Minggu, 26 Juni 2022

DI SAAT GENTING MENGHADAPI PERSOALAN

DI SAAT GENTING MENGHADAPI PERSOALAN

Diantara Uslub Qur‘ani yang menakjubkan adalah bagaimana begitu sopannya Allah bertanya pada Musa 'Alayhissalaam, 

وَمَا تِلۡكَ بِیَمِینِكَ یَـٰمُوسَىٰ

"Dan apakah yang ada di tangan kananmu, wahai Musa?"
[Surat Tha-Ha: 17]

Kemudian Musa 'Alayhissalaam tetap menjawabnya dengan sangat sopan dan sangat polos, tanpa malu menyebutkan fungsinya hingga ditambahi "dan lain-lain", sebagai bentuk pengagungan pada Allah Jalla wa 'Alaa, meskipun sebenarnya tanpa menjawab pun sudah pasti Allah mengetahui,

قَالَ هِیَ عَصَایَ أَتَوَكَّؤُا۟ عَلَیۡهَا وَأَهُشُّ بِهَا عَلَىٰ غَنَمِی وَلِیَ فِیهَا مَـَٔارِبُ أُخۡرَىٰ

"Dia (Musa) berkata, "Ini adalah tongkatku, aku bertumpu padanya, dan aku merontokkan (daun-daun) dengannya untuk (makanan) kambingku, dan bagiku masih ada lagi manfaat yang lain.""
[Surat Tha-Ha: 18]

Sebenarnya Allah sudah pasti Mahatahu dan tak perlu bertanya apa yang tengah digenggam Musa,  namun Ia menanyakannya dan menstimulasi Musa agar mengerti maksud yang akan Allah perintahkan,

قَالَ أَلۡقِهَا یَـٰمُوسَىٰ

"Dia (Allah) berfirman, "Lemparkanlah dia, wahai Musa!""
[Surat Tha-Ha: 19]

Perhatian dialog antara Rabb dan Hamba-Nya. Betapa lembutnya Allah berbicara dengan hamba-nya, menstimulasi kesadarannya, dan tetap menyuruh hambaNya ikhtiar. 

Sebenarnya, mudah bagi Allah "menghabisi" ular-ular para penyihir itu secara langsung. Tapi tetap saja Ia menyuruh Musa melemparkan tongkatnya. Seakan-akan ada isyarat bahwa hendaknya *menggunakan apa yang ada* untuk bisa bertahan dan tegar menghadapi persoalan sambil bertawakkal pada-Nya.

Ketika menghadapi fitnah yang merebak disana sini, maka ilmu dan iman adalah alat menghadapinya. Ketika menghadapi kesulitan ekonomi, maka aset pertahanan terakhirnya. Ketika aqidah, manhaj, dan keistiqamahan kita ditarik-tarik serta dikoyak-koyak, maka Rasul memberi solusi sebagai pertahanan terakhir kita, 

عضوا عليها بالنواجذ

"Gigitlah oleh kalian as-Sunnah dengan geraham!" [Riwayat at-Tirmidzi, Ibnu Majah, dll]

Lawazimul Ma'na yang ada yang bisa al-faqir gali disini adalah menambah apa yang dimiliki untuk bisa dijadikan pegangan pada saat butuh dan genting menghadapi persoalan. Mempersiapkan "alat-alat" untuk menghadapinya atau setidaknya menggunakan yang ada sebagai pertahanan terakhir...

Semoga bermanfaat, 

Beusi, 26 Dzulqa'dah 1443 H
Ketika langit mendung di atas Ma'had Daar El 'Ilmi diiringi hawa sejuk angin sawah berhembus, 

✍🏻 Abu Hazim Mochamad Teguh Azhar, MA.