Jumat, 30 Juni 2023

penyakit ilmu adalah rasa bosan dan sedikit kesabaran ucapan imam Syafii rahimahullah

Betapa banyak orang yang menjaga dirinya dari perkara haram dan keji. Akan tetapi, lisannya sedemikian mudah tatkala mencabik kehormatan saudaranya yang masih hidup ataupun yang sudah wafat dengan tanpa perasaan

Berkata Imam Ibnul Qayyim Rahimahullah:

Betapa banyak orang yang menjaga dirinya dari perkara   haram dan keji. Akan tetapi, lisannya sedemikian mudah tatkala mencabik kehormatan saudaranya yang masih hidup ataupun yang sudah wafat dengan tanpa perasaan.

Aljawabul Kafi: 203
Ustadz ali Sutan sanusi

Wahai orang-orang yang beriman! Jika kamu bertakwa kepada Allah, niscaya Dia akan memberikan furqān (kemampuan membedakan antara yang hak dan batil) kepadamu".

Saat pertama kali Imam Malik  bertemu As syafi'i, beliau berkata kepada muridnya itu: "Aku melihat Allah telah memasukkan cahaya kedalam hatimu, maka jangan engkau padamkan dengan gelapnya maksiat".

Sepertinya nasihat ini beliau ambil dari ayat Al-Qur’an:

"Wahai orang-orang yang beriman! Jika kamu bertakwa kepada Allah, niscaya Dia akan memberikan furqān (kemampuan membedakan antara yang hak dan batil) kepadamu".

Ibnul Qayyim menjelaskan: "Furqon adalah sesuatu yang dengannya seorang hamba membedakan antara hak dan batil. Semakin hati seseorang dekat dengan Allah ta'ala, maka furqon nya semakin sempurna.
Ustadz rizki nasution

tahapan pertama dalam memahami fiqih adalah (tashawwur masail)

Harim bin Hayyan pernah berkata kepada Uwais Al-Qorni rahimahullah , “Nasehatilah aku”.

Harim bin Hayyan pernah berkata kepada Uwais Al-Qorni rahimahullah , “Nasehatilah aku”. Beliau menjawab :

“Jadikanlah kematian sebagai bantalmu saat kamu tidur, dan jadikan ia di pelupuk matamu. Jika kamu bangun, berdo'alah kepada Allah untuk memperbaiki hati dan niatmu. Kamu tidak akan pernah mampu mengobati sesuatu yang lebih berat daripada mengobati hati dan niat. Adakalanya hatimu bersamamu tetapi niatmu berpaling darimu, dan adakalanya hatimu berpaling namun niatmu datang menghampiri. Dan janganlah kamu melihat pada kecilnya dosa tetapi lihatlah kepada keagungan Dzat yang kamu maksiati."

📚 Shifat Ash-Shafwah, 111/55

▪┈┈◈❁❖🖋❖❁◈┈┈▪
Ustadz ya mi cahyanto

Memandang wajah ibu saja adalah ibadah maka bagaimana lagi berbakti kepada nya (Ibu).

Imam Al- Hasan Al-Basri Rahimahullah pernah berkata : 
"Memandang wajah ibu saja adalah ibadah maka bagaimana lagi berbakti kepada nya (Ibu)."

(Musnad Ibnul Mubarak 146)

Telegram : 
https://t.me/thuwailibyaman

INDAHNYA AKHLAK SYAIKH IBNU UTSAIMIN ROHIMAHULLAH

INDAHNYA  AKHLAK  SYAIKH IBNU  UTSAIMIN   ROHIMAHULLAH 

Suatu saat seorang wanita dari Maroko
menemuinya ketika di Masjidil Haram dan
mengatakan, “Anda Ibnu Utsaimin?”
tanyanya.
“Ya, saya,” jawab beliau.
Wanita itu pun menukas, “Orang-orang
mengatakan bahwa anda sudah mati dan
kami telah menyalati anda dengan shalat
gaib ba’da maghrib.”
“Tidak -wallahi- inilah saya,” tegas Ibnu
Utsaimin.
Wanita itu heran sambil mengatakan, “Jadi,
bagaimana?”
Dengan bercanda beliau mengatakan, “Ya,
saya setiap hari mati, lalu Rabbku
menghidupkanku.”
Terdiamlah wanita itu dan kaget. Sambil
berpaling wanita itu mengatakan, “Syaikh
telah pergi, syaikh telah pergi, syaikh telah
pergi.”
Sementara itu, asy-Syaikh Ibnu Utsaimin
tersenyum melihatnya. Namun, Syaikh
khawatir wanita itu menanggapinya serius
dan salah paham, maka beliau utus
seseorang untuk memanggilnya. Setelah
wanita itu datang lagi, beliau menjelaskan,
“Saya tadi bercanda denganmu. Saya mati
lalu hidup tiap hari. Artinya, saya tidur lalu
bangun tiap hari, karena Allah berfirman,
“Allah memegang jiwa (orang) ketika
matinya dan (memegang) jiwa (orang) yang
belum mati di waktu tidurnya; maka Dia
tahanlah jiwa (orang) yang telah Dia
tetapkan kematiannya dan Dia melepaskan
jiwa yang lain sampai waktu yang
ditentukan. Sesungguhnya pada yang
demikian itu terdapat tanda-tanda
kekuasan Allah bagi kaum yang
berpikir.” (az-Zumar: 42)
Menjadi tenanglah wanita tersebut. Ia
berterima kasih kepada syaikh lalu pergi.

Keindahan Akhlak dan Sifat Tawadhu Asy-
Syaikh Ibnu ‘Utsaimin
Tidak hanya ucapan, perbuatan beliau pun
menjadi bukti sifat tawadhu dan akhlak
mulianya. Beliau berkata, “Demikianlah
seorang dai, hendaknya bersifat lembut dan
wajah berseri serta berlapang dada.
Dengan demikian, ia lebih mudah diterima
oleh orang yang didakwahi menuju jalan
Allah Subhanahu wa Ta’ala … Maka dari itu,
nasihat saya kepada saudara-saudara saya
para dai, hendaknya memiliki perasaan ini.
Hendaknya mereka mendakwahi manusia
dengan perasaan kasih sayang kepada
mereka, dan dalam rangka mengagungkan
agama Allah Subhanahu wa Ta’ala, serta
menolong agama-Nya.”
Inilah yang kemudian beliau terapkan
dalam diri beliau. Beliau adalah sosok yang
menyenangkan, sederhana, murah senyum,
tawadhu’, menghormati manusia, bahkan
kepada yang lebih muda sekali pun. Tidak
hanya itu, beliau juga suka bercanda
dengan mereka.
Dikisahkan bahwa suatu ketika beliau
datang ke Jeddah. Setelah pertemuan,
beliau diundang oleh sekian banyak orang-
orang berpangkat. Namun, dengan baik
beliau menolak tanpa menyinggung
perasaan mereka dan mengatakan,
“Undangan kalian telah didahului. Aku
sudah diundang oleh salah seorang anak
muda.”
Lalu beliau berjalan menuju seorang anak
muda yang masih sekolah di bangku
tsanawiyah (setingkat SMA di sini, -red.),
kemudian memegang tangannya dan
mengatakan kepada mereka, “Dia lebih
dahulu mengundangku daripada kalian, dan
aku menyambut undangannya.”
Orang-orang sangat heran terpana melihat
ketawadhuannya.

Di kesempatan yang lain, saat beliau di
Makkah di musim haji, seseorang bertemu
beliau dan mengundangnya, “Ya Syaikh,
saya berharap, anda mau menyambut
undangan saya walau sekali saja, dan anda
mau duduk bersama saudara-saudara dan
keluarga saya,” pinta orang itu.
Beliau pun menjawab, “Di mana
alamatmu?”
“Di Jeddah,” jawabnya.
Syaikh menyahut, “Kalau engkau mau
menunggu sampai selesai haji, saya akan
datang. Atau kalau engkau undang saya di
Makkah, saya juga akan datang.”
Akhirnya orang tersebut mengundang
beliau di Makkah seraya berucap, “Wahai
Syaikh, kapan saya mesti datang untuk
menjemput anda?” tanya orang itu.
Beliau justru mengatakan, “Tidak, aku yang
akan mendatangimu.” Lalu beliau
mengambil alamat rumahnya.
Pada waktu yang ditentukan beliau datang.
Beliau dipersilakan masuk. Tuan rumah pun
menyiapkan perekam untuk merekam
nasihat-nasihat beliau. Sejenak, tuan
rumah masuk untuk mengambil suguhan
teh dan memanggil saudara-saudaranya.
Setelah keluar, ternyata Syaikh telah
pindah dari tempat duduknya dan
menyiapkan sendiri alat rekam untuk
didekatkan ke stopkontak. Tuan rumah pun
begitu terkesan dengan sikap tawadhu
beliau.
Syaikh laku mengatakan, “Jangan kamu
memberat-beratkan diri. Bubur kacang di
Makkah ini enak. Itu sudah cukup untuk
makan malamnya.”
Tawadhu yang luar biasa. Ibarat sihir, kata-
kata dan sikap yang sangat mengena pada
jiwa tuan rumah.

Sesekali Bercanda
Walau asy-Syaikh Ibnu Utsaimin
berwibawa, terkadang kewibawaannya
diselingi oleh canda yang membuat orang-
orang dekatnya tidak merasa kaku bergaul
dengan beliau.
Pernah terjadi kejadian unik yang membuat
beliau tertawa. Suatu saat, datang kepada
beliau seseorang dari salah satu negara
Arab. Serta merta dia bertanya, “Anda asy-
Syaikh Ibnu Utsaimin?”
“Ya,” jawab beliau.
Orang itu pun menyambung dengan
pertanyaan, “Demi Nabi, wahai Syaikh, apa
hukumnya thawaf wada’?”
Sebelum menjawab, karena orang itu
bersumpah dengan selain nama Allah
Subhanahu wa Ta’ala, terlebih dahulu
Syaikh mengingkari kebiasaan tersebut dan
mengatakan, “Wahai saudara, semoga Allah
Subhanahu wa Ta’ala membalasi anda
dengan kebaikan. Tidak boleh bagimu
mengatakan, ‘Demi Nabi’. Anda harus
membiasakan diri meninggalkan kebiasaan
mengucapkan kata-kata ini, karena ini
adalah kalimat kesyirikan.”
Beliau juga menasihatinya dengan lembut
dan bagus. Orang itu pun berterima kasih
seraya berkata, “Siap, wahai syaikh. Tetapi,
apa hukum thawaf wada’ itu, demi Nabi?”
Akhirnya Syaikh tertawa. Ternyata lisan
orang tersebut memang terlalu terbiasa
mengucapkan sumpah yang salah.

Di waktu lain datang kepada beliau seorang
wartawan dan mengatakan, “Wahai Syaikh,
kami berharap, bisa menjalankan bersama
anda hiwar (maksud si wartawan:
wawancara, tetapi kata tersebut memiliki
makna lain, yaitu anak unta).”
Syaikh menjawab, “Wahai anakku, hiwar itu
kan anak unta. Bagaimana engkau akan
menjalankannya bersama saya?! Yang
mungkin, engkau ingin melakukan
muhawarah (wawancara) bersamaku.”

Rindu yang Terobati
Musim haji 1416 H.
Sebagaimana biasa, beliau menemui para
jamaah haji, bertanya dan menjawab
pertanyaan mereka. Beliau mencurahkan
perhatian kepada mereka.
Suatu saat di Bandara King Abdul Aziz
Jeddah, beliau masuk ke ruang tunggu. Di
sana ada rombongan jamaah haji dari salah
satu negara yang dahulu masuk wilayah Uni
Soviet. Yang paling kecil di antara mereka
berumur dua tahun. Tidak seorang pun dari
mereka yang bisa berbicara dengan bahasa
Arab.
Syaikh bertanya, kalau-kalau ada orang
yang bisa berbahasa Arab yang dapat
menerjemahkan apa yang hendak beliau
sampaikan. Ternyata tidak didapati selain
seorang anak muda warga negara Saudi
yang menyambut mereka. Dialah yang
kemudian menerjemahkan.
Di sela-sela ceramah, datang seorang anak
muda dari mereka sambil berlari kecil dan
meminta agar dia yang menerjemahkan.
Ternyata, anak muda ini pandai berbahasa
Arab dan kemudian diketahui bahwa dialah
pimpinan rombongan ini. Penerjemahan
lantas dia ambil alih.
Setelah selesai, barulah dia diberi tahu
bahwa syaikh yang dia terjemahkan
nasihatnya adalah asy-Syaikh Ibnu
Utsaimin. Terkejutlah dia. Kedua matanya
terbelalak sambil menatap Syaikh dengan
penuh keheranan. Rupa-rupanya, terjadi
sesuatu yang tidak pernah dia kira
sebelumnya.
Sambil terheran, dia memastikan, “Asy-
Syaikh Muhammad bin Shalih al-Utsaimin?”
Para pendamping Syaikh pun terheran-
heran, dari mana anak muda ini tahu nama
tersebut. Mereka pun mengiyakan.
Saat itulah, dengan segera, dia memeluk
Syaikh erat-erat. Air mata bercucuran dari
kedua matanya seraya berucap, “Asy-
Syaikh al-Utsaimin.” Berulang-ulang dia
ucapkan dengan penuh kebahagiaan.
Segera dia mengambil pengeras suara dan
mengumumkan kepada jamaah
rombongannya dengan bahasa mereka
yang tak terpahami, selain sebutan nama
Syaikh yang terulang-ulang. Linangan air
mata mereka berderai. Suara mereka
bersahutan, mengulang-ulang nama ‘asy-
Syaikh Ibnu Utsaimin’.
Anak muda itu lalu berkata, “Wahai Syaikh,
mereka adalah murid-muridmu. Mereka
bersama-sama mempelajari kitab-kitabmu
di persembunyian bawah tanah saat kami
dilarang mempelajari Islam. Mereka sangat
rindu untuk mengucapkan salam
kepadamu. Apakah anda mengizinkan?”
Syaikh pun mengizinkan. Segeralah mereka
mendatangi Syaikh, satu demi satu.
Mereka kecup dahi beliau dengan air mata
yang berlinangan dan mulut mereka yang
terus bergumam, “Syaikh Ibnu Utsaimin,
Syaikh Ibnu Utsaimin.”
Tidak ada seorang pun dari mereka yang
tidak menangis. Mereka sangat terkesan
dengan apa yang mereka dengar dan lihat.
(al-Imam az-Zahid hlm. 110)

Perhatian Beliau Terhadap Nasib Muslimin
di Belahan Dunia
Suatu saat, dengan perasaan gundah, dan
kecemburuan terhadap Islam dan muslimin
terutama di Palestina, beliau naik mimbar
dan berkhutbah, “Wahai manusia, telah
berlangsung penjajahan Yahudi terhadap
Masjidil Aqsha selama lebih dari delapan
tahun. Selama itu pula mereka membuat
kerusakan di dalamnya dan menyiksa
penduduknya. Di hari-hari ini, mahkamah
Yahudi mengeluarkan keputusan tentang
bolehnya Yahudi melakukan peribadatan di
dalam Masjidil Aqsha. Keputusan thaghut
ini artinya menampilkan syiar-syiar
kekafiran di dalam masjid yang termasuk
salah satu masjid yang terbesar
kehormatannya dalam Islam.”
Di akhir khutbah, beliau mengatakan, “Ya,
Yahudi Israel tidak akan turun kecuali
dengan kekuatan, dan tidak ada kekuatan
kecuali dengan pertolongan dari Allah
Subhanahu wa Ta’ala, dan tidak ada
pertolongan dari Allah Subhanahu wa Ta’ala
kecuali bila kita menolong agamanya,
“Hai orang-orang yang beriman, jika kamu
menolong (agama) Allah, niscaya Dia akan
menolongmu dan meneguhkan
kedudukanmu.” (Muhammad: 7)
Sungguh, pertolongan Allah Subhanahu wa
Ta’ala kepada kita bukan dengan pidato-
pidato yang menyilaukan dan meluap-luap,
yang mengubah persoalan Palestina
menjadi persoalan politik, kekalahan
materi, dan konflik regional. Masalah
Palestina, demi Allah, adalah masalah
agama Islam bagi muslimin
seluruhnya.” (al-Imam az-Zahid hlm 103)
Saat terjadi pembantaian terhadap
muslimin di Bosnia oleh Kristen Serbia,
beliau sangat sedih. Kesedihan beliau
terungkap dalam kata-katanya, “Tetapi
disayangkan, sebagaimana kalian lihat
sekarang, kaum muslimin tak acuh. Mereka
tidak punya kekuatan dan tekad yang
dengannya mereka dapat membela diri
mereka. Tidak ada yang lebih bisa
menunjukkan kepada kita tentang hal itu
daripada apa yang kita berada padanya
sekarang.
Di negeri-negeri Islam sekarang, ada yang
kehormatan mereka dihinakan, masjid
mereka dihancurkan, harta mereka
dirampas, dan anak-anak mereka ditawan
oleh orang-orang Nasrani, sedangkan kita
umat (Islam) tidak mengatakan sesuatu
yang harus kita katakan.
Apa yang diperbuat terhadap muslimin
sekarang di Bosnia adalah sesuatu yang
merobek-robek hati pada kenyataannya….
Orang-orang Nasrani bukan musuh Bosnia
saja, dan musuh itu bukan hanya Nasrani
Bosnia. Nasrani adalah musuh muslimin di
seluruh negeri Allah Subhanahu wa Ta’ala,
sama saja mereka dari Nasrani Serbia
Bosnia atau yang lain. Tetapi, sayang,
banyak kaum muslimin tidak tahu hal itu.”
Beliau sering menganjurkan kaum muslimin
untuk banyak berdoa siang dan malam
serta dalam qunut nazilah untuk kebaikan
muslimin di sana, selama belum terbuka
pintu untuk melakukan jihad fi sabilillah di
sana. (al-Imam az-Zahid hlm. 99)
Asy-Syaikh Ibnu Utsaimin, semoga Allah
Subhanahu wa Ta’ala senantiasa merahmati
anda dan menempatkan anda di surga-Nya,
surga Firdaus….

Sumber: Majalah Asy Syariah no. 91/
VII/1434 H/2013, hal. 27, 29 & 34; hal.
25-26.
Di bagikan oleh ustadz anton Abdillah 

WARA' NYA IMAM AHMAD

WARA' NYA IMAM AHMAD 

Al Imam Ibnu Katsir menyebutkan dalam Al Bidayah wan Nihayah:

Diriwayatkan oleh Al Baihaqi dari jalannya Al Muzani dari Asy Syafii bahwa beliau mengatakan kepada Ar Rasyid, 
"Yaman membutuhkan hakim."

Ar Rasyid mengatakan, "Pilihlah sosok yang bisa kami posisikan di sana." 

Asy Syafii pun kemudian mengatakan kepada Ahmad bin Hanbal yang sering bolak-balik menuntut ilmu kepadanya, "Tidakkah engkau menerima tawaran sebagai hakim di Yaman?" 

Maka Ahmad bin Hanbal menolaknya dengan penolakan yang keras. "Sesungguhnya aku bolak-balik menuntut ilmu darimu untuk menuntut ilmu yang menjadikan diriku zuhud kepada dunia, dan sekarang kau ingin agar aku menjabat sebagai hakim? Kalau bukan karena ilmu, maka aku tak akan mengajakmu berbicara lagi setelah hari ini."

Maka Asy Syafii pun merasa malu kepada Al Imam Ahmad.

Teks Arab:

روى البيهقي من طريق المزني، عن الشافعي أنه قال للرشيد: إن اليمن تحتاج إلى قاض، فقال له: اختر رجلا نوله إياها، فقال الشافعي لأحمد بن حنبل، وهو يتردد إليه في جملة من يأخذ عنه: ألا تقبل قضاء اليمن. فامتنع من ذلك امتناعا شديدا، وقال: إني إنما أختلف إليك لأجل العلم المزهد في الدنيا، أفتأمرني أن ألي القضاء؟ ولولا العلم لما أكلمك بعد اليوم. فاستحيى الشافعي منه.
UWMB

Kamis, 29 Juni 2023

Barangsiapa yang mengira bahwa dia bisa selamat dari celaan manusia maka dia telah GILA

Gila Bila Anda Mengira Ini
Imam Ibnu Hazm berkata: "Barangsiapa yang mengira bahwa dia bisa selamat dari celaan manusia maka dia telah GILA". "Al Akhlak wa Mudawatu Nufus hlm. 17"
Copas via Fb Ust Abu Yusuf As-Sidawy حفظه الله
Di share oleh ustadz Dr fuad ritonga

Pantaskah kita mengeluh? duka kita tak sebanding dg lara yang dirasa oleh Rasullulah shallalahu alaihi wasalam

1. Apakah engkau pernah berduka karena kematian orang tuamu? Sesungguhnya Rasulullah semenjak kecil ditinggal wafat kedua ibu bapaknya. 

2. Apakah engkau pernah bersedih karena kematian orang yg kamu cintai? Sesungguhnya Rasulullah ditinggal wafat ke-enam putra-putrinya dan ditinggal wafat pula oleh istri tercintanya. 

3. Apakah engkau pernah bersedih karena kekurangan harta? Sesungguhnya dahulu sebulan lamanya, tidak dinyalakan api di rumah Rasulullah

4. Apakah engkau pernah bersedih karena dikucilkan oleh komunitasmu? Sesungguhnya Rasulullah pernah dilempari batu dan diusir dari kampung halamannya. 

5. Apakah engkau pernah bersedih karena ocehan, dan cemoohan orang kepadamu? Sesungguhnya Rasulullah pernah dituduh: Pendusta, dukun, penyihir dan penyair. 

6. Apakah engkau pernah mengalami ketakutan? Sesungguhnya dahulu Rasulullah dikhianati, diancam pembunuhan, diracun dan disihir. 

Nabi kita:

Yatim piatu, ditinggal wafat oleh istri dan putra-putrinya, kekurangan harta Dan makanan, dilempari batu, diusir, dikhianati, diancam untuk dibunuh, diracun, disihir, didustakan, dituduh penyihir dan penyair.... Alangkah sabarnya dirimu ya rasulullah... 

Pantaskah kita mengeluh? duka kita tak sebanding dg lara yang dirasa olehnya. 

Ya Allah kumpulkan kami dengan nabimu yang Mulia dan para sahabatnya yang setia. 

اللهم صل وسلم عليه وعلى ٱله وصحبه أجمعين.
Ustadz Dr Fadlan fahamsyah

4 Syarat mendapatkan Haji Mabrur :*

*4 Syarat mendapatkan Haji Mabrur :* 

Syeikh Sulaiman Ar Ruhaily hafidahullah mengatakan : ada 4 syarat meraih haji mabrur, 3 di arab saudi dan 1 di negara masing. 

1. Meninggalkan segala bentuk  perbuatan dosa baik yg besar maupun yg kecil  

2. Berusaha menyempurnakan semua bentuk ibadah hajinya sesui dgn perintah dan sunnah2 Rasulullah

3. Tidak menganggu dan menyakiti sesama muslim baik ucapan ataupun perbuatan. 

4. Tanda haji yg mabrur sepulang haji ada perubahan baik  pada orang tsb, yg tadinya buruk menjadi baik ( shalih ) , yg tadinya baik ( shalih )   menjadi  lebih baik ( lebih shalih ) 

Ringkasan Ceramah Ust Muh Ukasyah Lc. - Hafidzahullah- ( Masiswa S2 UIM ) badha Magrib  Di tenda Mina 12 Dzulhijjah 1444 H

Orang yang berperang di jalan Allah, yang berhaji dan umrah, mereka adalah tamu Allah. Allah panggil mereka dan mereka pun memenuhi panggilan-Nya. Jika mereka meminta kepada Allah, maka Allah akan memberinya.

Sebuah poster tertempel pada salah satu hotel di bilangan kota Mekkah, berisi hadits dari sahabat nabi Ibnu Umar radhiyallahu 'anhuma bahwa Nabi shallallahu 'alahi wasallam bersabda: 

"Orang yang berperang di jalan Allah, yang berhaji dan umrah, mereka adalah tamu Allah. Allah panggil mereka dan mereka pun memenuhi panggilan-Nya. Jika mereka meminta kepada Allah, maka Allah akan memberinya." (HR. Ibnu Majah) 

Pelajaran dari hadits ini: 

1) Tamu Allah ada 3, yaitu: Orang yang berperang di jalan Allah, jamaah haji dan umrah. 

2) 3 tamu Allah ini adalah orang yang dipanggil oleh Allah. Dan jika mereka melakukannya maka berarti mereka telah memenuhi panggilan Allah. 

3) 3 golongan ini doanya dikabulkan oleh Allah. Maka manfaatkan, jika ada orang yang masuk kriteria tersebut, agar titip doakan kebaikan.
ustadz budi marta 

Jika seorang hamba itu selalu bersyukur dan beristighfar maka senantiasa kebaikan akan berlimpah kepadanya dan terhindar dari keburukan

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah رحمه الله :
"إذا كان العبد دائما شاكراً مستغفراً فلا يزال الخير يتضاعف له، والشر يندفع عنه".

"Jika seorang hamba itu selalu bersyukur dan beristighfar maka senantiasa kebaikan akan berlimpah kepadanya dan terhindar dari keburukan" 

(majmu' fatawa)
ustadz indra gunawan 

binasa gara gara 2 perkara

Demikian perbandingan kasih sayang Allah Ta’ala dengan kasih sayang manusia paling penyayang dalam hidup Anda.

Demikian perbandingan kasih sayang Allah Ta’ala dengan kasih sayang manusia paling penyayang dalam hidup Anda.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam kedatangan rombongan tawanan perang. Di tengah-tengah rombongan itu ada seorang wanita yang sedang mencari-cari bayinya. Setiap kali ia menemukan seorang bayi, ia segera menyusuinya, hingga akhirnay ia menemukan bayinya, maka iapun segera memeluknya erat-erat, kemudian menyusuinya. 

Menyaksikan pemandangan tersebut Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda kepada para sahabatnya: “Menurut kalian, mungkinkah ibu itu tega melemparkan anaknya ke dalam kobaran api?”

Para sahabat menjawab, “Sungguh demi Allah, Tidak mungkin ia melakukannya. Selama ia kuasa mempertahankan agar bayinya terlempar ke dalam kobaran api.” 

Selanjutnya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
لَلَّهُ أَرْحَمُ بِعِبَادِهِ مِنْ هَذِهِ بِوَلَدِهَا
“Sungguhlah Allah lebih sayang kepada hamba-hamba-Nya daripada ibu ini kepada anaknya.” (Al Bukhari dan Muslim)

Kawan! Bangun kepercayaan dalam diri Anda bahwa seberat apapun perintah Allah, maka melaksanakan perintah itu adalah wujud dari kasih sayang-Nya kepada Anda.

Sebaliknya! Semanis apapun larangan Allah, maka percayalah bahwa menghindari larangan itu adalah wujud kasih sayang Allah Ta’ala kepada Anda. 

Manfaat dari menjalankan perintah Allah dan menghindari larangan-Nya seutuhnya kembali untuk diri Anda.

Sebagaimana ibu Anda sampai hari ini, mungkin masih saja memerintahkan Anda untuk melakukan sesuatu atau melarang Anda dari sesuatu, semua itu murni karena dorongan cinta dan kasih sayangnya kepada anda. 

Dan percayalah bahwa kasih sayang Allah melebih kasih sayang ibunda kepada Anda.

Demikian perbandingan kasih sayang Allah dengan kasih sayang ibunda, ibunda penyayang, sebagaimana Allah Ta’ala juga penyayang, dan kasih sayang Allah pasti tak sama dengan kasih sayang ibunda. Semoga Allah Ta’ala dengan kasih sayang-Nya berkenan memasukkan kita semua ke dalam surga-nya , amiin.
Ustadz Dr muhammad arifin Badri Ma

semua pasien² saya yg candu rokok lalu Jin²nya mau dituntun syahadat, semua Jin² tsb pada ngaku kalo ikut menikmati asap rokok dari orang² yg ia rasuki selama ini.

Sebenernya saya ke Jakarta Pusat karena urusan pekerjaan, berhubung saya punya perusahaan (PT) di bidang pembuatan Software Web dan Apps Mobile

.

Ternyata disana saya malah ditanyai beberapa perkara fiqih rumah tangga dan ada yg konsultasi tentang emosi dia yg mudah kepancing, candu ngerokok, dan sholat² mudah sekali dilalaikan.

.

Saya katakan kepada orang yg bertanya tsb,

"Dari ciri² bapak, dugaan kuat saya di tubuh bapak ada Jin yg bersarang"

.

Saya tawarkan ruqyah di musholla kantor mereka, menggunakan metode iqamatul hujjah. Dan ternyata direkam oleh temen²nya, mungkin baru pertama kali ngelihat proses ruqyah, endingnya saya juga dikirimi rekamannya.

.

Alhamdulillah, Jin  tsb mau dituntun syahadat, walaupun kita tak bisa menjazm/memastikan isi hati jin tsb, biarlah itu urusan Allah Ta'ala, kita khusnudzon saja bahwa Allah Ta'ala akan memberikan taufiq kepada hamba-hamba-Nya yg jujur mau taubat.

.

Oh iya, semua pasien² saya yg candu rokok lalu Jin²nya mau dituntun syahadat, semua Jin² tsb pada ngaku kalo ikut menikmati asap rokok dari orang² yg ia rasuki selama ini. Semoga ada ibrah yg bisa diambil.

***

Untuk yg belum tau Ruqyah metode Iqamatul Hujjah bisa baca gratis buku yg saya tulis "Fathu asy-Syaafi", atau kalo mau beli juga boleh, 100% keuntungan utk mendanai sekolah islam gratis Syaikhul Islam Ibn Taimiyyah, bisa hubungi staff saya 0899-0075-396

***

Akhuukum Fillah
~ al Faqiir Abu Musa al-Fadaniy

Rabu, 28 Juni 2023

Buku [ Tabshirul Khalaf Bi Dhabith Al Ushul Allati Man Khalafha Kharaja 'An Manhajis Salaf ] termasuk buku terbaik dalam membahas siapa yang keluar dari salafiyah.

Buku [ Tabshirul Khalaf Bi Dhabith Al Ushul Allati Man Khalafha Kharaja 'An Manhajis Salaf ] termasuk buku terbaik dalam membahas siapa yang keluar dari salafiyah.

Hanya saja, tidak cukup hanya membaca buku ini saja.

Tapi ia harus paham Ushul - Ushul Aqidah yang dipegang oleh Ulama Salaf.

Dalam buku ini disebutkan bahwa ada satu hal jika diselisihi maka otomatis ia bukan salafi tanpa perlu penegakan hujjah.

Apa itu? 

Jawabannya : Mashdar Talaqqi [ sumber mengambil agama ] 
Perhatikan suatu kelompok atau personal dalam prinsip mereka dalam mengambil sumber paham keagamaan nya.
Jika mereka mengedepankan Al Qur'an, As Sunnah dan Ijma' Salaf maka mereka berada diatas Mashdar Talaqqi Ahlissunnah Salafiah.
Namun jika mereka mengedepankan yang lain, seperti akal, adat, aturan manusia maka berarti mereka bukan Salafi sama sekali.
Seperti halnya orang yang sering memenangkan UU jika bertentangan dengan Islam, atau memenangkan adat, atau memenangkan ucapan tokoh dll.

Kemudian disebutkan juga, ada Ushul - Ushul yang jika diselisihi maka ia keluar dari Salafiah SETELAH ditegakkan hujjah dan masih terus diatas penyelisihannya.

Disini persoalan yang diselisihi Bukan persoalan fiqih yang diperselisihkan ulama, seperti isbal tanpa sombong, cadar bagi wanita, jenggot, shalat jama'ah di masjid dll.
Tapi persoalan Ushul yang sudah baku dikalangan ulama salaf.

Imam Ibnu Utsaimin pernah ditanya tentang Ushul - Ushul yang jika diselisihi berarti menyelisihi Ushul salafiyah, dan beliau menjawab ada di Al Aqidah Al Wasithiyyah. 

Selain Al Wasithiyyah, buku ringkas paling bagus membahas apa saja Ushul itu adalah bukunya Imam Shalih Al Fauzan dalam risalah ringkas Min Ushul Aqidah Ahlissunnah Wal Jama'ah.

Jadi, menjadi seorang Mu'min Muslim itu dengan mengimani 6 Rukun Iman dan 5 Rukun Islam.
Jadi mu'min muslim Sunni salafi itu dengan berpegangan kepada Mashdar Talaqqi Salaf dan Ushul - Ushul Salafiyah yang jelas.

Kami sampaikan ini agar tidak ada yang bingung tentang salafiyah. 

Atau memandang salafiyah itu pengikut ustadz tertentu, dan siapa menyelisihi ustadz itu berarti menyelisihi salafiyah.

Ini repot jika ustadz salafi itu berbeda pandangan, nanti bisa - bisa yang satu menganggap yang lain bukan salafi, atau minimal salafi yang dipertanyakan.

Mengapa Qadariyah Disebut sebagai Majusi Umat Ini?

Mengapa Qadariyah Disebut sebagai Majusi Umat Ini?

Pertanyaan:
Saya pernah mendengar hadits bahwa sekte Qadariyah disebut sebagai kaum Majusi dari umat ini. Apakah hadits ini shahih dan apa maksudnya?

Jawaban:

Alhamdulillahi rabbil ‘alamin, ash-shalatu wassalamu ‘ala Nabiyyina Muhammadin wa ‘ala alihi wa shahbihi ajma’in, amma ba’du.

Orang Qadariyah adalah orang-orang yang tidak meyakini adanya takdir dan bahwa kejadian-kejadian yang terjadi di dunia ini bukan ciptaan Allah namun ciptaan masing-masing makhluk. Sehingga Allah ta’ala tidak mengetahui kejadian yang menimpa manusia kecuali setelah terjadinya.

Dalam hadits dari Abdullah bin Umar radhiyallahu’anhu, Nabi shallallahu’alaihi wa sallam bersabda:

القدرِيَّةُ مَجوسُ هذهِ الأُمةِ ، إنْ مَرِضُوا فلا تعودُوهمْ ، وإنْ ماتُوا فلا تَشهَدُوهمْ

“Qadariyah adalah majusinya umat ini. Jika mereka sakit, jangan dijenguk. Jika mereka meninggal, jangan disaksikan pemakamannya” 

Hadits ini diriwayatkan oleh Abu Daud dalam Sunan-nya (no. 4691), Imam Ahmad dalam Musnadnya (no. 5584), Ath-Thabarani dalam Mu’jam Al-Ausath (no.2494). Hadits ini didhaifkan oleh Adz-Dzahabi dalam Al-Kabair (hal.296), Ibnu Hajar dalam Hidayatur Ruwah (1/102), dan Syu’aib Al-Arnauth dalam Takhrij Musnad Ahmad. Namun dihasankan oleh sebagian ulama seperti An-Nawawi sebagaimana dalam Syarah Arba’in Libni Daqiq (hal.54), dan Al-Albani dalam Shahih Al-Jami’ (no.4442).

Sebagian ulama mengatakan bahwa Qadariyah dikatakan sebagai Majusi dari umat ini karena level keburukan mereka sama dengan Majusi. Al-Mulla Ali Al-Qari rahimahullah menjelaskan:

أي بمنزلتهم في سوء الحال

“Maksudnya dalam hal level keburukan mereka (sama dengan Majusi)” (Syarah Musnad Abu Hanifah, 1/195).

Sebagian ulama mengatakan bahwa yang demikian itu karena orang-orang Qadariyah berkeyakinan bahwa perbuatan baik yang terjadi di alam semesta ini adalah ciptaan Allah. Sedangkan perbuatan buruk yang terjadi di alam semesta ini bukan atas kehendak Allah dan bukan ciptaan Allah, namun ciptaan makhluk sendiri. 

Dengan demikian, mereka mirip seperti orang Majusi yang meyakini ada dua Tuhan, pencipta kebaikan dan pencipta keburukan. Ath-Thibbi rahimahullah mengatakan:

لأنهم أحدثوا في الإسلام مذهباً يضاهي مذهب المجوس من وجه، وهو أن المجوس يضيفون الكوائن في دعواهم الباطلة إلى إلهين اثنين يسمون أحدهما يزدان، والآخر أهرمن، ويزعمون أن يزدان يأتي منه الخير والسرور وأن أهرمن يأتي منه الغم والشرور، ويقولون ذلك في الأحداث والأعيان، فيضاهي قولهم الباطل في إضافة الخير إلى الله، وإضافة الشر إلى غيره

“Karena mereka (Qadariyah) membuat keyakinan baru dalam Islam yang mirip dengan keyakinan orang Majusi dari satu sisi. Yaitu bahwa orang-orang Majusi menisbatkan penciptaan alam semesta kepada dua Tuhan. Yang pertama mereka namai Yazdan dan yang lain mereka namai Ahraman. Mereka mengklaim bahwa Yazdan adalah pencipta kebaikan dan kebahagiaan, dan Ahraman adalah pencipta kesedihan dan keburukan. Sedangkan orang-orang Qadariyah juga meyakini demikian tentang kejadian-kejadian yang terjadi di alam semesta. Yaitu kejadian baik diklaim merupakan ciptaan Allah dan kejadian buruk itu ciptaan selain Allah” (Al-Kasyif ‘an Haqaiq as-Sunan, 2/571).

An-Nawawi rahimahullah mengatakan:

شَبَّهَهُمْ بِهِمْ لِتَقْسِيمِهِمُ الْخَيْرَ وَالشَّرَّ فِي حُكْمِ الْإِرَادَةِ كَمَا قَسَّمَتِ الْمَجُوسُ فَصَرَفَتِ الْخَيْرَ إِلَى يَزْدَانَ وَالشَّرَّ إِلَى أَهْرَمْنَ 

“Nabi shallallahu’alaihi wa sallam menyerupakan Qadariyah dengan Majusi karena orang Qadariyah membedakan antara kebaikan dan keburukan dalam masalah iradah (kehendak) Allah. Sebagaimana orang Majusi mengklaim bahwa kebaikan itu ciptaan Yazdan dan keburukan itu ciptaan Ahraman” (Syarah Shahih Muslim, 1/154).

Lanjut baca: https://konsultasisyariah.com/42364-mengapa-qadariyah-disebut-sebagai-majusi-umat-ini.html

Join channel telegram @fawaid_kangaswad

USHUL [ PRINSIP ] AQIDAH SALAFIYAH___Barangsiapa mengakui prinsip - prinsip ini maka ia adalah salafi

USHUL [ PRINSIP ] AQIDAH SALAFIYAH
___
Barangsiapa mengakui prinsip - prinsip ini maka ia adalah salafi 

1. Mengimani 6 Rukun Iman. 
Secara spesifik terkait keimanan kepada Allah diantaranya mengimani semua nama dan sifat yang Allah sebutkan dalam kitab Nya dan melalui lisan Nabi Nya, tanpa ; 
a. Tahrif ( memalingkan kepada makna kontekstual/majaz ) 
b. Ta'thil ( menolak nama atau sifat, atau menolak makna tekstual ) 
c. Takyif ( memvisualisasikan ) 
d. Tamtsil ( menyerupakan dengan makhluk ) 

2. Iman adalah ucapan, keyakinan dan amal, bertambah dengan ketaatan dan berkurang dengan kemaksiatan 

3. Tidak mengkafirkan seorang muslim karena dosa besar yang dilakukan, kecuali pembatal keislaman

4. Wajib taat kepada ulil amri muslim sepanjang tidak diperintah berbuat maksiat

5. Haram memberontak kepada ulil amri muslim walaupun berbuat dosa sepanjang bukan kekufuran

6. Hati dan lisan mereka selamat dari mencela sahabat Rasulullah 

7. Mencintai ahli bait Rasulullah dan loyal kepada mereka 

8. Mempercayai karamah wali 

9. Mengikuti Alquran dan Sunnah serta ijma salaf dalam berdalil. 

Poin 9 ini yang disebut dengan mashdar talaqqi 

Siapa saja yang berpegang dengan 9 hal ini maka ia salafi. 

Jadi salafi itu jelas, dan antum nggak perlu nanya - nanya lagi ngikutin ustadz siapa dan siapa. 
Karena itu sudah masuk ke ruang lingkup afiliasi personal atau kelompok. 
Sementara salaf adalah suatu manhaj. 

Barangsiapa melanggar satu dari 9 ini, maka jika yang ia langgar adalah poin 9 dimana itu berpandangan untuk tidak menjadikan alquran sunnah ataupun ijma sebagai sumber mengambil agama, seperti prinsip mu'tazilah yang menyebut bahwa jika dalil bertentangan dengan akal maka akal didahulukan, maka ia bukan bagian dari salafi sama sekali, dan ini tidak perlu tegak hujjah karena sejatinya ia tidak pernah masuk kedalam salafiyah sama sekali. 

Adapun jika yang diselesihi selain itu, maka perlu ditegakkan hujjah. 
Jika ia tetap bersikeras, maka dengan sangat terpaksa kita anggap bukan bagian dari salafiyah. 

Jadi, bagi kami salafiyah itu JELAS 
Lailuha kanahariha.......... 

Sumber bacaan : 

1. Min Ushul Aqidah Ahlisunnah Wal Jama'ah 
2. Tabshirul Khalaf 
3. Al Aqidah Al Wasithiyyah 
4. Jawaban Imam Ibnu Utsaimin tentang ushul masail yang jika diselesihi maka dianggap menyelisihi ahlisunnah
Ustadz Fadhel ahmad 

PERTANYAAN: Bagaimana jika seorang murid menyelisihi gurunya?

PERTANYAAN: Bagaimana jika seorang murid menyelisihi gurunya?

JAWABAN (Syaikh Ibrahim Ar-Ruhaili -hafizhahullaah-):

Banyak ulama yang telah menyelisihi guru-guru mereka.

(Tapi untuk pertanyaan di atas; maka) kita tanya terlebih dahulu: siapa yang bertanya? Apakah si penanya sudah mencapai derajat ijtihad ataukah belum??

Pertanyaan ini tidak bisa dijawab dengan satu bentuk jawaban.

(Yakni) : para da'i itu bertingkat-tingkat kelimuannya:

- Di antara mereka ada yang telah mencapai derajat ijtihad. Jika seorang sudah mencapai tingkatan sebagai pembahas/peneliti; maka ia harus tetap menggunakan adab dalam penyelisihannya terhadap sang guru.

- Dan di antara mereka ada yang masih dalam tahap belajar; dimana (terkadang ia menyangka gurunya yang salah) padahal kesalahan itu (dari dirinya sendiri); bukan dari sang guru.

Jadi, intinya:

Tempatkanlah manusia (para murid) tersebut pada masing-masing kedudukannya.

-diterjemahkan secara makna oleh: Ahmad Hendrix, dari Liqa Maftuh tanggal 4 Muharram 1444 H / 2 Agustus 2022 M, di Hotel Alia.

Sebagian Penuntut Ilmu Hari ini Lebih Bengis Dari Orang Badui

Sebagian Penuntut Ilmu Hari ini Lebih Bengis Dari Orang Badui. ( Mereka) Tidak Memiliki sifat Ramah, Tidak mengucapkan Salam dan tidak memiliki Sifat Rendah Hati, bahkan sebagian Orang semakin bertambah ilmunya semakin Tinggi hatinya, Wal 'iyadzu Billah. 

Seorang alim sejatinya adalah orang yang semakin bertambah ilmunya lalu  semakin bertambah pula Ketawadhuannya.
____
Syeikh Utsaimin Liqo' Bab Maftuh 232

Tahallul Gundul

Tahallul Gundul

Ego seorang laki2 biasanya terdapat pada penampilan rambutnya.

Pada haji & umroh Allah menguji ubudiyah/penghambaan laki2 dg mencukur gundul.

Mereka yg rela gundul berarti telah merelakan egonya, berserah sepenuhnya untuk Allah shg Rasulullah mendoakn sebanyak 3 kali
اللهم ارحم المحلقين
Ya Allah kasihilah orang2 yg bercukur gundul 3x

Berbeda dg yg mncukupkan diri dg memendekkan rambut, pada dirinya masih tersisa ego & gengsi diri yg dipertahankan.
Rasul hanya mndoakan sekali di akhir hadits :
والمقصرين
"Dan orang2 yg memendekkan rambutnya"
Ustadz noor ihsan silviantoro

Tidak Mabit di Mina, Cukup di Hotel Saja

Tidak Mabit di Mina, Cukup di Hotel Saja 

Mabit di Mina pada saat haji, para ulama berbeda pendapat menghukuminya. Ada yang bilang sunnah, ada juga yang mewajibkannya. Mayoritas ulama madzhab berpendapat bahwa mabit di Mina adalah wajib, dan Syaikh Bin Baz menguatkan pendapat ini. 

Pada orang tertentu, mabit di Mina bukanlah sebuah kewajiban. Dalam fatwanya, Syaikh Bin Baz menyebutkan ada tiga golongan yaitu orang yang memiliki tugas di luar Mina seperti pengurus ternak yang mengharuskannya keluar Mina, orang yang bertugas bagian suplay pengairan jamaah haji, atau orang yang punya udzur syar'i seperti sakit yang mengharuskan dia di bawa ke rumah sakit. 

Bagaimana jika Mabit tapi di luar area Mina? 

Mabit pada malam ke 11,12, dan 13 Dzulhijjah bagi jamaah haji adalah di area Mina yang sudah ditentukan batasnya. 

Tapi dalam kondisi tertentu seperti saat ini, jamaah sangat padat dan ramai, bisa jadi seseorang dapat tenda di luar area Mina. 

Syaikh Muhammad bin Shalih Al Utsaimin ketika menjawab pertanyaan demikian, beliau menjelaskan bahwa tidak mengapa seseorang mabit di luar area Mina, jika memang di Mina penuh sesak jamaah haji. Dalil yang digunakan adalah keumuman ayat: "Bertaqwalah kepada Allah semampu kalian." 

Pendapat Syaikh Bin Utsaimin ini juga jadi sandaran dibuatkannya area Mina Jadid (Mina baru) untuk pembangunan tenda mabit. Ulama-ulama Saudi satu suara dalam hal ini. 

Meskipun sudah ada fatwa ini, jamaah haji yang dapat tenda di Mina Jadid agak waswas saat mabit. Seringkali mereka keluar area tersebut untuk meringsek ngemper di jalanan Mina lama. 

Jika Jamaah Haji tidak Punya Tenda 

Setelah selesai covid-19, tahun 2023 ini pemerintah Saudi membuka kuota haji dalam negeri cukup besar. 

Paket-paket yang dibuka mulai kelas VVIP hingga kelas bawah yang tanpa tenda. 

Kelas tanpa tenda ini maksudnya adalah jamaah haji tidak punya tenda di Mina. Jadi mereka disediakan tempat apartemen jauh di area Mina. 

Seperti travel Al Rajhi group. Mereka buka paket ini. Jamaah haji yang ikut ada ribuan.

Jamaah haji tanpa tenda, jika ingin mabit di Mina maka otomatis ngemper di jalanan. Dan ini akan membuat jalanan macet dan tidak tertib. Otomatis polisi akan datang mengusir "harrik ya hajj.. harrik ya hajj." 

Pihak travel, melalui syaikh yang ditunjuk, memaparkan bahwa yang tidak punya tenda ini kena udzur untuk boleh tidak mabit di area Mina. Berdasarkan fatwa-fatwa para ulama yang ada, diantaranya menukil pendapat Syaikh bin Baz dan Syaikh Bin Utsaimin. 

Jadi, atas dasar ini, semalam para jamaah menetap di dalam hotel di luar area Mina. Acara mabit diselingi dengan pemberian hadiah, ramah tamah, dan sedikit kisah dari para jamaah haji yang ada. 

Ada rasa waswas dengan hal ini. Dalam hati bertanya apakah hajinya sah atau tidak ya? 

Kembali ke hukum mabit di Mina, ulama berbeda pendapat, yang paling ringan ia dihukumi sunnah. Jika wajib tapi ada udzur maka tidak mengapa meninggalkannya. Jika wajib tanpa udzur maka kena dam. 

---

Foto: Jamaah haji dalam negeri Saudi (Al Rajhi Travel) mabit malam pertama di hotel area Nasim, Mekkah
Ustadz budi marta saudin

TAWADHUNYA SYAIKH AL ALBANI رحمه الله

TAWADHUNYA SYAIKH AL ALBANI رحمه الله 

Syaikh al Albani berkata sebagaimana yg di nukil oleh muridnya Syaikh Ali Hasan al Halabi رحمه الله di dalam kitabnya "Ma'a Muhadditsil 'Ashr" (hal. 76):

العلم لا يقبل الجمود

"Ilmu itu tidak menerima kejumudan"

Lalu Syaikh 'Ali Hasan dalam kitabnya yg sama di hal. 78 berkata:

وأنا - شخصيا - أخالف شيخي وأستاذي في عدد من الأحاديث الضعيفة، فأحسنها أو أصححها، بل حتى في بعض مسائل العلم الشرعي - بأنواعها - ...

"Dan aku sendiri pun menyelisihi Syaikhku dan Ustadzku pada beberapa hadits yg dho'if. Di mana aku menghasankannya dan aku juga menshohihkannya. Bahkan sampai pada sebagian masalah² ilmiyah dalam ilmu syar'i dengan macam²nya." 

Ana katakan: Lalu beliau menyebutkan salah satu contoh pentashihan dan pendhoifannya yg menyelisihi Syaikh beliau Syaikh al Albani rahimahullah. Yg intinya...dalam perkara ilmu yg terdapat padanya ranah ijtihad, seperti ilmu hadits pada tashih dan tadh'ifnya, maka ilmu ini tidak menerima kejumudan, sebagaimana yg di isyaratkan oleh Syaikh al Albani rahimahullah di atas.  

Kemudian dalam perkara ketidak setujuan seseorang dalam masalah tashih dan tadh'if, hendaknya ia membantahnya berdasarkan keilmuan yg ia miliki dalam ilmu hadita secara ilmiyah, bukan dengan menukil dari tashih dan tadh'if orang lain. Karena yg demikian bukan ilmu, tapi taqlid. Sedangkan muqollid dalam ranah pembahasan ilmiyah tidak boleh masuk di dalamnya. Cukup dengan menyaksikannua saja dan berpegang dengan apa yg ia yakini utk dirinya sendiri. - Selesai
Ustadz abu yahya tomi

Selasa, 27 Juni 2023

DUNIA ADALAH TEMPAT UJIAN

DUNIA ADALAH TEMPAT UJIAN

Untukmu yang sedang ditimpa ujian hidup, ketahuilah bahwa orang-orang pilihan sekalipun mendapat ujian yang jauh lebih berat dari apa yang menimpamu saat ini.

“Dan jalan ujian adalah persimpangan yang berat (untuk ditempuh). Sungguh Adam telah letih, Ibrahim al Khalil dilempar kedalam api, Ismail dibaringkan ditempat penyembelihan, Yunus dicampakkan kedalam perut ikan, Ayyub mendapat kesulitan (penyakit) yang keras, Yusuf dijual dengan harga rendah (Seakan ia budak yang diperjual belikan padahal ia merdeka -pent), ia dicampakkan ke sumur dalam keadaan didustai dan dimasukkan ke penjara dalam keadaan terzhalimi, Dan Nabi kita Muhammad ﷺ mendapati berbagai macam gangguan (dalam menempuh jalan ujian). Dan engkau sekarang berjalan dijalan ujian tersebut….”

(Syaikh Abdul Muhsin bin Muhammad bin Abdirrahman al Qaasim)
Ustadz yami cahyanto 
________________________________

Ucapan ini dapat menjadi penghibur hati & pelipur lara untuk kita yang saat ini mungkin belum bisa berhaji ke Baitullah Al Haram. Berikut kami akan tulis & ringkas perkataan sang Imam.

📌 WAQFAH

Ketika kami membaca kitab ‘Latha’if Al Ma’arif’ karangan Al Imam Zainuddin Abul Faraj Ibnu Rajab Al Hanbali (Wafat tahun 795 H), kami mendapati mutiara hikmah yang indah dari ucapan sang Imam -rahimahullah-. Ucapan ini dapat menjadi penghibur hati & pelipur lara untuk kita yang saat ini mungkin belum bisa berhaji ke Baitullah Al Haram. Berikut kami akan tulis & ringkas perkataan sang Imam. Wallahul Musta’an.

“Saudara-saudara kalian pada hari hari ini telah melakukan ihram dan menuju Baitullah Al haram. Mereka memenuhi berbagai tempat dengan talbiyah, takbir, tahlil dan tahmid. Mereka berjalan sedang kita duduk bersama. Mereka mendekat, sedangkan kita jauh. Andai kata kita memperoleh bagian bersama mereka, tentulah kita bahagia…..

Orang yang tidak berangkat haji karena suatu halangan itu bisa setara dengan orang yang berangkat berhaji, bahkan terkadang orang yang pergi dengan hatinya itu bisa mengalahkan mereka yang pergi dengan badannya……..

Sebentar lagi saudara-saudara kalian akan melakukan wuquf di Arafah. Selamat untuk orang yang dikaruniai rezeki tersebut. Mereka meminta kepada Allah dengan hati yang terbakar dan air mata yang berderai. Betapa banyak orang takut diantara mereka, yang dibuat gelisah & cemas oleh rasa takutnya. Betapa banyak pecinta diantara mereka yang terbakar rasa rindunya. Betapa banyak pengharap yang berbaik sangka akan janji Allah yang mulia dan membenarkannya……

• Barangsiapa yang pada tahun ini tidak ada kesempatan untuk wuquf (berdiri) di Arafah, maka hendaknya ia wuquf (berdiri) untuk menunaikan hak Allah yang ia ketahui.

• Barangsiapa yang tidak mampu untuk melaksanakan mabit (bermalam) di Muzdalifah, maka hendaknya ia mabit (bermalam) dengan memastikan tekatnya untuk menaati Allah agar Allah mendekatkannya.

• Barangsiapa yang tidak bisa berdiri disudut-sudut masjid Khaif (salah satu masjid di Mina yang mana sunnah untuk shalat didalamnya bagi jamaah haji -pent), maka hendaknya ia menunaikan hak Raja’ (rasa harap) & Khauf (rasa takut) kepada Allah.

• Barangsiapa yang tak mampu menyembelih hewan kurbannya di Mina, maka hendaknya ia menyembelih hawa nafsunya disini saat ia telah mencapai ‘Muna / مُنَى (harapan)…..”

📚 Latha’if Al Ma’arif hal. 477, 498 & 499.

✍🏻Yami Amanda Cahyanto

Syaikh Sulaiman Ar-Ruhahaily ini menjamak 2 pendapat

Pendapat Syaikh Sulaiman Ar-Ruhahaily ini menjamak 2 pendapat 

Puasa Arofah ikut saudi

Tapi Id tetap ikut pemerintah

Link https://youtu.be/zt1fGwyQp78
Ustadz Nurhadi 

Tanda Haji Mabrur : Kian zuhud terhadap dunia & rindu akhirat"【 Imam Hasan Al-Bashri

قال الإمام ابن رجب الحنبلي - رحمه الله - :

" للحجّ المبرور علاماتٌ لا تخفى. قيل للحسن البصريّ : الحجّ المبرور جزاؤه الجنة ؟ قال : آية ذلك : أن يرجع زاهدًا في الدنيا راغبًا في الآخرة " 

【 لطائف المعارف  -  ابن رجب 】

قال الحسن البصري : " آية الحجّ المبرور : أن يرجع زاهدًا في الدنيا، راغبًا في الآخرة " 
"Tanda Haji Mabrur : Kian zuhud terhadap dunia & rindu akhirat"
【 Imam Hasan Al-Bashri 】
Ustadz ferri

Senin, 26 Juni 2023

SEBELUM TERPAKSA MEMBUNUH SEMUT AJAK BICARA BAIK-BAIK

SEBELUM TERPAKSA MEMBUNUH SEMUT AJAK BICARA BAIK-BAIK

Jika dirasa kehadiran semut mengganggu, maka tidak mengapa membunuhnya, namun barangkali apa yang dilakukan oleh Al-Imam Ahmad patut ditiru.

Al-Imam Ahmad rahimahullah berkata :

‏« إني أحرج عليكن إلا خرجتن من داري فإني أكره أن تقتلن في داري»

"Sesungguhnya aku ingin mengusir kalian, kecuali kalian mau keluar sendiri dari rumahku, aku tidak suka kalian terbunuh di rumahku."

Al-Imam 'Abdullah, anak Al-Imam Ahmad berkata :
"Lalu aku melihat semut-semut tersebut keluar sendiri, lalu (di akhir rombongan) keluar semut besar berwarna hitam, yang aku tidak pernah melihat sebelumnya."

Faedah dari Prof. DR. Ahmad Khalîl hafizhahullah - guru besar Syari'ah, Universitas Al-Qashîm, KSA -

Saya (Abu Sa'id) bertanya kepada beliau :
"Apakah hal ini menunjukkan karamah Imam Ahmad?".

Prof. DR. Ahmad Khalîl menjawab :

‏‎لا يختص به. فعل قبله
"Tidak khusus kepada beliau, sebelumnya juga pernah dilakukan orang lain."

https://m.facebook.com/story.php?story_fbid=315422089624750&id=100034708846450&mibextid=Nif5oz
Ustadz abu said Neno 

3 HAL UNTUK DISYUKURI

3 HAL UNTUK DISYUKURI

Ibnu Juzay -rahimahullah- berkata :

"وأعلم أن النعم التي يجب الشكر عليها لا تحصى، ولكنها تنحصر في ثلاثة أقسام:  
١-نعم دنيوية: كالعافية والمال،  
٢-ونعم دينية:كالعلم، والتقوى.  
٣-ونعم أخروية: وهي جزاؤه بالثواب الكثير على العمل القليل في العمر القصير". 

Ketahuilah bahwa nikmat yang wajib Anda syukuri itu tidak terhitung. Hanya saja itu tercakup dalam 3 jenis

1. Nikmat duniawi seperti kesehatan dan harta

2. Nikmat diniyyah seperti ilmu dan takwa

3. Nikmat ukhrawi yaitu balasan ganjaran yang besar terhadap amalan sedikit dalam umur yang singkat

[التسهيل لعلوم التنزيل ١/ ٦٤].
Ustadz Nurhadi 

1410 adalah haji terakhir Syaikh Albany, sebelum beliau wafat.

1410 adalah haji terakhir Syaikh Albany, sebelum beliau wafat.

Syaikh Khalid Alanbary menceritakan bahwa beliau ingat betul saat itu didalam kemah hari Arafah terdapat banyak masyayikh dan tullabul ilm, namun Syaikh Albany memilih muridnya Syaikh Ali Hasan agar berkhutbah didalam kemah kami...

Smg Allah merahmati mereka...
ustadz bagus wijanarko

Nikmat terbesar para penduduk surga.

Nikmat terbesar para penduduk surga.

Kawan! Bila di dunia anda begitu menikmati pemandangan yang indah, maka tahukah anda bahwa nikmat paling besar yang Allah berikan kepada penduduk surga ialah nikmat memandang wajah-Nya.

Allah Ta’ala berfirman:

وُجُوهٌ يَوْمَئِذٍ نَاضِرَةٌ ,إِلَىٰ رَبِّهَا نَاظِرَةٌ

“Wajah-wajah (orang-orang mukmin) pada hari itu berseri-seri. Kepada Rabbnyalah mereka melihat.” (QS. Al-Qiyamah: 22-23)

Allah juga berfirman:

۞ لِلَّذِينَ أَحْسَنُوا الْحُسْنَىٰ وَزِيَادَةٌ ۖ

“Bagi orang-orang yang berbuat baik, ada pahala yang terbaik (surga) dan tambahannya.” (Yunus: 26). 

Tahukah anda kawan apa yang dimaksud dengan al-husna ?

Al husna adalah surga.

Dan tajukah anda apa yang dimaksud: az-ziyadah pada ayat di atas?

Az ziyadah yang dimaksud adalah nikmat tambahan berupa melihat wajah Allah pada hari kiamat. 

Dalam ayat lainnya disebutkan,

لَهُمْ مَا يَشَاءُونَ فِيهَا وَلَدَيْنَا مَزِيدٌ

“Mereka di dalamnya memperoleh apa yang mereka kehendaki; dan pada sisi Kami ada tambahannya.” (Qaaf: 35). 

Tambahan yang dimaksud pada ayat ini sama dengan yang disebutkan pada ayat sebelumnya, yaitu melihat wajah Allah.

Kelak di hari qiyamat setelah penduduk surga masuk ke surga, Allah akan menampakkan wajah-Nya kepada para penghuni  surga pada setiap hari Jum’at . 

Demikian imam Ibnu Katsir menjelaskan dalam kitabnya Tafsir Al-Qur’an Al-‘Azhim.

Shuhaib bin Sinan radhiyallahu ‘anhu, meriwayatkan bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

إِذَا دَخَلَ أَهْلُ الْجَنَّةِ الْجَنَّةَ قَالَ يَقُولُ اللَّهُ تَبَارَكَ وَتَعَالَى تُرِيدُونَ شَيْئًا أَزِيدُكُمْ فَيَقُولُونَ أَلَمْ تُبَيِّضْ وُجُوهَنَا أَلَمْ تُدْخِلْنَا الْجَنَّةَ وَتُنَجِّنَا مِنْ النَّارِ قَالَ فَيَكْشِفُ الْحِجَابَ فَمَا أُعْطُوا شَيْئًا أَحَبَّ إِلَيْهِمْ مِنْ النَّظَرِ إِلَى رَبِّهِمْ عَزَّ وَجَلَّ حَدَّثَنَا ثُمَّ تَلَا هَذِهِ الْآيَةَ لِلَّذِينَ أَحْسَنُوا الْحُسْنَى وَزِيَادَةٌ

“Jika penghuni surga telah masuk surga, Allah Ta’ala berfirman kepada penduduk surga: “Apakah kalian (wahai penghuni surga) menginginkan sesuatu tambahan dari kenikmatan surga? 

Mereka menjawab, “Bukankah Engkau telah memutihkan wajah-wajah kami? 

Bukankah Engkau telah memasukkan kami ke dalam surga dan menyelamatkan kami dari (azab) neraka?” 

Maka pada waktu itu Allah membuka hijab yang menutupi wajah-Nya Yang Maha Mulia.

Para penghuni surga tidak pernah mendapatkan kenikmatan yang lebih mereka sukai daripada melihat Allah ‘azza wa jalla.” 

Kemudian Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam membaca :

۞ لِلَّذِينَ أَحْسَنُوا الْحُسْنَىٰ وَزِيَادَةٌ ۖ

“Bagi orang-orang yang berbuat baik, ada pahala yang terbaik (surga) dan tambahannya.” (Yunus: 26). (HR. Muslim)

Semoga Allah menyatukan kita semua di dalam surga-Nya dan mengaruniakan kepada kita nikmat memandang wajah-Nya. Amiin
Ustadz Dr muhammad arifin Badri Ma

ENAM SEBAB TERTUTUPNYA PINTU TAUFIK

ENAM SEBAB TERTUTUPNYA PINTU TAUFIK
__________________

Syaqiq bin Ibrahim rahimahullah berkata:
Pintu taufik tertutup bagi manusia karena enam perkara:

1. Sibuk dengan nikmat daripada mensyukurinya.

2. Senang mencari ilmu, namun tidak mengamalkannya.

3. Cepat melakukan dosa, namun lambat dalam bertaubat.

4. Terpedaya dengan bergaul bersama orang-orang shaleh, namun tidak mau mencontoh perbuatan mereka.

5. Terus mengejar dunia yang fana yang terus berlari meninggalkannya.

6. Berpaling dari akhirat, padahal akhirat terus mendatanginya.
___
🗒 (Fawaaidul Fawaaid, h. 297).

Ustadz Anshari MA Hafizhahullah*

Minggu, 25 Juni 2023

perpustakaan pribadi menabung ilmu

#PERPUSTAKAAN_PRIBADI
#MENABUNG_ILMU

Wasiat As Syaikh Al Allamah Zaid Al Madkhali رحمه الله :

"والحقيقة أنَّ كلَّ مسلم يحتاج إلى مكتبة منزلية، سواء يقرأ أو لا يقرأ، إن كان يقرأ فالحمد لله، وإن كان غير قارئ فالقرَّاء كثير، إن زاره قارئ طلب منه أن يقرأ عليه في كتاب، أو نشأ من الأسرة قارئا أو قارئة فيستفيدون ويفيدون".

"Pada hakikatnya setiap muslim membutuhkan perpustakaan pribadi di rumah, baik itu dia baca atau tidak. Jika ia membacanya Alhamdulillah, jika tidak maka masih banyak para pembaca lainnya, jika ada tamu yang suka membaca berkunjung ke rumahnya maka bisa diminta untuk membacakan kitabnya, atau bisa jadi akan ada dari keluarganya yang suka membaca maka akan mengambil faedah dari perpustakaan itu dan akan memberi faedah kepada orang lain".

[Nuzhatul Qari fi syarhi Kitab Al Ilmi min Shahih Al Bukhari, hal. 36-37].

Belanja paling asyik adalah belanja kitab, karena tidak akan pernah rugi.
Cobalah kalau kita sedang futur dan malas silahkan berkunjung ke toko buku, meski tidak beli tapi sekedar berkunjung ke toko buku dan membaca katalog terbaru itu sudah membakar semangat. 
📚----------------------
Ustadz muhammad alif 

Kaidah Batil Ahlul Kalam

Kaidah Batil Ahlul Kalam

أصل من أصول في تناول قضايا الدين عند المتكلمين: تقديم العقل على النقل مطلقا كما هي منهج المعتزلة والزيدية، أو عند التعارض كما هو واضح عند الأشاعرة و الماتريدة، وأما النصوص الشرعية فهي عندهم أدلة لفظية لا تفيد اليقين. 

Salah satu kaidah pokok ahli kalam adalah mendahulukan akal daripada wahyu secara mutlak seperti yang diyakini oleh mu'tazilah dan zaidiyah atau ketika terjadi pertentangan antara akal dan wahyu seperti yang diyakini oleh asya'irah dan maturidiyah. Bagi ahli kalam, nash syar'iy tidak menghasilkan keyakinan.

Abu 'Abdullah Muhammad bin 'Umar Fakhruddin Ar-Razi, penyusun kitab tafsir Mafatihul Ghaib. Beliau rahimahullah berkata :

نِهَايَةُ إِقْدَامِ الْعُقُوْلِ عِقَالُ
وَغَايَةُ سَعْيِ الْعَالَمِيْنَ ضَلاَلُ
وَأَرْوَاحُنَا فِي وَحْشَةٍ مِنْ جُسُوْمِنَا
وَحَاصِلُ دُنْيَانَا أَذَي وَوَبَالُ
وَلَمْ نَسْتَفِدْ مِنْ بَحْثِنَا طُوْلَ عُمْرِنَا
سِوَي أَنْ جَمَعْنَا فِيْهِ : قِيْلَ وَ قَالُوْا
لَقَدْ تَأَمَّلْتُ الطُّرُقَ الْكَلاَمِيَّةَ وَ الْمَنَاهِجَ الْفَلْسَفِيَّةَ, فَمَا رَأَيْتُهَا تَشْفِي عَلِيْلاً, وَلاَ تُرْوِي غَلِيْلاً,
وَ رَأَيْتُ أَقْرَبَ الطُّرُقِ طَرِيْقَةَ الْقُرْآنِ, أَقْرَأُ فِيْ الْإِثْبَاتِ :
(الرَّحْمَنُ عَلَى اْلعَرْشِ اسْتَوَى)
(إِلَيْهِ يَصْعَدُ الْكَلِمُ الطَّيِّبُ وَالْعَمَلُ الصَّالِحُ يَرْفَعُهُ)
وَأَقْرَأُ فِيْ النَّفْيِ: (لَيْسَ كَمِثْلِهِ شَىْءٌ) (وَلاَ يُحِيطُونَ بِهِ عِلْمًا)
وَمَنْ جَرَّبَ مِثْلَ تَجْرِبَتِي عَرَفَ مِثْلَ مَعْرِفَتِي

"Akhir mendahulukan akal adalah keruwetan.
Kebanyakan usaha manusia adalah kesesatan.
Ruh-ruh kami di dalam kedukaan terhadap jasad kami.
Akibat dunia kami adalah penderitaan dan kebinasaan.
Kami tidak mendapatkan faedah dari pembahasan kami sepanjang umur kami.
Kecuali apa yang telah kami kumpulkan berupa “katanya” dan “mereka telah berkata”.
Sesungguhnya aku telah memikirkan metode-metode ilmu kalam (mantik, logika), dan kaidah-kaidah filsafat, maka aku tidaklah melihatnya akan menyembuhkan orang yang sakit dan tidak melegakan orang yang dahaga.
Dan aku telah melihat metode yang paling praktis adalah metode Al-Qur’an. Aku membaca di dalam penetapan (sifat Allah) :

(الرَّحْمَنُ عَلَى اْلعَرْشِ اسْتَوَى)

(Yaitu) Yang Maha Pemurah, yang beristiwa di atas ‘Arsy. (QS. Thaha : 5)

(إِلَيْهِ يَصْعَدُ الْكَلِمُ الطَّيِّبُ وَالْعَمَلُ الصَّالِحُ يَرْفَعُهُ)

Kepada-Nyalah naik perkataan-perkataan yang baik dan amal yang shalih dinaikkan-Nya. (QS. Fathir : 10)

Dan aku membaca di dalam peniadaan (sifat Allah) :

(لَيْسَ كَمِثْلِهِ شَىْءٌ)

Tidak ada sesuatupun yang serupa dengan Dia. (QS. Asy-Syura : 11)

(وَلاَ يُحِيطُونَ بِهِ عِلْمًا)

Sedangkan ilmu mereka tidak dapat meliputi ilmu-Nya. (QS. Thaha : 110)

Barangsiapa telah memiliki pengalaman sebagaimana pengalamanku, niscaya dia mengetahui seperti pengetahuanku”.
(Ighatsatul Lahfan, 1/72, karya Ibnul Qayyim, penerbit Dar ‘Alam Fawaid, cet. 1, th. 1432)
Fb Pengetahuan muslim 

Cerdas+dermawan

Cerdas+dermawan

Seorang wanita penduduk Kota Madinah berada di rumah shahabiy yang mulia, Qais bin Sa'd bin Ubadah radhiyallahu 'anhu. 

Wanita itu berkata kepada Qais, "Aku mengadukan kepadamu mengenai sedikitnya jurdzan (tikus besar/werog) di rumahku. "

Qais pun berkata, "Penuhilah rumahnya dengan gandum, daging, dan minyak samn! "

Hadaiqul Azahir karya Al-Gharnathiy
_______

Faidah :

1. Ungkapan wanita itu merupakan kiasan yang bermakna tidak ada bahan makanan apapun di rumahnya. Qais radhiyallahu anhu langsung memahami maksud wanita tersebut sehingga beliau membantunya dengan memberikan bahan makanan. 

2. Meskipun sangat membutuhkan, wanita tersebut masih memiliki rasa malu jika berterus terang meminta bantuan kepada Qais radhiyallahu anhu. 

3. Menggambarkan bentuk kecerdasan dan kedermawanan Qais radhiyallahu anhu. 

4. Jangankan dengan kiasan, kebanyakan orang kaya di zaman ini meskipun tahu ada di antara saudaranya yang meminta bantuan karena darurat, belum tentu mau membantu. Hal ini menunjukkan salah satu keunggulan generasi para shahabat, yakni kedermawanan tingkat tinggi. Memberi tanpa diminta. 
__________

Abu Razin Taufiq

ORANG YANG PALING LELAH

ORANG YANG PALING LELAH

Berkata imam Ibnul Qayyim rahimahullah ta'ala:

"Anda tidak akan mendapatkan orang yang lebih lelah dari orang yang menjadikan dunia sebagai perhatian terbesarnya, dan dia begitu bersemangat dengan sekuat tenaga untuk mendapatkannya".

Ighatsatul Lahafan (hal. 33).
----------------
‏قال ابن القيم رحمه الله تعالى:

"فلا تجد أتعب ممن الدنيا أكبر همه، وهو حريصٌ بجهده على تحصيلها".

إغاثة اللهفان /٣٣
Ustadz elfuady

Apakah Jagal wajib menyebut nama orang orang yg berkurban sebelum menyembelih?Tidak perlu.

Apakah Jagal wajib menyebut nama orang orang yg berkurban sebelum menyembelih?

Tidak perlu.
Cukup bagi pengurban niat berkurban ketika menyerahkan pada panitia ( wakil ), atau jika belum berniat ketika itu maka ketika disembelih pengurban berniat dalam hati saat hewannya disembelih.

Wallahu a'lam 

Al Majmu' ( 7 / 52 )
Cet Faidhul Ilmi Mesir
Ustadz Abdul s al batawi

Sabtu, 24 Juni 2023

SABAR UNTUK DIAM

SABAR UNTUK DIAM

Bisyr bin al-Harits al-Hafi mengatakan :

اَلصَّبْرُ هُوَ الصُّمْتُ أَوْ الصُّمْتُ هُوَ الصَّبْرُ وَلَا يَكُوْنُ الْمُتَكَلِّمُ أَرْوَعَ مِنَ الصَّامِتِ إِلَّا  رَجُلاً عَالِماً يَتَكَلَّمُ فِيْ مَوَاضِعِهِ وَيَسْكُتُ فِيْ مَوَاضِعِهِ

“Diam itu memerlukan kesabaran. Orang yang berbicara itu tidak lebih baik dibandingkan orang yang diam kecuali jika orang yang berbicara tersebut adalah orang yang berilmu atau kapabel dalam objek yang dia bicarakan dan dia berkomentar atau diam pada sikon yang tepat.” (al-Baihaqi dalam Syu’abul Iman 4/269)
Ustadz abu namira

KEDZALIMAN BUKANLAH PERKARA YANG REMEH

KEDZALIMAN BUKANLAH PERKARA YANG REMEH

Syaikh Ibnu Utsaimin rahimahullahu ta'ala berkata 
"Janganlah engkau mengira apa yang terjadi di dunia dari sebuah kedzaliman akan lenyap begitu saja sebagaimana debu yang berterbangan, akan tetapi Haq makhluknya (dari kedzaliman nya) pasti akan di ambil di hari kiamat"

_______
Syarah Riyadhus Shalihin
Ustadz Nurcholis

Masyarakat Muslim merupakan satu bangunan yang saling menguatkan antar komponennya, yang kecil (muda) memperoleh kasih-sayang, sementara yang dewasa mendapatkan penghormatan”. (Bahjatun Nâzhirîn 1/426)

Syaikh Salîm al-Hilâli hafizhahullah mengatakan, “Masyarakat Muslim merupakan satu bangunan yang saling menguatkan antar komponennya, yang kecil (muda) memperoleh kasih-sayang, sementara yang dewasa mendapatkan penghormatan”. (Bahjatun Nâzhirîn 1/426) 
Wallâhu a’lam. 

Rujukan: Haqq Kibâri as-Sinni , Syaikh ‘Abdur Razzâq al-Badr, dalam Himpunan makalah berjudul al-Fawâid al-Mantsûrah Khuthab, wa Nashâih, kalimât, wa maqâlât, hlm. 82-85 Dar al-Mughni Cet I 1425, Bahjatun Naazhirin Syarh Riyaadhi ash-Shaalihin, Syaikh Salim al-Hilaali
Ustadz muhammad Ashim mustofa

Ringkasan Fiqih Qurban oleh Imam Asy-Syaukani rahimahullah

Ringkasan Fiqih Qurban oleh Imam Asy-Syaukani rahimahullah

Ringkasan Fiqih Qurbannya Imam Asy-Syaukani dalam kitab beliau, Ad-Darari Al Mudhiyyah syarah dari matan fiqih karya beliau sendiri yang berjudul Ad-Durarul Bahiyyah fil Masa'ilil Fiqhiyyah plus tahqiq dan ta'liq oleh Syaikh Utsman As-Salimiy.

1. Disyari'atkan bagi setiap keluarga dan minimalnya dengan seekor domba betina.

Dalil : 
➪ Firman Allah Ta'ala, “Maka shalatlah untuk Rabb-Mu dan berkurbanlah. ” (QS. Al-Kautsar : 2)

➪ Hadits shahih dari Abu Ayyub Al Anshari ia berkata,  “Dahulu pada zaman Rasulullah ada seseorang yang berkurban dengan seekor domba betina (yang ia niatkan)untuk dirinya dan keluarganya. ”  HR. Ibnu Majah (2/1.051) dan Tirmidzi (4/91)

➪ Hadits shahih dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu, Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda, “Bagi setiap Ahli bait (keluarga), harus berkurban. ” HR. Ahmad (4/24), Ibnu Majah (3.123), dan Al-Hakim (4/232) 

Hukum :

➪ Jumhur Ulama berpendapat sunnah, dan ini yang diambil Syaikhuna Utsman As-Salimiy. 

➪ Sebagian ulama berpendapat wajib, di antaranya Rabi'ah, Al-Auza'i, Abu Hanifah, Al-Laits, Imam Malik sebagian Malikiyyah juga mewajibkan bagi orang kaya, dan An-Nakha'i.

2. Waktu penyembelihannya setelah shalat 'ied hingga akhir hari tasyriq (13 Hijriyyah)

Dalil :

➪ Hadits Jundub bin Sufyan Al-Bajali, Rasulullah bersabda, “Barangsiapa yang menyembelih sebelum ia shalat ('ied), maka hendaknya ia menyembelih lagi pada waktunya (setelah shalat), dan barang siapa yang yang belum menyembelih hingga kita selesai shalat, hendaknya ia menyembelih dengan mengucapkan 'bismillah'.” HR. Al-Bukhari dan Muslim

➪ Hadits Jubair bin Muth'im, dari Nabi shallallahu alaihi wa sallam, beliau bersabda,

كل أيام التشريق ذبح

 “Setiap hari tasyriq (11,12 dan 13 Hijriyyah) merupakan hari untuk menyembelih. ” (HR. Ahmad, Ibnu Hibban dan Baihaqi dengan sanad yang dha'if akan tertapi terdapat beberapa jalur yang menguatkannya)

3. Yang paling afdhal/utama adalah yang paling gemuk

Dalil : HR. Al-Bukhari (10/9) dari Abu Umamah bin Sahl radhiyallahu 'anhu, ia berkata, “Dahulu kami menggemukkan hewan kurban di Madinah dan begitu pula kaum muslimin lainnya. ”

Imam Nawawi dalam Syarah Muslim (13/118) berkata, “Para ulama telah berijma' akan sunnahnya berkurban dengan yang gemuk dan baik. ”

4. Tidak cukup berkurban dengan apa yang lebih kecil dari jadza'ah (yang berusia 6 bulan) dari dha'n (domba, bukan kambing), (yakni minimal domba betina berusia 6 bulan, pent.) 

Dalil :

Hadits Jabir radhiyallahu 'anhu ia berkata, Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda, “Janganlah kalian sembelih kecuali Musinnah (kambing atau domba yang berusia 1 tahun) kecuali jika kalian dalam keadaan sulit, maka sembelihlah Jadza'ah (yang berusia 6 bulan) dari domba. ” HR. Muslim

5. Tidak sah berkurban dengan yang lebih kecil dari Ma'z (kambing) berusia 1 tahun, (yakni usia minimal kambing adalah 1 tahun, pent.)

Dalil : 

➪ Hadits Abu Burdah, ia berkata, “Wahai Rasulullah, aku memiliki dâjin (hewan yang dipelihara di rumah) berupa jadza'ah (yang berusia 6 bulan) dari kambing.” Maka beliau bersabda, “Sembelihlah kambingmu itu dan hal itu tidak boleh bagi selainmu. ” HR. Bukhari, Muslim dan selainnya.

Imam Nawawi dalam Syarah Muslim (13/117) mengutip kesepakatan ulama bahwasannya tidak sah berkurban dengan jadza' (yang berusia 6 bulan) dari jenis kambing.

6. Tidak sah berkurban dengan hewan yang buta sebelah, sakit, pincang, kurus, patah tanduknya, dan belah/sobek telinganya

Dalil :

➪ Hadits shahih dari Al-Bara' ia berkata, Rasulullah bersabda, “Ada 4 hal yang tidak boleh terdapat pada hewan kurban;
1. Yang buta sebelah yang jelas butanya
2. Yang sedang sakit yang jelas penyakitnya
3. Yang pincang yang jelas bengkoknya
4. Yang patah yang tidak memiliki sumsum. ”
HR. Ahmad dan Ahlus Sunan. Dalam riwayat lain, “4. Yang kurus yang tidak memiliki sumsum. ”

➪ Hadits Ali radhiyallahu 'anhu, ia berkata, “Rasulullah melarang seseorang yang berkurban dengan hewan yang patah tanduknya dan sobek telinganya. ”
HR. Ahmad dan Ahlus Sunan, dishahihkan oleh Al-Albaniy dalam Al-Irwa' no. 4.149. 

Imam Qatadah berkata, “Makna 'adhb (patah/belah) adalah separuhnya atau lebih banyak dari itu. ” (Jika patah atau sobeknya hanya sedikit, menurut beliau tetap sah, pent.)

7. Pekurban boleh memakan, menyimpan dan juga menshadaqahkan hewan kurbannya

Berdasarkan hadits 'Aisyah radhiyallahu 'anha, bahwasannya Nabi bersabda, 

كلوا وادخروا وتصدقوا

“Makanlah, simpanlah dan shadaqahkanlah. ” Muttafaqun 'alaih

8. Penyembelihan di tanah lapang (tempat dilaksanakannya shalat 'ied, pent.) lebih utama

Berdasarkan hadits Ibnu Umar radhiyallahu 'anhuma yang diriwayatkan oleh Al-Bukhari dan lainnya, dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, “Bahwasannya beliau menyembelih dan menahr (unta) di (tanah lapang) tempat shalat. ”

9. Pekurban tidak diperkenankan untuk memotong rambut dan kukunya setelah memasuki sepuluh awal Dzul Hijjah hingga ia menyembelih hewan kurbannya

Berdasarkan hadits Ummu Salamah radhiyallahu 'anha, bahwasannya Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda, “Jika kalian melihat hilal Dzil Hijjah dan salah seorang diantara kalian hendak berkurban, hendaknya ia menahan diri untuk memotong rambut dan kukunya. ” (HR. Muslim dan selainnya.)

➪ Sa'id bin Musayyab, Rabi'ah, Ahmad, Ishaq, Dawud dan sebagian murid Syafi'i menghukumi dengan haram.
➪ Syafi'i dan murid-muridnya memandang hanya makruh tanzih, meninggalkan memotong rambut dan kuku hukumnya mustahab/sunnah
➪ Abu Hanifah memandang tidak makruh.
Ustadz abu razin taufiq 

Pertanyaan: Kenapa orang² yg mempelajari ilmu hadits ini sangat sedikit?

Pertanyaan: Kenapa orang² yg mempelajari ilmu hadits ini sangat sedikit? 

Jawab: Mungkin penyebabnya adalah karena terkena syubhat yg menyatakan bahwa ilmu hadits ini adalah ilmu yg tidak bermanfaat dan para ulama yg menilai hadits ini juga sudah banyak. Sehingga buat apa lagi mempelajarinya.

Ketahuilah bahwa ini adalah syubhat syetan. Tidak tahukah mereka bahwa ilmu hadits ini adalah ilmu ijtihad? Sedangkan pintu ijtihad masih terus terbuka dan belum tertutup. Syetan menghendaki dengan syubhatnya tersebut agar ilmu yg mulia ini terkubur. Di mana syetan tahu bahwa ilmu inilah yg dapat menghancurkan tipu dayanya, yg semua kedustaan atas nama Rasulullah dapat terbongkar. Kekacauan yg hendak di lakukan oleh musuh² Islam pun dapat di singkap. Dan dari masa ke masa, hanya ahli haditslah yg melakukan hal itu. Maka syetan pun sangat menginginkan agar ilmu ini mati dan terkubur. Oleh karenanya ayuhal Ikhwah..kita lawan tipu daya syetan ini dengan semangat mempelajari ilmu yg mulia ini..yg dengannya kita dapat menjadi bagian dari para pembela Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam sebagaimana para sahabat, yg telah mendapatkan cinta Allah dan ridhoNya karena telah membela RasulNya yg mulia..

Di dalam sebuah riwayat, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam pernah bersabda: .

يَحْمِلُ هَذَا اْلعِلْمَ مِنْ كُلِّ خَلَفٍ عُدُوْلُهُ، يُنْفُوْنَ عَنْهُ تَحْرِيْفَ الغَالِّيْنَ وَتَأْوِيْلَ الجَاهِلِيْنَ وَانْتِحَالَ الْمُبْطِلِيْنَ.

”Ilmu (agama) ini akan dibawa oleh orang-orang terpercaya dari setiap generasi. Mereka akan meluruskan penyimpangan orang-orang yang melampaui batas, ta’wil orang-orang jahil, dan pemalsuan orang-orang bathil”. 

[lihat Al-Jaami’ li-Akhlaqir-Raawi wa Adabis-Saami’oleh Al-Khathib Al-Baghdadi dan dinyatakan shahih oleh syaikh Albani].
Ustadz abu yahya tomi

Haji MabrurMakna Mabrur, tidak keluar dari 2 hal:

Haji Mabrur

Makna Mabrur, tidak keluar dari 2 hal:
1. Maqbul (diterima)
2. Yang tidak tercampuri dosa

وقال ابن حجر العسقلاني:

قال ابن خالويه:
1- المبرور المقبول؛ 
2-وقال غيره: الذي لا يخالطه شيء من الإثم
 ورجحه النووي؛ وقال القرطبي: الأقوال التي ذكرت في تفسيره متقاربة المعنى؛ وهي أنه الحج الذي وفيت أحكامه ووقع موقعًا لما طلب من المكلف على الوجه الأكمل. والله أعلم [ فتح الباري 3 /382].

Agar haji mabrur, berikut kiatnya:

1. Ikhlas

الشرط الأول: أن يكون الحج خالصًا لله تعالى. لقوله تعالى: ﴿ وَأَتِمُّوا الْحَجَّ وَالْعُمْرَةَ لِلَّهِ ﴾ (البقرة: 196).

2. Mengikuti manasik rasulullah.

لقوله  - صلى الله عليه وسلم -: "لِتَأْخُذُوا مَنَاسِكَكُمْ فَإِنِّى لاَ أَدْرِى لَعَلِّى لاَ أَحُجُّ بَعْدَ حَجَّتِى هَذِهِ" [مسلم وأحمد].

3. Dengan uang halal

الشرط الثالث: أن يكون الحج بنفقة المال الحلال. لقوله - صلى الله عليه وسلم -: "إِنَّ اللَّهَ طَيِّبٌ لاَ يَقْبَلُ إِلاَّ طَيِّبًا" رواه مسلم.

قَالَ اِنَّمَا يَتَقَبَّلُ اللّٰهُ مِنَ الْمُتَّقِيْنَ المائدة 27

4. Menghindari debat, ucapan kotor dan fasik

لقوله تعالى: ﴿ الْحَجُّ أَشْهُرٌ مَعْلُومَاتٌ فَمَنْ فَرَضَ فِيهِنَّ الْحَجَّ فَلَا رَفَثَ وَلَا فُسُوقَ وَلَا جِدَالَ فِي الْحَجِّ ﴾ [البقرة: 197].

Musim) haji itu (pada) bulan-bulan yang telah dimaklumi. Barangsiapa mengerjakan (ibadah) haji dalam (bulan-bulan) itu, maka janganlah dia berkata jorok (rafats), berbuat maksiat dan bertengkar dalam (melakukan ibadah) haji. Segala yang baik yang kamu kerjakan, Allah mengetahuinya. Bawalah bekal, karena sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah takwa. Dan bertakwalah kepada-Ku wahai orang-orang yang mempunyai akal sehat!

وعَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ - رضى الله عنه - قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ - صلى الله عليه وسلم -: "مَنْ حَجَّ هَذَا الْبَيْتَ، فَلَمْ يَرْفُثْ وَلَمْ يَفْسُقْ، رَجَعَ كَمَا وَلَدَتْهُ أُمُّهُ" متفق عليه.

 5. Melaksanakan ibadah haji dengan sungguh², membasahi lisan dg dzikir, menghiasai diri dg akhlak yang mulia.

وأخرج أحْمَدُ وَالْحَاكِمِمِنْ حَدِيثِ جَابِرٍ: "قَالُوا: يَا رَسُولَ اللَّهِ،مَا بِرُّ الْحَجِّ؟ قَالَ: إِطْعَامُ الطَّعَامِ وَإِفْشَاءُ السَّلَامِ" وَفِي إِسْنَادِهِ ضَعْفٌ.

Hajinya dipenuhi dengan banyak amalan baik, seperti dzikir, shalat di Masjidil Haram, shalat pada waktunya, dan membantu teman seperjalanan.
اللهم ارزقنا حجا وعمرة مبرورين
Ustadz Dr Fadlan fahamsyah

Pintu rumahnya jebol karena digruduk masyarakat.

Pintu rumahnya jebol karena digruduk masyarakat.

Qais bin Sa'ad Alanshari radhiyallahu 'anhu adalah di antara sahabat yang sangat dermawan dan murah hati. Suatu ketika beliau sakit, beliau kemudian berkata kepada istrinya;
"Kenapa kok tidak ada orang yang menjengukku?"
Maka istrinya menjawab;
"Karena mereka punya hutang kepadamu, tentu mereka sungkan untuk menjengukmu dikarenakan mereka belum mampu melunasi hutang mereka kepadamu."
Maka Qais berkata;
"Kabarkan kepada orang-orang bahwa mereka sudah bebas dari hutang."
Maka tatkala malam tiba, pintu rumah Qaispun rusak dikarenakan manusia penuh sesak menjenguk beliau.
(Tarikh Dimasyq)

sumber @albidayawalnihy
Ustadz sucipto

Hukum Udh-hiyah atau Qurban

Hukum Udh-hiyah atau Qurban

Sebetulnya ada dua istilah yang berbeda yang dikenal dalam syariat yaitu "udh-hiyah" dan "qurban". 

Udh-hiyah maknanya hewan yang disembelih pada hari raya 'Iedul Adh-ha dan hari tasyriq dalam rangka mendekatkan diri kepada Allah. 

Sedangkan qurban pengertiannya lebih luas mencakup segala hal yang disyariatkan untuk mendekatkan diri kepada Allah, baik dalam bentuk penyembelihan ataupun ketaatan yang lain.

Tetapi kedua istilah ini yaitu udh-hiyah dan qurban dipakai untuk tujuan yang sama yaitu untuk mendekatkan diri kepada Allah meski istilah qurban yang kelihatannya lebih akrab di masyarakat.

Para ulama sepakat qurban termasuk amalan yang disyariatkan. Namun mereka berselisih pendapat apakah qurban itu wajib hukumnya ataukah anjuran?

Jumhur berpendapat qurban termasuk amalan yang dianjurkan bukan kewajiban. Yang berpendapat seperti ini antara lain Malik, Asy-Syafii, Ahmad, Ishaq bin Rahuyah, Abu Tsaur, Dawud Adz-Dzhahiri, Ibnu Hazm, Ibnul Mundzir. Dalilnya hadits Nabi shallallahu 'alaihi wasallam kepada Ummu Salamah radhiyallahu 'anha,

إذا دخلت العشر وأراد أحدكم أن يضحي فليمسك عن شعره وأظفاره

"Apabila telah masuk sepuluh hari pertama bulan Dzulhijjah sedang KALIAN INGIN menyembelih qurban maka janganlah dia mengambil rambutnya dan kukunya.” 

(HR. Ahmad 26696, Muslim 1977, At-Tirmidzi 1523, Ibnu Majah 3149)

Sisi pendalilannya bahwa ibadah qurban dikembalikan oleh Nabi shallallahu 'alaihi wasallam kepada keinginan orang yang menjalankannya yang itu menunjukkan bukan kewajiban.

Sebab itu sebagian shahabat ada yang sengaja meninggalkan qurban seperti Abu Bakr, Umar, Abu Mas'ud Al-Anshari agar tidak dianggap sebagai kewajiban. 

(Riwayat Abdurrazzaq 8149 sanadnya shahih)

Dan di antara salaf ada pula yang berutang demi untuk berqurban, karena Allah telah mengatakan di dalam firman-Nya, "Kalian akan memperoleh kebaikan (dari sembelihan kalian itu).” 

(Tafsir Ibnu Katsir 5/426) 

Berutang tentunya dengan catatan mampu membayar, jika tidak, maka jangan berutang.

https://t.me/manhajulhaq

Allah mensifati hamba-Nya yang mewujudkan, dan memurnikan Tauhid dengan empat hal :

Allah mensifati hamba-Nya yang mewujudkan, dan memurnikan Tauhid dengan empat hal :

1. Ummatan yaitu teladan dan pemimpin dalam kebaikan. Tidaklah sifat ini diperoleh kecuali seseorang telah memiliki derajat tinggi dalam keyakinan dan kesabaran. 

2. Qonitan yaitu selalu istiqomah dalam ketaatan 

3. Hanifan yaitu berserah diri hanya kepada Allah tak sedikitpun berpaling kepada yang lain. 

4. Ma kana minal musyrikin yaitu bukan bagian dari ahlu syirik karena tidak pernah melakukan kesyirikan sedikitpun.
 
Dan empat sifat ini ada pada diri Nabi Allah Ibrohim 'alahisalam karena beliau telah benar-benar mewujudkan dan memurnikan Tauhid. Maka contohlah Nabi Ibrohim untuk menjadi Ahli Tauhid yang sesungguhnya. Allah Subhanahu wata'ala berfirman : 

إِنَّ إِبْرَٰهِيمَ كَانَ أُمَّةًۭ قَانِتًۭا لِّلَّهِ حَنِيفًۭا وَلَمْ يَكُ مِنَ ٱلْمُشْرِكِينَ
Sungguh, Ibrohim adalah seorang imam (yang dapat dijadikan teladan),  taat kepada Allah dan lagi hanif. Dan dia bukanlah termasuk orang musyrikin, (QS. An-Nahl: 120)
Ustadz ipan 

Kaya bukan syarat mutlak seseorang baru boleh berpoligami. Syarat utamanya adalah si suami mampu berbuat adil. Baik dalam hal nafkah, mabit, maupun tempat tinggal.

Kaya bukan syarat mutlak seseorang baru boleh berpoligami. Syarat utamanya adalah si suami mampu berbuat adil. Baik dalam hal nafkah, mabit, maupun tempat tinggal.

Dan jika dari pihak wanita tetap bersedia di poligami dan siap dengan segala kondisi yang ada serta qona'ah, maka tidak masalah bagi si lelaki untuk menikahinya untuk menjadi isteri kedua, ketiga, maupun keempat.

Bahkan Allah menjanjikan kecukupan dengan menikah kepada orang yang ingin menikah sedangkan dia dalam kondisi fakir, para salaf pun mengamalkan Firman Allah Ta'ala; 

إِن يَكُونُوا۟ فُقَرَآءَ يُغْنِهِمُ ٱللَّهُ مِن فَضْلِهِ، وَاللَّهُ وَاسِعٌ عَلِيمٌ

Jika mereka miskin Allah akan memampukan mereka dengan kurnia-Nya. Dan Allah Maha luas (pemberian-Nya) lagi Maha Mengetahui. 
(An-Nuur 32)

Allahu A'lam
---------
Sumber : Syaikh Solih Al Munajjid
Ustadz Abu Abdillah ibendra

penyebab hati tidak merasakan ketenangan

seandainya anak adam lagi menghindari rezekinya sebagsim mana dia lari menghindari kematiannya

Sekiranya pekerjaanmu membuat mu tak bisa beribadah kepada Allah dengan baik dan benar maka gantilah pekerjaannya bukan malah kau ganti tujuan Hidupnya

Ustadz aditya

Di antara sempurnanya kebaikan Rabb ta'ala adlh Dia membuat hambaNya merasakan pahitnya patah, sblm membuatnya merasakan manisnya pulih

Berkata Al Imam Ibnul Qoyyim rahimahullaah :

Di antara sempurnanya kebaikan Rabb ta'ala adlh Dia membuat hambaNya merasakan pahitnya patah, sblm membuatnya merasakan manisnya pulih. Sbgmn Dia subhaanahu wa ta'ala ktk ingin menyempurnakan kenikmatan surga utk Adam : Dia membuat Adam merasakan pahitnya keluar darinya, serta kerasnya dunia ini yg lapangnya bercampur sgn sempitnya.

Mk tdklah Allah mematahkan hambaNya yg beriman kecuali utk memulihkannya. Dan tdklah Dia menahan sesuatu drnya, kecuali utk memberinya (yg lbh baik - pent), tdklah membuatnya menderita kecuali utk menyembuhkannya, tdk mematikan kecuali utk menghidupkannya. Tdklah Allah membuat susah hidupnya di dunia ini kecuali ingin membuatnya merindukan akhirat, dan tdklah membuatnya merasakan perlakuan kasar dari manusia kecuali ingin membuatnya kembali pdNya!
ustadz aditya 

2 tanda penafi kemunafikan.

2 tanda penafi kemunafikan.

Seorg pria berkata kpd Hudzaifah ibn Al-Yaman radhiyallaahu anhu : aku benar2 merasa takut aku ini munafiq. Mk berkata Hudzaifah kpdnya : apakah engkau (tetap) sholat ketika sendiri? Apakah engkau beristighfar selesai melakukan dosa?

Ya, jwb pria td.

Pergilah, Allah tdk menjadikanmu seorg munafiq, kata Hudzaifah.
ustadz Aditya 

Syaikh Utsman Al Khamis hafizhahullaahu ta'ala menceritakan kisah menakjubkan antara Amirul Mukminin Ali bin Abi Thalib radhiyallaahu anhu dgn seorg peminta-minta.

Seandainya para koruptor itu mau bersabar menempuh cara yg halal, pasti mrk akan mendapatkan harta yg mrk cari itu dari jalan yg halal.

Dlm suatu sesi dauroh asatidz di Batu bbrp wkt yg lalu Syaikh Utsman Al Khamis hafizhahullaahu ta'ala menceritakan kisah menakjubkan antara Amirul Mukminin Ali bin Abi Thalib radhiyallaahu anhu dgn seorg peminta-minta. Tersebutlah suatu hari ada seorg peminta2 yg mengetuk pintu Ali. Ali lalu membuka pintu, dan menyuruh org tsb menunggu sbntr sambil berkata : "Aku pny bbrp dirham di rmh tapi aku lupa dimana menaruhnya. Sebntr aku cari dulu.."

Catatan : lihat betapa zuhudnya Ali! Pdhal beliau radhiyallaahu anhu saat itu adlh Amirul Mukminin! Khalifah! Tapi tdk ada dlm rmhnya melainkan bbrp dirham saja!

Balik ke kisah.. Setelah uangnya ketemu, Ali lalu keluar utk menemui si peminta2, ternyata orgnya sdh pergi. Mgkn tdk sabar terlalu lama menunggu. Sejurus kemudian, datanglah pembantu Ali, sambil berkata :"Amirul Mukminin, tali kekang kuda anda hilang..". Ali berkata :"Aku tak punya uang lagi selain dirham2 ini (yakni dirham yg disiapkan utk diberikan ke si peminta2 , lihat begitu dermawannya Ali! Ikhlas memberikan uang satu2nya yg ia punya! - pent). Pergilah engkau ke pasar, bawa uang ini, dan belilah tali kekang kuda yg baru." Kata Ali kpd pembantunya.

Mk pergilah pembantu tsb ke pasar, dan ternyata tali kekang Ali yg hilang td dijual oleh seseorang. Pembantu Ali membelinya dan membawanya ke dpn Ali, dan berkata :"Wahai Amirul Mukminin, ini tali kekang anda, dijual oleh seseorg di pasar!" Ali terkejut, dan bertanya :"Coba ceritakan ciri2 org yg menjual tali kekangku tadi!".

Pembantu Ali menceritakan ciri2nya, lalu Ali berkata :"Subhaanallaah, itu adlh org yg tadi datang meminta2 dariku..uang tadi telah ditakdirkan Allah untuknya. seandainya sj dia mau bersabar, dia akan mendapatkannya lwt cara yg halal. Krn tdk sabar, dia mendapatkannya dgn cara yg haram..."

Jadi ini pelajaran bg kt semua ikhwah.. walau seseorg menempuh jalan yg haram, ia tetap tdk akan dapat apa-apa kecuali yg Allah telah takdirkan baginya... Jadi mending tempuh jalan yang..?? Halal....
Ustadz aditya