Ja'd bin Dirham adalah pencetus pertama ide gila dalam menolak sifat-sifat Allah, dari dirinya-lah Jahm bin Shafwan mengadopsi pemahaman sesat dalam menolak sifat-sifat Allah sehingga keduanya dihukum mati, Ja'd di sembelih pada tahun 119 H, tepatnya selepas shalat iedul adha oleh sang gubernur Irak saat itu Khalid bin 'Abdillah Al-Qasriy Rahmatullah 'alaihi yang merangkap khathib shalat Ied seraya mengatakan, "Wahai kaum muslimin, sembelih-lah hewan kurban kalian. Semoga Allah menerima sembelihan kalian. Saya akan menyemblih Ja'd bin Dirham karena ia meyakini bahwa Allah tidak menjadikan Ibrahim sebagai Khalil dan Allah tidak berbicara kepada Musa". Setelah itu, ia turun dari tempat khutbah dan menyembelih Ja'd. Seluruh ahlus Sunnah mengapresiasi hukuman mati tersebut, sebagaimana yang dituturkan oleh Ibnul Qayyim di An-Nuniyyah.
Ja'd "hanya" menolak dua sifat saja, yaitu sifat Kalam dan Mahabbah. Mengapa ia sampai dibunuh ? Para ulama menjelaskan bahwa Ja'd inilah yang perdana membawa bid'ah tersebut dan menyebarkannya. Kemudian segala bentuk ta'thil atau penolakan terhadap sifat-sifat Allah akan kembali kepada dua landasan ini, yaitu : Kalam & Mahabbah karena keduanya poros segala syari'at.
Kalamullah adalah wahyu, yaitu syari'at. Sedangkan mahabbah ialah asas ibadah yang ibadah tidak sah kecuali harus disertai dengannya.
(Sedikit faidah dars Talkhis Al-Hamawiyyah malam Jum'at di Masjid Al-Hasan Kampung Siluman Tambun)