Rabu, 16 Juni 2021

Belajar dari sirah Nabi ‎ﷺ ‏bag.1Fikih dalam memilih audiensi pada fase dakwah secara sembunyi-sembunyi.

Belajar dari sirah Nabi ﷺ bag.1

Fikih dalam memilih audiensi pada fase dakwah secara sembunyi-sembunyi.

Pada tiga tahun pertama fase dakwah secara sembunyi-sembunyi, Rasulullah ﷺ tidaklah berbicara tentang Islam kecuali kepada orang – orang tertentu. Dari sini muncul sebuah pertanyaan, standar apakah yang dijadikan oleh Rasulullah ﷺ  dalam memilih para sahabat yang di ajak untuk berdakwah secara sembunyi-sembunyi? Apa sebab yang menjadikan Rasulullah ﷺ  atau Abu Bakar pergi untuk mendakwahi Utsman bin Affan dan tidak pergi kepada al-walid bin al-Mughirah, Abu Jahl dan Umaiyah bin Khalaf?

Tentu terdapat kaidah yang sangat jelas di sini, di mana semua yang dipilih oleh Rasulullah ﷺ  tidak ada yang salah. Bahkan semua yang dipilih oleh beliau dan didakwahi secara sembunyi-sembunyi, semuanya tidak ragu untuk menerima Islam. 

Dari sini dapat di ambil sebuah pelajaran bahwa perlu bagi kita untuk tahu siapa saja orang yang kira-kira jika ditawarkan perkara agama kepadanya maka ia akan menerimanya.  

Kaidah pertama: Rasulullah ﷺ  pernah bersabda, 
خِيارُهُمْ في الجاهِلِيَّةِ خِيارُهُمْ في الإسْلامِ إذا فقِهُوا
“Manusia dari kalangan Arab yang terbaik di antara mereka pada masa Jahiliyyah adalah yang terbaik di masa Islam jika mereka memahami Islam” 
Kebanyakan yang dipilih oleh Rasulullah ﷺ  adalah orang-orang yang berakhlak baik. mereka yang senantiasa menjunjung tinggi kejujuran, amanah, kemuliaan, keberanian, keadilan dan akhlak yang mulia. Terkadang kita jumpai beberapa orang non muslim yang cinta terhadap akhlak yang mulia. Mereka adalah orang-orang yang apabila menerima dakwah Islam maka  akan menjadi tonggak dalam tersebarnya dakwah Islam, dari merekalah Rasulullah ﷺ  memulai dakwah beliau.

Kaidah kedua: fokus kepada para pemuda. 

Benar adanya bahwa dakwah itu ditujukan untuk semua kalangan usia. Namun memfokuskan dakwah kepada para pemuda pada periode awal merupakan strategi yang baik. Hal ini didasarkan pada beberapa alasan :

1. Bahwa para pemuda belum lama bagi mereka dalam mengikuti tradisi tertentu. Sejatinya mereka belum terlalu terbiasa untuk beribadah kepada patung dalam waktu yang lama. Selain itu, akal mereka belum terkontaminasi dengan pemikiran-pemikiran yang sesat. 

2. Para pemuda pada umumnya suka dengan sesuatu yang baru. Oleh karenanya banyak di antara para pemuda yang mudah terpengaruh dengan fashion, meskipun terkadang apa yang mereka tiru tidak sejalan dengan kemauan mereka. Selama itu adalah hal yang baru maka hal tersebut sangat menarik bagi para pemuda.

3. Bahwasanya Allah ﷻ telah memberikan kepada para pemuda semangat yang membara sehingga tidak sulit bagi mereka untuk mengakui dan menerima kebenaran. Namun, bukan berarti mengabaikan para orang tua karena terkadang dakwah juga butuh dengan wejangan dari para senior.

Semua keterangan ini membentuk suatu kesimpulan bahwa fokus pertama dakwah adalah kepada para pemuda yang berakhlak baik. merekalah yang mungkin akan mampu mengemban amanah dakwah. Baik di zaman Rasulullah ﷺ  atau di zaman-zaman setelah beliau atau di zaman kita saat ini hingga tegaknya hari kiamat kelak.

bersambung...

Sumber: Kitab Sirah Nabawiyah Dr. Raghib as-Sirjani hlm. 98-99 (nuskhah ghairu rasmiyah)
Ustadz Waskito adjie