Kamis, 29 September 2022

Sebagian menyatakan kalimat [Bijaksono-Injaksini] : "Sudahlah orang sudah meninggal jangan disebut-sebut kesalahannya lagi, urusan dia dengan Allah

#SYUBHAT_BUKAN_NASEHAT

Sebagian menyatakan kalimat [Bijaksono-Injaksini] : "Sudahlah orang sudah meninggal jangan disebut-sebut kesalahannya lagi, urusan dia dengan Allah".

✒---------------
Akhil Karim -وفقكم الله لكل خير-
Ijinkan sedikit menjawab syubhat diatas :

1. Benar, ana setuju bahwa setelah kematian urusan dia dengan Allah, dan itulah yang menjadi peringatan bahwa kita semua akan merasakan kematian dan bertanggung jawab atas amalan kita sendiri.

2. Ungkapan tersebut perlu diperinci, karena dzhahirnya nasehat tersebut indah tapi hakikatnya diucapkan sebagian orang ingin menutup pintu tahdzir [peringatan] akan bahaya bid'ah dan pemikiran menyimpang yang ditinggalkan tokoh-tokoh bid'ah.

3. Manhaj para ulama adalah mengingatkan bahaya bid'ah secara umum dan secara khusus dengan menyebut pelaku atau tokohnya, baik disaat masih hidupnya atau sesudah meninggalnya, lihat kitab-kitab para ulama salaf dalam membantah kaum mubtadi'ah.

4. Jika kesesatan dan bid'ah-bid'ah itu secara dzahir ditinggalkan dalam kitab-kitab dan kajian-kajian mereka, maka umat harus diperingatkan dari bahaya tersebut.

5. Ahlus Sunnah ketika membongkar kesesatan dan bid'ah-bid'ah yang ditinggal meninggal pelakunya adalah sebagia nasehat bagi umat agar tidak mengikuti bid'ah dan penyimpangannya, dan agar tokoh-tokoh bid'ah yang meninggal tersebut juga tidak memikul beban yang semakin berat atas bid'ah-bid'ahnya [karena semakin banyak orang yang mengamalkan bid'ah dan tersesat karena pemikirannya tersebut maka semakin banyak dosanya]. 

6. Para ulama salaf dari zaman dahulu tidak diam dari bid'ah-bid'ahnya para tokoh Khawarij, tokoh Jahmiyyah, tokoh Murjiah, tokoh Asyairah dll meski mereka sudah meninggal, tapi terus menginggatkan umat dari bahaya bid'ah-bid'ah tersebut.

7. Harusnya sikap kita bersyukur karena banyak ulama dan thullabul ilmi yang mengingatkan dari bahaya pemikiran seorang tokoh bid'ah dan muftinya.

8. Adapun bid'ah-bid'ah yangk dilakukan sendiri, tanpa diketahui orang lain dan tidak mengajak orang ikut pemikirannya yang menyimpang maka itu urusan dia dengan Allah, kita tidak boleh mencari-cari hal itu.
sedangkan bid'ah-bid'ah dan pemikiran menyimpang yang ditulis dan didakwahkan maka harus diperingatkan, agar umat berhati-hati.

9. Sesungguhnya membantah penyimpangan dan bid'ah-bid'ah adalah bagian dari prinsip Islam, sebagaimana disebutkan dalam kitab-kitab Aqidah, bahkan Syaikh Bakar Abu Zaid rahimahullah menulis kitab khusus dengan judul "الرد على المخالف من أصول الإسلام". 

10. Contoh kenapa para ulama terus mengingatkan dari bahaya pemikiran dan kesalahan Sayyid Quthub dalam kitab-kitabnya? karena pemikiran dan penyimpangannya menjadi racun berbahaya bagi para pemuda yang akhirnya menjadi takfiri, menjauh dari kehidupan kaum muslimin -karena dianggap sebagai kaum Jahiliyyah-. hal ini dipersaksikan sendiri oleh Tokoh-Tokoh IM, seperti Farid Abdul Khalik dalam kitabnya (Al Ikhwan fi Mizanil Haq, hal. 115), dia berkata : 

إن نشأة فكرة التكفير بدأت بين بعض الشباب الإخوان في سجن القناطر في أواخر الخمسينيات وبداية الستينيات، وهم تأثروا بفكر سيد قطب وكتاباته وأخذوا منها أن المجتمع في جاهلية، وأنه (قطب) قد كفر حكامه الذين تنكروا لحاكمية الله بعدم الحكم بما أنزل الله ومحكوميهم إذا رضوا بذلك

"Sesungguuhnya pemikiran takfir tumbuh diantara para pemuda Ikhwanul Muslimin yang berada di penjara Al Qanathir [ini penjarah besar bawah tanah dipinggiran kota Cairo ditepi sungai niel], pada tahun akhir lima puluhan dan enam puluhan. Mereka itu terpengaruh oleh pemikiran dan tulisan Sayyid Quthub, sehingga mereka berkesimpulan bahwa masyarakat dalam keadaan jahiliyyah, para pemimpinnya telah kafir, karena mengingkari Allah sebagai Hakim Tunggal, buktinya mereka tidak berhukum dengan apa yang diturunkan oleh Allah. Dan rakyatnya kafir juga, jika meridhai hal tersebut". 

 DR. Yusuf Qardhawi juga mengaminkan hal yang sama dalam kitabnya (Aulawiyat
Al Harakah Al Islamiyyah hal.110) :

في هذه المرحلة ظهرت كتب سيد قطب التي تمثل المرحلة الأخيرة من تفكيره بتكفير المجتمع وإعلان الجهاد الهجومي على الناس كافة

"Pada fase ini, mucul buku-buku Sayyid Quthub yang mewakili fase terakhir pemikiran tafkirnya, yang dengan cepat mengkafirkan masyarakat, serta pengumuman jihad penyerangan atas seluruh manusia".

Akhirnya bermuculan kelompok-kelompok sempalan, Al Qaedah, JI, Isis mengadopsi pemikiran-pemikiran SQ yang dituangkan dalam kitab-kitabnya.
Apakah kemudian kita harus diam tidak boleh mengingatkan umat dari bahaya pemikiran sesat mereka dan semisalnya??! 

Semoga Allah menjaga kita dari fitnah-fitnah dan memberi taufiq untuk ittiba' Al Haq.
Ustadz muhammad alif