Jumat, 06 Mei 2022

Bila imam menganggap suatu perkara itu mustahab, akan tetapi para makmum tidak menganggapnya mustahab maka meninggalkan perkara itu demi persatuan itu lebih baik" (Majmu' Fatawa 22/268)

Di antara pendapat yang dipilih oleh Taqiyuddin Ibnu Taimiyyah rahimahullah yang diselisihi oleh para dai yang mengaku sebagai pengikut beliau:

"Bila imam menganggap suatu perkara itu mustahab, akan tetapi para makmum tidak menganggapnya mustahab maka meninggalkan perkara itu demi persatuan itu lebih baik" (Majmu' Fatawa 22/268)

"Bila seorang imam memandang bahwa yang lebih afdhal adalah mensirrkan bacaan basmalah atau menjaharkannya, sedangkan para makmum memandang hal yang sebaliknya maka hendaknya dia mengerjakan sesuatu yang mungkin dia anggap kurang afdhal untuk meraih kemaslahatan persatuan.  Ini tentunya harus diprioritaskan daripada kemashlahatan dari keutamaan amalan tadi. (Jika dia mengerjakan sesuatu yang kurang afdal menurut pendapatnya demi meraih persatuan -ed) maka yang demikian adalah perbuatan yang diperbolehkan dan baik." (Majmu' Fatawa 24/196)

Diterjemahkan dari status Syaikh د. لبيب نجيب  hafizhahullah.

#Bagi_siapa_yang_menyelisihi_madzhab_mayoritas_suatunegeri
Ustadz wira bachrun