Rabu, 16 Juni 2021

Belajar dari sirah Nabi ‎ﷺ ‏bag.3Sebab keberhasilan dakwah Abu Bakar  ‎

Belajar dari sirah Nabi ﷺ bag.3

Sebab keberhasilan dakwah Abu Bakar  

Penting bagi kita untuk mempelajari aktivitas dakwah yang dilakukan oleh Abu Bakar  , kenapa beliau bisa sangat sukses dalam memperlebar sayap dakwah Islam?

Aktivitas dakwah beliau bukanlah sekadar aktivitas dakwah biasa.  Jika kita perhatikan, sekarang banyak sekali aktivis yang berdakwah di jalan Allah ﷻ, sejatinya mereka jujur dalam berdakwah namun metode dakwah yang mereka terapkan justru semakin menjadikan manusia lari dari Islam. Hal ini pernah dikabarkan oleh Rasulullah ﷺ  dalam sabdanya,

يَا أَيُّهَا النَّاسُ إِنَّ مِنْكُمْ مُنَفِّرِينَ

"Wahai sekalian manusia, sesungguhnya di antara kalian ada yang menjadikan orang-orang lari (dari ketaatan)” [HR.  Bukhari no. 5645]

Lantas metode apakah yang ditempuh oleh Abu Bakar  sehingga menjadikan orang-orang tatkala itu mau mendengar dan menerima beliau ?

Pertama: Abu Bakar  adalah sosok yang dicintai oleh semua kalangan dikarenakan perangai beliau yang lemah lembut dan mudah bergaul.

Kedua: Beliau adalah saudagar yang berakhlak mulia dan senantiasa istiqamah di atasnya. 
Kita tahu bahwa harta adalah fitnah. Banyak di antara para saudagar yang merugikan orang lain dengan dagangannya. Namun tidak dengan Abu Bakar , beliau adalah pedagang yang menjadikan orang untung dengan dagangannya. Beliau adalah pedagang yang jujur, amanah, menjunjung tinggi adab dan akhlak yang mulia. 

Ketiga: Beliau adalah sosok yang paham ilmu tentang nasab. Di masa beliau banyak orang yang duduk untuk mengambil faedah dari ilmu beliau. Beliau sangat paham dengan seluk beluk nasab, meskipun beliau tahu nasab-nasab yang buruk beliau bukanlah pribadi yang gemar mencela nasab orang lain. Sifat inilah yang disukai oleh orang-orang dari beliau saat itu.  

Barang siapa yang ingin menjadi dai maka hendaknya ia mempelajari sirah Abu Bakar . Beliau adalah dai terbaik setelah Rasulullah ﷺ . Hendaknya setiap dari kita menanamkan pada dirinya bahwa ia memiliki amanah untuk menyampaikan dakwah Islam kepada orang lain. Kita tidak harus mendatangkan yang semisal dengan Utsman bin Affan, Zubair, dst. Kita juga tidak harus mengislamkan orang dengan dakwah dan argumentasi kita. 

Setidaknya ada aktivitas yang kita lakukan untuk agama kita, apakah dakwah kita sudah sampai kepada orang-orang Islam yang tidak konsisten untuk menjalankan agama mereka? Apakah kita sudah menuntun seorang muslim yang tak tahu jalan menuju masjid ? Pernahkah kita mengajak seorang muslim untuk kembali membuka lembaran Al-Qur’an yang sudah tidak pernah ia buka? Sudahkah kita menanamkan adab dan akhlak yang baik kepada anak-anak kita, pasangan kita dan keluarga kita? Apakah dakwah ini sudah tersampaikan kepada siapa saja yang kita kenal?

 Apakah .... ? Sudahkah .... ?

bersambung ...
Ust Waskito adjie