Selasa, 15 Juni 2021

Belajar dari sirah Nabi ‎ ‎ﷺ ‏bag.2 ‏Pencapaian Abu Bakar as-Shiddiq  pada fase dakwah secara sembunyi-sembunyi

Belajar dari sirah Nabi ﷺ bag.2

Pencapaian Abu Bakar as-Shiddiq  pada fase dakwah secara sembunyi-sembunyi

Pada hari kedua dakwah secara sembunyi-sembunyi, Rasulullah ﷺ  dan para sahabatnya yang telah beriman mulai bergerak untuk memperluas jaringan dakwah. Di antara yang paling menonjol pada fase ini adalah Abu bakar as-Shiddiq yang berdakwah seakan-akan wahyu turun kepada beliau.
Dakwah bagi beliau bukan sekadar tugas semata. Beliau merupakan sosok yang sangat cinta dengan Islam dan beliau sangat antusias agar para manusia semuanya mengenal agama Islam. Beliau adalah pribadi yang cinta nan peduli kepada semua orang. Kecintaan beliau terhadap agama dan kepedulian beliau terhadap sesama inilah yang menjadikan semangat dakwah beliau berkobar-kobar. 

Pada tahap awal dakwah Abu Bakar , beliau mendatangi sejumlah orang. Mereka adalah:

1. Utsman bin ‘Affan  
Siapa yang menyangka beliau menjadi sosok yang sangat krusial dalam perkembangan dakwah Islam. Beliau memiliki andil yang besar dalam menyiapkan pasukan perang Tabuk, membeli sumur ‘rumaah’, perluasan masjid nabawi, dan juga mengemban kekhilafahan selama 12 tahun.  Hidup beliau dihabiskan untuk berinfak, jihad, dakwah, menuntut ilmu, puasa, shalat malam, dan membaca Al-Qur’an. Sungguh Utsman bin ‘Affan  adalah perwujudan dari kebaikan yang dimunculkan oleh Abu Bakar . 
2. Az-Zubair bin Al-Awwam  
3. Sa’ad bin Abi Waqqash  
4. Thalhah bin Ubaidillah  
5. Abdurrahman bin ‘Auf  

Mereka semua menerima Islam di usia yang relatif masih sangat muda. Az-Zubair bin ‘Awwam beliau masuk Islam di usia 15 tahun, Thalhah bin Ubaidillah pada usia 16 tahun, Sa’ad bin Abi Waqqash pada usia 17 tahun, Utsman bin ‘Affan pada usia 28 tahun dan Abdurrahman bin ‘Auf pada usia 30 tahun. Semua dari mereka memutuskan untuk mengubah keyakinan, mengemban amanah dan beban yang berat pada usia yang masih sangat muda, ini sangat jarang kita dapati pada zaman kita saat ini. 

Kita tahu bahwa rusaknya media dan pembelajaran saat ini memiliki peran yang sangat besar dalam merusak para pemuda. Namun, bisa jadi rusaknya mereka dikarenakan kita yang tidak pernah memberikan waktu kita kepada mereka secara cukup atau kita terlalu meremehkan akal dan gagasan-gagasan mereka. 

Ini semua merupakan hal yang sangat penting untuk menjadi perhatian bersama. Sungguh pada diri para pemuda terdapat potensi yang sangat luar biasa. Jika kita mampu menggali potensi mereka maka kita akan mendapatkan apa yang didapatkan oleh Rasulullah ﷺ  dari Az-Zubair, Thalhah, sa’ad, dan selain mereka.

bersambung...
Ustadz Waskito adjie