Syekh Abdul Hamid bin Kiai Ahmad Khatib Minagkabau mengisahkan:
Ayahku seringkali berkata padaku, "Buku-buku jenis ini (ilmu kalam dan filsafat) menggoyahkan akidah serta memberi mudarat dan tidak bermanfaat. Hendaknya engkau mengambil akidah dari Kitabullah, niscaya engkau mengenal Tuhanmu dan keyakinanmu pada-Nya akan teguh."
Dahulu, beliau banyak menelaah buku-buku sebagian ulama semisal Ibnu Rusyd, asy-Syaukaniy, Ibnu Taimiyah, dan Ibnul-Qayyim.
Sebab itu, pemikirannya semakin tajam, wawasannya semakin luas, mulai berijtihad dalam menyimpulkan hakikat hukum-hukum Islam, dan melepaskan diri dari seluruh hukum atau pendapat yang tidak sesuai dengan Kitabullah dan Sunah Rasul-Nya dengan tetap berpegang pada pondasi mazhabnya (Syafiiah) dan merujuk pada pendapat yang ia anggap sebagai kebenaran yang lebih pantas diikuti. Bahkan, beliau juga membimbing murid-muridnya di atas hal ini.
[ Al-Ba'its : 18 ]
______
Syekh Abdul Hamid adalah putra Kiai Ahmad khatib Minangkabau sekaligus salah satu murid terakhirnya. Ketika Kiai Ahmad Khatib wafat, usia beliau sekitar 16 tahun.
Rahimahumallah
Ustadz maulana