Sabtu, 05 April 2025

Membela Prinsip Atau Tokoh?

Membela Prinsip Atau Tokoh?

**

Ketika Sayyidah 'Aisyah bersama Zubair bin Awwam dan Thalhah bin Ubaidillah (radhiallahu 'anhum) bersama pasukannya tiba di kota Basrah, Sayyidina Ali bin Abi Thalib mengutus Ammar bin Yasir dan Hasan bin Ali (radhiallahu 'anhum) untuk berbicara kepada penduduk Kufah, di Irak. Keduanya kemudian menaiki mimbar mesjid Kufah, dimana Ammar berdiri lebih rendah dibandingkan Sayyidina Hasan. 
Para penduduk Kufah lalu berkumpul di mesjid dan Ammarpun menyampaikan orasinya, beliau berkata: "Sesungguhnya Aisyah rda (dan pasukannya) telah tiba di kota Basrah. Demi Allah sesungguhnya Aisyah adalah istri Nabi kalian di dunia dan akhirat. Akan tetapi, Allah SWT menguji kalian agar Dia mengetahui apakah kepada-Nya kalian ta'at atau kepadanya (Aisyah Rda)."

Atsar ini diriwayatkan oleh Imam Bukhari dalam Shahihnya. Imam Ibnu Hajar Al-Asqalany kemudian mengomentarinya: "Maksud Ammar bin Yasir Rda dengan ucapannya tersebut adalah (penegasan) bahwa (pihak) Sayyidina Ali berada dalam kebenaran. Akan tetapi, (dengan sikapnya tersebut) Sayyidah Aisyah juga tidak serta merta keluar dari Islam (murtad) dan menjadi bukan istri Rasulullah Saw di surga. Ini menunjukkan betapa moderatnya (inshaf) sikap Ammar Rda serta kehati-hatian dan ketegasannya dalam mencari dan memihak pada kebenaran."

**

Dr. Muhammad Mukhtar As-Syinqity mengomentari bahwa sikap inshaf Ammar Rda dalam posisi yang sangat tidak mengenakkan ini sulit dilakukan kecuali oleh orang yang memahami dengan baik bagaimana bersikap atas ketokohan seseorang dan prinsip yang harus diagungkan. Dalam 'fitnah' ini, Ammar telah menyatakan sikapnya yang jelas bahwa kebenaran ada di posisi Ali bin Abi Thalib Rda akan tetapi beliau tetap hormat dengan Ummul Mukminin Aisyah Rda. 

**

Dalam kehidupan sehari-hari, dalam berjama'ah dan berorganisasi, tak jarang kita sering 'berlebihan' dalam memberikan uzur dan mencari-cari pembenaran dan alibi ketika seorang tokoh melakukan kesalahan. Akibatnya, kebenaran menjadi kabur dan kesalahan sang tokoh kemudian diikuti oleh generasi lain dengan dalih ijtihad. Sebaliknya, sebagian anak-anak muda yang berani mengkritisi (seperti saya) terkadang tidak dibarengi dengan adab yang baik terhadap tokoh yang seharusnya dihormati karena jasa-jasanya terhadap dakwah dan agama ini. 

Oiya, dalam atsar ini kita juga melihat bagaimana penghormatan Ammar Rda yang lebih dulu masuk Islam dan memiliki keutamaan-keutamaan lain terhadap ahli bait Rasulullah Saw yakni Sayyidina Hasan bin Ali. Sebuah penghormatan yang hari ini mulai lentur dalam realitas umat Islam Indonesia akibat dari ta'asshub dan kebencian yang berlebihan. 

Wallahu A'lam.
Ustadz taufiq m young