*Nasehat Ustadz Mubarak Bamualim, Lc., M.H.I حفظه الله pada temu alumni di sela-sela Kegiatan Dauroh Syar’iyyah ke-20 (Rabu, 22 Syawal 1440 H / 26 Juni 2019)*
1. Kami bergembira dan bersyukur, serta terus mendoakan antum sekalian agar menjadi manusia yang bermanfaat di masyarakat. Nabi shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
خَيْرُ الناسِ أَنْفَعُهُمْ لِلناسِ
“Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi orang banyak” (hadits shahih riwayat Thabrani),.
Setiap orang hendaknya berupaya untuk menjadi orang yang bermanfaat bagi umat, dan seerang tidak akan menjadi orang yang bermanfaat bagi umat, kecuali dengan berupaya untuk mengikis sifat ego/anani yang ada dalam dirinya.
2. Nikmat-nikmat yang Allah anugerahkan kepada kita, hendaklah diupayakan untuk negeri akhirat. Nikmat Allah tidak hanya dalam bentuk materi, akan tetapi terdapat nikmat yang jauh lebih besar dari materi, yaitu: berupa aqidah yang benar dan manhaj yang haq/benar, mengenal dan memahami hakikat as-Sunnah, teman-teman yang baik, seorang yang memiliki pengaruh, sehingga omongannya didengar dan pengaruh tsb, digunakan untuk memberi manfaat kepada kaum muslimin. Semua itu merupakan nikmat Allah yang patut disyukuri. Gunakan nikmat-nikmat tersebut untuk mendapatan dan meraih kebahagiaan di akhirat. Allah berfirman:
وَابْتَغِ فِيمَا آتَاكَ اللَّهُ الدَّارَ الْآخِرَةَ ۖ وَلَا تَنسَ نَصِيبَكَ مِنَ الدُّنْيَا
“Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi” (QS. al-Qashash: 77)
3. Jangan mencari ketenaran dan popularitas, karena seseorang tidak terkenal di dunia, namun dia dikenal di sisi Allah, ini jauh lebih baik dan lebih mulia. Pikirkan, apa amalanmu untuk akhiratmu kelak, boleh jadi ada amalan yang kamu menganggap sepele dihadapan manusia, tetapi besar di sisi Allah. Demi Allah, seseorang tidak terkenal, namun dia mengajarkan anak-anak mengaji di desanya yg jauh dari perkotaan, orang tsb. jauh lebih mulia.
4. “Jangan Semua aktifitas dan kegiatanmu diuangkan”, ini adalah nasehat yang sering saya sampaikan berulang kali kepada para mahasiswa. Karena materi itu akan habis dan akan ditinggalkan, kecuali yang dibelanjakan di jalan Allah.
5. Setiap orang dari kita semua, harus memiliki ruh dan jiwa perjuangan untuk Islam, dan di antara bentuk perjuangan Islam yang sangat mulia dan mudah dikerjakan adalah “MENGAJAR ILMU YANG BERMANFAAT".
6. Kita berada pada nikmat yang besar, yang mana orang-orang di sekeliling kita iri dan cemburu keadaan kita. Hanya saja kita tidak menyadarinya dan sebagian kita tidak mengetahuinya, yaitu nikmat berada di atas aqidah dan manhaj yang lurus, nikmat berada di atas sunnah Nabi shallallahu 'alaihi wasallam.
Banyak orang yang Allah berikan nikmat berupa harta, namun mereka kebingungan mencari ketenangan karena mereka tidak mendapatnya dlm kehidupan ini. Kekayaan sejati, adalah kekayaan hati dan jiwa, bukan kaya harta dan materi. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
لَيْسَ الْغِنَى عَنْ كَثْرَةِ الْعَرَضِ وَلَكِنَّ الْغِنَى غِنَى النَّفْسِ
“Bukanlah kekayaan itu dari banyaknya harta, akan tetapi kekayaan itu adalah rasa cukup yang ada di dalam hati.”
7. Jangan mengeluh dan mengadu kepada manusia, karena manusia sejatinya fakir dan miskin, tidak memiliki apa-apa. Akan tetapi mengaduhlah dan mohonlah kepada Allah, Dzat yang Maha Kaya, Yang Kuasa, Yang Maha Pemberi.
Bangunlah di malam hari, sholatlah, berdoa dan mohonlah kepada Allah kemudian serahkanlah dan bertawakkallah kepada-Nya.
Inilah aqidah tauhid yang diajarkan kepada kita. Tauhid dan Manhaj bukan sekedar Teori yg diceramahkan, bukan dan bukan....akan tetapi hakikat yang harus diterapkan dan praktekkan dalam kehidupan nyata kita.
8. Sesuatu yang paling dikejar dan dibutuhkan seorang beriman adalah mendapatkan ketenangan jiwa, dan itu diperoleh hanya dengan bertauhid kepada Allah.
9. Dalam dunia dakwah, orang-orang yang anda hadapi, tidaklah lebih buruk dari Fir’aun dan yang semisalnya, dan Ingatlah dan camkanlah, tatkala Musa diperintahkan Allah untuk menda'wai Fir’aun, maka yang pertama yang beliau mohon kepada Allah adalah:
- kelapangan dada
- kemudahan untuk menyampaikan dakwah, lisan yang Allah mudahkan
- saudara yang membantunya dalam dakwah, yaitu Harun
Sebagaimana firman Allah:
اذْهَبْ إِلَىٰ فِرْعَوْنَ إِنَّهُ طَغَىٰ (24) قَالَ رَبِّ اشْرَحْ لِي صَدْرِي (25) وَيَسِّرْ لِي أَمْرِي (26) وَاحْلُلْ عُقْدَةً مِّن لِّسَانِي (27) يَفْقَهُوا قَوْلِي (28) وَاجْعَل لِّي وَزِيرًا مِّنْ أَهْلِي (29) هَارُونَ أَخِي (30(
“Pergilah kepada Fir'aun; sesungguhnya ia telah melampaui batas. Berkata Musa: ‘Ya Tuhanku, lapangkanlah untukku dadaku, dan lepaskanlah kekakuan dari lidahku, supaya mereka mengerti perkataanku, Supaya mereka memahami perkataanku saat menyampaikan risalah. Dan jadikanlah untukku seorang pembantu dari keluargaku, (yaitu) Harun, saudaraku.’” (QS. Thaha: 24-30)
10. Anda tidak bisa berdakwah sendirian, anda memerlukan dan membutuhkan saudara dan teman. Maka jangan seorang da’i merasa kurang hati di saat ada saudaranya yang membantunya dalam berdakwah.
11. Jangan mengejar dukungan manusia dalam berda'wah , akan tetapi kejarlah dan berharaplah pertolongan Allah.
12. Manusia dalam interaksinya dengan sesama, kebanyakan termotifasi oleh suatu kemaslahatan dan kebanyakan adalah kemaslahatan yang bersifat duniawi. Maka dari itu interaksi seseorang dengan saudaranya karena Allah, berbeda nilainya dengan yang terdorong oleh kemaslahatan dan kepentingan duniawi.
13. Lapang dadalah jika kamu menjadi seorang da’i, karena seorang da’i akan mendapatkan banyak cobaan dan ujian. Dan ujian yang Allah berikan kepada seorang hamba sesuai dengan tingkat agama dan keimanannya.
Namun yang juga harus diketahui bahwa terkadang Allah mengujimu karena perbuatan dan dosamu.
Maka jadilah orang yg pandai dalam membaca dan menyadari setiap ujian dan cobaan yang mengenai dirimu.
-Akhukum Noviyardi Amarullah
Telah dimuroja’ah oleh Ustadz Mubarak Bamualim, Lc., M.H.I
Batu, 22 Syawal 1440 H / 26 Juni 2019-