Rabu, 23 Juni 2021

Pentingnya Belajar Ilmu Aqidah Bagian 1

Segala puji yang hanya milik Allah Rabb Yang Maha Tunggal. Shalawat beserta salam kepada Nabi Muhammad yang tidak ada nabi setelahnya beserta keluarganya dan para sahabatnya hingga hari akhir ditegakkan.

Aqidah sangatlah penting di dalam agama ini. Dikarenakan Islam itu sendiri adalah aqidah (keyakinan) beserta amal perbuatan. Dan bukan disebut amal tanpa diiringi keyakinan. Dan belum berhenti sampai disini, bahwa tidaklah berguna sebuah amal tanpa adanya aqidah yang benar. Maka dari itu penulis bersenang hati untuk menulis untaian kata tentang pentingnya aqidah dan mempelajarinya begitu pula manfaat dari mempelajarinya. Semoga Allah memberikan taufiq-Nya dan kebenaran-Nya.

Mungkin ada yang bertanya-tanya (Apa pentingnya belajar aqidah atau tauhid? Atau atas dasar atau dalil apa aqidah itu? Atau mengapa kita harus belajar ilmu aqidah? Atau atas sebab apa para da’i harus menyerukan untuk belajar aqidah? Atau apa manfaat dari belajar ilmu aqidah?).

Dan jawaban dari pertanyaan-pertanyaan diatas kita bisa mengerti dengan menjawab pertanyaan “Apakah kebutuhan akan aqidah yang benar sebuah kebutuhan primer dan apakah mempelajarinya adalah kebutuhan terus-menerus?”

Maka kita tutup dengan mengetahui hukum belajar ilmu tauhid atau aqidah.

Aqidah Hal Yang Paling Penting Dari Berbagai Cabang Keilmuwan Islam

Kita mempelajari aqidah karena aqidah adalah cabang keilmuwan Islam secara mutlak. Karena aqidah lebih penting dari akhlak, aqidah lebih penting dari adab, aqidah lebih penting dari amal ibadah dan aqidah lebih penting dari muamalah. Aqidah merupakan hal yang pertama kali diwajibkan kepada manusia. Dan ketika seseorag masuk agama Islam maka wajib baginya mengenal keesaan Allah sebelum dia belajar tata cara beribadah yang benar.

Hal ini didasarkan ketika nabi shallallahu alaihi wasallam mengutus Muadz radhiayallahu ‘anhu ke negeri Yaman, beliau berpesan

فليَكن أوَّل ما تدعوهم إليه أن يُوحدوا الله تعالى، فإذا عرَفوا ذلك، فأخْبِرهم أن الله فرَض عليهم خمس صلوات

“Maka jadikanlah awal kali yang engkau seru kepada mereka untuk mengesakan Allah Ta’ala, dan ketika mereka telah memahaminya, maka kabarkanlah bahwasanya Allah telah mewajibkann kepada mereka sholat lima waktu.”

Dari hadits ini kita ditunjukkan bahwasanya betapa pentingnya tauhid atau mengesakan Allah Ta’la dimana hal ini adalah bagian yang terpenting dalam ilmu aqidah. Maka Rasulullah shallallahu alaihi wasallam memerintahkan untuk berdakwah menyeru kepada perbaikan aqidah sebelum menyeru untuk beramal. Dan dari hadits ini kita memahami akan tauhid adalah prioritas utama daripada perihal sholat.

Dan nabi shallallahu alaihi wasallam telah tinggal di Makkah setelah kenabiannya selama 13 tahun dan beliau berdakwah menyeru untuk memperbaiki aqidah hingga pengesaan Allah Ta’la dan belum turun wahyu akan kewajiban beribadah kecuali setelah beliau berada di Madinah. Dan dari sini menunjukkan bahwa yang pertama dan paling utama dalam berdakwah adalah pembelajaran aqidah begitu pula hal yang pertama kali dibangun dalam berdakwah adalah memperbaiki kualitas aqidah. Dan bukanlah seorang insan menyeru untuk banyak beramal kecuali setelah menyerukan kepada aqidah yang sehat, sehingga semua amalan dari ibadah dan perilaku di atas aqidah yang benar dan sehat.

Pembelajaran Aqidah Untuk Memperbaiki Keyakinan yang Rusak

Kita mempelajari aqidah untuk memperbaiki kualitas aqidah kita. Dan perbaikan keyakinan adalah perkara penting sebagai tujuan. Karena aqidah sendiri adalah pondasi berdirinya suatu amal perbuatan. Dan diterimanya amal perbuatan disebabkan karena dilandasi dengan aqidah yang murni yang tak tercampur dengan bentuk penyekutuan terhadap Allah dan bentuk pengingkaran bahwasanya hanyalah Allah Rabb yang berhak diibadahi. Dan barangsiapa mencela aqidah Islam maka dia terjatuh dalam kekufuran atau kesyirikan yang paling besar sehingga keluar dari agama Islam.

Dan orang kafir atau orang yang ingkar tidaklah bermanfaat amal-amalnya meskipun amalan itu baik dan banyak di hari akhir kelak.

Apabila aqidah belumlah sesuai tertolaklah berbagai jenis amalannya dan perkataannya. Sebagaimana firman Allah Ta’ala :

لَئِنْ أَشْرَكْتَ لَيَحْبَطَنَّ عَمَلُكَ وَلَتَكُونَنَّ مِنَ الْخَاسِرِينَ

“Sungguh, jika engkau mempersekutukan (Allah), niscaya akan terhapuslah amalmu dan tentulah engkau termasuk orang yang rugi.” (Az-Zumar : 65)

Dan firman Allah

وَلَوْ أَشْرَكُوا لَحَبِطَ عَنْهُمْ مَا كَانُوا يَعْمَلُونَ

“Sekiranya mereka mempersekutukan Allah, pasti lenyaplah amalan yang telah mereka kerjakan.” (Al-An’am : 88) yaitu hilang atau tertolaklah amalan mereka. Maka dari itu tanpa adanya aqidah yang benar tidaklah berguna amalan yang telah dikerjakan.

Belajar Aqidah Yang Benar Mencegah Jatuh Ke Dalam Kesyirikan

Kita belajar aqidah karena mempelajari aqidah yang benar mencegah kita terjatuh ke dalam kesyirikan. Dan kelalaian terhadap aqidah yang sehat adalah pintu terjatuh ke dalam kesyirikan.

Murninya aqidah dari syirik atau keyakinan ingkar adalah pemisah dan penentu antara kekalnya manusia di dalam neraka Jahannam dan yang selamat darinya. Allah Ta’ala berfirman

إِنَّ اللَّهَ لَا يَغْفِرُ أَنْ يُشْرَكَ بِهِ وَيَغْفِرُ مَا دُونَ ذَلِكَ لِمَنْ يَشَاءُ وَمَنْ يُشْرِكْ بِاللَّهِ فَقَدِ افْتَرَى إِثْمًا عَظِيمًا

“Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni (dosa) karena mempersekutukan-Nya (syirik), dan Dia mengampuni apa (dosa) yang selain (syirik) itu bagi siapa yang Dia kehendaki. Barang siapa mempersekutukan Allah, maka sungguh, dia telah berbuat dosa yang besar.” (An-Nisa : 48)

Bersambung…


Artikel ini dikutip dari tulisan Dr. Rabi’ Ahmad dari website www.alukah.net