WASITIYYAH ITU WASATIYYAH
فهم وسط في باب صفات الله سبحانه وتعالى بين اهل التعطيل الجهمية وبين اهل التمثيل المشبهة
“Ahlusunah waljamaah itu berada dipertengahan (wasat) dalam bab Sifat2² Allah subhanahu wa taala, (yakni) antara kaum yang menafikan (ta'til) ala Jahmiyyah dengan kaum yang menyamakan (tamsil) ala Musyabbihah/Mujassimah.”
Demikian cuplikan kandungan Risalah Al-Wasitiyyah yang akan dikaji bersama dengan KH. Nidlol Babanya Shofia. Dari cuplikan ini, maka tertolak tuduhan tajsim kepada Syaikhul Islam Ibnu Taymiyyah.
Risalah Akidah Al-Wasitiyyah ini ditulis dalam bentuk fatwa atau jawaban atas permasalahan² akidah yang ditujukan kepada Syaikhul Islam dari penduduk negeri Wasit, isinya sangat singkat, padat, dan jelas dimata orang awam meski tanpa disertai syarahan.
Sebagaimana kita ketahui, penulisan risalah fatwa itu berbeda dengan penulisan kitab matan, yang mana kitab matan itu memerlukan syarahan untuk memperjelas dan mempertegas isinya. Dari sini wajar jika pada zaman dahulu tiada ulama salafi yang mensyarah risalah Wasitiyyah dan semisalnya seperti Hamawiyyah, Tadmuriyyah, dll.
Gerakan mensyarah risalah fatwa ini baru ada digenerasi ulama salafi muassirin, yang mana dimulakan oleh syekh Zayd bin Abdul-Aziz Al-Fayyad (1350-1416) dengan Ar-Rawdah An-Nadiyyah Syarh Al-‘Aqidah Al-Wasitiyyah. Dan untuk saat ini, syarah terbaik dari Wasitiyyah adalah kitabnya Syekh Sultan bin ‘Abdurrahman Al-‘Umayri yang berjudul Al-‘Uqud Az-Zahabiyyah.
Risalah yang ditulis dalam rentang waktu antara Asar dan Magrib ini pernah digugat kandungannya sehingga mau tak mau diangkat ke majelis debat dan tercatat dalam kitab Al-Munazarah Al-Wasitiyyah, disini kita bisa tahu kemahiran Syaikhul Islam dalam mempertahankan kandungan Wasitiyyah dan kepakarannya terhadap Akidah Ahlusunah Waljamaah.
Disisi lain, Wasitiyyah ini merupakan bukti bahwa Syaikhul Islam tidak terpengaruh Filsafat sama sekali dalam membahas Akidah Ahlusunah Waljamaah. Paradoks dengan penulisan kitab Dar‘u At-Ta‘arud dan Bayan Talbis Al-Jahmiyyah yang menyiratkan bahwa Syaikhul Islam terkesan dengan Filsafat, hal inilah yang coba dikritik oleh Imam Az-Zahabi dalam Zagalul-‘Ilm, Ibnu Rajab dalam Zayl Tabaqat Hanabilah, dan ulama salafi lainnya karena melihat Syaikhul Islam telah masuk perangkap Filsafat.
Disamping banyak disyarah dalam bentuk kitab, risalah Wasitiyyah ini juga banyak disyarah dalam bentuk pengkajian, salah satunya yang akan diampu oleh KH. Nidlol, yang insyaallah akan dimulai besok Sabtu. Yang berminat hadir, bisa inbox. Sekali lagi, i-n-b-o-x yaa.
Pertanyaan:
Dilihat dari gambaran peta pada akhir Abad 13 ini, negeri Wasit berada di negara mana dalam kancah negara² modern saat ini?
Salam Persahabatan Berkemajuan,
Ahmad Alfan
Dai Muhammadiyah Bulungan