Posisi makmun yang hanya seorang diri , menurut wahabi, eeh menurut mazhab Syafii.
Banyak masyarakat ketika shalat berjamaah dan makmumnya hanya satu orang, ia berdiri di belakang imam. Benarkah cara seperti ini?
Yuk kita simak penjelasan Imam An Nawawi rahimahullah:
السنة أن يقف المأموم الواحد عن يمين الامام رجلا كان أو صبيا قال اصحابنا ويستحب ان يتأخر عن مساواة الامام قليلا فان خالف ووقف عن يساره أو خلفه استحب له ان يتحول الي يمينه ويحترز عن افعال تبطل الصلاة فان لم يتحول استحب للامام ان يحوله لحديث ابن عباس فان استمر علي اليسار أو خلفه كره وصحت صلاته عندنا بالاتفاق
Disunnahkan bagi makmun yang hanya seorang diri baik lelaki dewasa ataupun anak anak untuk berdiri di sebelah kanan imamnya. Dan menurut penjelasan para ulama’ dalam mazhab kami, makmum yang hanya seorang diri itu dianjurkan untuk sedikit mundur dari posisi imamnya.
Bila ia menyelisihi hal ini, sehingga ia berdiri di sebelah kiri, atau belakangnya, maka dianjurkan untuk berpindah ke sebelah kanan imam, dengan tetap menghindari perbuatan perbuatan yang dapat membatalkan shalatnya. Dan bila ia tidak berpindah, maka dianjurkan bagi imamnya untuk memindahkan makmumnya itu ke sisi kanannya. Hal ini berdasarkan hadits riwayat sahabat Ibnu Abbas.
Bila ia tetap berada di sisi kiri imam atau belakangnya, maka hukumnya makruh dan disepakati dalam mazhab kami bahwa shalatnya tetap sah. (Al Majmu’ oleh Imam An Nawawi 4/292)
Pada kesempatan lain, beliau mengklaim bahwa metode ini merupakan pendapat mayoritas ulama' selain Sa'id bin Musayyib dan Ibrahim An Nakha'i. (Al Majmu' oleh An Nawawi 4/294)
Jadi tata cara shalat berjamaah ini bukan menurut wahabi ya, akan tetapi ini merupakan kesepakatan mayoritas ulama', termasuk mazhab Imam Syafii.
Nah, untuk lebih detailnya, anda dapat mempelajarinya di tempat ini, https://stdiis.ac.id/ anda akan mempelajari masalah masalah seperti ini menurut berbagai mazhab dan ulama'.
InsyaAllah sesaat lagi pendaftaran di kampus satu ini segera dibuka, jangan sampai terlewatkan.
Ustadz Dr muhammad arifin badri Ma