Beberapa hari yang lalu saya melakukan perjalanan ke Kota Bilbis, Provinsi Asy Syarqiyah dan kemarin saya juga melakukan perjalanan kesana, kota tersebut terletak sekitar satu jam perjalanan dengan mikrobus atau dua jam dengan kereta api, saya pribadi lebih senang mengunjungi tempat wisata atau tempat bersejarah yang banyak orang tidak mengetahuinya seperti Kota Bilbis.
Kota Bilbis adalah sebuah kota kecil tetapi memiliki sejarah yang mungkin banyak orang termasuk penduduk aslinya tidak tahu, saya juga baru mengetahui tentang sejarah kota ini ketika pertama kali saya mengunjungi Provinsi Asy Syarqiyah pada tahun 2022 karena ada kawan saya asal Amerika yang menikah dengan orang Mesir yang berasal dari Provinsi Asy Syarqiyah, tepatnya di Kota Al Qurein (Sekitar satu jam setengah dari Kairo) dan juga termasuk kota bersejarah juga meskipun saya belum mengetahui tentang sejarah kota tersebut dan sedang mencari tahu, dan kebanyakan kawan saya yang berasal dari Mesir dan guru saya berasal dari Provinsi Asy Syarqiyah.
Sekilas tentang Kota Bilbis, kota ini dianggap sebagai kota peradaban karena pernah menjadi kota penting sejak zaman Mesir kuno sampai Islam masuk ke Mesir. Dikatakan bahwasanya Sayyidah Hajar, istri Nabi Ibrahim Alaihissalam berasal dari Kota Bilbis dan Nabi Ibrahim pernah singgah di kota ini sebagaimana disebutkan oleh Yaqut Al Hamawi (Wafat tahun 626 H / 1229 M).
Disebutkan juga oleh Ibnu Katsir Ad Dimasyqi (Wafat tahun 774 H / 1373 M) dalam Al Bidayah wa Nihayah dan Al Maqrizi (Wafat tahun 845 H / 1442 M) dalam Al Khutat bahwasanya Nabi Yusuf Alaihissalam memerintah dari Kota Bilbis setelah dibuang ke sumur oleh kakak-kakaknya dan bertemu dengan ayahnya Nabi Ya'qub Alaihissalam di Kota Bilbis juga.
Kota Bilbis juga menjadi pintu masuk bagi pasukan Islam ketika akan menaklukan Mesir karena Sayyidina Amru Bin Ash Radhiyallahu Anhuma masuk ke Mesir melalui Kota Al Arisy yang sekarang terletak di Provinsi Sinai Utara dan dekat dengan perbatasan P4l3st1n4 kemudian melewati Kota Al Firma (Sekitar 30 km dari Kota Port Said), ketika tiba pasukan Islam membangun masjid dan masjid tersebut pada awalnya bernama Masjid Asy Syuhada kemudian berganti nama menjadi Masjid Al Ma'mun karena Khalifah Abbasiyah Al Ma'mun pernah datang datang ke Mesir dan tinggal selama 40 hari di sana untuk menstabilkan negeri itu dari pembangkangan sipil akibat kesemenaan gubernurnya, Isa bin Manshur.
Kemudian berubah nama menjadi Masjid Sadat Quraisy, masjid tersebut dianggap sebagai masjid pertama dan tertua di Afrika yang dibangun pada tahun 18 H untuk mengenang para syuhada yang gugur dalam pembebasan Kota Bilbis dari cengkeraman Romawi, para syuhada terdiri dari 40 sahabat dan 210 tabi'in. Untuk lebih jelasnya silahkan baca buku yang berjudul "Masajid Misr wa Auliya'uha Shalihun" karya Prof. Dr. Su'ad Maher (Sejarawan dan guru besar sejarah Universitas Kairo).
Kota Bilbis dahulu menjadi tempat singgah bagi musafir yang melakukan perjalanan ke Mekkah untuk melaksanakan ibadah haji dan umrah, kemudian kota ini menjadi saksi terjadinya invasi pasukan Salib ke Mesir.
Itulah sekilas tentang sejarah Kota Bilbis yang saya kunjungi beberapa hari yang lalu yang saya dapatkan dari beberapa sumber, untuk mengetahui nama-nama kota yang di Mesir bisa baca Mu'jamul Buldan karya Yaqut Al Hamawi (Wafat tahun 626 H), At Tuhfatus Saniyyah Bi Asma'il Biladil Mishriyyah karya Ibnu Ji'an (Wafat tahun 885 H), Al Qamus Al Jughrafi Li Biladil Mishriyyah karya Muhammad Utsman Ramzi Bik (1871 - 1945).
Keuntungan dari tinggal dan mengunjungi kota lain selain Kairo bagi saya adalah:
1) Mendapatkan pengalaman baru, terlebih bagi yang suka travelling.
2) Biaya hidup di luar Kairo lebih murah dibandingkan dengan biaya hidup di Kairo, sebagian senior saya yang pernah merasakan tinggal di luar Kairo mengatakan bahwasanya barang-barang dan sewa rumah di luar Kairo lebih murah, saya sendiri memiliki keinginan tinggal di luar Kairo tetapi sejak 2016 mahasiswa asing yang belajar di Al Azhar tidak diperbolehkan belajar di kampus cabang daerah.
Perlu diketahui bahwasanya Universitas Al Azhar juga mempunyai cabang di kota-kota lain seperti di Alexandria, Tafahna Al Asyraf (Provinsi Ad Daqhaliya), Kota Zagazig (Ibukota Provinsi Asy Syarqiyah), Kota Port Said, Kota Tanta dll. Tetapi sebagian kawan saya yang berasal dari Mesir dan sebagian dosen atau masyaikh tetap memilih tinggal di luar Kairo dan melakukan perjalanan berjam-jam setiap hari untuk belajar atau mengajar di Kairo.
3) Penduduk di luar Kairo lebih ramah dan lebih sopan dibandingkan penduduk Kairo, ketika kami sampai di Kota Bilbis, kami disambut seperti teman dekat yang sudah lama berpisah dan mengenal sejak puluhan tahun, bahkan sebagian penduduk merasa aneh dengan kedatangan kami karena belum pernah melihat orang asing datang atau jarang.
Itulah beberapa keuntungan dari tinggal di kota kecil menurut saya.
Ustadz naufal