Selasa, 29 Juni 2021

Dahulu kaum Salaf mencintai orang-orang yang mengingatkan kesalahan mereka, sedangkan kita sekarang kebanyakan sangat membenci orang yang menjelaskan kesalahan-kesalahan kita." (Minhajul Qashidin hal. 196)

Berkata Ibnu Qudamah Al Maqdisi rahimahullah :

قَد كَان السَّلفُ يُحِبّونَ مَن يُنبّههُمْ عَلى عُيوبهِمْ، وَنحنُ الآنَ فِي الغَالِب أَبغضُ النَّاس إليْنَا مَن يُعرّفنَا عُيوْبنَا

"Dahulu kaum Salaf mencintai orang-orang yang mengingatkan kesalahan mereka, sedangkan kita sekarang kebanyakan sangat membenci orang yang menjelaskan kesalahan-kesalahan kita." (Minhajul Qashidin hal. 196)

Terimalah nasehat dan peringatan dari saudara-saudaramu, jangan berfilsafat dengan menyalahkan kembali orang-orang yang menasehatimu. Sungguh jelas sekali kesalahan itu, karena hakekatnya mereka kasihan jika engkau tergelincir berulang kali. Kebahagiaan yang besar adalah jika seseorang mendapat Taufiq dan kembali kepada Al Haq

✒️ Ustadz Alif El-Qibty, hafizhahullah

Yuk manfaatkan waktu luang untuk mendengarkan Radio Muslim. ⁠
📻 Simak di 1467 AM atau www.radiomuslim.com⁠
---------⁠
Raih pahala jariyyah, klik link :⁠
http://wa.me/6285293348887⁠
Aplikasi Radio Muslim Jogja Official:⁠
https://play.google.com/store/apps/details?id=com.radiomuslim⁠
Ikuti Channel Kami:⁠
@radiomuslimjogja ⁠
@muslimorid @muslimahorid ⁠
@ypiaorid @sdityaabunayya  ⁠
@mubk_jogja @mahad.ilmi ⁠
@pedulimuslim @pustakamuslim

Jumud dalam beragama

Jumud dalam beragama 

bukti cinta kepada Allah

Dapat kiriman dari guru kami Syaikh Umar :Hanya dua faedah disni yang Ana tekankan.

Dapat kiriman dari guru kami Syaikh Umar :

Hanya dua faedah disni yang Ana tekankan.

Wasiat Al-Imam Al-Baghdadi :

1. Jangan mengambil ilmu dari kitab-kitab walau engkau merasa sudah mantap pemahamannya dan harus ada guru dari ilmu yang ingin anda pelajari ( jangan kira menafikan secara mutlaq)

2. Engkau sebagai murid, Ikhwan kajian kalau mampu hendaklah engkau memberikan manfaat duniawi kepada ustadz mu / guru mu kalau tidak punya maka balaslah dengan lisan mu, yaitu memuji guru mu, menyebut kebaikannya.
Ustadz Sony abu Abdillah 

Aku tidak mengetahui derajat yang lebih mulia setelah kenabian daripada menyebarkan ilmu ."(Tahdzibul Kamal, 16:20)

قال ابن المبارك - رحمه الله :
« لاَ أعلَمُ بعدَ النُّبُوَّةِ دَرَجَةً أَفْضَلَ مِنْ بَثِّ الْعِلْمِ » .

🌹Abdullah ibnul Mubarak berkata:

🌹"Aku tidak mengetahui derajat yang lebih mulia setelah kenabian daripada menyebarkan ilmu ."(Tahdzibul Kamal, 16:20)
https://t.me/Mahadonlinealarabiyyahlilummah

Orang sesat selalu menyandarkan pendapatnya kepada dirinya, dan membanggakannya, dan mengira pendapatnya itu murni adalah jalan yang baik, contohnya seperti fir'aun

Orang sesat selalu menyandarkan pendapatnya kepada dirinya, dan membanggakannya, dan mengira pendapatnya itu murni adalah jalan yang baik, contohnya seperti fir'aun

 قَالَ فِرْعَوْنُ مَا أُرِيكُمْ إِلَّا مَا أَرَىٰ وَمَا أَهْدِيكُمْ إِلَّا سَبِيلَ الرشاد.

"Fir'aun berkata : "Tiadalah aku perlihatkan kepada kalian kecuali apa yang telah aku lihat, dan tiadalah aku tunjukkan kalian kecuali jalan yang Rasyad." (Qs: Ghafir 29)
Ustadz musamulyadi Luqman 

Ahlussunnah adalah orang yang paling sayang kepada golongan yang menyelisihi mereka dengan cara mengingatkan manusia dari golongan tersebut. Karena sesungguhnya ahlussunnah berharap dengan peringatan tersebut, dosa penyimpangan akan terputus dari mereka.

Ahlussunnah adalah orang yang paling sayang kepada golongan yang menyelisihi mereka dengan cara mengingatkan manusia dari golongan tersebut. Karena sesungguhnya ahlussunnah berharap dengan peringatan tersebut, dosa penyimpangan akan terputus dari mereka. 

Apabila manusia diperingatkan dari kesalahan tersebut, maka mereka akan berusaha menjauhi. Namun apabila didiamkan saja, maka mereka akan mengikuti kesalahan tadi.

Syaikh Shalih Al Ushaimi hafizhahullah.
Terjemah WMB.

Lanjutan...Amalan-Amalan yang Tidak Boleh Dilakukan Oleh Orang yang Berhadats Besar✒ Ustadz Amir As-Soronji

Lanjutan...

Amalan-Amalan yang Tidak Boleh Dilakukan Oleh Orang yang Berhadats Besar

✒ Ustadz Amir As-Soronji

3. Berdiam Diri di Masjid
Orang yang berhadats besar berupa junub tidak boleh berdiam diri di masjid. Hal ini berdasarkan firman Allah:

يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ لَا تَقْرَبُوا۟ ٱلصَّلَوٰةَ وَأَنتُمْ سُكَٰرَىٰ حَتَّىٰ تَعْلَمُوا۟ مَا تَقُولُونَ وَلَا جُنُبًا إِلَّا عَابِرِى سَبِيلٍ حَتَّىٰ تَغْتَسِلُوا۟ ۚ

"Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu shalat, sedang kamu dalam keadaan mabuk, sehingga kamu mengerti apa yang kamu ucapkan, (jangan pula hampiri masjid)
sedang kamu dalam keadaan junub, kecuali sekedar berlalu saja, hingga kamu mandi." (QS. An-Nisa: 43)

Yang dibolehkan bagi orang yang junub hanyalah sekedar berlalu (lewat), misalnya ia masuk masjid hanya untuk mengambil sajadah, tongkat, sandal, dan lain-lain. Adapun masuk kemudian duduk dan berdiam diri di masjid maka tidak dibolehkan.

Ia dibolehkan berdiam diri di masjid setelah mandi sebagaimana disebutkan dalam ayat di atas, atau setelah berwudhu.

Atha bin Yasar berkata: "Aku melihat para sahabat Rasulullah duduk di masjid dalam keadaan junub setelah mereka berwudhu seperti wudhu shalat." 

Hikmah dari wudhu ini adalah meringankan junub. (Mulakhkhas Fiqih 1/27)

Adapun wanita haidh atau nifas boleh masuk masjid dan berdiam diri di dalamnya, karena tidak ada dalil shahih sharih yang melarangnya. Maka hukum asalnya adalah boleh hingga ditemukan larangan.

Ada sejumlah hadits yang menguatkan hukum asal ini (wanita haidh boleh masuk masjid), di antaranya:

Hadits riwayat Aisyah radiallahuanha: 

أَنَّ وَلِيدَةً كَانَتْ سَوْدَاءَ لِحَيٍّ مِنَ العَرَبِ فَأَعْتَقُوهَا ... فَجَاءَتْ إِلَى رَسُولِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَأَسْلَمَتْ، قَالَتْ عَائِشَةُ: فَكَانَ لَهَا خِبَاءٌ فِي المَسْجِدِ أَوْ حِفْشٌ

"Bahwa ada seorang perempuan yang berkulit hitam pernah menjadi budak sekelompok orang arab, lalu mereka memerdekakannya... Wanita itu kemudian datang kepada Rasulullah shalallahu alaihi wassallam dan masuk Islam. Aisyah berkata, 'Wanita itu memiliki tenda atau rumah kecil di dalam masjid'." (HR. Bukhari, bab naumil mar'ah fiil masjid, no. 439)

Tidak samar lagi bahwa wanita normal pasti mengalami haidh, dan tidak ada dalil yang menjelaskan bahwa Nabi shalallahu alaihi wassallam memerintahkan wanita itu untuk menjauhi masjid pada saat haidh.

Nabi shalallahu alaihi wassallam bersabda kepada Aisyah radiallahuanha yang mengalami haidh pada saat haji wada:

اِفْعَلِي مَا يَفْعَلُ الْحَاجُّ غَيْرَ أَنْ لاَ تَطُوْفِي بِالْبَيْتِ حَتَّى تَغْتَسِلِي.

“Kerjakanlah apa yang dikerjakan oleh orang yang berhaji, hanya saja engkau tidak boleh thawaf di Baitullah sampai engkau mandi (bersih dari haidhmu)." (HR. Bukhari dan Muslim)

Nabi shalallahu alaihi wassallam tidak melarang Aisyah radiallahuanha  masuk masjid dan berdiam diri di dalamnya. Beliau hanya melarangnya thawaf di kabah. Dan dalil-dalil yang lain.

Catatan:
Mayoritas ulama melarang wanita haidh atau nifas masuk ke dalam masjid dan berdiam diri di dalamnya.

▪︎Mereka berdalil dengan sabda Nabi shalallahu alaihi wassallam:

 لَا أُحِلُّ الْمَسْجِدَ لِحَائِضٍ وَلَا جُنُبٍ 

"Saya tidak menghalalkan masjid untuk wanita yang sedang haidh dan orang yang sedang junub."(HR. Abu Dawud dan Ibnu Majah)

Namun hadits ini lemah, tidak bisa dijadikan sebagai hujjah.

▪︎Mereka juga berdalil dengan firman Allah:

يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ لَا تَقْرَبُوا۟ ٱلصَّلَوٰةَ وَأَنتُمْ سُكَٰرَىٰ حَتَّىٰ تَعْلَمُوا۟ مَا تَقُولُونَ وَلَا جُنُبًا إِلَّا عَابِرِى سَبِيلٍ حَتَّىٰ تَغْتَسِلُوا۟ ۚ

"Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu shalat, sedang kamu dalam keadaan mabuk, sehingga kamu mengerti apa yang kamu ucapkan, (jangan pula hampiri masjid) sedang kamu dalam keadaan junub, kecuali sekedar berlalu saja, hingga kamu mandi." (QS. An-Nisa: 43)

Mereka mengqiyaskan wanita haidh dengan orang yang junub, karena keduanya sama-sama hadats besar dan mewajibkan mandi. Padahal ayat ini tidak menyebutkan wanita haidh. Dan qiyas (analogi) mereka ini adalah qiyas ma'al fariq (analogi yang berbeda), karena seseorang yang junub bisa kapan saja berlepas dari kondisi junub dengan mandi, berbeda dengan wanita haidh yang harus menunggu berhari-hari sampai berhenti darah haidhnya -apalagi wanita nifas yang harus menunggu beberapa pekan-.

▪︎Mereka juga berdalil dengan hadits Ummu 'Aṭiyyah Nusaibah Al-Anshariyah radiallahuanha, ia berkata: 

أَمَرَنَا ـ تَعْنِي: النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ـ أَنْ نُخْرِجَ ـ فِي العِيدَيْنِ ـ العَوَاتِقَ وَذَوَاتِ الخُدُورِ، وَأَمَرَ الحُيَّضَ أَنْ يَعْتَزِلْنَ مُصَلَّى المُسْلِمِينَ

"Nabi shalallahu alaihi wassallam memerintahkan
kami membawa keluar gadis-gadis remaja dan wanita-wanita yang dipingit di dua hari raya, dan beliau memerintahkan wanita-wanita yang sedang haid menjauhi tempat shalat kaum Muslimin." (Muttafaq alaihi)

Mereka mengatakan: "Hadits ini dijadikan dalil terlarangnya wanita haidh mendekati tempat shalat, maka mendekati masjid lebih terlarang lagi.

Padahal yang dimaksud "menjauhi tempat shalat" adalah "menjauhi shalat" sebagaimana disebutkan dalam hadits riwayat Muslim: 

فَأَمَّا الحُيَّضُ فَيَعْتَزِلْنَ الصَّلَاةَ

"Adapun wanita yang sedang haidh, maka hendaklah mereka menjauhi shalat". (HR. Muslim fii Shalatil 'Idain, no. 890, dari hadits Ummu 'Atiyyah)

Dan makna ini dikuatkan oleh riwayat Darimi: 

فَأَمَّا الْحُيَّضُ فَإِنَّهُنَّ يَعْتَزِلْنَ الصَّفَّ 

"Adapun para wanita yang sedang haid maka mereka menjauhi shaf". (HR. Darimi dalam Sunannya, no. 1650)

Kalau dikatakan maksudnya  adalah semuanya "menjauhi tempat shalat, shalat, dan shaf" maka ini pun tidak tepat karena Nabi shalallahu alaihi wassallam shalat ied di tanah lapang, dan tidak diketahui batasan mana (dari tanah lapang) yang harus dijauhi oleh wanita yang sedang haidh. 

Disamping itu, Nabi shalallahu alaihi wassallam bersabda: 

وَجُعِلَتْ لِىَ الأَرْضُ مَسْجِدًا 

"Dijadikan untukku seluruh bumi sebagai masjid." (HR. Bukhari dan Muslim)

Sebagaimana dimaklumi bahwa seluruh bumi dihalalkan bagi wanita haidh atau nifas tanpa ada perselisihan, padahal ia adalah masjid. Maka tidak boleh mengkhususkan larangan sebagian masjid (sebagian tempat) tanpa sebagian yang lain, karena seluruh bumi adalah masjid.

Jadi kesimpulannya wanita haidh atau nifas boleh masuk masjid, karena tidak ada dalil shahih sharih yang melarangnya. Maka hukum asalnya adalah boleh hingga ditemukan larangan. Apalagi ada sejumlah hadits yang menguatkan hukum asal ini (wanita haidh boleh masuk masjid), sebagaimana telah kami paparkan di atas. Wallahu 'alam

Bersambung...
____________________________

Mari subscribe, ikuti, dan sebarkan link berikut ini:

Facebook
https://m.facebook.com/UstadzAmirAsSoronji?ref=bookmarks

Youtube
https://m.youtube.com/channel/UCGQZnnJSx_xMk1ez9EpJ7jg

Instagram
https://www.instagram.com/amirassoronji/?hl=id

Silahkan disebarkan, mudah-mudahan mendapat bagian dari pahalanya. Barakallahu fiikum

Bagi yang ingin bantu dakwah kami silahkan menghubungi: 085725490089

Nasehat Ustadz Mubarak Bamualim, ‏Lc., ‏M.H.I ‎حفظه الله ‏pada temu alumni di sela-sela Kegiatan Dauroh Syar’iyyah ke-20 (Rabu, 22 ‏Syawal ‎1440 ‏H ‎/ 26 ‏Juni ‎2019)*

*Nasehat Ustadz Mubarak Bamualim, Lc., M.H.I حفظه الله pada temu alumni di sela-sela Kegiatan Dauroh Syar’iyyah ke-20 (Rabu, 22 Syawal 1440 H / 26 Juni 2019)*

1. Kami bergembira dan bersyukur, serta terus mendoakan antum sekalian agar menjadi manusia yang bermanfaat di masyarakat. Nabi shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

خَيْرُ الناسِ أَنْفَعُهُمْ لِلناسِ
“Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi orang banyak” (hadits shahih riwayat Thabrani),.
Setiap orang hendaknya berupaya untuk menjadi orang yang bermanfaat bagi umat,  dan seerang tidak akan menjadi orang yang bermanfaat bagi umat,  kecuali dengan berupaya untuk mengikis sifat ego/anani yang ada dalam dirinya. 

2. Nikmat-nikmat yang  Allah anugerahkan kepada kita, hendaklah diupayakan untuk  negeri akhirat. Nikmat Allah tidak hanya dalam bentuk materi, akan tetapi terdapat nikmat yang jauh lebih besar dari materi,  yaitu: berupa aqidah yang benar dan manhaj yang haq/benar, mengenal dan memahami hakikat as-Sunnah, teman-teman yang baik, seorang yang memiliki pengaruh, sehingga omongannya didengar dan pengaruh tsb, digunakan untuk memberi manfaat kepada kaum muslimin. Semua itu merupakan nikmat Allah yang patut disyukuri. Gunakan nikmat-nikmat tersebut untuk mendapatan dan meraih kebahagiaan di akhirat. Allah berfirman:

 وَابْتَغِ فِيمَا آتَاكَ اللَّهُ الدَّارَ الْآخِرَةَ ۖ وَلَا تَنسَ نَصِيبَكَ مِنَ الدُّنْيَا
“Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi” (QS. al-Qashash: 77)

3. Jangan mencari ketenaran dan popularitas, karena seseorang tidak terkenal di dunia, namun dia dikenal di sisi Allah, ini jauh lebih baik dan lebih mulia. Pikirkan, apa amalanmu untuk akhiratmu kelak, boleh jadi ada amalan yang kamu menganggap sepele dihadapan manusia, tetapi besar di sisi Allah. Demi Allah, seseorang tidak terkenal, namun dia mengajarkan anak-anak mengaji di desanya yg jauh dari perkotaan, orang tsb. jauh lebih mulia. 

4. “Jangan Semua aktifitas dan kegiatanmu diuangkan”, ini adalah nasehat yang sering saya sampaikan berulang kali kepada para mahasiswa. Karena materi itu akan habis dan akan ditinggalkan, kecuali yang dibelanjakan di jalan Allah. 

5. Setiap orang dari kita semua,  harus memiliki ruh dan jiwa perjuangan untuk Islam, dan di antara bentuk perjuangan Islam yang sangat mulia dan mudah dikerjakan adalah “MENGAJAR ILMU YANG BERMANFAAT".

6. Kita berada pada nikmat yang besar, yang mana orang-orang di sekeliling kita iri dan cemburu keadaan kita. Hanya saja kita tidak menyadarinya dan sebagian kita tidak mengetahuinya, yaitu nikmat berada di atas aqidah dan manhaj yang lurus, nikmat berada di atas sunnah Nabi shallallahu 'alaihi wasallam. 
Banyak orang yang Allah berikan nikmat berupa harta, namun mereka kebingungan mencari ketenangan karena mereka tidak mendapatnya dlm kehidupan ini. Kekayaan sejati, adalah kekayaan hati dan jiwa, bukan kaya harta dan materi. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

لَيْسَ الْغِنَى عَنْ كَثْرَةِ الْعَرَضِ وَلَكِنَّ الْغِنَى غِنَى النَّفْسِ
“Bukanlah kekayaan itu dari banyaknya harta, akan tetapi kekayaan itu adalah rasa cukup yang ada di dalam hati.”

7. Jangan mengeluh dan mengadu kepada manusia, karena manusia sejatinya fakir dan miskin,  tidak memiliki apa-apa. Akan tetapi mengaduhlah dan mohonlah kepada Allah, Dzat yang Maha Kaya, Yang Kuasa, Yang Maha Pemberi. 
Bangunlah di malam hari, sholatlah,  berdoa dan mohonlah kepada Allah kemudian serahkanlah dan bertawakkallah kepada-Nya.
Inilah aqidah tauhid yang diajarkan kepada kita. Tauhid dan Manhaj bukan sekedar Teori yg diceramahkan, bukan dan bukan....akan tetapi hakikat yang harus diterapkan dan praktekkan dalam kehidupan nyata kita. 

8. Sesuatu yang paling dikejar dan dibutuhkan seorang beriman adalah mendapatkan ketenangan jiwa, dan itu diperoleh hanya dengan bertauhid kepada Allah. 

9. Dalam dunia dakwah, orang-orang yang anda hadapi, tidaklah lebih buruk dari Fir’aun dan yang semisalnya, dan Ingatlah dan camkanlah, tatkala Musa diperintahkan Allah untuk menda'wai Fir’aun, maka yang pertama yang beliau mohon kepada Allah adalah: 
- kelapangan dada
- kemudahan untuk menyampaikan dakwah, lisan yang Allah mudahkan
- saudara yang membantunya dalam dakwah, yaitu Harun 
Sebagaimana firman Allah:

اذْهَبْ إِلَىٰ فِرْعَوْنَ إِنَّهُ طَغَىٰ (24) قَالَ رَبِّ اشْرَحْ لِي صَدْرِي (25) وَيَسِّرْ لِي أَمْرِي (26) وَاحْلُلْ عُقْدَةً مِّن لِّسَانِي (27) يَفْقَهُوا قَوْلِي (28) وَاجْعَل لِّي وَزِيرًا مِّنْ أَهْلِي (29) هَارُونَ أَخِي (30(
“Pergilah kepada Fir'aun; sesungguhnya ia telah melampaui batas. Berkata Musa: ‘Ya Tuhanku, lapangkanlah untukku dadaku, dan lepaskanlah kekakuan dari lidahku, supaya mereka mengerti perkataanku, Supaya mereka memahami perkataanku saat menyampaikan risalah. Dan jadikanlah untukku seorang pembantu dari keluargaku, (yaitu) Harun, saudaraku.’” (QS. Thaha: 24-30)

10.  Anda tidak bisa berdakwah sendirian, anda memerlukan dan membutuhkan saudara dan teman. Maka jangan seorang da’i merasa kurang hati di saat ada saudaranya yang membantunya dalam berdakwah. 

11. Jangan mengejar dukungan manusia dalam berda'wah , akan tetapi kejarlah dan berharaplah pertolongan Allah. 

12. Manusia dalam interaksinya dengan sesama, kebanyakan termotifasi oleh suatu kemaslahatan dan kebanyakan adalah kemaslahatan yang bersifat duniawi. Maka dari itu interaksi seseorang dengan saudaranya karena Allah, berbeda nilainya dengan yang terdorong oleh kemaslahatan dan kepentingan duniawi. 

13. Lapang dadalah jika kamu menjadi seorang da’i, karena seorang da’i akan mendapatkan banyak cobaan dan ujian. Dan ujian yang Allah berikan kepada seorang hamba sesuai dengan tingkat agama dan keimanannya. 
Namun yang juga harus diketahui bahwa terkadang Allah mengujimu karena perbuatan dan dosamu. 
Maka jadilah orang yg pandai dalam membaca dan menyadari setiap ujian dan cobaan yang mengenai dirimu.  

-Akhukum Noviyardi Amarullah
Telah dimuroja’ah oleh Ustadz Mubarak Bamualim, Lc., M.H.I
Batu, 22 Syawal 1440 H / 26 Juni 2019-

2 hal yg sangat perlu di perhatikan

Mengisahkan seorang dosen dan para dai fitnah yang menyerukan mahasiswa dan anak2 muda kaum muslimin untuk pergi ber-'jihad' di Iraq dan Suria tetapi mereka dan anak2nya tidak ada yang ikut terjun,.

#SYAIKH_FALAH_رحمه_الله

Mengisahkan seorang dosen dan para dai fitnah yang menyerukan mahasiswa dan anak2 muda kaum muslimin untuk pergi ber-'jihad' di Iraq dan Suria tetapi mereka dan anak2nya tidak ada yang ikut terjun,.
Ustadz Muhammad Alif 
https://fb.watch/6r7RS1y4mq/

Diantara hal mengagumkan adalah apa yang telah diperbuat oleh Ibundanya Rabi'ah ar Ra'yi.. å. Rabi'ah ar Ra'yi, Syaikhnya Imam Malik, seorang Tabi'in yang mulia, anak dari seorang budak yang dimerdekakan. bapaknya namanya Farrukh Maula Ali Al Munkadir. Dikatakan maula menunjukkan bahwa ia adalah budak yang dimerdekakan.

Diantara hal mengagumkan adalah apa yang telah diperbuat oleh Ibundanya Rabi'ah ar Ra'yi.. 

√•. Rabi'ah ar Ra'yi, Syaikhnya Imam Malik, seorang Tabi'in yang mulia, anak dari seorang budak yang dimerdekakan. bapaknya namanya Farrukh Maula Ali Al Munkadir. Dikatakan maula menunjukkan bahwa ia adalah budak yang dimerdekakan. 

å Bapaknya pergi berperang, meninggalkan Rabi'ah ketika masih berada di dalam kandungan, meninggalkan 30.000 Dinar untuk bekal istrinya, dan tidak kembali melainkan Rabi'ah telah tumbuh dewasa, dan Istrinya menginfaqkan semuanya untuk pendidikan anaknya.

BERTEMU SANG BAPAK

√.pernah terjadi kesalahpahaman antar bapak dan Anak ini. Dimana setelah 27 thn lamanya, Farrukh kembali pulang ke Madinah dengan menunggangi kuda dan ditangannya ada sebuah tombak. Ia pun turun dari tunggangannya, mengetuk pintu rumahnya dengan tombaknya, maka yang keluar adalah Rabi'ah (bapaknya tidak tau kalau itu adalah anaknya). 

Rabi'ah berkata, “wahai musuh Allah, apa kamu hendak menyerang rumahku? ”

Bapaknya berkata, “ tidak, wahai musuh Allah, sungguh engkau telah mengambil kehormatanku. . ”  keduanya bertengkar hingga para tetangga pun berkumpul.. 

Sampailah kabar ini kepada Imam Malik dan masyarakat. Mereka datang untuk menolong Robi'ah. Singkat cerita, ibunda Rabi'ah keluar dari dalam rumah setelah mendengar kegaduhan itu. Dan berkata 

“ ini adalah suamiku, dan ini adalah anakku yang ia tinggalkan saat aku sedang mengandungnya.. ” setelah saling mengetahui, Keduanya pun saling berpelukan dan menangis. 

Farrukh masuk ke dalam rumahnya dan berkata pada istrinya “ ini anakku? ”

“iya.. ” kata ibunda Rabi'ah. 

Farrukh berkata, “keluarkanlah harta yang kamu miliki, dan ini aku punya 40.000 dinar. ”

Istrinya berkata, “ harta itu semuanya telah aku kuburkan, aku menggunakannya setelah beberapa hari.. ”

MAJLISNYA RABI'AH

 Rabi'ah keluar menuju masjid Nabawi, duduk di majlis halaqahnya. Datanglah Malik, Hasan bin Zaid  dan orang orang besar dari kalangan ahlul Madinah. Manusia mulai mengerumuni, mengelilingi majlis Rabi'ah. Berkatalah Ibunya kepada bapaknya Rabi'ah “ keluarlah dan shalatlah di Masjid Rasulullah shallallahu'alaiwasallam.. ” ia pun keluar dan shalat. 

Setelah shalat, ia melihat sebuah majlis ilmu yang membludak. Ia mendatangi majlis itu dan berhenti disitu. Itu adalah majlis anaknya, Rabi'ah , tapi ia tidak tau.. 

Rabi'ah menolehkan kepalanya bermaksud agar bapaknya tidak melihatnya, dan di kepalanya memakai peci yang panjang. Bapaknya pun penasaran dengannya dan bertanya kepada seseorang yang hadir “ siapakah laki laki ini? ”

Maka orang orang yang hadir itu menjawab, “ ini adalah Rabi'ah bin Abdirrahman.. ”

HASIL PERJUANGAN IBUNDANYA

ia terkagum, “sungguh Allah telah meninggikan derajat anakku”

ia pun pulang ke rumah, berkata pada istrinya “sungguh aku telah melihat anakmu pada suatu keadaan yang aku tidak tidak pernah melihat seorang pun dari ahli ilmu dan Fiqh yang seperti itu”

Ibunya berkata “ maka, manakah yang lebih engkau sukai, uang 30.000 dinar ataukah kedudukan ini? ”

“la wallahi bal hadza, tidak demi Allah, bahkan ini lebih aku sukai” kata bapaknya. 

Ibunya berkata, “ sungguh aku telah menginfaqqkan harta seluruhnya untuk dirinya... ”  ( Ash Shafahat Min Shabril Ulama hal 306-307) 

~~~~~~~~~

1. Ibunya memiliki peran penting dalam pendidikan anaknya
2. Sesungguhnya ilmu dapat mengangkat budak mencapai derajat para raja
3. Wanita pun juga harus berilmu

å Zakariya Rizky Abu Zakiyyah

Berkata Imam Ibnu Taimiyyah :Berapa banyak dari orang-orang sakit yang sembuh tanpa berobat, mereka sembuh dengan doa yang mustajab atau Ruqyah Syariyah yang bermanfaat atau hati yang kuat dan Tawakal yang baik.

Berkata Imam Ibnu Taimiyyah :
Berapa banyak dari orang-orang sakit yang sembuh tanpa berobat, mereka sembuh dengan doa yang mustajab atau Ruqyah Syariyah yang bermanfaat atau hati yang kuat dan Tawakal yang baik.
https://www.facebook.com/1543694031/posts/10218656450752791/

Markiz Darul Hadits Dholi' yang dibimbing oleh Syaikh Fursan Ad-Dholi'i Hafidzahulloh.Beliau merupakan murid dari Murid nya Syaikh Muqbil Rahimahulloh dan Syaikh Sholeh Al-Utsaimi Hafidzahullah.

Markiz Darul Hadits Dholi' yang dibimbing oleh Syaikh Fursan Ad-Dholi'i Hafidzahulloh.

Beliau merupakan murid dari Murid nya Syaikh Muqbil Rahimahulloh dan Syaikh Sholeh Al-Utsaimi Hafidzahullah.

Dan beliau memiliki sanad sampai ke penulis dari seluruh kitab mutun yang ada

Sehingga bagi siapa yg ingin mendapatkan sanad sanad dari kitab tersebut sangat di rekomendasikan sekali untuk belajar di Darul Hadits Dholi'

Adapun untuk cuaca di Darul Hadits Dholi' sendiri menurut penulis sangat sangat nyaman sekali, cuaca disana sangat sejuk, dingin serta jauh dari keramaian, sehingga sangat akan sangat sesuai bagi antum yang ingin rihlah ke Negri Yaman tapi tidak kuat dengan cuaca panas (sebagaimana keumuman Darul Hadits yang ada di yaman), dengan memilih Markiz yg kadar cuaca-nya sejuk dan dingin seperti di Darul Hadits di dholi'.

Untuk Info belajar ke Negri Yaman hubungi no Wa di bawah ini:

1.Ust Abu Abdillah Kholid
+967-770-978-165

2.Abu Urwah Jalal Silitonga
+967-776-502-764

3.Ust Abu Abdirohman Mukti Ali
+967 771 742 679

Whatsapp 2:
https://chat.whatsapp.com/IITwhy5QkTb2AuxgFxKMYj

Telegram : 
https://t.me/thuwailibyaman

Siapa saja yang meremehkan Ulama maka lenyaplah (rugi) akhiratnya, dan siapa saja yang meremehkan Ulil Amri maka lenyaplah dunianya, dan siapa saja yang meremehkan kawan-kawannya maka hilanglah marwahnya

Ujian Covid-19 kita mesti ingat nasehat berikut ini

‏قال عبدالله بن المبارك :
من استخف بالعلماء ذهبت آخرته
ومن استخف بالأمراء ذهبت دنياه
ومن استخف بالأخوان ذهبت مروءته
- سير أعلام النبلاء (٤٠٥/٨) -

"Abdullah bin Al-Mubarak رحمه الله berkata ; 
Siapa saja yang meremehkan Ulama maka lenyaplah (rugi) akhiratnya, dan siapa saja yang meremehkan Ulil Amri maka lenyaplah dunianya, dan siapa saja yang meremehkan kawan-kawannya maka hilanglah marwahnya".

(Siyar A'lamunnubala' 8/405)

Ikuti Ulil Amri, Taati Wejangan Ulama.. insyallah selamat ..
Ustadz musamulyadi Luqman 

(Keutamaan Ilmu Salaf Atas Khalaf) yang ditulis oleh Al - Imam Al - Hafizh Ibnu Rajab Al - Hanbali Rahimahullahu Ta'aala

Alhamdulillah kitab telah sampai dengan baik hingga rumah. Diantara kitab ini ada yang berjudul :
فضل علم السلف على علم الخلف

Dimana Risalah ini (Keutamaan Ilmu Salaf Atas Khalaf) yang ditulis oleh Al - Imam Al - Hafizh Ibnu Rajab Al - Hanbali Rahimahullahu Ta'aala . Risalah yang agung pada pembahasannya, istimewa gaya bahasanya, disusun oleh penulisnya dengan susunan yang didapat dengan mengambil dalil dari Al - Qur' an dan Hadits - Hadits Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam. Inti dan maksud risalah ini adalah: 

"Seruan agar kembali kepada pemahaman para Salaf dalam agama, dan bahwasanya merekalah yang paling berhak untuk diikuti, karena mereka telah membuktikan keberhasilan mereka, keteguhan Aqidah mereka, dan keikhlasan di dalam ibadah mereka".

Penjelasan apa yang masuk pada orang - orang khalaf (yang menyelisihi manhaj salaf) yang berupa kotoran - kotoran yang masuk dalam ilmu, ibadah, dakwah, dan bahkan dalam amalan - amalan hati dan keikhlasan di dalam ibadah mereka.

Siapa mereka para Salaf itu? 

Allah berfirman :
وَالسَّابِقُونَ الْأَوَّلُونَ مِنَ الْمُهَاجِرِينَ وَالْأَنْصَارِ وَالَّذِينَ اتَّبَعُوهُمْ بِإِحْسَانٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمْ وَرَضُوا عَنْهُ وَأَعَدَّ لَهُمْ جَنَّاتٍ تَجْرِي تَحْتَهَا الْأَنْهَارُ خَالِدِينَ فِيهَا أَبَداً ذَلِكَ الْفَوْزُ الْعَظِيمُ}
“Orang-orang yang terdahulu lagi yang pertama-tama (masuk Islam) dari (kalangan) orang-orang muhajirin dan anshar serta orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik, Allah ridha kepada mereka dan merekapun ridha kepada-Nya, dan Allah menyediakan bagi mereka surga-surga yang mengalir sungai-sungai di dalamnya; mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Itulah kemenangan yang besar.” (Qs. At Taubah: 100)

Dan Rasulullah pernah mengatakan Dalam sebuah hadits dari ‘Abdullah bin Mas’ud Radhiyallahu 'Anhu, ia berkata: “Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : 
خَيْرُ النَّاسِ قَرْنِيْ ثُمَّ الَّذِيْنَ يَلُوْنَهُمْ، ثُمَّ الَّذِيْنَ يَلُوْنَهُمْ، ثُمَّ يَجِئُ قَوْمٌ تَسْبِقُ شَهَادَةُ أَحَدِهِمْ يَمِيْنَهُ، وَيَمِيْنُهُ شَهَادَتَهُ. 
Sebaik-baik manusia adalah pada masaku ini (yaitu masa para Sahabat), kemudian yang sesudahnya, kemudian yang sesudahnya. Setelah itu akan datang suatu kaum yang persaksian salah seorang dari mereka mendahului sumpahnya dan sumpahnya mendahului persaksiannya.’”

Imam Malik rahimahullah berkata:
 لَنْ يُصْلِحَ آخِرَ هَذِهِ اْلأُمَّةِ إِلاَّ مَا أَصْلَحَ أَوَّلَهَا.
 “Tidak akan dapat memperbaiki ummat ini melainkan dengan apa yang telah membuat baik generasi pertama ummat ini (Sahabat)” {Lihat at-Tamhiid karya Ibnu ‘Abdil Barr}

 
🖋Fauzi Abu Fasya

Apabila Engkau menginginkan agar Allah berkenan untuk mengampuni kesalahanmu, maka cobalah untuk memaafkan setiap orang yang pernah berbuat salah kepadamu.Karena Balasan Sesuai Dengan Apa Yang Kita Perbuat.

Berkata Syaikh Shalih Al Fauzan :

Apabila Engkau menginginkan agar Allah berkenan untuk mengampuni kesalahanmu, maka cobalah untuk memaafkan setiap orang yang pernah berbuat salah kepadamu.
Karena Balasan Sesuai Dengan Apa Yang Kita Perbuat.
(Syarh Kitab Kabair/106)

https://www.facebook.com/1543694031/posts/10218678391901306/

ilmu syar'i anugerah yg besar dari Allah

Kecemburuan berlebih yang menjadi penghalang kebaikan

Kecemburuan berlebih yang menjadi penghalang kebaikan

Dari Anas radhiyallahu anhu ia berkata, "Para sahabat bertanya, "Wahai Rasulallah, mengapa anda tidak menikahi wanita dari kaum Anshar?"

Rasulullah menjawab,

إِنَّ فِيهِمْ لَغَيْرَةً شَدِدَةً

"Sesungguhnya pada kaum wanita mereka terdapat kecemburuan yang benar-benar ekstrim."
(HR. An-Nasâ'i)

Syaikh Muqbil berkata, hadits shahih sesuai syarat Muslim.
Syaikh Al-Albaniy berkata, sanadnya shahih

Syaikh Utsman As-Sâlimiy berkata, "Jika kamu mengetahui bahwa wanita pada suatu kaum sangat pencemburu, maka jangan kamu nikahi mereka. Terlebih jika kamu praktisi poligami atau ada keinginan untuk berpoligami."
Ustadz abu razin taufiq 
Markiz darul hadist dzammar Yaman 

Asy'ariyyah itu termasuk firqah sesat-

-Asy'ariyyah itu termasuk firqah sesat-

'iddatu nushakhin khath-thiyyatin lil lum'atil i'tiqādi, jā-a fīhā dzikru (al-Asy'ariyyati) wa annahā min thawā-ifi ahlil bida'i, wa yaz'umu ba'dhuhum anna lafzhata (al-'Asy-ariyyati) infaradat bihā nus-khatun wāhidatun. Wa hadzal kalāmu ghairu shahīhin. Ilaika ba'dhun nushakhi jā-a fīhā dzikru (al-'Asy'ariyyati) bil idhāfati ilā math-bū'ātin qadīmatin ... unzhur majmū'al aqadī li akhīnā Khalid as-Sakran

Pada sejumlah naskah kuno tulisan tangan kitab al-Lum'ah al-I'tiqad (karya Ibn Quddamah), terdapat di dalamnya penyebutan al-Asy'ariyyah -seraya menyebutkan pula- bahwa al-Asy'ariyyah itu termasuk salah satu di antara kelompok ahli bid'ah. Akan tetapi, sebagian kalangan menduga bahwa redaksi al-Asy'ariyyah itu hanya terdapat atau hanya disebutkan di satu buah naskah kuno kitab al-Lum'ah al-I'tiqad saja secara menyendiri (sedangkan naskah-naskah kuno kitab al-Lum'ah lainnya tidak menyebutkannya). Dugaan mereka itu tidaklah benar, dan -berikut ini foto beberapa naskah kuno tulisan tangan- yang menyebutkan redaksi al-Asy'ariyyah sebagai tambahan -yang menguatkan- kitab yang telah dicetak yang membawakan redaksi tersebut ... silakan lihat kitab Majmu' al-'Aqadi karya rekan kami Khalid as-Sakran ...

(Faishal al-Muthairi -hafizhahullah) ...

Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari Akhir, janganlah ia menganggu tetangganya, dan berbuat baiklah kepada wanita. Sebab, mereka diciptakan dari tulang rusuk, dan tulang rusuk yang paling bengkok adalah bagian atasnya. Jika engkau meluruskannya, maka engkau mematahkannya dan jika engkau biarkan, maka akan tetap bengkok. Oleh karena itu, berbuat baiklah kepada wanita.”

Al-Bukhari meriwayatkan dari Abu Hurairah Radhiyallahu anhu dari Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabda:

 مَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللهِ وَالْيَوْمِ اْلآخِرِ فَلاَ يُؤْذِيْ جَارَهُ، وَاسْتَوْصُوْا بِالنِّسَاءِ خَيْرًا، فَإِنَّهُنَّ خُلِقْنَ مِنْ ضِلَعٍ، وَإِنَّ أَعْوَجَ شَيْئٍ فِي الضِّلَعِ أَعْلاَهُ، فَإِنْ ذَهَبْتَ تُقِيْمُهُ كَسَرْتَهُ، وَإِنْ تَرَكْتَهُ لَمْ يَزَلْ أَعْوَجَ، فَاسْتَوْصُوْا بِالنِّسَاءِ خَيْرًا. 

“Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari Akhir, janganlah ia menganggu tetangganya, dan berbuat baiklah kepada wanita. Sebab, mereka diciptakan dari tulang rusuk, dan tulang rusuk yang paling bengkok adalah bagian atasnya. Jika engkau meluruskannya, maka engkau mematahkannya dan jika engkau biarkan, maka akan tetap bengkok. Oleh karena itu, berbuat baiklah kepada wanita.”

Al-Bukhari meriwayatkan juga dari Abu Hurairah Radhiyallahu anhu, bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

 اَلْمَرْأَةُ كَالضِّلَعِ، إِنْ أَقَمْتَهَـا كَسَرْتَهَا، وَإِنِ اسْتَمْتَعْتَ بِهَا اسْتَمْتَعْتَ بِهَا، وَفِيْهَا عِوَجٌ.

 “Wanita itu seperti tulang rusuk; jika engkau luruskan (tegak-kan), engkau mematahkannya, dan jika engkau bersenang-senang dengannya, maka engkau dapat bersenang-senang dengannya, sedangkan di dalamnya ada kebengkokan.”

Kaidah penting dalam berinteraksi dengan istri, interaksi dalam berumah tangga, janganlah suami menuntut sempurna hak-nya dari istrinya.

Maka hendaknya suami itu punya maaf yang banyak, memaafkan istri sekaligusnya meminta maaf pada istri, yang tidak ada batasnya.

Dan hendaknya suami punya maaf double, wal ya'fu wal yasfahu

وَلْيَعْفُوا وَلْيَصْفَحُوا
wal ya'fu: maafkan secara lahiriyah tidak membalas
wal yasfahu: dan maafkan secara bathinyah, sikapi istri seperti tidak terjadi apa-apa

_________________________________________
Sebagian kaedah dari apa yang disampaikan Ustadz Dr. Aris Munandar., S.S., M.PI _hafidzhullahu ta'ala_
dalam kajian Senin Petang *Memulikan Wanita _bag. 1_* 
19 Dzulqo'dah 1442/ 28 Juni 2021

link kajian full: https://www.facebook.com/ustadzariscom/videos/413393850336914/

website: https://ustadzaris.com/
Youtube: https://youtube.com/ustadzarismunandar
Facebook: https://facebook.com/ustadzariscom
Instagram: https://instagram.com/ustadzaris
Telegram: t.me/ustadzarismunandar | t.me/audioustadzaris | t.me/ebookustadzarismunandar

Seorang hamba mungkin saja dia diuji lalu merasakan sakitnya kepedihan, karena Allah ingin membuat dia merasakan manisnya keimanan.

Terjemah bebas:

Barangsiapa yang dirinya benar-benar merasa tunduk dan lemah di hadapan Allah, maka Allah akan meridhainya.

Seorang hamba mungkin saja dia diuji lalu merasakan sakitnya kepedihan, karena Allah ingin membuat dia merasakan manisnya keimanan.

Syaikh Shalih Al Ushaimi hafizhahullah.
Terjemah: WMB.

Senin, 28 Juni 2021

TENANG MENGHADAPI SITUASI APAPUN

TENANG MENGHADAPI SITUASI APAPUN

Seorang muslim ahlussunnah wal jamaah dalam mensikapi keadaan, isu yang berkembang, yang sedang viral, selalu tenang, tidak krasa krusu, komentar sana komentar sini, serang sana serang sini, share sana share sini dan terlalu cepat mengambil kesimpulan. Tetapi semestinya dipelajari dan diteliti dengan seksama terlebih dahulu  kebenarannya. Apa manfaat dan mafsadatnya. Dan pertimbangan-pertimbangan lainnya berdasarkan landasan ilmu.

Karena agama Islam adalah agama yang tenang, penuh kasih sayang, tidak gaduh, kacau, provokasi, fitnah kesana kemari dan menyebar hoax. 

Berkata Syaikh Solih Al Fauzan hafidzohullôh :

ﺩﻳﻦ ﺍﻹﺳﻼﻡ ﺩﻳﻦ ﻫﺪﻭﺀ ﻭﺩﻳﻦ ﺭﺣﻤﺔ ، ﻻ ﻓﻮﺿﻰ ﻓﻴﻪ ﻭﻻ ﺗﺸﻮﻳﺶ ﻭﻻ ﺇﺛﺎﺭﺓ ﻓﺘﻦ ، ﻫﺬﺍ ﻫﻮ ﺩﻳﻦ ﺍﻹﺳﻼﻡ  ‏ (ﺍﻷﺟﻮﺑﺔ ﺍﻟﻤﻔﻴﺪﺓ - ﺱ 98)

“Agama Islam itu adalah agama yang tenang dan penuh kasih sayang. Tidak ada kegaduhan, kekacauan, dan provokasi fitnah padanya. Inilah agama Islam”. (Al-Ajwibatul Mufidah: 98).

Berkata Al-Imam an-Nawawi rahimahullah :

ينبغي لمن أراد النطق بكلمة أو كلام أن يتدبره في نفسه قبل نطقه، فإن ظهرت مصلحته تكلم، وإلا أمسك.

"Seharusnyalah bagi orang yang ingin mengucapkan sebuah kata atau ucapan untuk merenungkannya dalam hatinya sebelum mengucapkannya, jika nampak maslahatnya silahkan berbicara, jika tidak maka hendaklah dia menahan diri." Syarh Shahih Muslim, XVIII/328.

AFM

𝗧𝗮𝘂𝗵𝗶𝗱 𝗥𝘂𝗯𝘂𝗯𝗶𝘆𝘆𝗮𝗵 𝗮𝗱𝗮𝗹𝗮𝗵 𝗹𝗮𝗻𝗱𝗮𝘀𝗮𝗻 𝗧𝗮𝘂𝗵𝗶𝗱 𝗨𝗹𝘂𝗵𝗶𝘆𝘆𝗮𝗵.

𝗧𝗮𝘂𝗵𝗶𝗱 𝗥𝘂𝗯𝘂𝗯𝗶𝘆𝘆𝗮𝗵 𝗮𝗱𝗮𝗹𝗮𝗵 𝗹𝗮𝗻𝗱𝗮𝘀𝗮𝗻 𝗧𝗮𝘂𝗵𝗶𝗱 𝗨𝗹𝘂𝗵𝗶𝘆𝘆𝗮𝗵.

𝐓𝐢𝐝𝐚𝐤𝐥𝐚𝐡 𝐭𝐞𝐫𝐣𝐚𝐝𝐢 𝐤𝐞𝐤𝐞𝐥𝐢𝐫𝐮𝐚𝐧 𝐝𝐚𝐧 𝐩𝐞𝐧𝐲𝐢𝐦𝐩𝐚𝐧𝐠𝐚𝐧 𝐝𝐚𝐥𝐚𝐦 𝐭𝐚𝐮𝐡𝐢𝐝 𝑼𝒍𝒖𝒉𝒊𝒚𝒚𝒂𝒉 𝐦𝐞𝐥𝐚𝐢𝐧𝐤𝐚𝐧 𝐤𝐚𝐫𝐞𝐧𝐚 𝐚𝐝𝐚𝐧𝐲𝐚 𝐤𝐞𝐤𝐞𝐥𝐢𝐫𝐮𝐚𝐧 𝐝𝐚𝐧 𝐩𝐞𝐧𝐲𝐢𝐦𝐩𝐚𝐧𝐠𝐚𝐧 𝐝𝐚𝐥𝐚𝐦 𝐭𝐚𝐮𝐡𝐢𝐝 𝑹𝒖𝒃𝒖𝒃𝒊𝒚𝒚𝒂𝙝

Misalnya, banyak orang melakukan penyembelihan untuk jin di lautan atau di pegunungan yang ini merupakan kesyirikan dalam tauhid 𝑈𝑙𝑢ℎ𝑖𝑦𝑦𝑎ℎ di mana praktik itu terjadi karena keyakinan bahwa para jin tersebut memiliki kemampuan untuk mengatur laut dan gunung. Keyakinan seperti ini adalah kesalahan dalam penerapan tauhid 𝑅𝑢𝑏𝑢𝑏𝑖𝑦𝑦𝑎ℎ, karena sesungguhnya yang mengatur seluruh alam semesta hanyalah Allah semata.

[𝑺𝒚𝒂𝒓𝒂𝒉 𝑹𝒊𝒏𝒄𝒊 𝑹𝒖𝒌𝒖𝒏 𝑰𝒎𝒂𝒏 𝑱𝒊𝒍𝒊𝒅 1 𝒉𝒂𝒍 14, 𝑫𝒓. Firanda Andirja ]
Ustadz Nurhadi Nugroho 

Manusia melihatmu, dan mereka melihat amalmu dengan 2 pandangan mata. Pertama "Pandangan ridha", Kedua "Pandangan murka".

Manusia melihatmu,  dan mereka melihat amalmu dengan 2 pandangan mata.  Pertama "Pandangan ridha", Kedua "Pandangan murka".

Jika "ridha" padamu, mereka "memujimu",  jika "murka" padamu,  mereka "mencelamu". 

Maka "janganlah" berusaha "mendapatkan" pujian mereka، dan jangan "sengsara" dengan celaan mereka. 

Beramallah "ikhlas untuk Allah"...

"Sungguh beruntung" orang yang Allah memeliharanya".
Ustadz abu Hasan 

_Diam itu lebih baik_

✍🏻 _Diam itu lebih baik_

Abu Darda' -semoga Allah meridhoinya- berkata:

_"belajarlah diam sebagaimana kalian belajar berbicara_

_Sesungguhnya diam merupakan perbuatan santun yang agung_

_Dan jadilah engkau seseorang yang lebih semangat untuk mendengarkan dari pada berbicara_

_Janganlah berbicara akan seseuatu yang tidak bermanfaat bagimu serta janganlah engkau tertawa tanpa sebab"_

📚 Makarimul akhlaaq lil khoroithi (136)

********
Mari berlomba dalam kebaikan dengan berbagi dan mengikuti akun mutiara iman
📱Telegram Mutiara Iman - bit.ly/3wWUGC1
📱Instagram Mutiara Iman - bit.ly/3wLnIEj
📱Facebook Mutiara Iman - bit.ly/3cX5OXo

Dosa besar ada 2 macam:

Dosa besar ada 2 macam:

1. Dosa besar yang dilakukan anggota fisik. Seperti: zina, mencuri dan membunuh orang.

2.  Dosa besar yang dilakukan hati. Seperti: sombong dan hasad/kedengkian.

Syaikh Shalih Bin Fauzan Hafizhahullah, Syarhul Kabaair: 23
Ustadz Ali Sutan 

Syaikh Al Albaniy ‎رحمه الله ‏berkata ‎: " ‏Hendaklah kita memulai dakwah sebagaimana Rasulullah ‎صلى الله عليه وسلم ‏memulai dakwah, ‏yakni melakukan perbaikan ‎: ‏aqidah ini yang pertama kemudian yang kedua ibadah dan ketiga suluk ‎( ‏tingkah laku ‎)....

Syaikh Al Albaniy رحمه الله berkata : " Hendaklah kita memulai dakwah sebagaimana Rasulullah صلى الله عليه وسلم memulai dakwah, yakni melakukan perbaikan : aqidah ini yang pertama kemudian yang kedua ibadah dan ketiga suluk ( tingkah laku )....

....dan yang patut disayangkan masuk kedalam dakwah ini setiap muslim walaupun dia faqir terhadap ilmu...

...dan disana ada kaidah فاقد الشيء لا يعطيه yang tidak memiliki apa apa maka tidak dapat memberi..."

Abu Asma Andre

penyejuk mata

orang yg tidak waras

Wahai penuntut ilmu,⁣⁣Murojaah (pelajari lagi) ilmu yang telah engkau dapat, ulang-ulanglah, dan jadikanlah jiwamu lebih sibuk dengan pola itu ketimbang memperbanyak pelajaran tanpa mengulanginya, maka biarkan sedikit pelajaranmu dan berksikap bijaklah terhadap apa yang engkau pelajari⁣

Syaikh Sholih Al-Ushaimi⁣ :

يا طالب العلم ⁣
إعادةُ العلم المأخوذ، وتكراره، وجمعُ النفس عليه أولى من تكثير الدروس دون مراجعة؛ فقلل الدروس، وأحكِم المدروس.⁣
الشيخ #صالح_العصيمي حفظه الله⁣
Wahai penuntut ilmu,⁣
Murojaah (pelajari lagi) ilmu yang telah engkau dapat, ulang-ulanglah, dan jadikanlah jiwamu lebih sibuk dengan pola itu ketimbang memperbanyak pelajaran tanpa mengulanginya, maka biarkan sedikit pelajaranmu dan berksikap bijaklah terhadap apa yang engkau pelajari⁣

__________________⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣
⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣Info: https://berbagi.link/indonesiabertauhid⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣

nasehat untuk siapa ?

makan rumput

2 KIAT LANGGENGNYA RUMAH TANGGA

2 KIAT LANGGENGNYA RUMAH TANGGA

1. Memaafkan secara lahir (العفو)

Di antaranya dengan tidak menghukum ketika pasangan berbuat salah.

2. Memaafkan secara batin (الصفح)

Ada 2 hal terkait dengan memaafkan secara batin.

Pertama, kesalahan yg dilakukan, diabaikan, seakan-akan tidak pernah terjadi apa-apa.

Kedua, tidak mengungkit kembali kesalahan yg pernah dibuat. Karena sebagian orang, meskipun kesalahan sudah diabaikan, terkadang diceritakan kembali, dalam artian diungkit.

Contoh sikap memaafkan ini, Allah abadikan di dalam surah Yusuf ayat 92, perihal sikap Nabi Yusuf terhadap kesalahan saudara-saudaranya.

Syaikh As-Sa'di di dalam tafsirnya menyebutkan bahwa Nabi Yusuf memiliki hati yg benar-benar lapang. Tidak mencela saudaranya dengan menyebutkan dosa-dosa yg telah mereka perbuat, bahkan mendoakan ampunan dan rahmat untuk saudara-saudaranya.

Faedah kajian kitab Syarah Riyadhush Shalihin yg disampaikan oleh Ustadz Aris Munandar.
Ustadz Wiwid Hardi 

JIKA KEDUANYA BAIK...

JIKA KEDUANYA BAIK...

Berkata Imam Ibnul Mubârak dan para Salafush Shâlih lainnya –رحمهم الله–,

صنفان من الناس إذا صلحا صلح الناس، وإذا فسدا فسد الناس. قيل: من هم؟ قال: الملوك والعلماء.

"Ada dua golongan manusia yang kalau keduanya baik maka akan baiklah seluruh manusia, dan apabila keduanya rusak maka rusaklah seluruh manusia. Ditanyakan kepadanya: 'Siapakah mereka itu?'. Beliau menjawab: 'Para Raja (para penguasa) dan para 'Ulama'." [I'lâm al-Muwaqqi'în 'an Rabbi al-'Âlamîn, 1/10]

Salah satu atau keduanya merupakan Waliyyul Amr alias Ulil Amri.

Dalam salah satu riwayat dari Ibnu 'Abbas radhiyallahu 'anhuma, dan salah satu riwayat dari Jabir bin 'Abdillâh, al-Hasan al-Bashriy, Abul 'Âliyah, 'Athâ bin Abi Rabâh, adh-Dhahhâk, dan Mujahid dikatakan bahwa,

أولو الأمر هم العلماء

"Ulul Amri adalah para 'Ulama". [I'lâm al-Muwaqqi'în, 1/9]

Sementara Abu Hurairah, Ibnu 'Abbas di riwayat lain, Zaid bin Aslam, as-Suddiy, Muqâtil, dan riwayat kedua Imam Ahmad mengatakan bahwa Ulul Amri itu,

هم الأمراء

"Para pemimpin (Umara/Pemerintah)." [I'lâm al-Muwaqqi'în, 1/9]

Kita kumpulkan kedua pendapat ini maka akan didapati bahwa Ulul Amri itu adalah para 'Ulama dan Umara.

Jika keduanya ini baik, banyak memperbaiki keadaan masing-masing, banyak bertaubat pada Allah, banyak memperbaiki ummat, dan menegakkan nilai-nilai agama, maka akan baiklah manusia seluruhnya, InSyaaAllah...

Semoga bermanfaat...

Akhûkum fillâh,
✍🏻 Abu Hâzim Mochamad Teguh Azhar

HARI GINI, TIDAK PERCAYA CORONA?!Syaikh Ali bin Hasan Al-Halabi Al-Atsari rahimahullahu ketika membantah orang-orang yang meragukan/mengingkari adanya Corona (atau menganggapnya sebagai konspirasi) beliau berkata:

HARI GINI, TIDAK PERCAYA CORONA?!

Syaikh Ali bin Hasan Al-Halabi Al-Atsari rahimahullahu ketika membantah orang-orang yang meragukan/mengingkari adanya Corona (atau menganggapnya sebagai konspirasi) beliau berkata:

- Aku bukan seorang pakar kedokteran atau pakar perpolitikan dan bukan juga seorang wartawan. Akan tetapi aku tidak terlalu merasa heran jika yang mengingkari atau menyangsikan hal ini adalah orang awam.
 
- Hal ini mengingatkanku kepada kisah yang disampaikan oleh Al-Allamah Ar-Raghib Al-Ashbahani rahimahullahu di dalam kitab beliau Adz-Dzari'ah Ila Makarim Asy-Syari'ah: Diceritakan bahwa ada sebagian hakim yang mulia ketika sudah menginjak usia lanjut diperlihatkan suatu penemuan baru dalam bidang teknik. Lalu dia ditanya tentang hal tersebut, maka beliau menjawab: Aku mendapatkannya sebagai ilmu yang bermanfaat dan aku tidak mau menjadi musuh (bagi penemuan baru ini) karena kebodohanku.

-  Diantara ungkapan ilmiah yang masyhur dan universal serta sudah turun menurun adalah: Manusia adalah musuh bagi kebodohannya.

- Dan alangkah indahnya apa yang diucapkan oleh Al-'Allamah Al-Mu'allimi Al-Yamani rahimahullahu: Cukuplah bagi orang awam apa yang difatwakan oleh seorang alim dan mengambil yang lebih ada kehati-hatian sesuai kemampuannya. Jika dia mau lebih mendalaminya, maka dia harus menyiapkan bekalnya lalu menelitinya.

- Namun aku tidak ridha secara mutlak jika yang mendustakan dan menyangsikan (adanya Corona dan bahayanya) adalah seorang alim atau penuntut ilmu yang kokoh, orang yang punya wawasan atau orang yang berpendidikan.

(Diterjemahkan dari Telegram Channel Syaikh Ali Al-Halabi rahimahullahu pada tanggal 24 Agustus 2020)

Aqidah Aqidah Imam Al Asy'ari ‎(Ali bin ismail Al asyari)رحمه الله تعالى. ‏Yang justru di anggap sebagai aqidah Mujassimah oleh Asyariyyah belakangan dan Mujassimah/Tajsim ialah Kafir.

Aqidah Aqidah Imam Al Asy'ari (Ali bin ismail Al asyari)رحمه الله تعالى. Yang justru di anggap sebagai aqidah Mujassimah oleh Asyariyyah belakangan dan Mujassimah/Tajsim ialah Kafir.

Imam al Asy'ary رحمه الله تعالى mengimani dan menetapkan bagi Allah : 
1. Allah istawa di atas Arasy dgn tidak membagaimanakannya.
2. Bagi Allah wajah
3. Bagi Allah dua Tangan.
4. Bagi Allah Cahaya
5.Bagi Allah Dua mata
6. Allah datang pada Hari kiamat.
7. Turun ke langit dunia di 1/3 malam. 
(Dengan tidak membagaimanakannya).
Maqolat juz 1 hal 242 cet daruttola'i qairo.

Dan beliau berkata dalam maqolat juz 1 hal 242 & 247. 

وقالت المعتزلة بإنكار ذلك
Mu'azillah berkata dengan Mengingkari itu semua,  :
 1.Yad/tangan bermakna ni'mah.
2. 'Ain/mata bermakna Ilmu
3. Istawa bermakna Istaula.
. Dllnya..

Dan menurut asyariyyah belakangan di antaranya imam al a'midi dan Arrozi yg di anut oleh asyariyyah sekarang ini, bahwa apa di tetapkan oleh imam asyari di atas ialah aqidah tajsim, atau kalau sekarang mereka mengatakan aqidah WAHHABI. Dan sebuah kekufuran. 

#Ane_cuma nyampaikan berdasarkan Rujukan di atas.
Ustadz atori Husen 

Ustadz ijin bertanya, bgaimana hukum berqurban atas nama org yg sdah mninggal ?

Pertanyaan ? 
Bismillah 
Ustadz ijin bertanya, bgaimana hukum berqurban atas nama org yg sdah mninggal ? Barakallahu fiikum
Jawaban : 
بسم الله الرحمن الرحيم 

Para ulama berbeda pendapat tentang itu. Dalam madzhab Syafi'i rahimahullohu ta'ala *tidak bisa kurban untuk mayit jika si mayit tidak berwasiat.* Adapun jika mayit berwasiat maka bisa.

Imam Nawawi rahimahullohu ta'ala berkata dalam Minhajut Tholibin 

وَلَا تَضْحِيَةَ عَنْ الْغَيْرِ بِغَيْرِ إذْنِهِ وَلَا عَنْ مَيِّتٍ إنْ لَمْ يُوصِ بِهَا.
*Dan tidak terjadi kurban untuk orang lain tanpa izinnya, dan tidak terjadi pula untuk mayit jika si mayit tidak mewasiatkannya.*

Khotib Syirbini rahimahullohu ta'ala menyebutkan dalam Mughnil Muhtaj:

(وَلَا) تَضْحِيَةَ (عَنْ مَيِّتٍ لَمْ يُوصِ بِهَا) لِقَوْلِهِ تَعَالَى: {وَأَنْ لَيْسَ لِلإِنْسَانِ إِلا مَا سَعَى} [النجم: 39] فَإِنْ أَوْصَى بِهَا جَازَ،
*Dan tidak terjadi kurban untuk mayit yang tidak berwasiat dengannya berdasarkan firman Allah ta'ala yang artinya: "Dan tidak ada bagi manusia itu kecuali yang ia usahakan."(Annajm: 39). Jika mayit itu berwasiat dengannya maka boleh.*

Di sana ada madzhab lain yang membolehkan. Jadi kalau ada yang melakukan itu barangkali dia mengikuti madzhab yang membolehkan. 

Wallohu a'lam
Grup wa Fiqh usroh madzab Syafi'i

Mengapa kelihatannya yg banyak meninggal karena covid19 adalah orang² baik.Jawabannya: Karena orang² yg baik itu sangat berharga, makanya banyak yg merasa kehilangan.

Mengapa kelihatannya yg banyak meninggal karena covid19 adalah orang² baik.

Jawabannya: Karena orang² yg baik itu sangat berharga, makanya banyak yg merasa kehilangan. 

Sebenarnya yg meninggal dari mereka lebih sedikit, tapi yg merasa kehilangan sangat banyak sekali, sehingga memenuhi beranda dan berita .. Oleh karena itu, jadilah orang baik seperti mereka.
Ustadz Dr musyaffa ad dariny Ma 

Solusi agar buka donasi sekalian menjual dagangan sendiri dibolehkan.

Solusi agar buka donasi sekalian menjual dagangan sendiri dibolehkan.

1. Lakukan jual beli dg donatur, baik dg skema akad jual beli biasa, atau akad Salam, atau akad Istishna' .. lalu donatur mewakilkan distribusinya kpd penjual.

2. Buka saja donasi dg spek yg jelas .. dan sampaikan bahwa barang akan dibelikan dari kita.

Karena dg ini, pintu "tuhmah" telah hilang.
Ustadz musyaffa ad dariny Ma 

WAKAF UANG, diperselisihkan oleh para ulama. Mayoritas ulama mengatakan tidak sah sbg wakaf.

WAKAF UANG, diperselisihkan oleh para ulama. Mayoritas ulama mengatakan tidak sah sbg wakaf. 
Sebagian yg lain membolehkannya, dan ini yg lbh kuat, asalkan bukan utk dihabiskan, tapi diputar terus dan diambil manfaatnya, wallahu a'lam.
Masalahnya, kepada siapa kita mempercayakan pengelolaan wakaf itu, agar terjaga terus dan pahalanya lebih lama dan lebih besar?
Ustad musyaffa ad dariny Ma 

Flek yg keluar sebelum datang Haid, apakah dihukumi sebagai Haid?

Flek yg keluar sebelum datang Haid, apakah dihukumi sebagai Haid?

Ada khilaf di kalangan para ulama. 

Ada yg mengatakan itu bukan haid secara mutlak, ini pendapat terakhirnya Syeikh Al-Utsaimin -rahimahullah-.

Saya melihat yg lebih kuat adalah pendapat yg mengatakan bahwa bila flek itu bersambung dengan keluarnya darah haid, maka itu dianggap haid .. Apalagi bila dibarengi dg tanda² datangnya haid, seperti nyeri perut atau semisalnya.

Tapi bila flek itu tidak bersambung dg keluarnya darah haid, maka tidak dianggap sebagai darah haid.

Wallahu a'lam.
Ustadz Dr musyaffa ad dariny Ma 

Bedakan antara "memberi makan" anjing, dengan "memelihara" anjing.

Bedakan antara "memberi makan" anjing, dengan "memelihara" anjing.

=====

Yang pertama dibolehkan, sedang yang kedua diharamkan .. dan tidak ada pertentangan antara keduanya.

Contoh lain: Kalau kita ketemu babi di hutan, dan terlihat kelaparan, bolehkah kita memberinya makan? Tentu jawabannya boleh .. tapi bolehkah kita mengumpulkan babi dan memeliharanya di rumah? Tentu tidak dibolehkan.

Contoh lagi: Kalau kita ketemu pezina sedang meminta makan karena kelaparan, bolehkah kita memberinya? tentu dibolehkan .. tapi apa boleh kita mengumpulkan para pezina di rumah kita, kita tanggung kebutuhan makan mereka, dan mereka bebas melakukan perzinaan? Tentu tidak dibolehkan.

Oleh karena itu, bedakan antara hadits yg melarang kita memelihara anjing selain anjing penjaga dan anjing berburu, dengan hadits yg menjelaskan bahwa ada seorang pelacur yang masuk surga karena memberi makan anjing .. Ingat, pelacur yg disebutkan dalam hadits itu, tidaklah memelihara anjing yg dia beri makan.

Adapun anjingnya Ashabul Kahfi, maka bisa jadi anjing tersebut termasuk anjing yg boleh dipelihara, seperti anjing berburu, atau anjing penjaga .. atau bisa jadi di syariat mereka dibolehkan memelihara anjing secara mutlak, dan ini tentunya berbeda dengan yg ada dalam syariat kita, wallahu a'lam.

Semoga bisa dipahami dengan baik .. dan silahkan dishare, semoga bermanfaat dan Allah berkahi.
Ustadz Dr Musyaffa ad dariny Ma 

Keadaan Seorang Mukmin Di Akhir Zaman.=======Sahabat Ibnu Mas'ud -radhiallahu anhu- mengatakan:"Akan datang suatu zaman, dimana seorang mukmin (dianggap) lebih hina dari budak wanita.

Keadaan Seorang Mukmin Di Akhir Zaman.

=======

Sahabat Ibnu Mas'ud -radhiallahu anhu- mengatakan:

"Akan datang suatu zaman, dimana seorang mukmin (dianggap) lebih hina dari budak wanita.

Sebabnya tidak lain karena asingnya dia di tengah² orang² yg rusak dari para pengikut syahwat dan syubhat.

Sehingga mereka semua membencinya dan mengganggunya, karena dia menyelisihi cara hidup mereka, menyelisihi keinginan mereka, dan menyelisihi keadaan mereka". 

[Kitab: Majmu' Rosail Ibnu Rojab 2/329]

☆☆☆☆☆

Sepertinya zaman itu semakin dekat .. Jika kita ingin memperbaiki keadaan, maka teruslah berjuang utk agama Allah.

Jangan menyerah dg keadaan, Allah pasti akan memberikan hasil yg baik, jika usaha kita benar² gigih, ikhlas, dan sesuai dg tuntunannya.

Semoga Allah terus meneguhkan kita di atas Sunnah dan menutup hidup kita dg husnul khatimah, lalu mengumpulkan kita semua bersama Nabi-Nya shallallahu alaihi wasallam di Surga Firdaus-Nya, aamiin ya Rabb.
Ustadz Dr Musyaffa ad dariny Ma 

Amalan yg PALING AFDHAL di zaman ini!

Amalan yg PALING AFDHAL di zaman ini!

=====

Syeikh Muhammad Al-Utsaimin -rahimahullah- mengatakan:

"Amalan menuntut ilmu agama, di waktu kita sekarang ini, bisa jadi lebih afdhal dari pada amalan badan yg lainnya, karena manusia di saat ini, di zaman kita ini, sangat membutuhkan ilmu syar'i, disebabkan tersebarnya kejahilan, dan banyaknya orang yg bergaya alim dan mengaku sebagai ulama, padahal tidaklah ia memiliki ilmu, kecuali hanya sedikit.

Maka kita sangat membutuhkan para penuntut ilmu, yg memiliki ilmu yg mendalam dan kuat, yg dibangun di atas kitab dan sunnah, agar mereka bisa membendung kekacauan ini, yg faktanya telah menyebar di desa, negara, dan kota. Setiap orang yg sebenarnya hanya punya satu atau dua hadits dari Rasul -shallallahu alaihi wasallam- langsung berfatwa dan meremehkan masalah fatwa, seakan-akan dia syaikul Islam Ibnu Taimiyah, atau Imam Ahmad, atau Imam Syafii, atau imam yg lainnya. Dan ini mengindikasikan bahaya besar jika Allah tidak menyelamatkan umat ini dengan para ulama yang ilmu dan hujjahnya mendalam dan kuat.

Oleh karena itu, kami melihat bahwa menuntu ilmu di zaman ini merupakan amalan yg PALING AFDHAL dari amalan yg berpengaruh terhadap orang lain. dia lebih afdhal daripada sedekah, lebih afdhal daripada jihad, bahkan ia merupakan jihad yg sebenarnya, karena Allah menjadikannya sejajar dengan jihad di jalan Allah ... dalilnya adalah firman Allah ta'ala: 

وَمَا كَانَ الْمُؤْمِنُونَ لِيَنْفِرُوا كَافَّةً فَلَوْلا نَفَرَ مِنْ كُلِّ فِرْقَةٍ مِنْهُمْ طَائِفَةٌ لِيَتَفَقَّهُوا فِي الدِّينِ وَلِيُنْذِرُوا قَوْمَهُمْ إِذَا رَجَعُوا إِلَيْهِمْ لَعَلَّهُمْ يَحْذَرُونَ

"Harusnya kaum mukminin tidak pergi berjihad semuanya, tapi harusnya dari setiap kelompok dari mereka ada orang² yg belajar mendalami agama, agar bisa memberikan peringatan kepada kaumnya saat kembali kepada mereka, agar mereka ingat kembali". [Attaubah: 122] 

Maka disini Allah menjadikan amalan menuntut ilmu agama sejajar dengan jihad fi sabilillah. [Syarah Riyadhus Shalihin 2/150].

Bahkan jauh sebelum zaman kita ini, Imam Ahmad -rahimahullah- telah mengatakan: "Ilmu agama itu tidak ada tandingannya, bila niatnya benar"
Ustadz Musyaffa ad dariny Ma 
https://m.facebook.com/story.php?story_fbid=3888488121266076&id=100003147806078

Katanya: Menjaga Agama harus kita dahulukan, daripada menjaga jiwa .. Maka, saat berbaris dlm shalat ga boleh renggang!Kelihatannya logis .. Padahal sebenarnya TIDAK benar.

Katanya: Menjaga Agama harus kita dahulukan, daripada menjaga jiwa .. Maka, saat berbaris dlm shalat ga boleh renggang!

Kelihatannya logis .. Padahal sebenarnya TIDAK benar.

Krn sebenarnya merenggangkan shaff krn tuntutan keadaan; dibolehkan Agama

Jadi, ini bukan meninggalkan Agama .. Tapi menjaga jiwa dg melakukan sesuatu yg dibolehkan Agama.
Ustadz Dr musaffa ad dariny lc Ma 
https://m.facebook.com/story.php?story_fbid=4097148950399991&id=100003147806078

Namanya adalah Raja Harun Ar-Rasyid.

Namanya adalah Raja Harun Ar-Rasyid.

Siapa sih sebenarnya Harun Ar-Rasyid?
Apa betul dia Raja yang awam dan gampang dibodohi, sebagaimana yang mungkin digambarkan di dongeng-dongeng fiksi?

Nama lengkap beliau adalah Abu Ja’far Harun bin al-Mahdi Muhammad bin al-Manshur Abu Ja’far Abdullah bin Muhammad bin Ali bin Abdullah bin Abbas al-Qurasyi al-Hasyimi al-Abbasi.

Jadi, beliau adalah seorang Quraisy dan keturunan dari paman Nabi, Abbas bin Abdul Muthalib radhiyallahu ‘anhu, semoga Allah meridhoi dan merahmati mereka semuanya.

Tahukah anda?
Khalifah Harun Ar-Rasyid adalah salah satu dari Khalifah-khalifah Ahlussunah terhebat dalam sejarah Islam. Di masa beliau, kaum Muslimin begitu ditakuti oleh Kekaisaran Romawi Bizantium dan berhasil mengalahkan mereka berkali-kali dalam berbagai peperangan.

Tentu saja, sebagaimana prolog di atas..
Khalifah Harun Ar-Rasyid adalah pemimpin mulia yang banyak dikaburkan sejarahnya serta difitnah oleh orang-orang yang membenci Islam dan kaum muslimin.

Beliau sering digambarkan sebagai pemimpin yang jelek, bodoh, serta ahli maksiat. Bahkan mungkin anda pernah menemukan kisah-kisah fiksi yang melibatkan beliau sebagai pemimpin bodoh yang jadi bulan-bulanan orang gila dan dikerjai pelawak.

Padahal beliau adalah seorang Khalifah yang shalih, mujahid, cerdas, serta perhatian terhadap ilmu dan ulama. Disegani oleh lawan dan dicintai para Ulama.

Ibnu Khallikan berkata,
“Harun al-Rasyid termasuk khalifah yang paling mulia dan raya yang paling melayani. Ia berhaji, berjihad, berperang, pemberani, dan cerdas.” (Siyar A’lam Nubala, Juz: 7 al-Rasyid)

Al-Khatib al-Baghdadi, seorang Ulama besar madzhab Syafi'i, menyebutkan dalam Tarikh Baghdad,
“Sebagian sahabat Harun bercerita bahwa ia shalat setiap hari sebanyak 100 rakaat. Hal itu ia lakukan dengan istiqomah hingga wafat. Kecuali ada sebab yang menghalanginya. Ia bersedekah dengan mendermakan 1000 dirham setiap hari. Apabila ia menunaikan haji, turut serta bersamanya 100 ahli fikih (ulama) dan anak-anak mereka. Jika ia tidak berhaji, maka ia menghajikan 300 orang dengan bekal baju besi, kiswah, dan yang lainnya.” (Tarikh Baghdad Bab al-Ha-u)

Al-Manshur bin Ammar mengatakan,
“Aku tidak melihat orang yang lebih mudah menitikkan air mata saat berdzikir melebihi tiga orang: al-Fudhail bin Iyad, (Harun) al-Rasyid, dan yang lain.” (Mukhtashar Tarikh Dimasyq, Juz: 27, Hal: 19)

Demikianlah...
Al-Rasyid adalah seorang pemimpin yang cinta pada para ulama. Beliau mengagungkan dan memuliakan agama, membenci debat dan banyak bicara.

Al-Qadhi al-Fadhil dalam sebagian suratnya mengatakan,
“Aku tidak tahu ada seorang Raja yang tidak pernah beristirahat menuntut ilmu, kecuali al-Rasyid. Ia pergi bersama dua orang putranya, al-Amin dan al-Makmun, untuk mendengar al-Muwatha dibacakan oleh Imam Malik rahimahullah.” (Tarikh al-Khulafa, Juz: 1, Hal: 217)

Perhatikan baik-baik, ikhwah..
Apakah pemandangan seperti itu akrab di mata kita saat ini?

Seorang Raja datang ke majelis ilmu bersama anak-anaknya, atau rajin menuntut ilmu. Dan tidak hanya sekali saja, melainkan sampai dikenal dengan sifatnya?

Silahkan jawab sendiri di dalam hati ya..

Pernah pada tahun 187 H, Harun al-Rasyid menerima surat dari Kaisar Romawi Bizantium, Nikephoros I. Surat tersebut berisi pembatalan perjanjian damai antara Romawi dan Abbasiyah yang telah disepakati oleh Kaisar Romawi sebelumnya. 

Hari itu juga Harun al-Rasyid mengirim pasukannya menuju Romawi Bizantium sampai akhirnya al-Rasyid berhasil mengalahkan mereka. Nikephoros ketakutan. Ia kembali meminta perjanjian damai dan bersedia membayar upeti (baca juga: Tarikh ath-Thabari bab Sanah Sab’u wa Tsamanin wa Mi-ah).

Singkat kata...
Inilah gambaran kemuliaan dan kehebatan kaum muslimin di era Harun al-Rasyid rahimahullah. Mujahid, Raja, sekaligus orang shalih yang mulia.

Tidak ada kata lain yang layak diucapkan untuk beliau kecuali do'a kebaikan sebanyak-banyaknya.

Berkata Al-Fudhail bin Iyadh rahimahullah,
“Tidak seorang pun meninggal, lebih berat terasa kematiannya dibandingkan Amirul Mukminin Harun. Aku berandai-andai sekiranya Allah menambahkan umurnya dari umurku.” (at-Tafsir min Sunan Said bin Manshur, Hal: 25)

Yang terakhir...
Semoga Allah ampuni beliau dan menempatkan beliau tinggi bersama para Nabi, Shiddiqin, Syuhada dan Shalihin.

Dan semoga Allah menjaga kaum Muslimin, dan menganugerahkan pada kita pemimpin-pemimpin semisal beliau atau khalifah-khalifah shalih yang lainnya.

________________
Sumber:
https://kisahmuslim.com/5656-harun-al-rasyid-khalifah-terbaik-dinasti-abbasiyah.html
Disalin dan ditulis ulang dengan berbagai perubahan serta suntingan.

_Sebab yang menguatkan keimanan_

✍🏻 _Sebab yang menguatkan keimanan_ 

Ibnu Ustaimin -rahimahullah- berkata: 

_"Di antara sebab yang dapat menolong untuk menguatkan keimanan adalah *memperbanyak ketaatan*_ 

_Yang paling utama adalah perkara² yang wajib kemudian Nawafil (sunnah²)_ 

_Sebagaimana firman Allah pada hadits qudsi: "dan tidaklah hambaku mendekatkan diri kepadaKu yang paling aku cintai dari perkar² aku wajibkankan kepadanya, dan hambaku masih senantiasa mendekatkan dirinya kepadaKu dengan nawafil (sunnah²) hingga Aku mencintainya"_ 

📚 Fatawaa nuur ala darbi (12/16) 

**********************
Mari berlomba dalam kebaikan dengan berbagi dan mengikuti akun mutiara iman
Telegram @mutiaraimanID - bit.ly/3wWUGC1
Instagram @mutiaraiman.id - bit.ly/3wLnIEj
Facebook @mutiaraiman.id - bit.ly/3cX5OXo

Hal pertama dan utama untuk penghafal al Qur'an, penghafal ilmu dalah bahwa Ilmu itu enggan sampai diniatkan hanya untuk Allah

Hal pertama dan utama untuk penghafal al Qur'an, penghafal ilmu dalah bahwa Ilmu itu enggan sampai diniatkan hanya untuk Allah..

√•Demi Allah, aku tidak mampu mengatakan bahwa aku pergi dalam sehari mencari satu hadits dengan menginginkan mencari wajah Allah azza wa Jalla dengannya ( Hisyam ad Dustuwai) 

Imam adz Dzahabi mengomentari perkataan Hisyam, dengan mengatakan :

“ demi Allah, aku pun juga tidak bisa. Sungguh dahulu para salaf mencari ilmu dengan niat karena Allah, maka mereka pun menjadi mulia, mereka pun menjadi para Imam yang diikuti.. 

Sebagian mereka dahulu pertama kali mencari ilmu bukan karena Allah,  setelah mereka mendapatkannya, mereka pun sadar, akhirnya mereka pun mulai bermuhasabah (mengoreksi diri sendiri),  maka ilmu menuntun mereka kepada keikhlasan di tengah perjalanan mencari ilmu. 

Sebagaimana kata Mujahid dan lainnya { dahulu kamu menuntut ilmu ini sedang kami tidak memiliki niat yang besar, hingga kemudian Allah mengaruniakan kepada kami niat setelahnya. }

Sebagian diantara mereka juga berkata : { dahulu kami menuntut ilmu bukan karena Allah, maka ilmu itu enggan hingga ia diniatkan hanya untuk Allah } 

Maka ini adalah sesuatu yang baik, kemudian mereka pun menyebarkan ilmu dengan niat yang lurus. ( as Siyar 1/46) 

Para ulama besar itu tidaklah menjadi ulama melainkan disebabkan kebeningan hati mereka. 

å Zakariya Rizky Abu Zakiyyah

ENAM TIPS MENGHADAPI TAKDIR YANG TIDAK KITA SUKAI

ENAM TIPS MENGHADAPI TAKDIR YANG TIDAK KITA SUKAI

✍ Oleh Ustadz Badru Salam , Lc حفظه الله

Ibnu Qayyim berkata:

"Apabila seorang hamba ditimpa takdir yang tidak ia sukai, maka perhatikanlah enam perkara berikut ini:

Pertama: Menyaksikan keesaan Allah (Tauhid). Bahwa Allahlah yang menentukan itu semua, menghendaki dan menciptakannya. Semua yang Allah inginkan terjadi pasti terjadi. Dan jika Allah tidak berkehendak terjadi, maka tidak akan terjadi.

Kedua: Menyaksikan keadilan-Nya. Bahwa ketentuan Allah pasti berlaku dan keputusan Allah pasti adil.

Ketiga: Menyaksikan Rahmat-Nya. Bahwa Rahmat Allah mengalahkan Kemurkaan-Nya.

Keempat: Menyaksikan Hikmah-Nya. Bahwa Allah melakukan segala sesuatu karena adanya hikmah dibaliknya. Tidak mungkin sia-sia.

Kelima: Menyaksikan Pujian-Nya. Bahwa Allah terpuji dalam seluruh Perbuatan-Nya.

Keenam: Menyaksikan ubudiyah. Bahwa ia adalah seorang hamba yang berlaku padanya ketentuan pemiliknya.

(Al Fawaid hal 46-47)

___________________________________
#Repost @salamdakwah

Datang seorang lelaki kepada Hudzaifah Ibnul Yaman ‎-رضي الله عنه- ‏lalu ia berkata: “Aku khawatir menjadi seorang munafik” ‏Hudzaifah bertanya: “Apakah engkau melaksanakan Shalat tatkala sendiri? ‏Dan apakah engkau beristighfar setelah melakukan dosa? ‏Ia menjawab: “Ya” ‏Hudzaifah berkata: “Pergilah, ‏Allah tidak akan menjadikan engkau sebagai seorang munafik”

Datang seorang lelaki kepada Hudzaifah Ibnul Yaman -رضي الله عنه- lalu ia berkata: “Aku khawatir menjadi seorang munafik” Hudzaifah bertanya: “Apakah engkau melaksanakan Shalat tatkala sendiri? Dan apakah engkau beristighfar setelah melakukan dosa? Ia menjawab: “Ya” Hudzaifah berkata: “Pergilah, Allah tidak akan menjadikan engkau sebagai seorang munafik”

📚 Tarikh Dimasyq, Ibnu Asakir (61/251)
Ustadz Yami Cahyanto 

Bila engkau ingin mengetahui tampaknya kelemahlembutan Allah pada hal terdekat yang bisa disaksikan, maka lihatlah keadaan kita. Kita bermaksiat kepada Allah, tapi Dia tidak lekas menghukum kita. Allah tidak segera menurunkan hukuman.

Bila engkau ingin mengetahui tampaknya kelemahlembutan Allah pada hal terdekat yang bisa disaksikan, maka lihatlah keadaan kita. Kita bermaksiat kepada Allah, tapi Dia tidak lekas menghukum kita. Allah tidak segera menurunkan hukuman.

Ya Allah maafkanlah kami, sesungguhnya Engkau Maha Pengampun lagi Maha Penyantun.
Ustadz Wira bachrun

tonggak agama ini Husnul qashd ( bagus nya niat dan tujuan ) dan shihhatul fahm ( shahihnya pemahaman)

SENI DALAM BERSEDEKAH

SENI DALAM BERSEDEKAH

Seorang lelaki tua dengan baju lusuhnya masuk ke sebuah toko megah, dari bajunya, terlihat lelaki tua itu adalah seorang fakir.

Para pengunjung di toko tersebut yang mayoritas adalah orang-orang berada, mereka rata-rata melihat dengan pandangan aneh kepada lelaki tua tersebut, tetapi tidak dengan sang pemilik toko.

”Mau cari apa pak?” Tanya pemilik toko dengan ramah.

”Anu… Saya mau beli selimut enam helai untuk saya dan anak istri saya. Tapi…....” Jawabnya ragu."

”Tapi kenapa pak?”

“Saya hanya punya uang 100 riyal, apa cukup untuk membeli enam helai selimut..?"

"Tak perlu bagus, yang penting bisa untuk melindungi tubuh dari hawa dingin,” Ucap lelaki tua tersebut.

”Oh tentu cukup pak. saya punya selimut bagus dari Turki. harganya cuma 20 riyal saja, kalau bapak membeli lima saya kasih bonus satu helai’,’ jawab sang pemilik toko sigap.

Lega, wajah lelaki tua itu bersinar cerah. Ia menyodorkan uang 100 riyal, lalu membawa selimut yang dibelinya pulang.

Seorang teman pemilik toko yang sedari tadi melihat dan mendengar percakapan tersebut kemudian bertanya pada pemilik toko:
 
”Tidak salah...... ? 

Kau bilang selimut itu yang paling bagus dan mahal yang ada di tokomu ini, kemarin kau jual kepadaku 450 riyal."

Sekarang kau jual kepada lelaki tua itu 20 riyal?” Protesnya heran.

”Benar. Memang harga selimut itu 450 riyal, dan aku menjualnya padamu tidak kurang dan tidak lebih". 

"Tetapi kemarin aku berdagang dengan manusia sekarang aku berdagang dengan Allah,” Ucap sang pemilik toko dengan tenang.

“Demi Allah! Sesungguhnya aku tidak menginginkan uangnya sedikitpun". 

"Tapi aku ingin menjaga harga diri lelaki tua tersebut agar dia seolah tidak sedang menerima sedekah dari ku hingga bisa membuatnya malu,” sambungnya.

Menghela nafas sejenak, sambungnya kembali, “Demi Allah! Aku hanya ingin lelaki tua itu dan keluarganya terhindar dari cuaca musim dingin yang sebentar lagi datang." 

"Dan aku pun berharap Allah menghindarkanku dan keluargaku dari panasnya api neraka.”

*"Sungguh, diperlukan seni dan trik dalam beramal dan bersedekah agar membuat orang lain tidak merasa malu atau rendah."*

🗳️ Tanya Jawab Seputar Madinah
Bit.ly/TanyaUIM

Syeikh Ibnu Utsaimin mengatakan:"Apabila akhlak telah rusak, maka rusak pula aqidah. Dan bila aqidah telah rusak maka hilanglah ketergantungan kaum muslimin kepada Robb mereka, dan saat itulah mereka menjadi umat yang paling lemah".

Alam pun memberi keindahan

BILA AKHLAK TELAH RUSAK

Syeikh Ibnu Utsaimin mengatakan:

"Apabila akhlak telah rusak,  maka rusak pula aqidah.  Dan bila aqidah telah rusak maka hilanglah ketergantungan kaum muslimin kepada Robb mereka,  dan saat itulah mereka menjadi umat yang paling lemah".

(Tafsir Surat Ash Shofat hlm.  39)
Ustadz Iskandar

Minggu, 27 Juni 2021

YANG BODOH DAN SESAT ITU SIAPA?

YANG BODOH DAN SESAT ITU SIAPA? 

Salafi itu adalah orang yang mengikuti manhajnya para sahabat dan para tabi'in. Mereka senantiasa meniru sahabat dan tabiin dengan baik. Memahami dalil alquran dan assunnah sesuai dengan pemahaman mereka. Mengamalkan islam sesuai dengan yang mereka amalkan. 

Berkata Asy-Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin rahimahullah :

"كل مَن كان على منهاج الصحابة والتابعين وتابعيهم بإحسان ؛ فهو سَلَفي ، وإنْ كان في عصرنا هذا" .  نور على الدرب (٣٥/١)

"Setiap orang yang di atas manhaj para sahabat dan para tabi'in dan mengikuti mereka dengan baik, maka dia adalah SALAFY, walaupun dia berada di zaman kita ini."  (Fatawa Nurur A'la Darb (1/35)). 

Bapak MIR berfatwa, haram sekolah di pondok-pondok salafi, karena menurut beliau, anak - anak bisa jadi bodoh dan sesat. 

Nah, pertanyaannya siapa sebenarnya yang bodoh dan sesat? 

Yang bodoh dan sesat, adalah yang tidak meniru dan mengikuti para sahabat dan tabi'in. Yang bodoh dan sesat adalah orang yang cara beragamanya, mengikuti akal dan hawa nafsunya. 

Berkata Syekhul Islam Ibnu Taimiyyah rahimahullah : 

مشابهة الصحابة والتابعين تزيد العقل والدين والخلق.

Meniru sahabat dan tabi'in,  akal bertambah (cerdas) agama bertambah (faham) dan akhlak akan bertambah (baik). (Iqtidhou Ash Shirotil Mustaqim 1:527).

Berkata al-Imam Ibnul Qayyim rahimahullah:

أصل كل فتنة إنما هو من تقديم الرأي على الشرع والهوى على العقل " .  إغاثة اللهفان (2/165)

Pangkal dari segala fitnah adalah mendahulukan pemikiran daripada syariat dan mendahulukan hawa nafsu daripada akal." (Ighatsatul Lahafan (2/165)) .

Berkata Al 'Allaamah Asy Syatibi rahimahullah:
 
العقل إذا لم يكن متبعا للشرع، لم يبق له إلا الهوى والشهوة،وأنت تعلم ما في اتباع الهوى وأنه ضلال مبين. الإعتصام ٦٧/١

"Akal itu, apabila  tidak mengikuti syariat maka tidak ada tersisa baginya melainkan hawa dan syahwat". Dan tidaklah engkau mengetahui siapa yg mengikuti hawa nafsu, maka sesungguhnya kesesatan yg nyata. (Al I'tishoom: 1/67). 

AFM

BAGAIMANA CARANYA MERAIH KEBERKAHAN WAKTU ?

BAGAIMANA CARANYA MERAIH KEBERKAHAN WAKTU ? 

Keberkahan  waktu akan dapat kita raih tatkala kita mampu melakukan banyak amal kebaikan dalam waktu yg singkat, sehingga hari2 yg kamu lewati selalu diisi dgn  shalat, berzikir, berusaha utk selalu bersedekah, menuntul ilmu, membaca Al Qur'an, menyambung tali silaturrahim, dan segala macam jenis amal ketaatan kamu kerjakan dalam waktu yg singkat tapi banyak amal kebaikan yg kamu kerjakan  Itulah berkahnya waktu .. .( Faedah dr Syarah Al Bidayah fi ilmir raqo'iq Fadhilatus Syeikh Wahid Abdussalam Bali )
Ustadz Sulaiman abu Syaikha

𝗣𝗘𝗡𝗚𝗨𝗔𝗧 - 𝗣𝗘𝗡𝗚𝗨𝗔𝗧 𝗗𝗔𝗟𝗜𝗟 𝗔𝗗𝗔𝗡𝗬𝗔 𝗧𝗨𝗛𝗔𝗡

𝗣𝗘𝗡𝗚𝗨𝗔𝗧 - 𝗣𝗘𝗡𝗚𝗨𝗔𝗧 𝗗𝗔𝗟𝗜𝗟 𝗔𝗗𝗔𝗡𝗬𝗔 𝗧𝗨𝗛𝗔𝗡

𝗣𝗲𝗿𝘁𝗮𝗺𝗮 : adanya perubahan-perubahan dan tahapan-tahapan yang dialami oleh manusia di luar kekuasaannya, yang dia tidak bisa mengatur tahapan-tahapan tersebut, itu menunjukkan bahwa ada yang Maha Mengatur perubahan-perubahan tersebut.
Seseorang melihat dirinya dari tahapan bayi, lalu remaja, lalu dewasa, lalu tua dan ia tidak bisa berbuat apa-apa untuk mencegah perubahan-perubahan tersebut.

[𝐒𝐞𝐥𝐞𝐧𝐠𝐤𝐚𝐩𝐧𝐲𝐚 𝐛𝐚𝐜𝐚 𝐒𝐲𝐚𝐫𝐚𝐡 𝐑𝐢𝐧𝐜𝐢 𝐑𝐮𝐤𝐮𝐧 𝐈𝐦𝐚𝐧, 𝐃𝐫. 𝐅𝐢𝐫𝐚𝐧𝐝𝐚. 𝐇𝐚𝐥. 59 - 𝐒𝐞𝐥𝐞𝐬𝐚𝐢]
Ustadz Nurhadi nugroho

URUTAN DAKWAH TAUHID KEPADA AWAM

URUTAN DAKWAH TAUHID KEPADA AWAM

Asy-Syaikh Shalih bin 'Abdil 'Azîz âlusy-Syaikh -hafidzohullah- menjelaskan

Hendaknya kita memulai dengan sesuatu yang jelas dahulu jangan yang rumit - rumit, yaitu :

1. Menjelaskan keadaan musyrikin arab dahulu yang mengakui tauhid rububiyyah

2. Musyrikin arab dahulu menganggap kalau berhala mereka tidak dapat mengatur segala urusan

3. Musyrikin arab hanya menginginkan supaya lebih dekat kepada Allah dan mendapat syafa'at [dari sesembahan mereka], sesuai yang diterangkan dalam nash Al-Qur'an

=> Tapi kalau kamu memulai dengan makna ibadah, takfîr tentu mereka akan mendebatmu dan seterusnya

=> Kalau kita mulai dengan yang sulit dan kita tidak mampu menjelaskan dengan baik atau mad'u belum bisa memahami, maka akan menambah syubhat di atas syubhat dan kerancuan di atas kerancuan
______
Renungan dari Syarah Kasyfus-syubhat Syaikh Sholih Alu-Syaikh
Ustadz Nurhadi nugroho

BERUNTUNGLAH ORANG YANG DIBERIKAN PETUNJUK OLEH ALLAH

🖇 *BERUNTUNGLAH ORANG YANG DIBERIKAN PETUNJUK OLEH ALLAH* 

🎙 ```Syaikhul islam ibnu Taimiyyah rahimahullah berkata :``` 

_"Sesungguhnya seorang kadang mengetahui kebenaran di pihak lain, sekalipun demikian, dia mengingkarinya karena dengki padanya, atau merasa lebih tinggi darinya, atau hawa nafsu yang membuatnya melampaui batas atasnya, lalu dia pun menolak apa yang dikatakan (berupa kebenaran) dengan segala cara, dalam keadaan dia yakin bahwa kebenaran ada pada pihak lain."_

📚 Majmu' Fatawa 7/191
==================
Sumber :

📲 Kampung Fuyusy Ikhwan ٦
https://chat.whatsapp.com/DTbJiLUmGdtLXDFKc75RyD

📲 Kampung Fuyusy Akhwat ٣
https://chat.whatsapp.com/HcRv6hZG5th3WgWCZIayg6

📲 Facebook
facebook.com/KampungFuyusy

📲 Instagram
instagram.com/kampungfuyusy

```Semoga bermanfaat dan silahkan dibagikan dengan tanpa merubah isi teks dan tetap menyertakan sumber.```


Kampung Fuyusy - Yaman

SESEORANG AKAN MULIA KARENA MEMULIAKAN AGAMA ALLAH

🔰🔝 SESEORANG AKAN MULIA KARENA MEMULIAKAN AGAMA ALLAH

Al-Imam Ibnu Qayyim al-Jauziyyah rahimahullah berkata,

ومن تأمل أحوال أئمة الإسلام كأئمة الحديث والفقه كيف هم تحت التراب وهم في العالمين كأنهم أحياء بينهم لم يفقدوا منهم إلا صورهم، وإلا فذكرهم وحديثهم والثناء عليهم غير منقطع، وهذه هي الحياة حقا حتى عد ذلك حياة ثانية.

“Siapa saja yang memperhatikan keadaan para ulama Islam seperti para ulama ahli hadits dan fiqih, bagaimana mereka telah terkubur di bawah tanah, namun seakan-akan mereka masih hidup di tengah manusia. Manusia pun tidak kehilangan dari mereka selain rupa mereka saja.

Penyebutan nama mereka, nasihat mereka, dan pujian terhadap mereka tidak pernah berhenti. Inilah kehidupan yang sebenarnya, bahkan hal itu dianggap sebagai kehidupan yang kedua.”

📚 Miftah Daaris Sa'adah hal.139

•┈┈┈┈•✿❁✿•┈┈┈┈• 
📲 Silsilah Manhaj Salaf: https://t.me/silsilahmanhajsalaf