Menyikapi kritikan seorang ustadz kepada ustadz lain, atau persilangan pendapat antar ustadz dan ulama
Tentu tidak semua orang maksum dari kesalahan, tidak pula kritikan yang ditujukan tepat dan sesuai sasaran meskipun benar
Kewajiban kita adalah berusaha menimbang segala perselisihan dengan patokan alQur'an dan Sunnah, bkn ke pendapat pribadi, ustadz, atau sosok dan panutan kita
Kita wajib menjaga lisan kita jngn sampai melampaui batas atau bahkan berbuat kedhaliman dg menciderai kehormatan ulama hanya karena sosok tsb dikritik oleh ustadz atau ulama lain
Bahkan bila sampai membidahkan dan mengeluarkan dr sunnah padahal bkn masalah ushul manhaj
Apalagi bila sang ustadz dikenal sebagai ustadz yg berpegang teguh dg sunnah, sehingga kita perlu mengutamakan husnudzon dan menjaga lisan kita
_____________
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah, ketika beliau merasa perlu untuk membahas masalah kesalahan para ulama, beliau berkata:
'Kami berlindung kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala dari hal-hal yang bisa menyebabkan tercemarnya kehormatan para imam, atau merendahkan salah satu dari mereka, atau ketidaktahuan terhadap kedudukan dan keutamaan mereka, atau menentang mereka serta meninggalkan cinta dan loyalitas kepada mereka. Kami berharap kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala agar kami menjadi orang-orang yang mencintai mereka, loyal kepada mereka, dan mengenal hak-hak serta keutamaan mereka lebih dari yang diketahui oleh kebanyakan pengikut mereka, dan semoga bagian kami dari itu menjadi bagian yang lebih besar dan lebih mulia, dan tidak ada daya dan kekuatan kecuali dengan pertolongan Allah.'
[Fatwa al-Kubra: 6/92].
Beliau juga berkata:
'Tidak ada seorang pun yang boleh mengikuti kesalahan-kesalahan para ulama, sebagaimana tidak boleh bagi seseorang untuk berbicara tentang ahli ilmu dan iman kecuali dengan apa yang layak bagi mereka.'
[Fatwa al-Kubra: 2/23, dan Majmu' al-Fatawa: 32/239].
Imam al-Dzahabi dalam biografi Imam Muhammad bin Nasr al-Marwazi berkata:
'Seandainya setiap kali seorang imam melakukan kesalahan dalam ijtihadnya pada beberapa masalah yang dimaafkan, kita berdiri melawan mereka, menuduh mereka bidah, dan memboikot mereka, niscaya tidak akan ada yang tersisa bersama kita seperti Ibn Nasir, Ibn Mandah, dan yang lebih besar dari keduanya. Allah adalah Pemberi Petunjuk kepada kebenaran, Dia adalah yang Maha Pengasih, maka kami berlindung kepada Allah dari hawa nafsu dan sikap terlalu keras.'
[Siyar A'lam al-Nubala: 40/14]."
Ustadz lutfi setiawan