SI MAYIT ORANG BAIK
Ada budaya disebagian tempat, jika ada seorang muslim meninggal dunia, ketika mayit sudah dikuburkan, sebagian orang bersumpah dan bersaksi, bahwa yang meninggal itu orangnya baik, orangnya sholeh dan pujian lainnya.
Kalau persaksiannya benar dan mereka adalah tetangga dekatnya si mayit, maka Allah Ta'ala menerima persaksiannya dan mengampuni dosa-dosa si mayat yang mereka tidak ketahui.
Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda:
مَا مِنْ مُسْلِمٍ يَمُوتُ فَيَشْهَدُ لَهُ أَرْبَعَةُ أَهْلِ أَبْيَاتٍ مِنْ جِيرَانِهِ الأَدْنَيْنَ أَنَّهُمْ لا يَعْلَمُونَ إِلا خَيْرًا، إِلا قَالَ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ: قَدْ قَبِلْتُ عِلْمَكُمْ فِيهِ، وَغَفَرْتُ لَهُ مَا لا تَعْلَمُونَ.
"Tidaklah seorang muslim meninggal dunia lalu empat orang tetangga dekatnya bersaksi bahwa mereka tidak mengetahui tentangnya kecuali kebaikan, kecuali Allah Azza wa Jalla berfirman, "Aku telah menerima persaksian yang kalian ketahui tentangnya dan Aku telah mengampuni dosa-dosanya yang tidak kalian ketahui." (Shahih at-Targhib wa at-Tarhib).
Namun jika perkataannya tidak benar atau dusta dan persaksiannya palsu, yang tidak sesuai dengan kenyataan yang sebenarnya, aslinya si mayit itu buruk akhlaknya, banyak bermaksiat dan meninggalkan ketaatan-ketaatan, maka mereka telah berbuat salah satu dosa besar yang disejajarkan dengan dosa syirik.
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
أَلَا أُنَبِّئُكُمْ بِأَكْبَرِ الْكَبَائِرِ ثَلَاثًا قَالُوا بَلَى يَا رَسُولَ اللَّهِ قَالَ الْإِشْرَاكُ بِاللَّهِ وَعُقُوقُ الْوَالِدَيْنِ وَجَلَسَ وَكَانَ مُتَّكِئًا فَقَالَ أَلَا وَقَوْلُ الزُّورِ قَالَ فَمَا زَالَ يُكَرِّرُهَا حَتَّى قُلْنَا لَيْتَهُ سَكَتَ
“Perhatikanlah (wahai para shahabat), maukah aku tunjukkan kepada kalian dosa-dosa besar yang paling besar?” Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam mengatakannya tiga kali. Kemudian para shahabat mengatakan: “Tentu wahai Rasulullah.” Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Syirik kepada Allâh dan durhaka kepada kedua orang tua.” Dan beliau duduk, sedangkan sebelumnya beliau bersandar, lalu bersabda, “Perhatikanlah! dan perkataan palsu (perkataan dusta)”, beliau selalu mengulanginya sampai kami berkata, “Seandainya beliau berhenti”. (HR. Al-Bukhâri dan Muslim).
Berkata Anas Bin Malik radhiyallahu anhu, Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda :
أَلَا أُنَبِّئُكُمْ بِأَكْبَرِ الْكَبَائِرِ قَالَ قَوْلُ الزُّورِ أَوْ قَالَ شَهَادَةُ الزُّورِ قَالَ شُعْبَةُ وَأَكْبَرُ ظَنِّي أَنَّهُ شَهَادَةُ الزُّورِ
"Maukah kalian untuk aku beritahukan tentang dosa-dosa terbesar?" beliau bersabda lagi: "Perkataan dusta, " atau beliau berkata: "Persaksian dusta." [Syu'bah] berkata, "Dugaanku yang paling kuat adalah 'persaksian palsu'." (Riwayat Muslim).
Berkata Khuraim bin Fatik Al-Asadi radhiyallahu ‘anhu :
قَالَ صَلَّى رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ صَلَاةَ الصُّبْحِ فَلَمَّا انْصَرَفَ قَامَ قَائِمًا فَقَالَ عُدِلَتْ شَهَادَةُ الزُّورِ بِالْإِشْرَاكِ بِاللَّهِ ثَلَاثَ مِرَارٍ ثُمَّ قَرَأَ : فَاجْتَنِبُوا الرِّجْسَ مِنْ الْأَوْثَانِ وَاجْتَنِبُوا قَوْلَ الزُّورِ حُنَفَاءَ لِلَّهِ غَيْرَ مُشْرِكِينَ بِهِ
“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam melakukan shalat subuh. Selesai shalat, beliau bangkit dan berkata, “Persaksian palsu itu disamakan dengan perbuatan mensekutukan Allah.”
Beliau mengucapkannya sebanyak tiga kali. Kemudian beliau membacakan ayat, “Maka jauhilah olehmu berhala-berhala yang najis itu dan jauhilah perkataan-perkataan dusta dengan ikhlas kepada Allah.” (QS. Al-Hajj [22]: 30).” (HR. Abu Dawud, Tirmidzi dan Ibnu Majah).
AFM