Jika seorang ust mau menjelaskan tentang masalah ilmu maka mari sampaikan dengan bahasa ilmu...
Masalah timbul adakalanya berbicara tanpa ilmu atau salah dalam membahasakan ilmu...
Seperti masalah mendoakan tokoh ahli bid'ah yang mashur...
Pertama perlu dipahami mendoakan sesama muslim secara umum, baik pelaku maksiat maupun pelaku bid'ah, baik yang masih hidup maupun yang sudah meninggal adalah disyariatkan, jika masih hidup didoakan agar Allah memberi hidayah kepadanya, jika sudah meninggal didoakan agar Allah memberi ampunan kepadanya...
Namun yang menjadi catatan adalah mendoakan broker pelaku maksiat atau tokoh pembela bida'ah yang sudah meninggal, pendangan ulama adalah tidak dianjurkan utk didoakan didepan umum atau di media, terutama bagi orang-orang yg jadi panutan dalam ilmunya...
Alasannya agar orang-orang awam tidak terfitnah dengan pemikiran bid'ah yg diusungnya semasa ia hidup, dan tidak dianggap sebagai pujian atau pembenaran terhadap penyimpangannya...
Adapun mendoakannya dengan cara tidak dipublis maka tidak salah, karena selama dia masih sebagai seorang muslim boleh didoakan, kecuali pelaku bid'ah yg mengusung pemikiran yg bisa mengkafirkan pelakunya...
Kemudian perlu juga diketahui bahwa para ulama juga berbeda pendapat dalam menghukum sebuah penyimpangan yg besar seperti khawarij umpamanya, sebagian ulama mengakfirkan akan tetapi sebagian besar ulama tidak mengkafirkan seperti pendapat sahabat Ali bin Tholib radhiallahu 'anhu.
Dan perbedaan tersebut menyebabkan perbedaan pula dalam hukum mendoakan mereka...
Nasehat untuk ikhwah yg baru sedikit ilmu nga usah banyak komentar, jika tidak bisa berkata yang baik lebih baik diam, nga usah sok jago dalam berdebat, perbanyak saja belajar atau diam...
Ustadz Dr ali musri semjan putra Ma