Selasa, 27 September 2022

MEMUJI DAN MEMBELA AHLUL BID'AH

MEMUJI DAN MEMBELA AHLUL BID'AH 

Kalau ada seorang penuntut ilmu atau mungkin seorang ustadz, senantiasa memuji, menyanjung dan membela individu ahlul bid'ah atau kelompok menyimpang seperti Ikhwanul Muslimin, Hamas atau sejenisnya, tetapi marah, mendebat dan menyerang kalangan ikhwah atau ustadz ahlussunnah yang memperingatkan kebid'ahannya dan penyimpangannya ahlul bid'ah atau kelompok tersebut, maka hati-hatilah dengan tipe orang seperti ini. Dia jahil dari manhaj salaf, walaupun dia mengaku di atas manhaj salaf dan orang yang memiliki maksud dan tujuan tertentu.

Berkata Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah :

 و يجب عقوبة كل من انتسب إلى أهل البدع أو ذب عنهم أو أثنى عليهم أو عظم كتبهم أو عرف بمساعدتهم و معاونتهم أو كره الكلام فيهم أو أخذ يعتذر لهم،  بل تجب عقوبة كل من عرف حالهم و لم يعاون على القيام عليهم؛ فإن القيام عليهم من أوجب الواجبات. 

“Dan wajib adanya hukuman terhadap siapa saja yang menisbatkan diri kepada ahlul bid’ah, membela mereka, memuji mereka, memuliakan kitab-kitab mereka, senang membantu dan menolong mereka, membenci kritikan yang ditujukan kepada mereka atau senang memberikan udzur untuk mereka.

Bahkan wajib memberikan hukuman kepada siapa saja yang sebenarnya mengetahui keadaan ahlul bid’ah, namun tidak memberikan pertolongan kepada orang-orang yang membantah mereka. (Majmu’ Al-Fatawa, 2/132).

Berkata Fudhail bin Iyadh rahimahullah :

إذا علم الله من الرجل أنه مبغض لصاحب بدعة غفر له و إن قلّ عمله, و لايكن صاحب سنة يمالئ صاحب البدعة إلاّ نفاقا, ومن أعرض بوجهه عن صاحب بدعة ملأ الله قلبه إيمانا ومن انتهر صاحب بدعة آمن الله يوم الفزع الأكبر, و من أهان صاحب بدعة رفعه الله في الجنة مائة درجة.

Apabila Allah mengetahui bahwa seseorang membenci ahlu bid'ah, maka akan diampuni dosanya meskipun sedikit amalannya, dan tidaklah seorang ahlu sunnah memaafkan seorang ahlul bid'ah kecuali karena kemunafikan, dan barang siapa yang memalingkan wajahnya dari ahlu bid'ah maka Allah akan memenuhi hatinya dengan keimanan, dan barang siapa yang membentak ahlu bid'ah maka Allah akan memberinya keamanan pada hari kiamat kelak, dan barang siapa yang menghinakan ahlu bid'ah maka Allah akan mengangkat derajatnya seratus derajat di surga. (Atta'liq Ala Syarhis Sunnah Al Barbahari). Sumber :http://shamela.ws/browse.php/book-37718/page-315

Berkata Syaikh Shalih Al-Fauzan hafidzahullah :

والسلف حذرونا من الثقة بالمبتدعة، وعن الثناء عليهم، ومن المقتدى مجالستهم، والمبتدعة يجب التحذير منهم، ويجب الابتعاد عنهم، ولو كان عندهم شيء من الحق، فإن غالب الضُلاَّل لا يخلون من شيء من الحق؛ ولكن ما دام عندهم ابتداع، وعندهم مخالفات، وعندهم أفكار سيئة، فلا يجوز الثناء عليهم، ولا يجوز مدحهم، ولا يجوز التغاضي عن بدعتهم؛ لأن في هذه الطريقة يظهر المبتدعة ويكونون قادة للأمة - لا قدَّر الله -  وتهويناً من أمر السنة، و  ترويجاً للبدعة، فالواجب التحذير منهم. وفي أئمة السنة الذين ليس عندهم ابتداع في كل عصر ولله الحمد فيهم
الكفاية وهم القدوة.

"Dan Salaf itu memperingatkan kita dari seorang tsiqah terhadap mubtadi', melarang memuji mereka, duduk bersama mereka, wajib bagi kita untuk memperingatkan umat dari mereka, menjauhi mereka walaupun mereka memiliki beberapa perkara yang mencocoki kebenaran. Karena kebanyakan para penyeru kesesatan juga mencocoki kebenaran dalam beberapa permasahan. Akan tetapi selama pada mereka terdapat kebid'ahan, kekeliruan, dan pemikiran-pemikiran yang menyimpang maka tidak boleh memuji mereka, menutup-nutupi kebid'ahan mereka, karena hal ini akan mendukung kebid'ahan dan melecehkan sunah.

Dengan cara ini mubtadi' akan menjadi panutan umat, maka wajib untuk memperingatkan umat dari mereka.

Dan cukuplah bagi kita mengambil faidah dari para imam Sunnah tiap masa yang mereka tidak terjatuh pada kebid'ahan dan milik Allah pujian,
mereka lah qudwah.

فالواجب إتباع المستقيم على السنة الذي ليس عنده بدعة، وأما المبتدع فالواجب التحذير منه، والتشنيع عليه، حتى يحذره الناس، وحتى ينقمع هو وأتباعه.

Wajib bagi kita untuk mengikuti ulama yang istiqamah di atas sunnah yang tidak terjerumus kepada kebid'ahan. Adapun mubtadi' maka wajib berhati-hati darinya, merendahkan mereka, sampai umat manusia berhati-hati darinya hingga mubtadi' dan pengikut-pengikutnya terdiam.

وأما كون عنده شيء من الحق، فهذا لا يبرر الثناء عليه أكثر من المصلحة، ومعلوم أن قاعدة الدين " إن درء المفاسد مقدم على جلب المصالح". وفي معاداة المبتدع درء مفسدة عن الأمة ترجح على ما عنده من المصلحة المزعومة إن كانت ولو أخذنا ذا المبدأ لم يضلل أحد، ولم يبدع أحد؛ لأنه ما من مبتدع إلا وعنده شيء من الحق، وعنده شيء من الالتزام.

Adapun jika pada mereka terdapat kebenaran maka tidak boleh memuji mereka melebihi maslahat yang dibutuhkan. Telah diketahui bahwa diantara kaidah agama ini "menolak mafsadah didahulukan daripada mengambil maslahat". peringatan terhadap mubtadi' adalah menolak  mafsadah, dan menolak mafsadah terhadap umat lebih didahulukan dari maslahat yang diharapkan dari mereka (mubtadi').

Jika kita tidak mengambil kaidah ini, tentu tidak boleh ada seorangpun yang dikatakan sesat dan dikatakan mubtadi' karena setiap mubtadi' pasti memiliki kebenaran, dan mereka (mubtadi') juga berpegang teguh pada sunah dalam beberapa perkara.

المبتدع ليس كافراً محضاً، ولا مخالفاً للشريعة كلها، وإنما هو مبتدع في بعض الأمور، أو في غالب الأمور، وخصوصاً إذا كان الابتداع في العقيدة وفي المنهج فإن الأمر خطير؛لأن هذا يصبح قدوة، ومن حينئذٍ تنتشر البدع في الأمة، وينشط المبتدعة في ترويج بدعهم.

Mubtadi' tidaklah kafir, tidak pula ia menyelisihi syariat sepenuhnya, ia hanya terjatuh pada kebid'ahan pada beberapa permasalahan, maupun di sebagian besar permasalahan. Terlebih jika kebid'ahan itu terdapat dalam aqidah dan manhaj, ini sangat berbahaya.
Karena hal tersebut akan menjadi qudwah, setelah meraka menjadi qudwah maka tersebarlah bid'ah pada umat, berarti ia telah membantu mubtadi' dalam menghidupkan bid'ahnya.

فالذي يمدح المبتدعة، ويشبه على الناس بما عندهم من الحق، هذا أحد أمرين :
إما جاهل بمنهج السلف، وموقفهم من المبتدعة، وهذا الجاهل لا يجوز له أن يتكلم، ولا يحوزللمسلمين أن يستمعوا له.
وإما مغرض؛ لأنه يعرف خطر البدعة ويعرف خطر المبتدعة ولكنه مغرض يريد أن يروج للبدعة. فعلى كلٍّ هذا أمر خطير، وأمر لا يجوز التساهل في البدعة وأهلها مهما كانت.

Maka orang yang memuji mubtadi' kemudian memberikan syubhat pada manusia bahwa mereka (mubtadi') memiliki kebenaran, maka ia termasuk salah satu dari dua kelompok :

1) Orang yang jahil terhadap manhaj salaf dan tidak tahu sikap salaf terhadap mubtadi', maka orang seperti ini tidak boleh berbicara dan hendaknya kaum muslimin tidak mengindahkan ucapannya

2) Orang yang memiliki maksud dan tujuan tertentu, karena ia tahu akan bahaya kebid'ahan, tetapi ia memang memiliki maksud untuk membela kebid'ahan. hal ini merupakan permasalahan yang berbahaya, suatu permasalahan yang sedapat mungkin seorang pun tidak boleh bermudah-mudahan pada bid'ah dan ahlul bid'ah. Sumber : https://alfawaeid.com/الذي-يجالس-أهل-البدع-أشدُّ-علينا-من-أهل/

AFM

Copas dari berbagai sumber