Kamis, 21 September 2023

Pernahkah engkau bertanya-tanya dalam hati, kenapa ada orang yang menjaga shalat lima waktu bahkan tahajjud dan ibadah lainnya tetapi masih menampakkan aurat tidak mengenakan hijab di luar rumah?

Pernahkah engkau bertanya-tanya dalam hati, kenapa ada orang yang menjaga shalat lima waktu bahkan tahajjud dan ibadah lainnya tetapi masih menampakkan aurat tidak mengenakan hijab di luar rumah?

Orang yang konsisten melaksanakan shalat lima waktu dan diiringi pula dengan shalat malam namun tidak menutup auratnya dalam aktifitas sehari-hari di luar rumah disebabkan ibadah yang ia tunaikan itu tidak dibarengi dengan ibadah mulia lainnya yaitu menuntut ilmu agama dengan cara duduk di pengajian atau majelis ilmu. Begitu lah realitanya.

Di majelis ilmu, ia akan mendapat keberkahan dan mendapati banyak hal tentang agamanya berupa pembahasan aqidah, tauhid, fiqh, dan hal-hal lainnya yang merupakan adab seorang muslim baik adab terhadap Allah dan Rasul-Nya dalam kehidupan. 

Mereka pula akan mendapati pemaparan ahli ilmu secara mendetail tentang wajibnya berhijab serta keharaman membuka aurat.

Penjelasan lebih rinci dan lebih utuh tentang dosa-dosa dan penjabarannya akan ia dapati dengan komprehensif sehingga seiring perjalanan waktu -di atas keistiqamahannya duduk di majelis ilmu syar'i- tingkat sensitivitasnya terhadap dosa akan semakin mengarahkannya untuk menjauhi dosa-dosa.  Itu semua dan pemaparannya tsb tidak akan didapati kecuali setelah rutin duduk dalam halaqah ilmu. 

Kita akan mendapati bhw para muslimah yang konsisten berhijab syar’i dan jauh dari tabarruj sama sekali tidak akan mudah melepaskan, menanggalkan dan menampakkan auratnya (baik rambut, leher, lengan, betis, atau bagian aurat lain yang lebih vulgar) setelah mengkonsistenkan diri bermajelis ilmu agama. Tak lain karena ilmu syar'i akan menstimulus jiwa dan anggota badan dalam merealisasikan tuntutan keimanan.

Karena itu, kata para ulama, al-‘ilmu (pengetahuan dan pemahaman seseorang) terhadap sebuah dosa adalah salah satu faktor pendorong baginya untuk bertaubat dan meninggalkan dosa. Tidak mungkin bagi seseorang meninggalkan dosa lalu bertaubat sebelum ia mengilmui, memahami, dan mempelajari tentang dosa tersebut.
_____
Tak hanya cukup beribadah saja, duduk bersimpuh di majelis ilmu juga faktor penguat untuk merengkuh dan menjaga keimanan di akhir zaman. Sebab semakin menjauh seseorang dari majelis ilmu, semakin luntur pula sensitivitasnya terhadap dosa hingga akhirnya mudah tergoda dan terjebak dalam lumpur maksiat dan keharaman.

Yani Fahriansyah --2016--