Biarkan Allah ﷻ yang atur.
Banner yang tertempel disamping kelas kuliah ini memperlihatkan foto tulisan tangan kitab muatto' Imam Malik yang ditulis oleh muridnya yang bernama Yahya bin Yahya Al-Laitsi. Rahimahumulloh.
Sudah masyhur di telinga kalau Imam Malik fokus menyibukan diri di Madinah. Belajar dan mengajar di internal kota. Sesekali keluar Madinah untuk umroh dan haji.
Bagi kalangan seperti kita yang awam ini, melihat tulisan seperti ini sudah kurang menarik untuk dibaca. Apalagi benar-benar diteliti huruf perhuruf. Jarang yang minat. Namun tulisan jelek bukan ukuran. Juga tulisan yang rapi nan bagus, tidak jaminan bakal tenar dan manfaat.
Sulit dibayangkan dizaman dulu peralatan tulis menulis. Serba kekurangan serta pas pasan. Apa mereka menyerah? Tidak. Motivasi mereka bahkan bisa mengalahkan semua rintangan itu.
Wujud guru yang ikhlas mendidik muridnya dan murid yang ikhlas belajar kepada gurunya tentu ini yang tergambar dari banyaknya riwayat cerita yang kita dengar.
Secara logika, tulisan yang ditulis ratusan tahun yang lalu itu harusnya dilumat oleh zaman. Rapuh dengan bergantinya tahun. Namun apa yang menjadi kehendak Allah ﷻ dalam menjaga agama ini tidak bisa dilogika.
Mereka hanya disuruh ikhlas dalam belajar agama Allah ﷻ, menuliskan hadist-hadits Nabi ﷺ tanpa perlu memikirkan bagaimana nanti. Bagaimana cara menyebarkan. Bagaimana cara mempopulerkan dikalangan ummat. Tidak perlu. Itu semua Allah ﷻ yang akan mengatur. Jika Allah ﷻ berkehendak, apa yang tidak mungkin?
Muhammad Sulaiman