Senin, 30 Mei 2022

MEMAKNAI KETEGASAN ORANG TUA

MEMAKNAI KETEGASAN ORANG TUA

Dibalik keshalihan 'Umar bin 'Abdul 'Aziiz ada ketegasan orang tuanya, yaitu khalifah 'Abdul 'Aziiz bin Marwan. 

Sang Khalifah menitipkan anaknya ('Umar kecil) kepada seorang ulama ahli hadits yaitu Shalih bin Kaisan untuk belajar agama. Bukan hanya sekedar menitipkan, namun juga sering menanyakan bagaimana keadaan agama sang anak, apakah bagus ataukah tidak, termasuk urusan ibadahnya. Ini menunjukkan perhatian besar sang ayah kepada agama anaknya selama sang anak 'nyantri' kepada Ulama. 

Pernah suatu ketika bertanya ke Shalih bin Kaysan tentang ibadahnya 'Umar bin 'Abdul 'Aziiz kecil, maka Shalih melaporkan bahwa 'Umar sering terlambat shalat berjama'ah karena MENYISIR RAMBUTNYA YANG IKAL. 

Mendengar penjelasan guru sang anak di surat demikian, maka Sang Ayah mengirimkan utusan UNTUK MENGGUNDUL 'UMAR BIN 'ABDUL 'AZIZ sehingga tak terlambat shalat berjama'ah lagi. Ini bentuk ketegasan seorang Bapak kepada anaknya agar memperhatikan urusan ibadahnya. 

Bagaimana hasil pola pendidikan Sang Khalifah yang tetap mendidik, membina, mengarahkan, bahkan menghukum anaknya itu sekalipun telah dititipkan pada Ulama sekalipun? 

Jawabnya tentu anda sudah faham, bahwa Sang Anak tumbuh menjadi orang Shalih, pemimpin yang Zuhud, Ulama yang cerdas, bahkan dimasukkan dalam jajaran Khulafa Rasyidin. Rakyat makmur dibawah kepemimpinannya. Ketika memimpin malah semakin miskin, kurus, mata cekung, kulit makin kasar. Ketika wafatnya, tak mewariskan harta ssdikitpun buat anak-anaknya karena tak punya, sekalipun ia khalifah. 

Pada saat yang sama, perdana menterinya bergelimang harta yang mewah. Ia mewariskan banyak harta pada anak-anaknya. Namun harta itu semua habis, dan anak-anaknya malah miskin sampai minta-minta pada anaknya 'Umar bin 'Abdul 'Aziiz

Sebaliknya 'Umar bin 'Abdul 'Aziiz tak mewariskan harta untuk anak-anaknya, tapi Allah menjadikan anak-anaknya penuh kecukupan. 

Begitulah Allah memberikan pelajaran kepada kita... 
Anda pasti banyak mengambil hikmah dari kisah ini jika anda merenunginya... 

Yakni tentang perhatian, didikan, ketegasan karena Allah, dari ortu ke anak. Selain itu keshalihan dan ketaqwaan 'Umar bin 'Abdul 'Aziiz menjadi sebab Allah menjaga keturunannya, tidak kepada sebaliknya... 

Semoga bermanfaat... 

Akhûkum, 
Abû Hâzim Mochamad Teguh Azhar, MA. 

Beusi, menunggu Dzhuhur di Ma'had Daar El 'Ilmi...