Kamis, 10 April 2025

Syaikhunâ Shâlih Al-Fauzân hafizhahullâh berkata: "Tidak boleh mendoakan keburukan atas mereka (para penguasa), sebab ini merupakan khurûj ma'nawiy, semisal khurûj atas mereka dengan senjata."

Dalam bâb ini beliau berbeda sikap dengan apa yang syaikh Shâlih Al-Fauzân fatwâkan

قال شيخنا صالح الفوزان حفظه الله: ( لا يجوز الدُّعاء عليهم: لأن هذا خروجٌ معنوي، مثل الخروج عليهم بالسلاح
Syaikhunâ Shâlih Al-Fauzân hafizhahullâh berkata: "Tidak boleh mendoakan keburukan atas mereka (para penguasa), sebab ini merupakan khurûj ma'nawiy, semisal khurûj atas mereka dengan senjata."

Dalam sikap kami condong pada fatwâ syaikh Shâlih Al-Fauzân, adapun dalam mentabdî' beliau hanya karena fatwâ beliau ini, maka itu wilayah para 'ulamâ'. 

Karena ada kaidah yang para 'ulamâ' sebutkan:

ليس كل من وقع في البدعة وقعت البدعة عليه
Tidak setiap orang yang terjatuh dalam kebid'ahan maka jatuh vonis bid'ah atasnya.

Perlu ditanyakan pada para aimmah, apakah orang yang tergelincir dalam kebid'ahan langsung divonis bid'ah ?

Sama halnya ketika sebagian aimmah jatuh pada mentafwîdh shifât Allâh seperti Ibnu Hajar, An-Nawawiy, Al-Baihaqiy, namun mereka tidak dikeluarkan dari ahlussunnah.

Sehingga perlu ditanyakan pada para ahli ilmu terkait itu.

Kalau kami sendiri condong ke apa yang syaikh Shâlih Al-Fauzân fatwâkan.
Ustadz dihyah