lalu kamu ajarkan pada isterimu dan anak-anakmu, maka sungguh kamu dapat setiap pahala mereka dan anak keturunan  mereka walau hingga ratusan tahun"

📚 Tanbiih dzawil 'uquulus saliimah (hlm 49)
Ust Adityatria bahari

Demikianlah kondisi orang-orang yang beriman di setiap zaman. Mereka harus bersabar dalam menghadapi berbagai kesulitan dan istiqomah di atas kebenaran. Sampai datangnya jalan keluar dari Allah ta’ala kepada mereka

Syaikh Abdul Aziz bin Abdullah bin Baz rahimahullah berkata :
.
هكذا المؤمنون في كل زمان ؛ لا بد لهم من صبر على الشدائد ، واستقامة على الحق ؛ حتى يأتيهم الفرج من الله سبحانه

“Demikianlah kondisi orang-orang yang beriman di setiap zaman. Mereka harus bersabar dalam menghadapi berbagai kesulitan dan istiqomah di atas kebenaran. Sampai datangnya jalan keluar dari Allah ta’ala kepada mereka.”
.
Majmu Fatawa wa Maqolat 18/222
.
Telah berlalu para pembela kebenaran dari kalangan Imam Ahlissunnah, yang mereka difitnah, dipenjara, bahkan fisik mereka di sakiti, ksebab mempertahankan kebenaran.

Semoga Allah memberikan kesabaran kepada kita sekalian.
Ustadz abu nayif iqbal 

ingin mencetak generasi pembela Islam ?

BATILNYA KEYAKINAN KHIDHIR MASIH HIDUP

BATILNYA KEYAKINAN KHIDHIR MASIH HIDUP

Syaikhul Islam Ibnul Qayyim al-Jauziyyah (w. 751 H) rahimahullah dalam kitabnya "al-Manâr al-Munîf fî ash-Shahîh wa adh-Dha'îf" (hal. 67) mengatakan :
الأَحَادِيثُ الَّتِي يُذْكَرُ فِيهَا الْخَضِرُ وَحَيَاتُهُ كُلَّهَا كِذْبٌ وَلا يَصِحُّ فِي حَيَاتِهِ حَدِيثٌ وَاحِدٌ
"Hadits-hadits yang berbicara tentang Khidhir yang masih hidup (sampai sekarang), semuanya adalah dusta, tidak ada satu pun hadits shahih terkait masih hidupnya beliau."

Diantara contoh yang beliau bawakan hadits yang berbunyi :

يلتَقي الخضرُ وإلياسُ علَيهِما السَّلامُ في كلَّ عامٍ...
"Nabi shallallahu alaihi wa sallam bertemu dengan Khidhir dan Ilyâs alaihimâ as-Salâm tiap tahun...". 
Asy-Syaikh al-Albani rahimahullah mentakhrij hadits ini dalam "adh-Dhoifah" (no. 6251) lalu menilainya sebagai hadits PALSU.

Imam Ibnul Qayyim rahimahullah menukil pemaparan al-Imam Ibnul Jauzi rahimahullah terkait batilnya anggapan Khidhir masih hidup hingga sekarang dengan 4 point, sebagaimana yang beliau katakan :
وَالدَّلِيلُ عَلَى أَنَّ الْخَضِرَ لَيْسَ بِبَاقٍ فِي الدُّنْيَا أَرْبَعَةُ أَشْيَاءٍ: الْقُرْآنُ وَالسُّنَّةُ وَإِجْمَاعُ الْمُحَقِّقِينَ مِنَ الْعُلَمَاءِ وَالْمَعْقُولُ
"Dalil bahwa Khidhir tidak hidup di dunia sampai sekarang ada 4 hal yaitu : Al-Qur`an, as-Sunnah, Ijma Ulama Muhaqqiqîn dan logika."

Terkait dengan masalah Ijma, maka al-Imam Ibnul Jauzi menukil dari Imam Bukhari, Ali bin Musa ar-Ridhâ, Ibrahim bin Ishaq al-Harbiy, Abul Husain ibnu al-Munâdiy bahkan yang terakhir ini mencela orang-orang yang mengatakan Khidhir masih hidup.

Al-Qadhi Abu Ya'lâ menukil bahwa rekan-rekan al-Imam Ahmad berpendapat bahwa Khidhir juga telah mati, mereka berhujjah bahwasanya seandainya Khidhir masih hidup, niscaya ia akan mendatangi Nabi shallallahu alaihi wa sallam.

Abu Sa'id Neno Triyono

Sabtu, 15 Agustus 2020

Nashara tidak akan pernah menang terhadap semua kaum muslimin sama sekali, tetapi hanya menang terhadap sebagian kelompok kaum muslimin disebabkan dosa-dosa mereka, kemudian Allah akan menolong orang-orang yang beriman untuk mengalahkan mereka.”

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah rahimahullah berkata:

‏لم تنتصر النصارى قط على جميع المسلمين، وإنما تنتصر على طائفة من المسلمين بسبب ذنوبهم، ثم يؤيد الله المؤمنين عليهم

“Nashara tidak akan pernah menang terhadap semua kaum muslimin sama sekali, tetapi hanya menang terhadap sebagian kelompok kaum muslimin disebabkan dosa-dosa mereka, kemudian Allah akan menolong orang-orang yang beriman untuk mengalahkan mereka.”

______________
Al-Jawab ash-Shahih, jilid 2 hlm. 266
Ustadz Abu nayif iqbal 

NASEHAT ULAMA KEPADA PARA DA'I #3

NASEHAT ULAMA KEPADA PARA DA'I #3
Syaikh Muhammad bin Saleh al Utsaimin -رحمه الله- berkata:
"Ketika engkau menyebarkan ilmu agama,  hakikatnya engkau telah menyebar luaskan agama Allah; karena engkau telah membuka hati manusia dengan ilmu,  sebagaimana orang² yang berjihad menaklukkan berbagai negeri dengan senjata dan keimanan. "
[Syarh Du'a Qunut al Witr: 12]
Ustadz Ahmad Umar bamualim

soal jawaban mengenal Sirah Nabawiyah

Soal 
Silakan dijawab, yang menjawab secara Benar pertama kali,  berhak mendapat hadiah..

1. Siapakah sahabat Nabi yang mirip Yesus (Isa Bin Maryam) Alaihissalam?

2. Siapakah sahabat nabi yang ayahnya adalah seorang Pengikut ajaran tauhid,  meskipun hidup di zaman Jahiliah?

3. Siapakah sahabat nabi yang wajahnya tampan rupawan hingga Jibril menjelma menyerupai dirinya? 

4. Siapakah orang yang diserupai iblis di perang Badr? 

5. Siapa Sahabat nabi yang paling perhatian dg istri-istri nabi setelah wafatnya Nabi? 

6. Siapakah sahabat nabi yang anak tirinya didoakan nabi spy banyak anaknya..dan akhirnya anak tirinya tersebut memiliki seratus anak lebih.

7. Siapakah sahabat nabi pembunuh Fir'aunnya umat ini? 

8. Siapakah sahabat nabi yang ayahnya adalah dedengkotnya kaum munafik? 

9. Siapakah sahabat nabi yang putranya diberi gelar as-Sajjad (orang yg ahli sujud). 

10. Siapakah sahabat nabi yang anaknya adalah pembunuh raja BarBar dan sang anak sendiri juga sahabat nabi?
Ustadz Fadlan Fahamsyah lc 

Jawaban
1. Urwah bin Mas'ud Ats Tsaqofi
2. Sa'id bin Zaid
3. Dihyah bin Kholifah Al Kalbi
4. Suroqoh bin Malik bin Ju'syum
5. Abdurrahman bi 'Auf
6. Abu Thalhah Al Anshori
7. Abdullah bin Mas'ud
8. Abdullah bin Abdillah bin Ubay bin Salul
9. Tholhah bin Ubaidillah
10. Az Zubair bin Al 'Awwam
Ustadz abu mujahid 

mengenal lebih dekat SYEIKH SU'UD ASYURAIM HAFIDZOHULLOH

SYEIKH SU'UD ASYURAIM HAFIDZOHULLOH

“Tidaklah seseorang dikatakan sebagai orang yang termasuk pecinta dan pendengar setia Al-Qur’an Al-Karim, apabila ia tidak mengenal ‘Imam Besar Masjid al-Haram’, atau tidak mengenal suaranya di antara ratusan suara para imam yang ada… walaupun baik, indah dan istimewa suara mereka….
Tidak lain karena bacaan Syaikh Su’ud asy-Syuraim, memiliki khas tersendiri bagi kaum muslimin di timur ataupun barat…. “

Beliau adalah termasuk salah satu imam, qari’ dan khatib Masjidil Haram yang populer lagi masyhur yang memiliki kedudukan tinggi dan didengar (nasihatnya) dikalangan masyarakat muslim. Kedudukan seperti itu merupakan kehormatan istimewa bagi imam-imam Masjidil Haram.

Kelahiran Beliau

Beliau adalah ‘Su’ud bin Ibrahim bin Muhammad Alu Syuraim’ dari Qahthan, sebuah kabilah yang berada di kota Syaqraa’ di daerah Najed, Saudi Arabia. Beliau dilahirkan di kota Riyadh pada tahun 1386 H.

Perjalanan Ilmiyah Beliau

Beliau belajar di Madrasah ‘Urain ketika di tingkat ibtidaiyah, dan tingkat mutawasithah di Madrasah An-Namudzajiyah, kemudian tingkat tsanawiyah di ‘Al-Yarmuk asy-Syamilah, dan selesai dari Madrasah tersebut tahun 1404 H. kemudian melanjutkan di kuliah Ushuluddin di Universitas Muhammad Ibnu Su’ud Al-Islamiyah di Riyadh jurusan Aqidah dan al-Madzhab al-Mu’shirah, selesai tahun 1409 H. kemudian beliau melanjutkan ke tingkat Megester tahun 1410 H. di Ma’had al-Ali lil Qadha’ selesai tahun 1413 H.

Guru-Guru (Masyayikh) Beliau

Syaikh Su’ud Asy-Syuraim juga belajar khusus (talaqqi) kepada para masyayikh terkemuka di halaqah-halaqah mereka, diantaranya:

*      Syaikh al-Allamah Abdul ‘Aziz bin Abdullah bin Baz rahimahullah, berbagai matan kitab ketika halaqah ba’da subuh di Masjid Jami’ Al-Kabir Riyadh.
*      Syaikh al-Allamah Abdullah bin Abdurrahman bin Jibriin rahimahullah, dengan kitab Manarus Sabiil tentang fiqh, Al-I’tisham karya Imam Asy-Syathibi, Lum’atul I’tiqad, karya Ibnu Quddamah, kitab at-Tauhid karya Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab, dan Fiqh al-Ahwaal asy-Syakhshiyyah di Ma’had ‘Ali lil Qadhaa’ ketika beliau mengambil magester.
*      Beliau juga membaca kitab Hasyiah ar-Raudh al-Murbi tentang fiqh madzhab Hambali, dan Tafsir Ibnu Katsir’ dihadapan Syaikh al-Faqiih Abdullah bin Abdul Aziz bin ‘Aqiil (agar beliau menyimaknya).
*      Demikian pula beliau juga talaqqi kepada Syaikh Abdurrahman al-Barrak, dengan kitab Ath-Thahawiyah, dan At-Tadmuriyah.
*      Kepada Syaikh Abdul Aziz ar-Rajihi, tentang Syarh kitab Ath-Thahawiyah.
*      Kepada Syaikh Fahd al-Humain, juga tentang Syarh kitab Ath-Thahawiyah.
*      Syaikh Abdullah al-Ghudyan (anggota Hai’ah Kibaril Ulama) tentang ‘al-Qawaid al-Fiqhiyah, kitab al-Furuuq, ketika masih belajar di Ma’had ‘Ali lil Qadaa’.
*      Dan Syaikh Shalih bin Fauzan al-Fauzan (anggota Hai’ah Kibaril Ulama), tentang fiqh albuyu’ (jual beli) ketika masih belajar di Ma’had ‘Ali lil Qadaa’.

Pintu yang Terbuka dan Lapang Dada

Sudah masyhur bahwa Syaikh Su’ud Asy-Syuraim adalah seorang qari’ yang mutqin terhadap al-Qur’an al-Karim, yang mana hal itu disaksikan oleh setiap yang shalat dibelakang beliau, beliau juga dikenal sebagai orang yang betul-betul menuangkan seluruh waktunya ketika masih muda hanya untuk menghafal dan menjaga al-Qur’an. Sampai-sampai beliau hafal surat an-Nisaa’ ketika beliau menunggu dilampu merah.

Demikian pula siapa saja dapat menemui beliau dengan mudah untuk bertanya atau meminta fatwa darinya, yaitu dengan memasuki ruanganya di Masjidil Haram setelah shalat dzuhur. Maka, akan didapati penyambutan beliau yang begitu lapang dada, penuh perhatian, dan jawaban yang menenangkan hati.

Sekilas Tentang Beliau

*      Pada tahun 1412 H. datanglah intruksi Khadimul Haramain yang menunjuk beliau sebagai imam, khatib di Masjidil Haram.
*      Dan pada tahun 1413 H. beliau ditunjuk oleh raja untuk menjabat sebagai Qadhi di al-Mahkamah al-Kubra di Makkah al-Mukarramah.
*      Pada tahun 1416 H. beliau meluangkan waktunya untuk melanjutkan pendidikannya di Universitas Ummul Qura untuk jenjang Dukturah (Doktor), dan beliau mendapatkan nilai Mumtaz (istimewa/ summacumlaude) dengan disertasi yang berjudul Al-Masalik fi al-Manasik Makhzduzdun fi al-Fiqh al-Muqarin lil Kirmani”… dan musyrif pada disertasinya tersebut adalah Syaikh Abdul Aziz Alu asy-Syaikh Mufti ‘Aam Kerajaan Saudi Arabia dan ketua Hai’ah Kibaril Ulama.
*      Dan pada tahun 1414 H. dikeluarkan kesepakatan dengan menugaskan beliau untuk mengajar di Masjidil Haram.

Karya Beliau

Beliau memiliki banyak karya tulis diantaranya :

*      Kaifiyah Tsubutin Nasab
*      Karamaatul Anbiyaa’
*      Al-Mahdi al-Muntazhar ‘Inda Ahlis Sunnah Wal Jama’ah,
*      Al-Minhaaj Lil ‘Umrah wal Hajj,
*      Wamiidhun Min Al-Haram (Majmu’atu Khuthab),
*      Khalish al-Jimaan Tahzdib Manasik al-Hajj min Adhwaa’il Bayaan
*      Ushulul Fiqh Su’aal wa Jawaab,
*      At-Tuhfah al-Makkiyah Syarh Ha’inah Ibn Abi Dawud al-‘Aqdiyyah
*      Dan Hasyiah ‘Ala Laamiyah Ibn al-Qayyim.

Sumber : A’immatul Masjid al-Haram wa Mu’adzdzinuuh, karya Abdullah Az-Zahraani [alsofwah.or.id]

Ig: Keluarga Al Anshari Madinah
YT channel : Keluarga Al Anshari Madinah

E-TAKLIM - Aplikasi Pembelajaran Jarak Jauh PP. Al-Furqon Al-Islami

E-TAKLIM - Aplikasi Pembelajaran Jarak Jauh PP. Al-Furqon Al-Islami

Bismillah

Berikut ini kita lampirkan materi-materi yang telah kita pelajari bersama pada pertemuan-pertemuan sebelumnya sebagai sarana untuk muroja'ah dan mengulang kembali faidah-faidah yang telah kita dapatkan sebelumnya. 

📚 Pekan 1 (Materi Hadits Arbain An-Nawawi)
Link Download : https://bit.ly/3gRk0RZ

📚 Pekan 2 (Materi Prinsip Aqidah Ahlussunnah wal Jama'ah)
Link Download : https://bit.ly/2U7xdMZ 

📚 Pekan 3 (Materi Indahnya Adab dan Akhlaq)
Link Download : https://bit.ly/36ZOvkb

📚 Pekan 4 (Materi Kaidah-kaidah Fiqih)
Link Download : https://bit.ly/3cwYBdw

📚 Pekan 5 (Materi Bekal Puasa Ramadhan)
Link Download : https://bit.ly/2U5T8UB

📚 Pekan 6 (Materi 3 Landasan Pokok)
Link Download : https://bit.ly/2PQRPXa

📚 Pekan 7 (Materi Mustholah Hadits)
Link Download : https://bit.ly/3421jHe

➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖
Donasi Operasional Dakwah dan Sosial Ponpes Al Furqon Al Islami Gresik

Donasi bisa disalurkan melalui rekening :

🗳 Rekening Dakwah & Sosial Pondok Pesantren Al Furqon Al Islami Sidayu Gresik

BNI Syariah (427)
▶️ No. Rek : 0476293017
▶️ an. Muhammad Yusuf

⚠ Format konfirmasi
#nama#jumlah#operasionaldaksos#

📲 Konfirmasi Donasi
WhatsApp/SMS +6281234901747

📬 Informasi dan Saran
📲 Daksos Center : +6281234901747
👥 Facebook : facebook.com/daksos.alfurqongresik
🌐 Website : daksos.alfurqongresik.com

*TTD*

*Admin KTI - Ustadz Abu Ubaidah Yusuf As-Sidawi*

Jumat, 14 Agustus 2020

Ibnu Taimiyah : Seorang insan tidaklah didatangi oleh kebaikan melainkan murni dari RobbNya, kebaikanNya dan kedermawananNya, dan tidaklah keburukan itu datang melainkan dari dirinya sendiri

Berkata Ibnu Taimiyyah rohimahulloh: 
"Seorang insan tidaklah didatangi oleh kebaikan melainkan murni dari RobbNya, kebaikanNya dan kedermawananNya, dan tidaklah keburukan itu datang melainkan dari dirinya sendiri." 
(Majmu' al Fatawa 14/273)
Al hujjah 

hadist palsu dan lemah membaca surat Al waqiah dapat melancarkan rezeki dan kefakiran

#HADITS_HADITS_PALSU_DAN_LEMAH_TENTANG_KEUTAMAAN_MEMBACA_SURAT_AL_WAQIAH 
#DAPAT_MELANCARKAN_REZEKI_DAN_MENCEGAH_KEFAKIRAN

Oleh: Muhammad Wasitho Abu Fawaz

Surat Al-Waqi’ah adalah salah satu surat Al-Quran yang dikenal sebagai surat penuh berkah dan memiliki banyak khasiat dan keutamaan yang besar. Oleh karenanya, sebagian kaum muslimin bersemangat menjadikan surat Al-Waqi’ah sebagai surat primadona dan favorit yang dibaca secara rutin pada setiap hari dan malam. Apalagi bagi sebagian orang yang hati dan pikirannya telah dikuasai oleh nafsu dunia, atau menjadi hamba dunia.

Diantara keutamaan dan khasiat membaca surat Al-waqi’ah yang telah beredar di tengah kaum muslimin melalui media cetak maupun elektronik dan diyakini oleh mereka akan kebenaran dan kedahsyatannya ialah sebagi berikut:

1. Barangsiapa yang membaca surat Al-Waqi’ah, ia akan dicatat tidak tergolong dalam barisan orang-orang yang lalai.

2. Barangsiapa yang membaca surat Al-Waqi’ah, ia tidak akan tertimpa kefakiran atau kemiskinan selama- lamanya.

3. Barangsiapa yang membaca surat Al-Waqi’ah pada malam Jum’at, ia akan dicintai oleh Allah, dicintai oleh manusia, tidak melihat kesengsaraan, kefakiran, dan penyakit dunia.

4. Barangsiapa yang membaca surat Al-Waqi’ah sebelum tidur, ia akan berjumpa dengan Allah dalam keadaan wajahnya bercahaya seperti bulan purnama.

5. Surat al-Waqi’ah adalah surat kekayaan.

6. Dan keutamaan-keutamaan lainnya.

Namun sayangnya, keutamaan-keutamaan dan khasiat membaca surat Al-Waqi’ah tersebut dijelaskan di dalam hadits-hadits yang derajatnya TIDAK SHOHIH dari Nabi shallallahu alaihi wasallam. Sebagian hadits-hadits tersebut derajatnya DHO’IF (Lemah) dan sebagian lainnya PALSU.

Berikut ini kami akan sebutkan beberapa contoh hadits yang menjelaskan tentang keutamaan dan khasiat membaca surat Al-Waqi’ah beserta penjelasan para ulama hadits tentang sisi cacatnya.

#HADITS_PERTAMA:

Imam Ad-Dailami rahimahullah meriwayatkan dari jalan Ahmad bin Umar Al-Yamami dengan sanadnya hingga Abdullah bin Abbas radhiyallahu anhuma, (bahwa Nabi shallallahu alaihi wasallam bersabda) :

من قرأ سورة الواقعة كل ليلة لم تصبه فاقة أبدا، ومن قرأ كل ليلة {لا أقسم بيوم القيامة} لقي الله يوم القيامة ووجهه في صورة القمر ليلة البدر

“Barangsiapa yang membaca surat Al-Waqi’ah setiap malam maka dia tidak akan ditimpa kemiskinan selamanya. Dan barangsiapa setiap malam membaca Surat Al-Qiyamah, maka dia akan berjumpa dengan Allah pada hari Kiamat sedangkan wajahnya bersinar layaknya rembulan di malam purnama.”

(Dikeluarkan oleh Ad-Dailami dari jalan Ahmad bin Umar Al Yamami dengan sanadnya sampai Ibnu ‘Abbas radliallahu ’anhuma, sebagaimana disebutkan oleh Ibnu ‘Iraqi di dalam kitab Tanzih asy-Syari’ah al-Marfu’ah ‘an al-Akhbar asy-Syani’ah al-Maudhu’ah I/301, dan disebutkan oleh Al Imam As-Suyuthi dalam Dzailul Ahadits al-Maudhu’ah no. 177).

#DERAJAT_HADITS:

Hadits ini derajatnya Maudhu’ (PALSU), karena di dalam sanadnya ada seorang perawi Pemalsu hadits yang bernama Ahmad bin Umar Al-Yamami.

Imam Ahmad bin Hanbal rahimahullah berkata: “Ahmad bin Umar al-Yamami adalah seorang perawi hadits yang pendusta.”

Dan syaikh Muhammad Nashiruddin Al-Albani rahimahullah menilai hadits ini maudhu’ (PALSU) di dalam kitab Silsilah Al-Ahadits Adh-Dho’ifah wa Al-Maudhu’ah no.290).

#HADITS_KEDUA:

Abu Asy-Syaikh meriwayatkan dari jalan Abdul Quddus bin Habib, dari Al-Hasan, dari Anas secara marfu’ (sanadnya tersambung kepada Rasulullah shallallahu alaihi wasallm, pent):
من قرأ سورة الواقعة وتعلمها لم يكتب من الغافلين ، ولم يفتقر هو وأهل بيته

“Barangsiapa membaca surat Al-Waqi’ah dan mempelajari (tafsir)nya, maka ia tidak dicatat (oleh Allah) termasuk orang-orang yang lalai, dan ia sekeluarga tidak akan mengalami kemiskinan.”

(Hadits ini disebutkan oleh Imam As-Suyuthi di dalam Dzail Al-Ahadits Al-Maudhu’ah nomor hadits: 277).

#DERAJAT_HADITS:

Hadits ini derajatnya Maudhu’ (#PALSU), karena di dalam sanadnya terdapat seorang perawi yang bernama Abdul Quddus bin Habib, ia pernah memalsukan hadits, sebagaimana dinyatakan oleh sebagian ulama hadits.

Ibnu Hibban rahimahullah berkata tentangnya: “Dia pernah memalsukan hadits dengan mengatasnamakan para perawi yang tsiqoh (terpercaya). Oleh karenanya, TIDAK BOLEH mencatat dan meriwayatkan hadits darinya.” (Lihat kitab Al-Majruhin II/131).

Imam Adz-Dzahabi menyebutkan perkataan Abdur-Razzaq tentangnya: “Aku tidak pernah melihat (Abdullah) bin Al-Mubarak memberikan penilaian Kadzdzaab (seorang pendusta) dengan jelas kecuali kepada Abdul Quddus (bin Habib).” (Lihat Mizan Al-I’tidal II/643 no.5156).

#HADITS_KETIGA:

Diriwayatkan dari Abdullah bin Wahb, ia berkata; telah menceritakan kepadaku As-Sary bin Yahya, ia berkata; bahwa Syuja’ (Abu Syuja’) menceritakan kepadanya dari Abu Thoyyibah (Abu Zhobiyyah), dari Ibnu Mas’ud radhiyallahu anhu, ia berkata: Aku pernah mendengar Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda:

من قرأ سورة الواقعة في كل ليلة لم تصبه فاقة

“Barangsiapa membaca surat Al Waqi’ah setiap malam, maka dia tidak akan tertimpa kemiskinan.”
(Dikeluarkan oleh Ibnu Al-Jauzi rahimahullah di dalam kitab Al-‘Ilal Al-Mutanahiyyah Fi Al-Ahadits Al-Wahiyah I/112 no.151).

#HADITS_KEEMPAT:

Al-Harits bin Abu Usamah berkata: telah menceritakan kepada kami Al-Abbas bin Al-FadhL, ia berkata; telah menceritakan kepada kami As-Sary bin Yahya, ia berkata; telah menceritakan kepada kami Syuja’ (Abu Syuja’), dari Abu Thoyyibah, dari Ibnu Mas’ud radhiyallahu anhu, ia berkata: Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda:

من قرأ سورة الواقعة في كل ليلة لم تصبه فاقة أبدا

“Barangsiapa membaca surat Al-Waqi’ah setiap malam, maka dia tidak akan tertimpa kemiskinan selamanya.”

(Dikeluarkan oleh Al-Harits bin Abu Usamah di dalam Musnadnya II/729 no.721. dikeluarkan pula oleh Ibnu Sunniy di dalm kitab ‘Amal al-Yaumi wal Lailah, no. 680, dikeluarkan juga oleh Al Baihaqi dalam Syu’abul Iman II/491 no.2499, dan selainnya. Semuanya berasal dari jalan Abu Syuja’ dari Abu Thoyyibah dari Abdullah bin Mas’ud radliallahu’anhu).

#HADITS_KELIMA:

Imam Al-Baihaqi berkata: telah memberitahukan kepada kami Abul Husain bin Al-FadhL Al-Qoththon, ia berkata; telah mengkhabarkan kepada kami Abdullah bin Ja’far, ia berkata; telah menceritakan kepada kami Ya’qub bin Sufyan, ia berkata; telah menceritakan kepada kami Al-Hajjaj, ia berkata; telah menceritakan kepada kami As-Sariy bin Yahya Asy-Syaibani Abul Haitsam, dari Syuja’, dari Abu Fathimah, ia berkata:

أن عثمان بن عفان – رضى الله عنه – عاد ابن مسعود فى مرضه فقال : ما تشتكي ؟ قال : ذنوني قال : فما تشتهي ؟ قال : رحمة ربى قال : ألا ندعوا لك الطبيب ؟ قال : الطبيب أمرضنى قال : ألا آمر لك بعطائك ؟ قال : منعتنيه قبل اليوم ، فلا حاجة لى فيه قال : فدعه لأهلك وعيالك قال : إنى قد علمتهم شيئا إذا قالوه لم يفتقروا ، سمعت رسول الله صلى الله عليه وسلم يقول ( من قرأ الواقعة كل ليلة لم يفتقر

“Bahwa Utsman bin Affan radhiyallahu anhu pernah menjenguk Abdullah (bin Mas’ud) ketika ia menderita sakit, lalu Utsman bin ‘Affan bertanya: “Apa yang kau rasakan?” Abdullah berkata,”Dosa-dosaku.” Utsman bertanya: ”Apa yang engkau inginkan?” Abdullah menjawab: ”Rahmat Tuhanku.” Utsman berkata: ”Apakah aku datangkan dokter untukmu.”. Abdullah menjawab: ”Dokter membuatku sakit.” Utsman berkata: ”Apakah aku datangkan kepadamu pemberian (harta) ?” Abdullah menjawab: ”Aku tidak membutuhkannya.” Utsman berkata: ”(Mungkin) harta itu engkau berikan kepada istri dan anak-anakmu (sepeninggalmu, pent).” Abdullah menjawab: ”Sesungguhnya aku telah mengajarkan kepada keluargaku suatu (bacaan) yang apabila mereka membacanya niscaya mereka tidak akan mengalami kemiskinan. Aku pernah mendengar Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda: ”Barangsiapa yang membaca surat al-Waqi’ah pada setiap malam maka dirinya tidak akan ditimpa kemiskinan (selama-lamanya, pent).”

(Diriwayatkan oleh Al-Baihaqi di dalam kitab Syu’ab Al-Iman).

#DERAJAT_HADITS_KETIGA_KEEMPAT_DAN_KELIMA:

Hadits-hadits ini derajatnya DHO’IF (Lemah), karena Di dalam sanadnya ada seorang perawi DHO’IF (Lemah), yaitu Syuja’ (atau Abu Syuja’).

Imam Adz-Dzahabi rahimahullah berkata: ”Abu Syuja’ adalah seorang yang majhul (tidak dikenal jati dirinya dan tidak diketahui kredibilitasnya). Demikian juga ia meriwayatkan dari Abu Thayyibah, siapa Abu Thayyibah itu?” (maksudnya dia adalah perawi yang tidak dikenal juga).

#SEBAB_DHOIFNYA_HADITS_KETIGA_KEEMPAT_DAN_KELIMA:

Hadits-hadits ini dinilai derajatnya DHO’IF (Lemah) oleh para ulama hadits karena memiliki beberapa cacat dari beberapa sisi, yaitu:

Pertama, sanadnya terputus sebagaimana yang dijelaskan al-Daaruquthni, Ibnu Abi Hatim dalam ‘Ilal-nya yang dinukil dari bapaknya.

Kedua, Terjadi kemungkaran dalam matannya sebagaimana yang dijelaskan imam Ahmad.

Ketiga, para perawinya berstatus lemah sebagaimana yang disebutkan Ibnul Jauzi,

Keempat, terjadi kekacauan dalam pembacaan nama perawi.

Beberapa ulama telah bersepakat dalam melemahkan hadits ini di antaranya: Imam Ahmad, Abu Hatim dan anaknya, al-Daaruquthni, al-Baihaqi, dan Ibnul Jauzi. Pada ringkasnya, hadits ini memiliki cacat sehingga menjadi tidak shahih.

Syaikh Abdul Aziz bin Baz rahimahullah pernah ditanya: “Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda: “Barangsiapa yang membaca surat Al-Waqi’ah pada setiap malam, maka ia tidak akan tertimpa kemiskinan selamanya.” Apa makna kalimat Al-Faaqah (kemiskinan tsb)? Apakah hadits ini shahih?”

Beliau menjawab: “Hadits ini tidak kami ketahui memiliki jalur yang shahih, kami tidak mengetahui ia memiliki jalur yang shahih. Maka tidak boleh menyandarkan kepadanya. Tetapi hendaknya ia membaca Al-Qur’an untuk mendalami (ajaran) agama Islam dan memperoleh kebaikan. Karena Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda:

اقْرَءُوا الْقُرْآنَ فَإِنَّهُ يَأْتِي يَوْمَ الْقِيَامَةِ شَفِيعًا لِأَصْحَابِهِ

“Bacalah al-Qur’an, karena ia akan datang pada hari Kiamat sebagai pemberi syafaat kepada para ahlinya (maksudnya, orang2 yg rajin membaca, mempelajari, menghafal n mengamalkan hukum2nya, pent).” (HR. Muslim)

Dan beliau bersabda pula: “Barangsiapa yang membaca satu huruf dari Al-Qur’an, maka ia mendapatkan satu kebaikan, dan satu kebaikan tersebut dilipatgandakan menjadi sepuluh kali lipat.” Maka hendaknya seseorang (muslim/ah) membaca Al-Qur’an (dengan niat n tujuan) agar memperoleh keutamaan membacanya dan mendapat kebaikan (pahala), bukan untuk mendapatkan kekayaan dunia.” selesai. (Sumber: http://www.binbaz.org.sa).

Demikian beberapa hadits Dho’if dan Palsu yang menerangkan tentang keutamaan dan khasiat membaca surat Al-Waqi’ah yang dapat kami sebutkan. Semoga Allah melindungi kita semua dari bahaya hadits dho’if dan palsu dalam menjalankan ajaran agama-Nya yang haq ini. آمين يا رَبَّ الْعَالَمِيْنَ
(Klaten, 2 Januari 2013).

#Blog_Dakwah_Sunnah, KLIK:

https://www.google.com/amp/s/abufawaz.wordpress.com/2013/09/27/hadits-hadits-dhoif-dan-palsu-tentang-keutamaan-membaca-surat-al-waqiah-dapat-melancarkan-rezeki-dan-mencegah-kemiskinan/