Kamis, 03 Juni 2021

GAMBARAN KEHIDUPAN SEORANG PEJABAT DI MASA UMAR BIN KHOTTOB RODHIYYALLAHU'ANHU

GAMBARAN KEHIDUPAN SEORANG PEJABAT DI MASA UMAR BIN KHOTTOB RODHIYYALLAHU'ANHU

__________________________________

Beliau adalah seorang sahabat yang mulia,nama beliau Said bin Amir Al-Jumahy, seorang laki-laki yang telah membeli akhirat dengan dunia dan lebih mementingkan Allah dan Rasul-Nya ketimbang yang lainnya.

Dimasa Amirul mukminin Umar bin Khottab, beliau ditugaskan menjadi seorang gubernur di Himsh, salah satu kota di negeri Syam. Kota ini dijuluki dengan nama Kuwaifah ,yang artinya Kufah kecil karena ada persamaan sikap penduduknya dengan penduduk kota Kufah yang berada di Irak, yaitu sama-sama suka mengeluhkan sikap para gubernur mereka.

Suatu ketika, Amirul mukminin Umar bin Khottab menerima rombongan orang-orang yang dapat beliau percaya dari penduduk kota Himsh, beliau pun meminta daftar nama-nama fakir miskin di kota Himsh agar mereka mendapatkan bantuan. Ternyata Umar bin Khottab mendapatkan nama Said bin Amir di dalam list fakir miskin yang sodorkan kepada beliau, Umar pun bertanya :

Umar : " siapa kah Said bin Amir ini?

Mereka menjawab : " gubernur kami "

Umar : " gubernur kalian miskin ? "

Mereka menjawab : " iya,  demi Allah, sungguh berlalu bersama beliau beberapa hari yang panjang tanpa ada api yang dinyalakan di rumahnya " ( maksudnya dapurnya tidak pernah ngepul ).

Umar pun menangis sampai air mata membasahi jenggot beliau. Kemudian beliau mengambil seribu keping uang emas ( Dinar) kemudian beliau masukkan ke dalam sebuah kantong seraya berkata : " sampaikan salamku untuk gubernur kalian dan katakan kepada beliau, Amirul mukminin mengirimkan kepadamu harta ini agar engkau gunakan untuk memenuhi kebutuhanmu " .

Maka datanglah delegasi tadi menemui Said bin Amir Al-Jumahy dengan membawa kantong berisikan uang Dinar.

Said pun melihat kantong itu, ternyata di dalamnya ada kepingan uang dinar yang banyak. Maka beliau pun menjauhkan kepingan uang emas itu darinya seraya berkata : " innalilahi wa Inna ilaihi Raji'un "

Seolah-olah beliau tertimpa musibah yang besar dan istrinya pun terkejut dan mengatakan :

" Apa yang terjadi wahai suamiku,Said ? Apakah Amirul mukminin meninggal ?

Beliau menjawab :

 " bahkan lebih besar dari itu ! "

Istrinya berkata :

 " apakah pasukan kaum muslimin mengalami kekalahan dalam peperangan ? "

Beliau menjawab : 

" Bahkan lebih besar dari pada itu ! "

Istrinya berkata : 

" Apakah yang lebih besar dari semua itu? "

Beliau pun menjawab dengan perkataan yang sangat menakjubkan bagi saya, yaitu :

دخلت علي الدنيا لتفسد آخرتي وحلت الفتنة في بيتي 

" Telah datang kepadaku dunia untuk merusak akhiratku, dan telah bercokol fitnah di dalam rumahku " 

Istrinya pun menimpali : " kalau begitu segera bebaskan bebaskan dirimu dari hal itu ! , dalam keadaan istri beliau tidak tahu menahu tentang uang dinar itu.

Beliau pun berkata : " apakah engkau dapat membantuku untuk terbebas dari itu,wahai istriku ? "

Istrinya menjawab " tentu ! "

Beliau pun mengambil uang-uang emas itu, kemudian memasukkannya kedalam kantong-kantong dan membagi-bagikannya kepada para fakir miskin dari kalangan kaum muslimin...
__________________________________

Disadur dari kitab : Shuwar min hayāti ashohābah

( Mata kuliah : Muthola'ah di Ma'had 'Ali Lil aimmah wal khutoba )

Oleh : Ma'ruf Khoirul Musthofa