Syaikh Hasan al-Bana menawarkan kepada Syaikh Muhammad Hamid al-Faqi untuk saling tolong-menolong dengannya dalam dakwah kepada Allah. Maka al-Faqi bertanya kepada Hasan al-Bana, “Di atas asas apa dan di atas manhaj apa kita saling tolong-menolong?” Hasan al-Bana menjawab, “Kita seru manusia kepada Islam!” Al-Faqi berkata, “Semua mengaku mengajak kepada Islam. Akan tetapi, kita itu diperintah untuk menyeru kepada akidah Islam yang sahih, yang dibangun di atas tauhid yang murni seraya berlepas diri dari syirik. Inilah dakwah yang semua rasul mengajak kepadanya, termasuk pemimpin para rasul dan penutup para rasul Muhammad –shallallahu ‘alaihi wa sallam.” Lalu Hasan al-Bana berkata, “Pertama-tama, kita himpun dulu manusia di atas Islam yang dikenali oleh semuanya. Setelah itu, barulah kita seru mereka kepada tauhid.” Al-Faqi berkata, “Bahkan pertama-tama kita seru manusia kepada tauhid sebagaimana perbuatan Nabi –shallallahu ‘alaihi wa sallam- ketika memulai dakwah di Mekah.” Maka Hasan al-Bana membantah, “Kalaulah kita mengajak manusia kepada tauhid, niscaya manusia akan menyingkir dari kita.” Maka al-Faqi berkata, “Hidayah taufiq itu bukanlah kewajibanmu, melainkan Allah sajalah yang memberi hidayah taufik kepada siapa yang dikehendaki-Nya.”
---------------
Syaikh ‘Abd al-‘Aziz ‘Asyur berkata –berdasarkan cerita- dari ayahnya:
Sesungguhnya Muhammad Hamid al-Faqi bertemu dengan Hasan al-Bana yang sedang bersama sekelompok imam mu’aththilah (para penolak sifat-sifat Allah). Maka Muhammad Hamid al-Faqi berkata kepada Hasan al-Bana, “Engkau itu pencari kayu bakar di malam hari.”
-HW ibn tato WW-