Minggu, 22 Mei 2022

Hukum² fiqih yang berkaitan dengan puasa 6 hari bulan syawwal karya Syaikh Prof. Dr. Ahmad bin hamad al-hajiri hafidhahullah ( Ketua jurusan studi fiqih perbandingan mazhab dan sekaligus dosenbdi universitas kuwait )

Assalamualaikum. 

Setelah menyelesaikan pembahasan kitab :

  الأحكام الفقية المتعلقة بصيام الستة من شوال 

Hukum² fiqih yang berkaitan dengan puasa 6 hari bulan syawwal karya Syaikh Prof. Dr. Ahmad bin hamad al-hajiri hafidhahullah ( Ketua jurusan studi fiqih perbandingan mazhab dan sekaligus dosenbdi universitas kuwait ) 

Dapat disimpulkan menjadi 10 poin ringkas

1. Disunnahkan puasa 6 hari di bulan syawal berdasarkan hadist² yang menyebutkan tentang keutamaan²nya.

2. Hukum puasa 6 hari dibulan syawal meliputi 4 sub pembahasan :

A. Puasa syawal hubunganya dengan puasa ramadhan seperti Sunah² rawatib shalat 5 waktu yang berfungsi untuk menyempurnakan hal2 yang kurang dan cacat dalam ibadah yang fardhu 

B. Melanjutkan puasa syawwal setelah puasa ramadhan merupakan salah satu tanda diterimanya puasa ramadhan

C. Puasa syawal termasuk bentuk implementasi syukur kepada Allah azza wajalla atas segala nikmat taufiq dengan disempurnakannya puasa ramadhan hamba dan diberikanya taufiq berupa pahala yang sempurna bagi orang² yang berpuasa pada hari raya idul Fithri

D. Puasa syawal adalah bukti penghambaan seorang hamba terhadap Allah azza wajalla selama hamba tersebut masih hidup

3. Tidak wajib menetapkan niat dimalam hari dalam puasa nafilah bahkan bolehnya menetapkan niat puasa disiang hari.

4. Sah niat puasa nafilah di siang hari baik sebelum zawal atau setelahnya

5. Barang siapa niat puasa nafilah di siang hari tetap mendapatkan pahala di saat dia mulai menetapkan niat puasa tersebut

6.Barang siapa menetapkan niat pada malam harinya untuk puasa muqoyyad ( Puasa yang terikat waktu dan tempat ) seperti syawal, arafah, asyura dan semisalnya maka lebih sempurna dan lebih berhati² serta keluar dari perselisihan meskipun tatap sah jika niat dilakukan di siang hari dari salah satu pendapat yg kuat seperti mazhab hanafiyyah, syafi'iyyah dan hanabilah.

7. Boleh Puasa nafilah sebelum menyelesaikan puasa qadha ramadhan namun menjadi makruh jika puasa nafilah yang dilakukan tidak akan luput dan memungkinkan untuk memproleh dan mendapatkanya seperti melakukan puasa mutlaq namun jika sebaliknya maka tidak makruh yaitu puasa nafilah yang jika segera mengamalkanya akan terluputkan serta tidak mungkin untuk mencapainya seperti puasa muqoyyad maka boleh berpuasa sebelum menyelesaikan puasa qodho ramadan dan tidak dimakruhkan

8. Tidak disyaratkan menyelesaikan qadha puasa ramadhan untuk mendapatkan pahala puasa 6 hari bulan syawal namun akan lebih afadhol dan sempurna memulai dengan qodha ramadhan terlebih dahulu jika memungkinkan.

9. Disunnahkan puasa 6 hari bulan Syawal berturut² atau kontinyu setelah idhul fitri hari pertama selesai *namun dikecualikan* selama tidak memberatkan orang yang berpuasa dan tidak kehilangan moment maslahat yang besar seperti berkumpul dengan keluarga², mengembirakan kedua orang tua ,  menyenangkan anak² dan semisalnya.

10. Fadilah puasa 6 hari bulan syawal tidak akan diproleh jika dilakukan diluar bulan syawal *kecuali* siapa saja yang memilki udzur syar'i lalu mengakhirkan puasa syawwal diluar bulan syawal seperti orang yang sakit, haid, nifas , dan semisalnya dari udzur syar'i lainya kemudian dia menqadha puasa syawal maka dia mendapatkan keutamaan dan pahal puasa 6 hari dibulan syawal dengan izin Allah azza wajalla.

Mudah-mudahan bermanfaat bagi kaum muslimin untuk mengamalkanya, terlebih² jika waktu bulan syawal masih bersama kita hingga saat ini.

Abu nasyhita ridwan
senin 23 mei 2020 pontianak