Al-Qurthubi mengakui bahwa para salaf berakidah--bahkan bersepakat--bahwa Allah berada di atas. Namun dia lebih memilih pendapat bahwa Allah tak di atas.
Ibnul Arabi Al-Maliki mengakui bahwa Imam Malik tidak mau menakwil ayat dan hadits tentang sifat Allah, namun Ibnul Arabi lebih memilih untuk menakwil makna tangan Allah dengan kuasa Allah.
Al-Ghozali mengakui bahwa para salaf menyatakan bahwa Allah ada di atas, namun dia lebih memilih untuk menyatakan Allah tak bertempat.
---
Hati itu sungguh berada di tangan Allah. Kalau Allah membuat hati itu untuk tak mau menerima kebenaran, tak akan mau dia menerima kebenaran, meskipun kebenaran telah tampak sejelas-jelasnya.
Semestinya kita selalu meminta pada Allah hati yang mau melazimi kebenaran.
*Tiga contoh ulama di atas adalah ulama besar Islam. Tak ada maksud untuk merendahkan mereka. Hanya saja mereka memiliki kekeliruan dalam hal akidah. Rahimahumullah.
Ustadz muhammad rezki hr