Senin, 13 Juni 2022

DIANTARA SEBAB-SEBAB PERSELISIHAN DAN PERPECAHAN

DIANTARA SEBAB-SEBAB PERSELISIHAN DAN PERPECAHAN

Ada beberapa perkara sebagai sebab perselisihan dan perpecahan di kalangan kaum muslimin. Dimana satu sama lain saling mencela, saling merendahkan, saling bermusuhan bahkan sampai terjadi perkelahian dan peperangan. 

Diantara sebabnya adalah:

Pertama, Akidah Yang Rusak

Kesyirikan merupakan akar pokok timbulnya perpecahan dan perselisihan. Hal ini telah tercatat dalam lembaran-lembaran alquran, dimana pada awalnya umat ini bersatu, namun setelah timbul kesyirikan, maka umat ini tercerai berai, terpecah belah dan terus berselisih dan bertikai.

Allah Ta'ala berfirman:

{كَانَ النَّاسُ أُمَّةً وَاحِدَةً فَبَعَثَ اللَّهُ النَّبِيِّينَ مُبَشِّرِينَ وَمُنْذِرِينَ وَأَنزلَ مَعَهُمُ الْكِتَابَ بِالْحَقِّ لِيَحْكُمَ بَيْنَ النَّاسِ فِيمَا اخْتَلَفُوا فِيهِ وَمَا اخْتَلَفَ فِيهِ إِلا الَّذِينَ أُوتُوهُ مِنْ بَعْدِ مَا جَاءَتْهُمُ الْبَيِّنَاتُ بَغْيًا بَيْنَهُمْ فَهَدَى اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا لِمَا اخْتَلَفُوا فِيهِ مِنَ الْحَقِّ بِإِذْنِهِ وَاللَّهُ يَهْدِي مَنْ يَشَاءُ إِلَى صِرَاطٍ مُسْتَقِيمٍ (213) }

Manusia itu adalah umat yang satu, maka Allah mengutus para nabi sebagai pemberi kabar gembira dan pemberi peringatan, dan Allah menurunkan bersama mereka Kitab dengan benar, untuk memberi keputusan di antara manusia tentang perkara yang mereka perselisihkan. Tidaklah berselisih tentang Kitab itu, melainkan orang yang telah didatangkan kepada mereka Kitab, yaitu setelah datang kepada mereka keterangan-keterangan yang nyata, karena dengki antara mereka sendiri. Maka Allah memberi petunjuk orang-orang yang beriman kepada kebenaran tentang hal yang mereka perselisihkan itu dengan kehendak-Nya. Dan Allah selalu memberi petunjuk orang yang dikehendaki-Nya kepada jalan yang lurus. ( QS. Al-Baqarah : 213).

Berkata Ibnu Abbas radhiyallahu anhu:

كان بين نوح وآدم عشرة قرون ، كلهم على شريعة من الحق . فاختلفوا ، فبعث الله النبيين مبشرين ومنذرين . 
Bahwa jarak antara Adam dan Nuh adalah sepuluh generasi, semuanya berada di atas suatu syariat yang diturunkan oleh Allah Ta'ala. Lalu mereka berselisih, kemudian Allah mengutus nabi-nabi untuk membawa kabar gembira dan pemberi peringatan. (Tafsir Ibnu Katsir).

Berkata Ibnu Katsir rahimahullah:

لأن الناس كانوا على ملة آدم ، عليه السلام ، حتى عبدوا الأصنام ، فبعث الله إليهم نوحا ، عليه السلام ، فكان أول رسول بعثه الله إلى أهل الأرض .

Manusia itu pada mulanya berada pada agama Nabi Adam 'alaihissalam dan lama-kelamaan mereka menyembah berhala. Maka Allah mengutus kepada mereka Nabi Nuh 'alaihissalam. Dia adalah rasul pertama yang diutus oleh Allah kepada penduduk bumi ini. (Tafsir Ibnu Katsir).

Kedua, Tidak  Berpegang Teguh Dengan Tali Agama Allah

Al-Quran merupakan tali agama Allah, yang akan menyatukan segala macam perselisihan dan perpecahan. Kalau kaum muslimin berpegang teguh dengannya, maka akan terbangun persatuan yang kokoh dan kuat. Namun sebaliknya, jika kaum muslimin tidak berpegang teguh dengannya, akan terjadi perselisihan dan perpecahan.

Allah Ta'ala berfirman:

وَاعْتَصِمُوا بِحَبْلِ اللهِ جَمِيعًا وَلاَ تَفَرَّقُوا وَاذْكُرُوا نِعْمَتَ اللهِ عَلَيْكُمْ إِذْ كُنتُمْ أَعْدَآءً فَأَلَّفَ بَيْنَ قُلُوبِكُمْ فَأَصْبَحْتُم بِنِعْمَتِهِ إِخْوَانًا

Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai-berai, dan ingatlah akan nikmat Allah kepadamu ketika dahulu (masa Jahiliyah) bermusuh-musuhan, maka Allah mempersatukan hatimu, lalu menjadilah kamu karena nikmat Allah orang yang bersaudara. (QS.Ali Imran:103).

Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda:

"إنَّ هَذَا الْقُرْآنَ هُوَ حَبْلُ اللهِ الْمتِينُ، وَهُوَ النُّورُ الْمُبِينُ وهُوَ الشِّفَاءُ النَّافِعُ، عِصْمةٌ لِمَنْ تَمَسَّكَ بِهِ، ونَجَاةٌ لِمَنِ اتَّبَعَهُ"

Sesungguhnya Al-Qur'an ini adalah tali Allah yang kuat. Dia adalah cahaya yang jelas, dia adalah penawar yang bermanfaat, perlindungan bagi orang yang berpegang kepadanya, dan keselamatan bagi orang yang mengikuti (petunjuk)Nya. (Riwayat Ibnu Murdawaih - Tafsir Ibnu Katsir).

Berkata Abdullah bin Mas’ud Radhiyallahu ‘anhu :

إِنَّ هَذَا الصِّرَاطَ مُحْتَضَرٌ تَحْضُرُهُ الشَّيَاطِينُ يُنَادُونَ يَا عَبْدَ اللَّهِ هَلُمَّ هَذَا الصِّرَاطُ لِيَصُدُّوْا عَنْ سَبِيْلِ اللهِ فَاعْتَصِمُوا بِحَبْلِ اللَّهِ فَإِنَّ حَبْلَ اللَّهِ الْقُرْآنُ

Sesungguhnya, jalan ini dihadiri para syetan. Mereka berseru,”Wahai hamba-hamba Allah, kemarilah. Ini adalah jalan untuk menghalang-halangi manusia dari jalan Allah Azza wa Jalla. Maka, berpegang taguhlah kalian dengan hablullah. Sesungguhnya, hablullah itu adalah Kitabullah (Al Qur’an). (Tafsir Ibnu Jarir).

Ketiga, Tidak Berpegang Teguh Dengan Sunnah Nabi Shallallahu Alaihi Wa Sallam Dan Sunnah Al Khulafaur Rasyidin

Berpegang teguh dengan al quran tidaklah cukup untuk terbangunnya persatuan yang kokoh, bila petunjuk dari sunnah Nabi shallallahu alaihi wa sallam dan sunnah al khulafaur rasyidin tidak diindahkan.  Perpecahan dan perselisihan akan terjadi dikalangan kaum muslimin. 

Maka berpegang teguh dengan al quran dan sunnah nabi serta sunnahnya para khulafaur rasyidin adalah solusi terciptanya persatuan umat.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

Dari Abu Najih Al-‘Irbadh bin Sariyah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata:

قال وعظنا رسول الله صلى الله عليه وآله وسلم موعظة وجلت منها القلوب وذرفت منها العيون فقلنا يا رسول الله كأنها موعظة مودع

“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam menasehati kami dengan sebuah nasehat yang membuat gemetar hati-hati kami dan meneteskan air mata kami. Maka kami katakan, “Wahai Rasulullah seakan-akan ini sebuah nasehat perpisahan, maka berilah nasehati untuk kami.

قال أوصيكم بتقوى الله عز و جل والسمع والطاعة وإن تأمر عليكم عبد

Beliau  berkata, “Aku wasiatkan agar kalian bertaqwa kepada Allah ‘azza wa jalla, dan hendaklah kalian mendengar dan taat meskipun yang memerintah kalian adalah seorang budak (hamba sahaya).

فإنه من يعش منكم فسيري اختلافا كثيرا فعليكم بسنتي وسنة الخلفاء الراشدين المهديين عضوا عليها بالنواجذ وإياكم ومحدثات الأمور فإن كل بدعة ضلالة

Karena sesungguhnya barangsiapa yang masih hidup sepeninggal aku, maka dia akan melihat perselisihan yang banyak. Maka wajib atas kalian berpegang teguh dengan sunnahku dan sunnah para Khulafa’ur Rasyidin Al-Mahdiyyin sepeninggalku, gigitlah ia (sunnah-sunnah itu) dengan gigi-gigi gerahammu, dan hati-hatilah kalian dari perkara yang baru dalam agama, karena setiap perkara yang baru dalam agama (bid’ah) itu sesat.” (HR. Abu Dawud dan At-Tirmidzi. Berkata Syekh Al Albani:  “Hadits Hasan Shahih.” 

Keempat, Maraknya Bid ah

Maraknya bid'ah di dalam agama adalah diantara sebab terjadinya perselisihan dan perpecahan. Baik itu bid'ah i'tiqadiyyah maupun bid'ah amaliyyah. Untuk itu amalan bid'ah dan pelakunya harus terus diperingatkan agar meninggalkan kebid'ahannya untuk terealisasikannya persatuan yang dicita-citakan bersama.

Allah Ta'ala berfirman:

إِنَّ ٱلَّذِينَ فَرَّقُواْ دِينَهُمۡ وَكَانُواْ شِيَعٗا لَّسۡتَ مِنۡهُمۡ فِي شَيۡءٍۚ إِنَّمَآ أَمۡرُهُمۡ إِلَى ٱللَّهِ ثُمَّ يُنَبِّئُهُم بِمَا كَانُواْ يَفۡعَلُونَ

“Sesungguhnya orang-orang yang memecah belah agamanya dan mereka terpecah menjadi beberapa golongan, tidak ada sedikit pun tanggung jawabmu terhadap mereka. Sesungguhnya urusan mereka hanyalah diserahkan kepada Allah, kemudian (di akhirat -pen.) Allah akan memberitahukan kepada mereka apa yang dahulu mereka perbuat (ketika di dunia -pen.).” (QS. Al-An’am: 159)

Berkata Ibnu Athiyah rahimahullah:

هذه الآية تعم أهل الأهواء والبدع

Ayat ini mencakup semua pengikut hawa nafsu dan ahli bid’ah. (Tafsir Ibn Athiyah).

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah rahimahullah berkata, 

والبدعة مقرونة با لفرقة كما أن السنة مقرونة با لجماعة فيقال : أهل السنة والجماعة كما يقال أهل البدعة والفرقة .

“Bid’ah itu bergandengan dengan perpecahan sebagaimana as-Sunnah itu bergandengan dengan jamaah, sehingga mereka dikatakan Ahlus Sunnah wal Jama’ah sedangkan ahlul bid’ah digelari pula sebagai ahlul furqah (perpecahan).” (al-Istiqamah, 1/42)

Kelima, Meninggalkan Sebagian Perkara Yang Allah Perintahkan

Allah memerintahkan kepada kita kaum muslimin untuk berislam secara totalitas, secara menyeluruh, secara kaffah tidak sebagian dikerjakan, sebagian ditinggalkan.

Jika ada sebagian perintah yang dilaksanakan dan sebagian ditinggalkan, maka inilah sumber perpecahan dan perselisihan. 

Berkata Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah rahimahullah:

‏فمتى ترك الناس بعض ما أمرهم الله به، وقعت بينهم العداوة والبغضاء، وإذا تفرق القوم فسدوا وهلكوا، وإذا اجتمعوا صلحوا وملكوا، فإن الجماعة رحمة والفرقة عذاب. 

"Kapan saja manusia meninggalkan sebagian perkara yang Allah perintahkan kepada mereka, pasti akan terjadi permusuhan dan kebencian diantara mereka, dan jika suatu kaum telah terpecah belah maka mereka akan rusak dan binasa, sedangkan jika mereka bersatu maka keadaan mereka akan menjadi baik dan mereka akan berkuasa, karena sesungguhnya persatuan merupakan rahmat, sementara perpecahan merupakan adzab." Majmu'ul Fatawa, jilid 3 hlm. 421

Atau antara yang berselisih tersebut melakukan suatu perbuatan dosa. Karena dosa salah satu pemicu perselisihan dan perpecahan. Silahkan baca disini (https://m.facebook.com/photo.php?fbid=906452923027309&id=100009878282155&set=a.278327809173160&notif_t=feedback_reaction_generic&notif_id=1574382341289421&ref=opera_for_android_speed_dial).

Keenam, Hasad (Dengki).

Mungkin orang akan bertanya, kok masih terjadi perselisihan, padahal mereka sudah berpegang teguh dengan al quran dan as sunnah serta dengan pemahaman salaf, tidak melakukan bid'ah dan tidak meninggalkan sebagian yang Allah perintahkan?

Jawabannya, karena ada kedengkian. Hasad yang membuat mereka berpecah dan tidak menerima kebenaran yang ada di fihak yang lain.

Allah Ta'ala berfirman:

{وَآتَيْنَاهُمْ بَيِّنَاتٍ مِنَ الْأَمْرِ فَمَا اخْتَلَفُوا إِلَّا مِنْ بَعْدِ مَا جَاءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًا بَيْنَهُمْ إِنَّ رَبَّكَ يَقْضِي بَيْنَهُمْ يَوْمَ الْقِيَامَةِ فِيمَا كَانُوا فِيهِ يَخْتَلِفُونَ} [الجاثية: 17]

Dan kami berikan kepada mereka keterangan-keterangan yang nyata tentang urusan (agama); Maka mereka tidak berselisih melainkan sesudah datang kepada mereka pengetahuan Karena kedengkian yang ada di antara mereka. Sesungguhnya Tuhanmu akan memutuskan antara mereka pada hari kiamat terhadap apa yang mereka selalu berselisih padanya. [QS. Al-Jatsiyah:17]

Berkata Imam Al-Qurthubiy rahimahullah :

أي بغيا من بعضهم على بعض طلبا للرئاسة، فليس تفرقهم لقصور في البيان والحجج، ولكن للبغي والظلم والاشتغال بالدني
ا
"Karena kedengkian di antara mereka" demi kekuasaan, maka bukanlah mereka berpecah belah karena kekurangan penjelasan dan hujjah, akan tetapi karen kedengkian, kezaliman, dan perebutan kenikmatan dunia". (Tafsir Al Qurtubi).

Berkata Ibnul Qayyim rahimahullah :

ومن أعظم هذه الأسباب (المانعة من قبول الحق) : الحسد، فانه جاء كامن في النفس،

ويرى الحاسد المحسود قد فضل عليه واوتي ما لم يؤت نظيره فلا يدعه الحسد أن ينقاد له ويكون من أتباعه.

وهل منع إبليس من السجود لآدم إلا الحسد ؟! فانه لما رآه قد فضل عليه ورفع غص بريقه واختار الكفر على الإيمان بعد إن كان بين الملائكة.

وهذا الداء هو الذي منع اليهود من الإيمان بعيسى ابن مريم وقد علِموا علماً لا شك فيه أنه رسول الله جاء بالبينات والهدى فحملهم الحسد على ان اختاروا الكفر على الإيمان وأطبقوا عليه،

وهم أمة فيهم الأحبار والعلماء والزهاد والقضاة والملوك والأمراء.هذا وقد جاء المسيح بحكم التوراة ولم يأت بشريعة يخالفهم ولم يقاتلهم،

وإنما أتى بتحليل بعض ما حرم عليهم تخفيفاً ورحمةً وإحساناً ، وجاء مكملاً لشريعة التوراة،

ومع هذا فاختاروا كلهم الكفر على الإيمان ، فكيف يكون حالهم مع نبي جاء بشريعةٍ مستقلةٍ ناسخةٍ لجميع الشرائع

هداية الحيارى في اجوبة اليهود والنصارى ص ١٥

“Di antara sebab terbesar (menolak untuk menerima kebenaran) adalah penyakit hasad yang sesungguhnya ini merupakan penyakit terselubung dalam jiwa (seseorang).

Ketika orang yang hasad melihat ada orang yang lebih di atasnya dan diberikan sesuatu yang dia tidak diberi yang semisalnya, maka perasaan dengki tidak akan melepaskan dia sehingga dia tunduk dan menjadi pengikutnya.

Bukankah yang mencegah Iblis untuk sujud kepada Adam alaihissalam tidak lain adalah penyakit hasad ketika melihat (Adam alaihissalam) lebih diutamakan (darinya) dan diangkat (kedudukannya) di atas dia? Tersekatlah air liurnya dan dia lebih memilih kekafiran daripada keimanan setelah (enggan sujud) bersama para malaikat.

Penyakit ini pula yang mencegah Yahudi untuk beriman kepada ‘Isa bin Maryam, padahal mereka mengetahui dengan seyakin-yakinnya yang tidak ada keraguan padanya bahwa dia adalah Rasulullah (utusan Allah shallallahu alaihi wasallam) yang datang dengan penjelasan dan petunjuk. Lalu perasaan hasadlah yang menyebabkan mereka lebih memilih kekufuran daripada keimanan dan mereka sepakat di atas (kekufuran mereka).

Padahal di antara mereka ada yang ahli ibadah, ulama, para ahli zuhud, para penegak hukum dan para pemimpin yang membawa hukum Taurat, bukan dengan syariat yang menyelisihi (Taurat) dan tidak memerangi mereka.

Hanya saja (beliau) membawa sebagian (syariat) yaitu menghalalkan apa yang diharamkan atas mereka dalam rangka meringankan beban, rahmat-Nya dan kebaikan (dari Allah) serta untuk menyempurnakan syariat Taurat.

Namun dengan ini mereka justru lebih memilih kekufuran daripada iman, maka terlebih-lebih lagi keadaan mereka (dalam menyikapi) seorang nabi yang datang dengan syariat tersendiri yang menghapus seluruh syariat (sebelumnya)?” (Hidayatul Hayara fi Ajwibatil Yahudi wan Nashara, hal. 15)

Ketujuh, Adanya Penyusup

Peran penyusup dalam perpecahan ditubuh kaum muslimin dari kalangan ahlussunnah sangatlah berperanan penting. Setingkat sahabat saja yang berakidah lurus, manhaj yang kokoh dan akhlak yang mulia bisa mereka cerai beraikan. Perang sifin dan perang jamal perang antar sahabat adalah fakta sejarah keberhasilan abdullah bin saba dan gerombolannya dalam mengacaukan barisan kaum muslimin.

Nah tokoh seperti abdullah bin saba ini dari kalangan orang kafir, munafiqun dan orang-orang yang membenci islam lainnya akan terus ada sampai sekarang untuk mengadu domba ahlussunnah. 

Dikalangan mereka ada yang belajar tentang seluk beluk manhaj dan ajarannya ahlussunnah wal jamaah, bahkan mungkin diantara mereka ada yang sudah menjadi tokoh, syekh atau ustadz. Mereka hasut, mereka panas-panasi, mereka bakar api hasad, dengki dan kebencian. Mereka gunakan media yang ada untuk memecah belah ahlussunnah. Mereka gunakan akun-akun palsu seolah-olah mereka ahlussunnah. Mereka hantam syekh dan ustadz pulan. Kemudian dihantam dan dibalas oleh akun palsu lainnya yang membela ustadz pulan yang ditahdzir. Terus menerus sampai yang lain pun ikut-ikutan terlibat ikut campur dalam kubangan konflik.

Maka jangan heran jika perpecahan akan terus terjadi dan fitnah ini akan senantiasa digoreng oleh musuh-musuh dakwah agar terus membara, sampai membakar dan menghanguskan.

Inilah sebagian perkara penyebab perselisihan dan perpecahan umat, ter khusus di kalangan ahlussunnah wal jamaah, mudah-mudahan Allah persatukan hati-hati kita di atas akidah dan manhaj yang lurus dan melindungi gerakan dakwah ini dari rongrongan orang-orang yang memusuhinya  dari kalangan orang-orang kafir, munafiqun dan segenap ahlul bid'ah.

AFM

Copas dari berbagai sumber