TANGISAN UMAR BIN ABDUL AZIZ
Oleh : Nur cholis (Dosen STAI ALI Surabaya
Tangisan adalah ekspresi keadaan jiwa manusia, ia merupakan sesuatu yang biasa terjadi, namun tangisan juga bisa bernilai ibadah jika tangisan itu timbul dari rasa takut kepada Allah.
Berikut ini sedikit kisah mengenai tangisan umar bin Abdul Aziz -Rahimahullah- :
دخلت عليه زوجته فاطمة عند توليه الخلافة فرأته يبكي، فسألته عن سبب بكائه، فقال لها: ويحك يا فاطمة، إني وليت أمر هذه الأمة ففكرت في الفقير الجائع، والمريض الضائع، والعاري المجهود، واليتيم المكسور، والمظلوم المقهور، والغريب، والأسير، والشيخ الكبير، والأرملة الوحيدة، وذي العيال الكثير والرزق القليل وأشباههم في أقطار الأرض، فعلمت أن ربي سيسألني عنهم يوم القيامة وأن خصمي دونهم محمد - صلى الله عليه وسلم - فخشيت ألا تثبت لي حجة فلذلك بكيت.
Ketika Umar bin Abdul Aziz diangkat menjadi khalifah, Istri beliau yang bernama Fatimah menemuinya dan mendapati Umar bin Abdul Aziz sedang menangis.
Maka dia bertanya tentang sebab tangisannya, Umar bin Abdul Aziz menjawab :"Celaka engkau wahai Fatimah, (tidakkah kamu tahu) aku telah memegang urusan umat ini!!! Maka akupun memikirkan orang-orang fakir yang kelaparan, Orang-orang sakit yang tidak terurus, Orang-orang yang tidak memiliki pakaian lagi kesusahan, Anak-anak yatim yang hancur (hatinya), Orang-orang yang terdholimi lagi tertindas, orang -orang yang terasingkan, para tawanan, orang yang telah tua renta, janda yang hidup sendiri, serta orang yang memiliki tanggungan banyak nafkah sementara rizki yang dia peroleh sedikit, aku pun memikirkan orang-orang yang semisal mereka di penjuru bumi, aku tahu bahwa kelak Allah akan menanyaiku terkait mereka semua, dan yang akan melawan ku untuk membela mereka adalah Nabi Muhammad-Shallalahu 'alaihi WA sallam-, aku takut jika aku tidak memiliki hujjah yang menolongku, untuk itu aku menangis.
Sumber syiar a'lam an Nubala 5/213 sebagaimana dinukil dalam web alukah.net
Di share oleh abu hasan ariefs