Sabtu, 04 Juni 2022

waktu adalah bumerang

MEMANFAATKAN WAKTU
Kajian ba'da subuh
Diringkas oleh Abu Saliim Dede Nuriman
Link kajian https://fb.watch/dqyYLenk3w/

① Nikmat Allah ada dua bentuknya:
⒈Nikmat zhahir; kesehatan, harta benda, jabatan.
⒉Nikmat bathin; Islam, iman, beribah kepada, berharap dan bergantung kepada Allah.

Banyak orang tidak sadar dia dalam kenikmatan besar karena dia mengira nikmat hanyalah terbatas pada nikmat yang zhahir saja. Padahal nikmat zhahir Allah berikan kepada orang-orang yang dia benci. Dia berikan kepada fir'aun (kerajaan/kekuasaan), qorun (harta berlimpah ruah) dan haman (kementrian).
Sering-seringlah mengingat nikmat Allah agar melahirkan kesyukuran.

② Hidup kita di dunia adalah hidup yang singkat 
Allah berikan kepada kita beberapa fase kehidupan. 
⒈Fase alam dunia
⒉Fase alam barzakh (kubur)
⒊Fase alam akhirat
Kehidupan dunia adalah fase kehidupan yang paling singkat.

Dibandingkan dengan alam barzakh misalnya. Kita punya orang tua, kakek, nenek, moyang. Mungkin usia mereka 60, 63, 65, 70 th. Jarang-jarang yang sampai 100 th. Tapi mungkin mereka dalam kuburnya sekarang sudah berusia 200 th, 300 th. Ini menunjukkan lamanya usia mereka di alam barzakh.

Dan akan lebih lama lagi kehidupan mereka di alam akhirat. Inilah kehidupan yang hakiki, kehidupan yang tak pernah berkesudahan.

Namun di fase kehidupan dunia yang singkat inilah kesempatan yang Allah berikan kepada hamba untuk bercocok tanam. Siapa yang tidak pernah menanam, dia tidak akan pernah menuai.

Barang siapa yang menyia-nyiakan umurnya, dialah yang paling merugi. Karena modal yang termahal yang Allah berikan untuk hamba di dunia ialah waktu.

② Hidup manusia adalah waktu
Banyak dalam al-qur'an Allah bersumpah dengan waktu. Ini menunjukkan akan pentingnya waktu.
والنهار
والليل إذا سجى
و الضحى

و العصر إن الإنسان لفي خسر...
Semua manusia benar-benar dalam kerugian. Karena mereka tak mengumpulkan 4 hal; iman, amal, dakwah dan sabar.

③ Jika tidak beriman, sia-sia lah harta, kekuasaan dan jabatan. Jika dia berilmu dan beriman tapi tidak beramal, merugi.
⒈Sebab iman tanpa amal bagaikan yahudi, mereka dimurkai Allah.
⒉Amal tanpa berilmu bagaikan nasrani, mereka tersesat.

Lalu ilmu tersebut dia sampaikan sebagai bentuk cintanya kepada saudara seiman, yaitu dakwah.

Kemudian tiga hal ini tidak akan terwujud kecuali dia harus bersabar. Yaitu bersabar dalam berilmu, beriman, mengamalkan ilmu dan berdakwah.
{واصبر على ما أصالك}
"Sabarlah atas apa yang menimpamu"

Dalam dakwah butuh kesabaran. Dakwah harus sesuai dengan apa yang Allah inginkan. Jika dakwah sesuai dengan keinginan manusia, engkau aman di dunia, tapi tidak aman di akhirat. Jika dakwah mengikuti arus, maka engkau akan hancur.

Faidah:
Ayat tersebut menjelaskan kepada kita bahwa kebanyakan manusia itu merugi karena tidak mampu memanfaatkan waktunya.

④ Lihatlah penyesalan penduduk neraka

Allah berfirman,
{وَهُمۡ یَصۡطَرِخُونَ فِیهَا رَبَّنَاۤ أَخۡرِجۡنَا نَعۡمَلۡ صَـٰلِحًا غَیۡرَ ٱلَّذِی كُنَّا نَعۡمَلُۚ أَوَلَمۡ نُعَمِّرۡكُم مَّا یَتَذَكَّرُ فِیهِ مَن تَذَكَّرَ وَجَاۤءَكُمُ ٱلنَّذِیرُۖ فَذُوقُوا۟ فَمَا لِلظَّـٰلِمِینَ مِن نَّصِیرٍ}
"Mereka (penghuni neraka) menjerit, lalu mengatakan 'Kembalikan kami ke dunia ya Rabb agar kami beramal bukan seperti dahulu saat kami kafir'. Maka Allah membalas 'bukankah kami telah memanjangkan umur kalian? Tapi tak banyak yang mengambil peringatan. Bukankah telah datang kepada kalian peringatan?' Maka rasakanlah adzab kalian dan tidak ada penolong bagi kalian" (QS Fathir:)

An-nadzir Maksudnya adalah 
⒈Uban.
⒉Sebagian salaf seperti ibnu abbas dan mujahid mengatakan 60 th. Dan riwayat lainnya 40 th.
⒊Sebagian ada juga yang mengatakan penyakit

Berapa banyak orang yang sudah beruban tapi dia masih tak kenal masjid, tak ingat umur.

عن أبي هريرة رضيَ اللَّه عنه أَنَّ رَسُولَ اللَّه صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم قَال: «بادِروا بالأعمالِ سبعًا: هل تنظرون إلا فقرًا مُنسِيًا، أو غنًى مُطغِيًا، أو مرضًا مُفسِدًا، أو هرَمًا مُفنِّدًا أو موتًا مُجهِزًا، أو الدَّجَّالَ فشرٌّ غائبٌ يُنتَظرُ، أو السَّاعةُ فالسَّاعةُ أدهى وأمرُّ»؛ (تحفة الأحوذي، المباركفوري، كتاب الزهد عن رسول الله صلى الله عليه وسلم، باب ما جاء في المبادرة بالعمل (6 /2306) رواهُ الترمذي وَقالَ: حديثٌ حسنٌ، ومجموع فتاوى ابن باز 336/16، إسناده حسن).

Segeralah beramal sebelum muncul 7 hal:

⒈Jangan tunggu faqir baru beramal, karena orang faqir akan sibuk dengan dunia, tak ada waktu untuk beramal shalih.
Kenapa tidak mengaji? Jawabnya, "Dapurku tidak berasap. Mereka yang ngaji iyu dapurnya sudah berasap, sudah kaya"

⒉Jangan tunggu kaya dulu baru beramal, karena kebanyakan orang kaya melampaui batas. Telah sibuk dan lalai dengan hartanya.

⒊Jangan tunggu sakit baru beramal, karena akan sulit bagimu. Bagaimana mau haji, umroh, ke masjid, menimba ilmu, berjihad jika engkau sakit.

⒋Jangan tunggu pikun baru beramal karena sulit bagimu beramal. Engkau sudah lupa segala sesuatu.

⒌Jangan tunggu mati baru beramal, karena banyak kematian itu datang tiba-tiba. Beramal lah saat engkau masih muda. Jangan pernah tertipu dengan usia muda. Sebab yang mati tua sedikit saja jumlahnya.

Buktinya coba hitung orang yang usianya 70, 60 th. Sedikit saja jumlahnya. Yang lain kemana? Berarti sudah mati.

⒍Jangan tunggu dajjal baru beramal karena dia adalah seburuk-buruk makhluk, seberat-beratnya fitnah sebab dia punya segala-galanya. Laki-laki akan mngikat wanita agar tidak keluar kepada dajjal.

Banyak orang sekarang tertipu dengan dajjal-dajjal kecil, para pembohong dan penipu. Kalau itu saja bisa tertipu, lalu bagaimana lagi dengan dajjal besar.

⒎Jangan tunggu kiamat baru beramal, karena kiamat itu kenyataan pahit yang menyakitkan. Segalanya sudah terlambat.

⑥ Nikmat yang banyak manusia tertipu adalah nikmat sehat dan waktu luang.
- Ketika sehat lalai untuk beramal. Sakit baru ingat dengan masjid, menuntut ilmu, silatu rahmi, bersedekah, haji dan lain sebagainya.
- Banyak pemuda menghabiskan waktunya luangnya untuk game online dan media sosial.

⑦ Hari kiamat manusia harus bertanggung jawab atas umur yang Allah berikan.

((لا تزول قدما عبد يوم القيامة حتى يسأل عن [أربع]: عمره فيمَ أفناه؟ وعن علمه فيمَ فعل؟ وعن ماله من أين اكتسبه؟ وفيمَ أنفقه؟ وعن جسمه فيمَ أبلاه))؛ رواه الترمذي، وهو صحيح
⒈Umurnya
⒉Ilmunya
⒊Hartanya
⒋Jasadnya/masa mudanya

Ibnul jauzi pernah menuliskan realita kondisi masyarakat,

“ولقد شاهدت خلقًا كثيرًا لا يعرفون معنى الحياة: فمنهم من أغناه الله عن التكسب بكثرة ماله، فهو يقعد في السوق أكثر النهار، ينظر إلى الناس، وكم تَمُرُّ به من آفة ومنكر!
"Aku saksikan banyak manusia yang tidak mengerti makna kehidupan: Sebagian hanya sebuk untuk mengumpulkan harta, dia duduk-duduk di pasar sepanjang siangnya. Berapa banyak kerusakan dan kemungkarang yang ada di pasar!"

Ust Abu fairus: 
"Mereka banyak yang nongkrong kedai kopi, tempat parkir, toko-toko membicarakan segala sesuatu menjadi orang yang ahli dalam berbicara. Sehingga lebih banyak ngomongnya daripada kerjanya."

Bahkan ada sebagian orang yang istrinya sibuk bekerja dari pagi sampai malam, tapi hanya sibuk nongkrong.

ومنهم من يخلو بلعب الشطرنج! 
"Sebagian tenggelam dalam main catur"

Ust Abu fairuz: 
"Zaman ibnul jauzi sudah ada catur. Kalau zaman beliau sudah ada game pasti beliau masukkan juga."

ومنهم من يقطع الزمان بكثرة الحديث عن السلاطين،
"Sebagian orang menghabiskan umurnya sibuk membicarakan aib penguasa"

Ustad Abu fairus: 
"Diwarung-warung dia sibuk membahas hutang penguasa, tapi hutang dia sendiri tak pernah dia bahas. Hutang di warus satu bulan belum dibayar tak pernah dia bahas."

والغلاء والرخص، إلى غير ذلك..
"Dan membahas harga barang naik dan turun dan seterusnya"
فعلمتُ أن الله تعالى لم يُطْلِع على شرف العمر ومعرفة قدر أوقات العافية إلا من وفقه وألهمه اغتنام ذلك.
"Maka aku tau bahwa Allah tidak memberikan ilmu tentang mulianya umur dan mahalnya waktu-waktu sehatnya melainkan orang yang Allah fajamkan dan berikan ilham untuk memanfaatkannya"
{وما يُلَقَّاها إلا ذو حظ عظيم}”. صيد الخاطر (241)

Manfaatkanlah setiap waktu luang itu untuk berdzikir kepada Allah dalam sela-sela kesibukan kita. Para ulama selalu menfaatkan waktu mereka, selalu diisi dengan beribadah dan berdzikir kepada Allah.

قَالَ الشَّافِعِيُّ - رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ -: " صَحِبْتُ الصُّوفِيَّةَ فَلَمْ أَسْتَفِدْ مِنْهُمْ سِوَى حَرْفَيْنِ: أَحَدُهُمَا قَوْلُهُمْ: الْوَقْتُ سَيْفٌ، فَإِنْ قَطَعْتَهُ وَإِلَّا قَطَعَكَ ".

Imam syafi'i berkata,
"Aku pernah berteman dengan sufi. Tidak ada faidah yang bisa aku ambil darinya melinkan 2 hal;
⒈Waktu seperti pedang; jika kau tak pandai menggunakannya dia tak akan dapat memotong. Jika kau tak pandai, dia akan memotongmu"

Ust Abu fairus: waktu adalah bumerang. Jika tak pandai menggunakannya, dia akan menghabisi seseorang.

وَذَكَرَ الْكَلِمَةَ الْأُخْرَى: " وَنَفْسُكَ إِنْ لَمْ تَشْغَلْهَا بِالْحَقِّ وَإِلَّا شَغَلَتْكَ بِالْبَاطِلِ ".

⒉Jika jiwa tidak kau gunakan untuk kebaikan, pasti dia akan berbuat keburukan.

وقال الحسن البصري: "يا ابن آدم، إنما أنت أيام، فإذا ذهب يوم ذهب بعضك، ويوشك إذا ذهب بعضك أن يذهب كلك"
"Wahai manusia, engkau adalah kumpulan dari hari-hari. Jika harimu lewat, maka hilanglah sebagian dirimu"

Ust Abu fairus: 
"Hari-hari yang lewat berati mendekatkan kita kepada kematian. Dunia itu dicari tapi bukan malah menjauhkan dari Allah."

Dikoreksi oleh ustadz Abu Fairuz Ahmad Ridwan
Di tuliz oleh ustadz dede nuriman