Ada tiga istilah:
1. Tabligh (menyampaikan), ktk seseorang mendapat faidah ilmu, ia sampaikan (share) kpd org lain, terutama kpd org terdekatnya.
Hal ini termasuk dlm hadits: "Sampaikan dariku walaupun satu ayat".
2. Ta`lim, mengajarkan kpd org lain apa yg blm dimiliki org lain tsbt. Spt mengajari anak-anak Iqro. Syarat mjd muallim tentu sdh lebih mahir daripada muridnya.
Dua istilah diatas lbh cenderung masuk dlm ranah privasi dan akan aman jika dilakukan scr privat, face to face, antar teman, antar keluarga, dst...
3. Tadris, mengajarkan disiplin ilmu dan mjd rujukan ilmu. Hal ini tdk boleh dilakukan kecuali oleh org yg sdh mapan scr keilmuan. Yg dibahas bkn hal-hal umum saja yg sdh biasa diketahui oleh kebanyakan kaum muslimin, namun sdh spesifik dlm disiplin ilmu. Spt Ulumul qur`an, Tafsir, Ulumul Hadits, Fiqih, Ushul Fiqih, Qawaid Fiqhiyyah, Bhs Arab, dst...
Diantara fitnah besar zaman media sosial saat ini adalah dgn banyaknya org yg membebani diri mereka sendiri dgn ingin tampil sebelum waktunya. Akhirnya terjadi banyak huru-hara, keributan dan carut-marut dlm dakwah.
Padahal, seorang ahli ilmu saja terkadang tidak mumpuni dlm disiplin ilmu tertentu dan lebih konsen pd beberapa bidang saja. Bagaimana pula dgn yg baru mencicipi sedikit dr ilmu yg baru sedikit ia dapatkan jg? Mencicipi sedikit dr yg sedikit. Bukankah lbh baik baginya untuk terus belajar dan belajar terlebih dahulu?
Duhai seandainya setiap org memahami kapasitas dirinya sendiri dan mau rendah hati...
[Abu Zayan]
Ustadz agung budiardi